You are on page 1of 16

MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK


TAJDID
GALUH AYU BESTARI (201510490311001)

SAFIRA SUKMA PRADANA(201510490311007)

WIDYANINGSIH(201510490311008)

HIDAYATUL IHSANI (201510490311030)


MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM
YANG BERWATAK TAJDID
A. Tajdid Menurut Faham Muhammadiyah

Tajdi merupakan
pembaharuan,
Tajdid peningkatan
suatu dan pengembang
proses
d
pembaharuan dalam umat Islam untuk
menuju pada suatu kondisi yang lebih
baik. Muhammadiyah dalam
memaknai tajdid mengandung dua
pengertian,Yakni pemurniaan
(purifikasi), dan pembaruan
Untuk melaksanakan tajdid
diperlukan aktualisasi akal pikiran
yang cerdas dan akal budi yang
bersih yang dijiwai ajaran Islam.
Tajdid merupakan suatu proses
pembaharuan dalam umat Islam
untuk menuju pada suatu kondisi
yang lebih baik.
Tajdid dalam pandangan Muhammadiyah yang bersifat
purifikasi adalah “Tandhif al-Aqidah”, yaitu purifikasi
terhadap aqidah Islamiyah. Dalam arti aqidah Islam itu
harus dibersihkan betul dari segenap “rowasyia as-
syirik” yakni elemen-elemen syirik. Akidah merupakan
keyakinan hidup atau keimanan dengan meliputi semua hal
yang harus diyakini oleh semua muslim. Langkah-langkah
dakwah dan tajdid Muhammadiyah tersebut tercermin dalam
-kepeloporan mendirikan sekolah
Islam modern,
Muhammadiyah
pelayanan kesehatan,
= -penyantunan anak-anak yatim
miskin melalui gerakan Al-
gerakan pembaruan (tajdid)
Ma’un,
-dan mendobrak praktik
pemikiran Islam yang jumud
(statis,beku) dengan ijtihad
Dalam bentuk pembaharuan, Muhammadiyah
memaknai tajdid dengan pembaharuan Islam yang
membangun, mengembangkan, pemperbaharui
potensi sumberdaya manusia dalam hal ilmu
pengetahuan dan teknologi umat Islam. Adapun
pembaharuan Islam yang menyangkut organisasi,
Muhammadiyah merujuk kepada pesan Al-Qur’an
yang terkandung dalam QS. 3: 104,
menegaskan bahwa dalam melakukan gerakan dakwah
harus melalui ‘waltakum minkum ummatan’.
Pengertian ummah adalah kelompok, komunitas
atau organisasi. Jadi berdakwah di era global
seperti sekarang tidak bisa dilakukan secara
perseorangan tetapi sudah harus bersistem dan
membentuk sebuah organisasi dengan dilengkapi
manajemen modern.
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menempatkan diri
sebagai salah satu gerakan untuk menyebarluaskan ajaran
agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur ’an dan
as-Sunnah sekaligus membersihkan berbagai amalan yang
secara jelas meyimpang dari agama Islam baik berupa
kharafat, syirik maupun bid ’ah lewat gerakan dakwah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menjalankan dakwah
dan tajdid melalui system organisasi yang selalu dinamis
dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang
kokoh berdasarkan Al-Qur ’an dan as-Sunnah Shahihah
(Maqbullah), bukan semata-mata untuk pemurnian belaka,
tetapi sekaligus pembaruan dalam menjawab dan memandu
kehidupan di tengah perkembangan zaman.
dakwah
Mengandung dimensi
Karakter gerakan Muhammadiyah
tajdid -Pemurnian (tandhif al-aqidah al-Islamiyyah)
-Pembaruan (tajdid fi al-Islam)
B. Model-model Tajdid dalam Muhammadiyah

1. bidang keagamaan
2. pendidikan

3. kemasyarakatan
1. BIDANG KEAGAMAAN

pembaharuan dalam bidang


,keagamaan adalah memurnikan
kembali atau mengembalikan
kepada keasliannya.
Usaha pemurniaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penentuan arah kiblat dalam sholat, sebgai kebalikan dari kebiasaan sebelumnya, yang menghadap
tetap ke arah barat.

2. Penggunaan perhitungan astronomi dalam menentukan permulaan dan akhir bulan puasa (hisab)
sebagai kebalikan dari pengamatan perjalanan bulan oleh petugas agama.

3. Menyelenggarakan shalat bersama dilapangan terbuka pada hari raya Islam, idul fitri dan idul adha,
sebagai ganti seperti sholat yang serupa dalam jamaah yang lebih kecil, yang diselenggarakan di
masjid.

4. Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan kurban pada hari raya tersebut di atas, oleh panitia
khusus mewakili masyarakat Islam setempat, yang dapat dibandingkan sebelumnya dengan emberikan
hak istimewa dalam persoalan ini pada pegawai atau petugas agama (penghulu, naib, kaum, modin dan
lain sebagainya).

5. Penyampaian khutbah dalam bahasa Indonesia/daerah, sebagai ganti dari penyampaian khutbah
dalam bahasa arab.
6. Penyederhanaan upacara dan ibadah dalam upacar kelahiran,
khitanan, perkawinan, dan pemakaman dengan menghilangkan hal-hal
yang bersifat politheistis.

7. Penyederhanaan makam yang semula dihiasi secara berlebihan.

8. Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam orang suci


(wali).

9. Membersihkan anggapan adanya berkah yang bersifat ghaib, yang


dimiliki oleh para kyai tertantu dan pengaruh ekstrim pemujaan
terhadap mereka.

10. Pengguna kerudung untuk wanita, dan pemisahan laki-laki dan


wanita dalam pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan.
2. BIDANG PENDIDIKAN

Dalam kegiatan pendidikan, Muhammadiyah


mempelopori dan menyelenggarakan sejumlah
pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata.
Melalui bidang inilah pemahaman tentang Islam dapat
diwariskan dan ditanamkan dari generasi ke generasi.

segi cita-cita dan segi teknik pengajaran


3. BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN

Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan

didirikan Pertolongan Kesengsaraan oemoem (PKO) pada tahun 1923. Ide di

balik pembaharuan dalam bidang ini karena banyak di antara orang Islam

mengalami kesengsaraan dan hal ini merupakan kesempatan bagi kaum

muslimin untuk saling tolong menolong

You might also like