You are on page 1of 79

Pemicu 3

Eko Siswanto
Korioamnionitis
Toxoplasmosis
• Infeksi protozoa : Toxoplasma gondii
• T.d 3 bentuk :
• Std takizoit  bentuk yg menginvasi dan bereplikasi di dlm
sel selama infeksi
• Std bradizoit  bentuk kista di jaringan selama infeksi laten
• Std sporozoit  bentuk yg terdpt di dlm ookista yg tahan thd
pengaruh lingk.
• Penularan :
• Konsumsi daging mentah/setengah matang yg telah terinfeksi
kista jaringan
• Kontak dg ookista tinja kucing yg terkontaminasi dlm air,
tanah dan sampah
• Epidemiologi
• Wanita usia subur : 15%
• Wanita hamil : 85% rentan thd infeksi
Toxoplasmosis
• Insiden dan keparahan infeksi kongenital bergantung pd usia janin saat infeksi tjd
pd ibu  6% pd usia janin 13 minggu dan 72% pd usia janin 36 minggu
• <20 minggu  11% neonates mengalami toxoplasmosis kongenital
• >20 minggu  45% neonates mengalami toxoplasmosis kongenital
• NB : keparahan inf. Janin jauh lbh besar pd awal kehamilan, dan jauh lbh mungkin
memperlihatkan tanda klinis inf.
Toxoplasmosis
• Gambaran klinis
• Inf. Akut ibu dan neonatus bersifat subklinis dan hanya dpt dideteksi mll
pemeriksaan penapisan serologi prenatal / neonatus
• Gejala ibu : lesu, demam, nyeri otot, ruam makulo-popular, dan limfadenopati
serviks posterior
• Org dewasa imunokompeten  inf. Awal memicu kekebalan
• Inf. Pd wanita sebelum hamil  hampir mengeliminasi risiko penularan
vertical
• Inf. Pd wanita dg g3 imunitas  parah disertai reaktivasi dan menyebabkan
ensefalitis / lesi massa
• Inf. Bumil  peningkatan 4x lipat angka persalinan < bulan (<37 minggu)
Toxoplasmosis
• Gambaran klinis
• Neonatus menunjukkan gejala klinis :
• Peny. Generalisata dg berat lahir rendah
• Hepatosplenomegali
• Ikterus
• Anemia
• Kel. Neurologis : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus / mikrosefalus,
korioretinitis (trias klasik) disertai kejang
• Diagnosis
• IgG anti-toxoplasma terbentuk 1-2 minggu stlh inf. 
memuncak 1-2 bulan dan dpt menetap dg titer tinggi  tes
aviditas
• IgA dan IgE dpt digunakan utk diag/ inf. Akut selain IgM yg
muncul 10 hari stlh inf.
• Pemeriksaan Ab / toxoplasma serologic profile : uji pewarna
Sabin Feldman, double-sandwich IgM ELISA, ELISA IgA dan
IgG, uji aglutinasi diferensial
Toxoplasmosis
• Diagnosis
• Diag/ prenatal : amplifikasi PCR dan evaluasi sonografi
• PCR : dilakukan pd cairan amnion / darah janin  sensitivitas
tinggi
• Sonografi : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus, kalsifikasi hati,
asites, penebalan plasenta, usus hiperekoik, hambatan
pertumbuhan
• Tatalaksana
• Terapi bumil  mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko
inf. Kongenital
• Spiramisin  dpt mengurangi risiko inf. Kongenital ttp tidak
utk mengobati inf. Janin yg sudah terjadi
• Pirimetamin dan sulfonamide  sbg terapi presumtif utk inf.
