Professional Documents
Culture Documents
Journal Reading Aditya Pratama - G4A016130
Journal Reading Aditya Pratama - G4A016130
Pembimbing :
dr. Ariadne Tiara Hapsari, M. Si. Med, SpA
Oleh :
Aditya Pratama
G4A016130
SMF ILMU KESEHATAN ANAK – RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO – FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN – PURWOKERTO – 2018
ABSTRAK
Tujuan : Metode Kanguru dapat memberikan dukungan terhadap pemberian ASI serta pertumbuhan yang adekuat pada
bayi berat lahir rendah. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis hubungan kecepatan penambahan berat badan
pada saat dilakukan Metode Kanguru serta faktor-faktor terkait lain pada ibu dan bayi
Metode : Penelitian ini menggunakan metode nested cross-sectional yang dilakukan secara kohort pada bayi baru lahir
yang dilakukan Metode Kanguru. Bayi baru lahir sebagai subjek pada penelitian ini lahir di pusat studi Metode Kanguru
di Brazil. Data bayi berat lahir rendah (n = 78) dan bayi preterm (n = 70) yang dilakukan Metode Kanguru dikumpulkan
pada bulan Januari – Juli 2014. Faktor ibu dan faktor bayi memiliki hubungan dan korelasi terhadap kecepatan
penambahan berat badan (gram/kg/hari) pada tiap tahap Metode Kanguru (p < 0,05).
Hasil : Rerata kecepatan penambahan berat badan bayi mengalami peningkatan dari 0,12 ± 11,11 gram/kg/hari pada
tahap I Metode Kanguru menjadi 13,47 ± 4,84 gram/kg/hari pada tahap III Metode Kanguru (p < 0,001), serta
presentase peningkatan berat badan secara adekuat terjadi pada tahap III Metode Kanguru (p < 0,001). Berat lahir
memiliki korelasi negatif dengan kecepatan penambahan berat badan pada tahap I dan tahap II Metode Kanguru. Berat
lahir < 1500 gram memiliki hubungan dengan kecenderungan untuk mengalami kecepatan penambahan berat badan
secara adekuat pada tahap I Metode Kanguru (OR = 0,1; 95% CI 0,01 – 0,78; p = 0,012). Pada tahap III Metode Kanguru,
usia ibu memiliki korelasi positif dengan kecepatan penambahan berat badan.
ABSTRAK
Kesimpulan : Kecepatan penambahan berat badan memiliki hubungan dengan usia ibu dan usia bayi (usia kehamilan,
berat lahir, kesesuaian berat badan dengan usia kehamilan, lama rawat di rumah sakit dan skor Apgar pada lima menit
pertama). Pengetahuan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan penambahan berat badan serta
karakteristik penambahan berat badan pada tiap-tiap fase Metode Kanguru dapat menjadi pedoman dalam mencapai
penambahan berat badan secara adekuat.
