You are on page 1of 21

penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan

struktural THINK PAIR SQUARE (TPS)

OLEH
DESFI HELVINA

NIM: 1005112641

TAHUN LULUS : 2016


Fase-fase Think Pair Square

Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan


memberikan tugas kepada semua kelompok

Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut


sendiri

Siswa berpasangan dengan salahsatu rekan dalam kelompok


dan berdiskusi dengan pasangannya

Kedua pasangan bertemu kembali dengan kelompok


berempat. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk
membagi hasil kerja kepada kelompok berempat.
Penerapan Think Pair
Square

A. Kegiatan awal
1) Guru mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan untuk
mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan berikut:
Meminta ketua kelas untuk menyiapkan dan memimpin doa
bersama sebelum belajar
Mencek kehadiran siswa
2) Guru mendiskusikan kompetensi yang susdah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan.
3) Guru menyampaikan kompetensi yang kan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
pemasalahan atau tugas melalui kegiatan berikut:
Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan informasi secara singkat tentang langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru mengintruksikan siswa untuk duduk dalam kelompok
yang telah ditentukan sebelumnya.
Guru membagikan LKS
B. Kegiatan inti
Tahap think
5) Guru meminta siswa mengamati permasalahan yang
ada di LKS
6) Guru meminta siswa untuk dapat mrngajukan
pertanyaan tentang apa yang sudah diamati.
7) Guru meminta siswa menjawab dan memahami
pertanyaan-pertanyaan pada LKS
8) Guru meminta siswa menganalisis, menalar, dan
menyimpulkan informasi yang telah diperoleh atau
dikumpulkan melaui LKS
9) Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan
secara tertulis pengetahuan yang telah diperoleh pada
kolom yang telah disediakan pada tahap think LKS
Tahap pair
10) Guru meminta siswa dengan pasangannya
mengamati hasil pemikiran mereka pada keiatan
think.
11) Dari pengamatan hasil pemikiran mereka pada
kegiatan think tersebut siswa saling bertanya tentang
informasi yang tidak dipahaminya.
12) Agar dapat menjawab pertanyaan yang muncul
siswa dengan pasangannya mengumpulkan informasi.
13) Melalui diskusi dengan pasangannya, siswa
menyimpulkan informasi yang telah diperoleh.
14) Hasil dari pengetahuan yang diperoleh siswa
dikomunikasikan secara tertulis dalam kolom yang
telah disediakan pada kegiatan pair di LKS
Tahap Square
15) Siswa dalam kelompok mengamati hasil pemikiran mereka
pada kegiatan think dan pair
16) Dari pengamatan hasil pemikiran mereka pada kegiatan
think dan pair tersebut siswa saling bertanya tentang
infermasi yang tidak dipahami
17) Secara berkelompok siswa berdiskusi tentang informasiyang
tidak dipahami.
18) Melalui diskusi dalam kelompok siswa menyimpulkan
informasi yang telah diperoleh.
19) Hasil dari pengetahuan yang diperoleh siswa yang
dikomunikasikan secara trtulis dalam kolom yang telah
disediakan pada kegiata square di LKS
20) Siswa wakil dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
dengan seluruh siswa dikelas.
21) Guru meminta siswa lainnya memperhatikan dengan cermat
dan memberikan tanggapan.
C. Kegiatan akhir
22) Guru bersama-sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan tentang materi yang sudah
dipelajari.
23) Guru menguumkan penghargaan kelompok
24) Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan melalui tes tertulis.
25) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya sebagai kegiatan tindak
lanjut.
26) Guru menutup pembelajaran dengan memberi
salam.
Hubungan Model pembelajaran kooperatif
pendekatan stuktural TPS dengan hasil
belajar matematika.

Hasil belajar matematika merupakan tujuanakhir untuk


mengetahui tuntas atau tidaknya seseorang setelah menerima
atau menyelesaikan masalah dari materi pelajaran yang telah
diberikan. Untuk meningkatkannya dibutuhkan kecakapan dan
keterampilan guru dalam mengembangkan pengetahuan siswa.
Keterampila itu menggunakan metode pembelajaran yang
menarik kepada siswa.
TPS merupakan salah satu tekhnik yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang
lain. Pada tahap think, siswa akan memikirkan
jawaban LKS secara individu, lalu jawaban itu
akan didisskusikan dengan pasangannya melalui
tahap pair. Setelah mereka mendiskusikan materi
itu secara berpasangan, maka kedua pasangann
akan bertemu kembali dalam kelompok
kooperatifnya untuk mendiskusikan jawaban
yang telah mereka dapatkan, tahap ini disebut
dengan square
Penerapan Model pembelajaran
kooperatif pendekatan struktural
Numbered Head Together (NHT)

Oleh :
Defriadi Kasmedi

Tahun lulus:
2016
pendekatan struktural Numbered
Head Together (NHT) adalah suatu
pembelajaran dengan
pengelompokkan yang heterogen,
adanya pertanyaan yang diajukan
oleh guru dan memastikan semua
anggota kelompok mengetahui
jawaban tersebut.
Fase-fase kooperatif pendekatan struktural
Numbered Head Together (NHT)

