You are on page 1of 12

Mental Foramen Mimicking as

Periapical
Pathology - A case report
Journal of Health Sciences
Anusha Rangare Lakshman1 , Sham Kishor Kannepady2 ,
Chaithra Kalkur1
1Department of Oral Medicine and Radiology, Century International Institute of
Dental Science and Research Centre,
Poinachi, Kasaragod – 671541, Kerala, India, 2School of Dentistry, International
Medical University, Kuala Lumpur, Malaysia
Pendahuluan
• Banyak artikel telah membahas mengenai berbagai kondisi yang
dapat terlihat seperti lesi inflamasi periapikal, misalnya karsinoma,
kista odontogenik dan periapical cemental dysplasia.
• Kesalahan pemrosesan film juga telah dilaporkan dapat menjadi
penyebab adanya gambaran yang terlihat sebagai infeksi peripikal
• Anatomi normal seperti foramen mental atau foramen insisivum
yang terlihat sebagai gambaran radiolusen pada gigi dapat
menyebabkan dilemma diagnostik.
• Laporan kasus ini menjelaskan struktur anatomis foramen mental
(MF) yang bermanifestasi sebagai radiolusensi periapikal pada akar
premolar kedua kanan bawah, terlihat sebagai patologi periapikal.
Case Report
• Seorang pasien pria berusia 30 tahun datang ke dokter
gigi spesialis penyakit mulut dan Radiologi dengan
keluhan gigi bolong di sebelah kanan rahang bawah
sejak enam bulan yang lalu. Pasien mempunyai riwayat
nyeri tumpul, intermiten, dan tidak menyebar. Tidak
ada riwayat medis dan keluarga.
 Pada pemeriksaan intra oral, terlihat kavitas kelas II
pada premolar kedua kanan, molar pertama dan
kedua. Diagnosis sementara yaitu pulpitis irreversibel
kronis untuk gigi molar pertama dan kedua, dan karies
D5 untuk gigi permolar kedua.
• Radiografi periapikal dari posterior mandibula
kanan memperlihatkan radiolusensi koronal
difus yang melibatkan pulpa tanpa perubahan
periapikal pada molar mandibula. Premolar
kedua rahang bawah memperlihatkan adanya
radiolusensi koronal difus yang mendekati
pulpa dengan lamina dura utuh di daerah
periapikal.
Pada (Gambar 1) terlihat bahwa terdapat
radiolusensi di daerah apeks gigi
premolar kedua dengan batas-batas yang
kurang jelas, dan terlihat seperti patologi
periapikal.
Selanjutnya, radiografi kedua (Gambar 2) diambil pada angulasi yang
berbeda yang memperlihatkan temuan yang sama.
Radiolusensi lebih ke arah mesial dengan lamina dura yang utuh di sekitar
gigi. Terlihat juga pelebaran akar di sepertiga apikal dari premolar kedua
yang diduga hypercementosis.
Pasien dirujuk ke Departemen Konservasi dan Endodontik untuk
perawatan lebih lanjut.
Diskusi
MF adalah pembukaan pada permukaan anterolateral
mandibula, yang umumnya terlihat berbentuk oval atau
lingkaran  tempat keluarnya mentalis neurovascular.

Setelah melewati foramen mandibula, saraf dan arteri


alveolar inferior, keluar di foramen mental sebagai saraf
dan pembuluh darah yang menginervasi gigi bawah, bibir,
gingiva dan jaringan lunak daerah dagu.

Terdapat variasi posisi foramen mental. Posisi yang paling


sering yaitu berada di antara dan di bawah apeks
premolar pertama dan kedua.
Diskusi
• Secara radiografis, foramen ini tampak sebagai
area radiolusen kecil, berbentuk oval atau
bulat yang terletak di apikal gigi premolar
rahang bawah. Tidak adanya MF dan
keberadaan multiple MF jarang ditemukan.
Diskusi
• Ketika diproyeksikan pada salah satu apeks
premolar, MF mungkin terlihat sebagai penyakit
periapikal seperti yang terlihat dalam kasus.
• Dalam kasus ini, lamina dura terlihat utuh, tidak
terputus atau hilang, dan juga tidak terlihatnya
pelebaran ruang periodontal  menunjukkan
daerah radiolusen merupakan tanda anatomis.
• Bila lamina dura tumpang tindih dengan MF ,
akan terlihat lamina dura yang memiliki densitas
rendah sehingga sulit untuk dilihat.
Diskusi
• Pada gambaran radiografi kedua yang diambil
dari sudut lain ,memperlihatkan gambaran
lamina dura yang tetap utuh, tidak terputus
atau hilang.
• Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
gambaran radiolusen tersebut merupakan
foramen mental yang terlihat seperti penyakit
periapikal.
Kesimpulan
• Pengetahuan dasar tentang variasi normal pada
struktu anatomi gigi dan tulang rahang adalah
wajib untuk diketahui semua dokter gigi,
sehingga kita dapat menghindari misdiagnosis.
• Radiografi intraoral merupakan gambaran dua
dimensi dari objek tiga dimensi, sehingga metode
radiografi yang lebih baik harus dilakukan untuk
kasus ini untuk mengatasi keterbatasan yang ada.
Referensi
• Lakshman, A., Kannepady, S., Kalkur, C. (2014).
Mental foramen mimicking as periapical
pathology – A case report. Journal of Health
Sciences, 4(2), pp.126-129.

You might also like