Kata Kunci:
Metode Kanguru; Pertumbuhan; Penambahan Berat Badan; Bayi Baru Lahir; Neonatologi
KETERBATASAN PENELITIAN
Pertumbuhan Bayi Preterm Faktor-Faktor Terkait Lain Pengaruh pada Tiap Tahap
dan BBLR Usia Kehamilan, Berat Lahir, Kesesuaian Metode Kanguru
Berat Lahir dengan Usia Kehamilan, Lama Rawat
dan Skor Apgar 5 Menit Pertama
(Lamy Filho et al., 2008; Freitas dan Camargo, 2007; Penalva dan Schwartzman, 2006; Tudehope et al., 2012; Sassa et al., 2011; Anchieta et al., 2004e)
PENDAHULUAN
1. Persiapan bayi
PMK Tahap I
Dilakukan segera setelah bayi 2. Persiapan ibu/pengganti
lahir di ruang bersalin 3. Atur posisi bayi
4. Ibu/pengganti memasang kain gendongan
PMK Tahap II 5. Ibu/pengganti memakai baju longgar
Dilakukan di ruang rawat gabung
ibu dan bayi baru lahir 6. Evaluasi posisi bayi
7. Ibu/pengganti memberikan ASI pada bayi
Kecepatan penambahan berat badan bayi per-hari (gram/kg/hari) memiliki manfaat untuk menilai kecukupan
nutrisi, membantu penegakkan diagnosis defisit pertumbuhan serta membantu dalam identifikasi kondisi
kesehatan bayi baru lahir (Cardoso-Demartini et al., 2013; Jones et al., 2013; Tudehope et al., 2012)
METODE
Populasi penelitian adalah seluruh bayi
preterm dan BBLR yang telah melakukan
Metode penelitian menggunakan seluruh tahap Metode Kanguru (n=78
nested-cross-sectional yang (bayi); 70 (ibu))
dilakukan secara kohort pada bayi
baru lahir dan BBLR Kriteria inklusi : bayi baru lahir dengan
berat lahir rendah (<2500 gram) dan bayi
preterm (UK <37 minggu) yang sedang
Tempat penelitian di Assis melakukan tahap III Metode Kanguru dan
Chateaubriand Materniy-school didampingi oleh ibu
pada Federal University of Ceara,
Fortaleza, Ceara, Brasil
SUBYEK
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
• Dilakukan pada Bulan Januari – Juli 2014
• Data tahap I dan tahap II dikumpulkan melalui rekam medis, kartu kontrol kehamilan
dan kuesioner; Data tahap III dikumpulkan melalui kuesioner
• Variabel bebas : kecepatan penambahan berat-badan
• Variabel terikat : usia, tingkat pendidikan, paritas (ibu); usia kehamilan, berat lahir,
kesesuaian berat lahir dengan usia kehamilan, skor Apgar, durasi Metode Kanguru (bayi)
• Rumus kecepatan penambahan berat badan (Fenton et al., 2013; Senterre dan Rigo, 2012):
• Analisis univariat menggunakan rerata, standar deviasi, odds ratio dan confidence interval baik pada
kategori ibu maupun kategori bayi baru lahir
• Analisis bivariat menggunakan odds ratio, uji Fischer dan uji McNemar (untuk menentukan keterkaitan
kecepatan penambahan BB pada tiap-tiap tahap PMK), uji Spearman (untuk menentukan keterkaitan
variabel kontinyu), uji Friedman dan Conover (untuk menentukan perbandingan kecepatan penambahan
BB pada tiap-tiap tahap PMK)
• Regresi Linear Multivariat menggunakan variabel kecepatan penambahan BB pada tahap III PMK dengan
variabel independen pada ibu dan bayi serta BB dan durasi pada tahap III PMK
• Metode penelusuran ke belakang (kohort) dilakukan pada tahap III PMK
• Nilai p < 0,05 dinyatakan signifikan secara statistik pada tiap-tiap analisis statistik
HASIL
HASIL ANALISIS UNIVARIAT
• Terdapat korelasi negatif antara skor Apgar pada 5 menit pertama dengan
kecepatan pertumbuhan tahap II PMK sesuai dengan hasil penelitian Penalva
dan Schwartzman (2006)
PEMBAHASAN
• Terdapat korelasi positif antara usia kehamilan dan skorApgar 5 menit pertama dengan
kecepatan penambahan BB pada tahap III PMK kondisi klinis, nutrisi dan
perkembangan motorik lebih baik (Brasil, 2011; Penalva dan Schwartzmann, 2006)
• Pada PMK tahap III terdapat penurunan angka kemungkinan penambahan berat badan
secara inadekuat pada bayi dengan KMK sesuai dengan hasil penelitian Anchieta et
