RESKY SRI AGUSTIN (F 221 16 012) A. Sejarah Arsitektur Barok Arsitektur Baroque adalah gaya bangunan pada era Baroque, era ini dimulai pada abad ke 16 di Italia dan negara-negara Katolik sebagai reaksi dari reformasi Protestan (gerakan Protestantism). Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissance. Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen- komponen klasik lainnya. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan komponen- komponen tersebut, dimana saat Renaissance kebebasan ini tidak dapat diterima (ada aturan-aturan baku). B. Karakteristik Arsitektur Barok Menurut Sullivan (2005), bahwa karateristik seni Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension. Arsitektur Baroque lebih menitikkan pada elemen bayangan pada karya arsitektur, gelap, mencekam, khidmat. Baroque juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya naves yang zaman sebelumnya panjang dan sempit digantikan oleh bentuk yang lebih lebar dan sirkular, penggunaan cahaya secara dramatis, kaya akan ornamen, langit-langit yang dipenuhi fresco (wall painting) dalam skala besar, facade eksternal yang memiliki karakter proyeksi terpusat yang dramatis, interior seringkali tidak lebih dari tempat bagi lukisan dan patung ukiran. C. Denah Ada dua prinsip utama di dalam gereja gereja Barok dalam denahnya, yaitu memperpanjang atau “mengulur” denah memusat dan pemusatan denah membujur (longitudinal). Karakteristik dari Barok hubungan luar bangunan dan dalam bangunan dihubungkan dengan artikulasi Antara lain dengan patung , monument maupun ruang-ruang terbuka didalam yang dikelilingi bangunan. D. Konstruksi Arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissance. Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-komponen klasik yang digunakan Arsitektur Renaissance E. Ornamen Arsitektur Baroque sangat kaya akan ornament, seperti patung patung, penggunaan cahaya secara dramatis, langit-langit yang dipenuhi fresco (wall painting) dalam skala besar,
St. Paul’s Cathedral Trevi Fountain karya Nicola Salvi (Sumber:
Interior Arsitektur Baroque yang kaya akan pinterest.com) Ornamen Bagian Dalam St Peter’s Basilica (Sumber: flickr.com) F. Perkembangan Arsitektur Barok a. Spanyol Arsitektur Baroque di Spanyol bisa dilihat pada fasad bangunan Granada Cathedral (oleh Alonso Cano) dan Jaén Cathedral (oleh Eufrasio López de Rojas). Karya-karya tersebut menunjukkan kefasihan seniman dalam menggabungkan motif tradisional arsitektur katedral Spanyol dengan chiaroscuro Baroque. Desain melibatkan permainan elemen tektonik dan dekoratif dengan sedikit hubungan dengan struktur dan fungsi. b. Perancis Perancis menjadi salah satu pusat arsitektur sekular Baroque selain di Roma. Karya Arsitektur Palais du Luxembourg oleh Salomon de Brosse menjadi tanda masuknya Baroque. De Brosse memadukan unsur-unsur tradisional Perancis (misalnya atap mansard tinggi) dengan nukilan/kutipan italianate (misalnya ubiquitous rustication, berasal dari Palazzo Pitti di Florence). Langkah berikut dalam pengembangannya arsitektur rumah Eropa, dimana melibatkan integrasi kebun dalam komposisi istana.