You are on page 1of 30

Metalurgi (2 SKS)

Nikel dan Timah


Ekstrasi logam
 Pada proses ekstraksi, energi dalam jumlah tertentu
digunakan untuk mengurangi atau menambahkan ion logam
dalam senyawanya (solid atau liquid) yang tergabung dengan
unsur lain dan untuk mengambil logam yang dinginkan dalam
bentuk unsurnya.
 Di alam material logam dalam bentuk senyawa disebut
mineral.
 Mineral yang logamnya dapat di ekstraksi dan bernilai
ekonomis disebut ore (bijih).
 Bijih (ore) biasanya ditemukan di alam masih tergabung
dalam material bebatuan. Pengotor yang berasal dari
bebatuan ini sebut gangue atau matrix.
 Selama ekstraksi logam, sebagian besar logam dapat dipisah
dari pengotornya (impurities) menggunakan sistem yang
terdiri dari beberapa fase.
 Pada ekstraksi logam, sebagian besar dari reaksi2 metalurgi
dilakukan pada suhu tinggi karena senyawa2dari bijihtersebut
biasanya relatif tidak stabil, dan juga untuk lebih
memudahkan pengambilan logamnya. Inilah dasar adanya
proses pyrometalurgi.
 Pada hydrometalurgi, proses reduksinya tergantung pada
manipulasi/rekayasa penguraian senyawa dari reaksi kimia
dalam larutan cairannya.
 Proses ekstraksi logam dari bijihnya hingga pemurniannya
disebut metalurgi ekstraksi.
 Pemilihan proses ekstraksinya berdasarkan sifat dari bijh dan
tipe dari logam yang akan diambil.
 Kandungan logam dalam bijih bisa beragam tergantung
kehadiran pengotor komposisi kimia dari bijih.
Pyrometallurgy
Hydrometallurgy
Tahapan ekstraksi logam dari bijihnya
secara umum :
1. Crushing dan pulverization (mereduksi ukuran bijih)
2. Concentration atau dressing bijih (pengkonsentrasian atau
pengolahan bijih)
3. Calcination dan Roasting bijih
4. Reduction (mereduksi logam oksida/sulfida menjadi logam
bebas)
5. Purification dan refining logam (pemurnian ataupun
pemurnian kembali logam)
Crushing(penghancuran) dan
Pulverization(penumbukan)
 Bijih pada umumnya ditemukan dalam bentuk
bongkahan bebatuan besar. Bongkahan besar bijih
tersebut dihancurkan menjadi bagian kecil2
menggunakan jaw crusher dan grinder.
 Bijih2 yang sudah dipotong2 dibentuk serbuk
menggunakan stamp mill ataupun ball mill. Ball
mill>>dimana bijih yang dihancurkan diletakkan
dalam silinder baja yang berisi bola2 besi,
kemudian diputar hingga bijih berbentuk serbuk.
Concentration (pengkonsentrasian) atau
dressing
 Pengkonsentrasian>>Bijih yang bercampur dengan pengotor semisal tanah, clay, batu kapur, dll harus
dihilangkan dari bijih, beberapa metode concentration yang umum digunakan adalah :
1. Gravity separation
Pada metode ini, pengotor yang ringan (massa jenis rendah) di hilangkan dari partikel bijih logam
berharga dengan pencucian dengan air. Digunakan untuk pengkonsentrasian bijih, semisal
hematite(Fe2O3), tinstone(SnO2) dan emas (Au).
2. Magnetic separation
Pada metode ini, bijih dipisahkan dari pengotornya berdasarkan sifat magnetik dari logam yang akan
diambil ataupun sebaliknya, misal pengambilan bijih timah(SnO2) yang bersifat non-magnetik tetapi
pengotornya bersifat magnetik semisal iron tungstate(FeWO4).
3. Froth floatation
Metode ini dikhususkan untuk bijih sulfida semisal Galena(PbS), Zinc blende(ZnS)atau
copperpyrites(CuFeS). Metode ini berdasarkan pada perbedaan sifat permukaandari bijih dan partikel
pengotornya. Partikel bijih sulfida lebih menyukai minyak (hydropbobic/tidak suka air) dan partikel
pengotor menyukai air (hydrophilic). Pada proses ini, bubuk bijih +air+minyak pinus+sodium ethyl
xanthate+dihembuskan udara +diaduk dengan kecepatan tertentu. Froth(gelembung) yang diproduksi
dari proses ini membawa bijih yang diinginkan dan partikel pengotor tertinggal dalam air dan dibuang
