You are on page 1of 8

DISUSUN OLEH

NAMA : YURISTYA EKA PUTRI


NIM : 1714201095

DOSEN PENGAMPU
DR.Ns.Hj.Evi Hasnita,S.Pd,M.Kes
DR.Ns.Hj.Neila Sulung,S.Pd,M.Kes
PENGERTIAN THYPUS ABDOMINALIS
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan
dan gangguan kesadaran. Pada paratipus – jenis tipus yang
lebih ringan – mungkin sesekali mengalami buang-buang
air
PENYEBAB TYPHUS ABDOMINALIS

 Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi,


Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B.
Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora, mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum penderita
terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif
anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH
pertumbuhan 6 – 8.
PENULARAN TYPHUS ABDOMINALIS

 Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui


berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food
(makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah),
Fly (lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada
penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain.
TANDA DAN GEJALA KLINIS PENDERITA
TYPHUS ABDOMINALIS

 Gejala biasanya diawali dengan:


1. Rasa tidak enak badan
2. Nyeri yang tidak jelas
3. Sakit kepala
4. Bisa juga mimisan
5. Konstipasi
6. Lemas.
Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan
yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas
demam tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa
terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga
dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat
memudar bila ditekan.
PENCEGAHAN

 Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini


sudah ada Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau secara
minum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut.
 Atau dapat dengan cara :
1. Usaha terhadap lingkungan hidup :
 Penyediaan air minum yang memenuhi
 Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene
 Pemberantasan lalat.
 Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.
2. Usaha terhadap manusia
 Imunisasi
 Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal
hygiene
PENATALAKSANAAN
 Perawatan
 Penderita perlu dirawat di RS untuk di observasi, dan pengobatan.
 Harus istirahat
 5-7 hari bebas demam

 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus

 Mobilisasi bertahap, sesuai kondisi.


 Bila kesadran menurun harus diobservasi agar tidak terjadi aspirasi dan komplikasi yang lain
 Diet

 Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein (TKTP).


 Bahan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang, dan menimbulkan gas.
 Susu 2 kali sehari perlu diberikan.
 Bila anak sadar dan nafsu makan baik, dapat diberikan makanan lunak.
 Obat-obatan

 Kloramfenikol: 75 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis, dengan dosis maksimum 2 g/hari,
diberikan sampai 3 hari bebas panas, minimal diberikan 7 hari.
 Clotrimoxazol:(pilihan lain kloramfenikol) 6 mg Trimetoprim, 30 mg Sulfometoksazol/kg
BB/hari dibagi dalam 2 dosis, diberikan sampai 3 hari bebas panas.
 Ampisilin dan amoksisilin:merupakan derivat penisilin untuk pasien yang resistan terhadap
kloramfenikol.
 Antipiretik seperlunya.
 Vitamin B kompleks dan vitamin C (Ngastiyah, 1997).

You might also like