al. (2004a)
• Pada PMK tahap III terdapat korelasi positif antara lama rawat di RS pada tahap I PMK
dengan kecepatan penambahan BB perawatan di RS lebih lama memiliki pengaruh
pada perkembangan bayi baru lahir (Freitas dan Camargo, 2007)
PEMBAHASAN
• Terdapat korelasi positif antara usia ibu dengan kecepatan penambahan BB pada
tahap III PMK semakin dewasa usia ibu semakin dapat melakukan perawatan bayi
secara mandiri, kehamilan pada usia remaja penghasilan rendah kekurangan
nutrisi pada bayi (UNFPA, 2013; Lakew dan Worku, 2014)
• Terdapat keterbatasan penelitian sampel terlalu kecil (tempat tidur pada tempat
penelitian hanya lima), tidak mengendalikan faktor kondisi klinis dan status nutrisi, jam
kerja RS relatif singkat; Kesulitan dalam melakukan penelitian selanjutnya tidak
semua RS melakukan ketiga tahap PMK
KESIMPULAN
• Presentase penambahan BB yang adekuat lebih besar pada PMK
tahap III dibandingkan dengan PMK tahap I dan tahap II
• Terdapat korelasi negatif antara usia kehamilan dan berat lahir
pada tahap I; skor apgar 5 menit pertama pada tahap II; serta
dengan lama rawat di RS pada tahap III dengan kecepatan
penambahan BB
• Terdapat korelasi positif antara usia ibu, skor Apgar pada 5
menit pertama dan usia kehamilan pada tahap III dengan
kecepatan penambahan BB
KESIMPULAN
Anchieta, L.M., Xavier, C.C., Colosimo, E.A. 2004a. Growth of preterm newborns during the first 12
weeks of life. Journal de Pediatria. 80(4): 267-276. http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0021-
75572004000500005&script=sci_arttext. Diakses pada 30 Oktober 2014
Anchieta, L.M., Xavier, C.C., Colosimo, E.A. 2004b. Growth velocity of preterm appropriate for
gestational age newborns. Journal de Pediatria. 80(5): 417-424.
http://www.scielo.br/pdf/jped/v80n5/v80n5a14.pdf. Diakses pada 12 November 2014
Bera, A., Ghosh, J., Singh, A.K., Hazra, A., Mukherjee, S., dan Mukherjee, R. 2014. Effect of kangaroo
mother care on growth and development of low birthweight babies up to 12 months of age: a
controlled clinical trial. Acta Paediatrica. 103: 643-650.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/apa.12618/abstract;jsessionid=416B8BBC1A73E7119E5
BEF3301CBBC4F.f01t02. Diakses pada 12 November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Brasil. Ministerio de Saude. Secretaria de Atencao a Saude. Departamento de Acoes
Programaticas e Estrategicas. 2013. Humanized care low birth weight: Kangaroo method:
Technical manual. Edisi ke-2. Brasilia: Editora do Ministerio da Saude.
http://bvsms.saude.gov.br/bvs/publicacoes/atencao_saude_recem_nascido_profissionais_v4.p
df. Diakses pada 12 November 2014
Cardoso-Demartini, A.A., Bagatin, A.C., Silva, R.P.G.V.C., Boguszewski, M.C.S. 2013. Growth
Growth of preterm-born children. Arquivos Brasileiros de Endocrinologia and Metabologia.
55(8): 534–540. http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0004-
27302011000800006. Diakses pada 22 September 2013
Conde-Agudelo, A., Beliza´n, J.M., Diaz-Rossello, J. 2011. Kangaroo mother care to reduce
morbidity and mortality in low birthweight infants (Review). The Cochrane Library. Edisi ke-3.
http://apps.who.int/rhl/reviews/CD002771.pdf. Diakses pada 20 September 2013
Fenton, T.R., Kim, J.H. 2013. A systematic review and metaanalysis to revise the Fenton growth
chart for preterm infants. BMC Pediatrics. 13(59): 1–13.
http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2431-13-59.pdf. Diakses pada 20 Sept 2013
DAFTAR PUSTAKA
Fenton, T.R., Nasser, R., Eliasziw, M., Kim, J.H., Bilan, D., Sauve, R. 2013. Validating the weight
gain of preterm infants between the reference growth curve of the fetus and the term infant.