 Langkah 1 : penomoran
guru membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang dan pada setiap kelompok
diberi nomor 1 sampai 5
 Langkah 2 : mengajukan pertanyaan
guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,
pernyataan dapat bervariasi. Pernyataan dapat
spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau kalimat
arahan
 Langkah 3 : Berfikir Bersama
siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban
pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban itu.
 Langkah 4 : menjawab
guru memanggil siswa dengan nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengancungkan tangannya dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas.
1. Tahap persiapan
• KD memahami pengertian relasi dan fungsi dan
menghitung nilai suatu fungsi.
• Perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP,
LKS, Kisi-kisi UH, Soal UH, Dan lembar
Pengamatan.
• Menetukan skor dasar individu dari hasil ulangan
atau tes.
• Menyusun kelompok kooperatif NHT berjumlah
4 orang dalam satu kelompok dengan kemampuan
yang heterogen.
2. Tahap Pada tahap ini guru menggunakan
langkah-langkah pembelajaran
Penyajian kooperatif pendekatan struktural
NHT Yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan
Fase 1 (menyampaikan tujuan dan motivasi siswa)
1. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan cara berdoa dan mengecek kehadiran siswaama membahas
Pr
2. Guru meminta siswa mengumpulkan PR dan bersama-sama
membahas PR yang belum dimenerti oleh siswa..
3. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas kepada
siswa
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
kepada siswa
5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh yang relevan
dengan materi.
6. Guru menginatkan kembali tentang kosep yang sudah dipelajari
sebelumnya yang mendukung materi yang akan dipelajari.
Fase 2 (menyajikan Informasi)
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan
memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan
Fase 3 (mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-
kelompok belajar)
8. Guru mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok-kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
dengan cara:
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
b. Guru memastikan bahwa setiap kelompok telah
mengetahui nomornya masing-masing (penomoran)
c. Guru membagikan LKS yang dicantumkan lembar
soal kepada siswa dalam kelompok sebagai bahan yang
akan dikerjakan nantinya. (mengajukan pertanyaan.
b. Kegiatan Inti
Fase 4 (Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar)
1) Setiap siswa berdiskusi didalam kelompok dengan mengerjakan LKS
2) Guru memantau pekerjaan tiap kelompok selama mengerjakan LKS fase 5
(Evaluasi)
3) Setiap kelompok memberi laporan hasil kerja kelompoknya (berdasarkan LKS)
pada kertas karton yang telah disediakan.
4) Guru meminta siswa untuk menempelkan /menuliskan laporan hasil kerja
kelompok dipapan tulis. Salah seorang siswa diminta untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya (LKS) didepan kelas , dan siswa yang lain diminta
untuk mengecek dan menanggapi presentasi teman mereka.
5) Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok lain untuk
menanggapi dan menyampaikan pendapatnya.
6) Setelah menyajikan LKS, Guru meminta siswa untuk bekerjasama dengan
kelompoknya dalam menyelesaikan lembar soal dan mencari jawaban yang paling
tepat serta memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban soal
tersebut.
7). Guru memanggil identitas siswa untuk diminta
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan
kelas. (menjawab)
8). Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan
kelompok lain yang bernomor sama untuk membantu
apabila perwakilan kelompok yang terpilih mengalami
kesulitan dalam mempresentasikan hasil diskusinya.
9). Guru memfasilitasi komunikasi antara kelompok yang
memberikan tanggapan.
Fase 6 (penghargaan)
10). Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi melalui
berbagai sumber.
11). Guru memberikan penguatan berupa pujian atas usaha
dari kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dengan baik.
Kegiatan penutup
1) Guru membimbing siswa untuk
memahami simpulan
2) Guru melakukan evaluasi
dengan meminta siswa
mengerjakan beberapa
soalyang diberikan.
3) Guru memberikan PR sebagai
tindak lanjut dari kegiatan
pembelajaran.
4) Guru meminta siswa
mempelajari materi selanjutnya
Sikap merupakan suatu yang dipelajari dan sustu sikap
menentukan bagaimana individu bereaksi terhada situasi
serta menetukan apa yang dicari individu dalam kegiatan.
Menurut hill (dalam Trianto, 2007) NHT memiliki
kelebihan diantaranya dapat meningkatkatkan prestasi
belajar siswa , mampu memperdalam pemahaman siswa,
menyenangkan siswa dalam belajar mengembangkan sikap
positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa,
mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa
percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki,
serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
NHT dirancang untuk pola interaksi siswa, yang
melibatkan siswa dalam menelaah materi dan dapat lebih
memahami terhadap isi pelajaran , yang melibatkan siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pembelajaran dan mengkehendaki siswa saling membantu
dalam kelompok kecil.
melalui kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa diperkuat dengan penelitian dari
peneliti sebelumnya, yaitu penelitian oleh Feni Alvia (2014)
yang menyatakan penerapan model kooperatif NHT dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa salahsatunya
adalah sikap positif siswa.

You might also like