dari bawah tangki.
4. Metode kimia >> Leaching(pelindian)
Pada metode ini, bijih mineral oksida ditreatment dengan reagent (pereaksi) kimia yang sesuai yang
dapat melarutkan bijih meninggalka pengotor yang tidak larut. Reagen yang digunakan semisal asam
lemah misalnya NaCN (natrium cyanide) ataupun H2SO4 dll.
The differences between calcination
and roasting
Calcination Roasting
 Ore is heated strongly in  Ore is heated strongly in
the absence or limited the presence of air
suppy of air  This method is employed
 This method is employed for sulphide ores
for carbonate ores  SO2 gas is produced
 CO2 gas is produced 2ZnS + 3O2 2ZnO +
ZnCO3 ZnO + CO2 2SO2
Sejarah Nikel/Ni
 Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan
dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang
membedakan meteorit dari mineral lainnya.
 Nikel ditemukan dalam mineral pentalandite dan
violarate dalam bentuk lempeng-lempeng halus
dan butiran kecil bersama pyrothin dan
kalkopirit.
Sifat Nikel
 Nama: Nikel
 Simbol: Ni
 Nomor Atom: 28
 Massa Atom: 58.6934 amu
 Titik Leleh: 1452.0 C
 Titik Didih: 2900.0 C
 Struktur Kristal: Cubic
 Massa Jenis: 8.98 g/cm3
 Warna: Putih
INCO Process
INCO Process
Aplikasi Nikel
 Unsur-unsur paduan nikel biasa digunakan untuk
proses kimia, penelitian ruang angkasa dan reaktor
nuklir
 Paduan Ni-Cu atau biasa disebut Monel untuk
industri minyak dan industri listrik
 Paduan Ni, Cu dan Zn disebut juga German
Silver(perak Jerman) digunakan untuk pembuatan
Pita, ban dan Kawat
Sejarah Timah
 Dalam sejarah peradaban manusia, timah putih merupakan
salah satu logam yang dikenal dan digunakan paling awal. Timah
digunakan sejak 3.500 tahun sebelum masehi untuk logam
paduan. Sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahun
sebelum masehi. Sekitar 35 negara menghasilkan timah putih
untuk memenuhi kebutuhan dunia (minerals.usgs dotgov).
 Berupa endapan timah aluvial dan sering disebut sebagai
endapan timah sekunder atau disebut timah placer. Jenis bijih
timah ini sudah terlepas dari endapan induknya yaitu timah
primer, dan oleh air diendapkan kembali di tempat lain yang
lebih rendah.
 Mineral penghasil timah putih adalah kasiterit dengan rumus
kimia SnO2, dengan mineral ikutannya adalah pirit, kuarsa,
zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit,
xenotim, dan monasit.
Timah/Tin (Stannum/Sn)
 No atom=50
 Berat atom=118.71 amu
 Densitas=7.31 gm/cm3
 Titik lebur=231.9oC
 Titik didih=2270oC
 Mineral Timah di alam dapat berupa
Cassiterite=SnO2
 Konsentrat yg mengandung FeS teroksidasi menjadi oksida selama
peleburan.
 Reduksi SnO2 secara carbothermal (reaksi panas dan carbon) sebaiknya
pada suhu sedang. Pada suhu yang lebih tinggi (1200-1300oC)FeO lebih
stabil.
 Perbedaan stabilitas antara FeO dan SnO2 digunakan sebagai dasar
selektivitas mereduksi SnO2 menjadi Sn. Perbedaan stabilitas semakin
berkurang karena slag memiliki afinitas yang lebih tinggi pada oksida
timah dibandingkan dengan oksida besi dan kecenderungan untuk
memisah timah dari fe menjadi sulit.
 Tahap pertama, 99% mereduksi sebagian konsentrat timah dan hampir
semua Fe dalam terak. Selanjutnya terak direduksi lagi dalam 2 tahap.
Tahap pertama menghasilkan slag dg kandungan 4-5% timah dan pada
tahap kedua timah mengandung 20% Fe. tahap ketiga memiliki timah
yang sangat rendah. Jadi tahap kedua dan ketiga mengalami liquation
untuk menghilangkan Fe.
Aplikasi Timah
 Digunakan untuk plating kaleng ataupun material lainnya,
karena timah memiliki sifat tahan terhadap korosi dan
toksisitas.
 dll
Reverberatory furnace
Pierce-Smith Converter

You might also like