Professional Documents
Culture Documents
BAB 8 Defleksi Lanjut
BAB 8 Defleksi Lanjut
Balok Kontinu
Pengertian
• Balok kontinu yaitu balok sinambung yang
terdiri dari dua atau lebih bentangan.
• Metode yang dipakai dalam penyelesaiannya
adalah “persamaan tiga momen“.
• Persamaan ini diturunkan dari teori momen –
luas dengan menyelesaikan sistem balok per
tiga (3) bentangan.
Bentuk Umum
1 1 1 1 2
t 1/ 2 A1 . a1 2 M 1 .L1 X 3 . L 1 2 M 2 . L1 X 3 . L1
EI
1
t 3/ 2 ( luas diagram bidang momen) 2 3 . X 3
EI
1 1 2 1 1
t 3/ 2 A
2 . b 2 M 2 .L2 X . L 2 M 3 . L2 X . L2
EI 2 3 2 3
Persamaan tiga momen
6 A1 a 1 6 A 2 b 2 h1 h 3
M1 L1 2 M 2 ( L1 L 2 ) M 3 L 2 6 E I
L1 L2 L1 L 2
h1 = h2 ≠ 0
Persamaan tiga momen
6 A1 a 1 6 A 2 b 2 h1 h 3
M1 L1 2 M 2 ( L1 L 2 ) M 3 L 2 6 E I
L1 L2 L1 L 2
h1 = h2 = 0
Menentukan Faktor Persamaan Tiga
Momen
• Faktor persamaan tiga momen mempunyai
bentuk sbb :
dan
6 A1 a 1 6 A2 b2
L1 L2
dimana :
A1 adalah luas diagram bidang momen yang terjadi akibat
gaya reaksi dan beban diatas bentangan 1 (L1)
Akibat gaya
reaksi R1
Akibat beban
merata w
Faktor persamaan tiga momen
6 Aa 6 1 2 1 1 4
R1 . L. L . L W L .L L
2
L L 2 3 4 6 5
6 Ab 6 1 1 1 1 1
.R1 .L.L L . .WL .L L
2
L L2 3 4 6 5
6 A1 a 1 6 A 2 b 2 h1 h 3
M1 L1 2 M 2 ( L1 L 2 ) M 3 L 2 6 E I
L1 L2 L1 L 2
6 A1 a1 6 A2 b 2 h h
M 1 L1 2 M 2 ( L1 L2 ) M 3 L2 6 EI 1 3
L1 L2 L1 L2
Analisa kondisi;
1
1
Luasan I = .30.2.2. 60 Luasan II = .60.2 40
2 3
6A 1 a 1 6 2 3
60 . . 2 40 . . 2 3 ( 80 60 ) 60
L1 2 3 4
Lanjut....
• Bentangan 2 :
(DBB bentangan 2) (Diagram bidang momen)
1 45 135 1 135
Luasan III = . .3.3 Luasan IV = . 45 . 3
2 3 2 4 4
6 A2 b2 6 135 2 135 4
. .3 . 3 2 ( 135 81) 108
L2 3 2 3 4 5
Lanjut.....
M 2 (M ) L
2
16,8 60 . R A . 2
2
60 16,8 43,2
RA .N
2 2
Gaya reaksi pada tumpuan
• Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan, maka nilai
gaya reaksi pada tumpuan B diperolah :
• 60 + 45 = RA + RB + RC
• RB = 105 – RA - RC
28,2 43,2 243,6
RB 105 .N
3 3 3
Mencari nilai defleksi
• Misalkan kita ingin mencari nilai defleksi yang terjadi pada
titik tengah-tengah bentangan 1, maka dapat digambarkan
kembali sbb ;
∑ Ma = 0 ; M2 + 30.2.1 – Fby.2 = 0
Fby.2 = 16,8 + 60 = 76,8 N
Fby = 38,4 N
Maka ;
Fay = 60 – 38,4 = 21,6 N
Lanjut....