BMC Pediatrics. 13(92): 1–10. http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2431-13-
92.pdf. Diakses pada 20 September 2014
Freitas, J.O., Camargo, C.L. 2007. Kangaroo Mother Method: newborn weight outcome. Acta
Paulista de Enfermagem. 20(1): 75–81. http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0103-
21002007000100013&script=sci_arttext. Diakses pada 12 November 2014
Goldenberg, R.L., McClure, E.M. 2015. Maternal, fetal and neonatal mortality: Lessons learned
from historical changes in high income countries and their potential application to low income
countries. Maternal Health, Neonatology, and Perinatology. 1: 1-10. 1, 1–10.
http://www.mhnpjournal.com/content/pdf/s40748-014-0004-z.pdf. Diakses pada 22 Februari
2015
Jones, E., Bell, S., Shankar, S. 2013. Managing slow growth in preterm infants fed on human
milk. Journal of Neonatal Nursing. 19: 182-188.
http://www.journalofneonatalnursing.com/article/S1355-1841(13)00066-5/pdf. Diakses pada
12 November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Lakew, W., Worku, B. 2014. Follow-up profile and outcome of preterms managed with kangaroo
mother care. Open Journal of Pediatrics 4: 143–147.
http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=46142#.VOOdsfnF_w4. Diakses
pada 12 November 2014
Lamy Filho, F., Silva, A.A.M., Lamy, Z.C., Gomes, M.A.S.M., Moreira, M.E.L., Grupo de Avaliacao do
Metodo Canguru, Rede Brasileira de Pesquisas Neonatais. 2008. Evaluation of the neonatal
outcomes of the kangaroo mother method in Brazil. Jornal de Pediatria. 84(5), 428–435.
http://www.scielo.br/pdf/jped/v84n5/v84n5a09.pdf. Diakses pada 21 September 2013
Medronho, R.A. 2009. Epidemiologia. Edisi Kedua. Sao Paulo: Ed. Atheneu
Olusanya, B.O., Renner, J.K. 2011. Predictors of growth velocity in early infancy in a resource-poor
setting. Early Human Development. 87: 647–652.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S037837821100185X. Diakses pada 30 Oktober
2014
Penalva, O., Schwartzman, J.S. 2006. Descriptive study of the clinical and nutritional profile and
follow-up of premature babies in a Kangaroo Mother Care Program. Jornal de Pediatria. 82(1): 33–
39. http://www.scielo.br/pdf/jped/v82n1/v82n1a08.pdf. Diakses pada 12 November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Rodgers, C. 2013. Why Kangaroo mother care should be standard for all newborns. Journal of
midwifery and women’s health. 58(3), 249-252.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jmwh.12010/epdf. Diakses pada 30 Oktober 2014
Sassa, A.H., Higarashi, I.H., Bercini, L.O., Arruda, D.C., Marcon, S.S. 2011. At-risk infants:
monitoring children’s growth in the first year of life. Acta Paulista de Enfermagem. 24(4): 541–
549. http://www.scielo.br/pdf/ape/v24n4/a15v24n4.pdf. Diakses pada 20 September 2013
Senterre, T., Rigo, J. 2012. Reduction in postnatal cumulative nutritional deficit and improvement
of growth in extremely preterm infants. Acta Pædiatrica. 101: 64–70.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21854447. Diakses pada 18 Desember 2014
Tudehope, D., Gibbons, K., Cormack, B., Bloomfield, F. 2012. Growth monitoring of low
birthweight infants: What references to use? Journal of Paediatrics and Child Health. 48: 759–767.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22970670. Diakses pada 12 November 2014
United Nations Population Fund—UNFPA. 2013. The State of World Population 2013. Motherhood
in Childhood: Facing the challenge of adolescent pregnancy. UNFPA.
http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/EN-SWOP2013-final.pdf. Diakses pada 5 Mei
2014
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization—WHO. 2006. WHO child growth standards: Length/height-for-age,
weight-for-age, weight-forlength, weight-for-height and body mass index-for-age. Methods and
development. WHO (nonserial publication). Geneva: WHO
World Health Organization—WHO. 2012. Born too soon: The global action report on preterm
birth. http://whqlibdoc.who.int/publications/2012/9789241503433_eng.pdf. Diakses pada 22
September 2013