Professional Documents
Culture Documents
NIM : 1509010018
Uveitis didapatkan dari kata Greek uva (anggur) dan -itis (inflamasi)
Perubahan bentuk atau penampakan iris pada kucing mayoritas disebabkan oleh inflamasi yang
umumnya berkaitan dengan agen infeksi, inflamasi akibat infeksi sekunder dan immune-mediated.
Inflamasi pada iris, cilliary body, pars plana, dan atau choroid disebut uveitis.
Uveitis terbagi menjadi dua yakni anterior uveitis (iridocyclitis) dan posterior uveitis (chorioretinitis).
Agen penyebab uveitis umumnya sulit teridentifikasi selain itu, kejadian uveitis pada kucing
biasanya bersifat “idiopatik”.
Uveitis merupakan inflamasi pada traktus uvealis. Definisi uveitis yang digunakan sekarang menggambarkan setiap inflamasi yang tidak
hanya melibatkan uvea, tapi juga struktur lain yang berdekatan dengan uvea.( Kanski JJ et al, 1994)
Uveitis pada kucing sering disebabkan oleh agen infeksi virus dan disertai oleh kasus feline infectious peritonitis (FIP).
Uveitis yang disertai oleh FIP umunya menunjukkan adanya eksudat fibrin, hypema, hypopion, motton fat, keratic precipitates, dan
diikuti gejala lainnya seperti anoreksia, penurunan berat badan, demam, efusi abdominal atau pleura dan gangguan syaraf .
Penatalaksanaan uveitis tergantung pada penyebabnya. Biasanya disertakan kortikosteroid topikal atau sistemik dengan obat-obatan
sikloplegik-midriatik dan/atau imunosupresan non kortikosteroid.
Jika penyebabnya adalah infeksi diperlukan terapi antibiotic serta mengetahui penyebab uveitis pada kasus ini yang diduga akibat FIP.
Infeksi : bakteri (tuberkulosa, sifilis), jamur (kandidiasis), virus (herpes simpleks, herpes zoster,
cytomegalovirus, penyakit Koyanagi-Harada, sindrom behcet).
Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer
Sedangkan pada uveitis anterior kronik mata terlihat putih dan gejala minimal meskipun telah
terjadi inflamasi yang berat. (Kanski JJ et al, 2007)
Tanda-tanda adanya uveitis anterior adalah injeksi silier, keratic precipitate (KP), nodul iris, sel-
sel akuos, flare, sinekia posterior, dan sel-sel vitreus anterior. (Kanski JJ et al, 2007)
Gambar 2 Foto hasil rapid test kit terhadap antigen dan antibodi feline corona virus.
Gambar 1 Foto mata kiri kucing nobby. Miopi, adanya keratic presipitant, flare dan adanya
melanosit pada tepi iris
Tujuan terapi pada pasien uveitis dengan FIP adalah mengontrol inflamasi dan mengurangi rasa sakit.
Corticosteroid atau non steroid antiinflammatory drugs (NSAIDs) dapat digunakan untuk mengontrol inflamasi.
Antiinflamasi dapat diberikan baik topikal maupun sistemik.
Agen parasimpatolitik seperti atropin dan tropicamide dapat membantu menghindari terjadinya synechia dan
glaucoma sekunder serta melemaskan otot ciliary yang berkontribusi terhadap rasa sakit pada mata.
Tropicamide memiliki onset kerja yang lebih pendek dibandingkan atropin.
Pemberian antibiotik dan vitamin neurotropik pada kasus FIP bertujuan untuk menghindari adanya infeksi
sekunder dan sebagai terapi suportif.
Terapi yang diberikan kepada kucing adalah terapi cairan, obat tetes mata tropicamide diberikan secara topikal
(q6-12 h) sebagai parasympatolytic agent , antibiotik doxycycline 5 mg/kg berat badan (BB) q12h diberikan secara
per oral, antiinflamasi prednisolone 1 mg/Kg BB diberikan per oral q12h, dan vitamin neurotropik.