Primer ibu pd kehamilan tahap lanjut, dg pemeriksaan cairan
amnion yg negatif
• Jk pemeriksaan prenatal  inf. Janin  pirimetamin,
sulfonamide, as. Folinat bekerja di plasenta dan janin
Toxoplasmosis
• Pencegahan
• Inf. Kongenital dpt dicegah dg :
• Memasak daging hingga matang
• Mengupas dan mencuci bersih buah dan sayur
• Membersihkan alat2 masak
• Menggunakan sarung tangan ketika membersihkan kotoran kucing / delegasi tugas ini
• Hindari kucing utk makan daging mentah / setengah matang dan menjaga agar kucing
tidak masuk ke dlm rumah
Rubela (Campak Jerman)
• Pd wanita tak hamil  togavirus RNA menyebabkan inf.
Ringan
• Inf. Pd trimester pertama berperan langsung
menyebabkan abortus dan malformasi kongenital berat
• Penularan : mll sekresi nasofaring
• Insiden memuncak pd akhir musim dingin dan semi
• Gambaran klinis
• Pd org dewasa  manifestasi : demam ringan dan ruam
makulo-popular generalisata pd wajah dan menyebar ke
badan dan extremitas, atralgia/artritis, limfadenopati kepala
dan leher, konjungtivitis
• Masa tunas 12 – 23 hari  viremia mendahului tanda klinis
 penularan dpt tjd sejak viremia hingga 5 – 7 hari ruam
• Inf. Pd bumil  bersifat sub-klinis ttp viremia tetap
menyebabkan inf. Dan malformasi pd janin
Rubela (Campak Jerman)
• Sindrom rubella kongenital
• Rubela merupakan inf. Paling teratogenik selama fase
organogenesis
• Yg termasuk sindrom rubella kongenital :
• Cacat mata-katarak dan glaucoma kongenital
• Peny. Jantung-duktus arteriosus patent dan stenosis arteri
pulmonalis
• Tuli sensorineural-cacat tunggal tersering
• Cacat susunan saraf pusat-mikrosefalus, hambatan
perkembangan, retardasi mental, meningoensefalitis
• Retinopati pigmentasi
• Purpura neonates
• Hepatosplenomegali dan ikterus
• Peny. Tulang radiolusen
Rubela (Campak Jerman)
• Diagnosis
• Virus rubella dpt diisolasi dr urin, nasofaring dan cairan
serebrospinal
• Diag/ dibuat dr analisis serologi
• IgM spesifik dpt dideteksi dg enzyme-linked immunoassay dr
4-5 hari stlh awitan gejala klinis  Ab menetap hingga 8
minggu stlh muncul ruam
• IgG serum memuncak 1 – 2 minggu stlh awitan ruam / 2 – 3
minggu stlh awitan viremia
• Pd bumil  konfirmasi inf. Janin dpt dilakukan pd paruh
pertama kehamilan
• Dg sonografi  hambatan pertumbuhan janin,
ventrikulomegali, kalsifikasi intrakranium,
mikrosefalus/mikroftalmia, malformasi jantung, peritonitis
mekonium, hepatosplenomegali
Rubela (Campak Jerman)
• Tatalaksana dan Pencegahan
• Menjaga percikan ludah selama 7 hari stlh awitan ruam
• Lakukan imunisasi / program vaksinasi sbg pencegahan
primer  utk melenyapkan rubella dan mencegah sindrom
rubella kongenital
• Vaksin MMR perlu ditawarkan ke wanita tak hamil usia subur
yg tidak memperlihatkan bukti imunitas
• Vaksinasi semua petugas RS yg rentan yg mungkin terpajan ke
pasien dg rubella atau yg berkontak dg bumil
• Vaksinasi rubella dihindari 1 bulan sebelum / selama
kehamilan krn vaksin mengandung virus hidup yg dilemahkan
• Walaupun terdpt imunitas  (baik yg dirangsang o/ vaksin
atau tidak)  dpt tjd reinfeksi rubella subklinis pd wanita
hamil  ttp blm ada bukti reinfeksi menimbulkan malformasi
pd janin
Cytomegalovirus (CMV)
• Merupakan infeksi perinatal tersering di Negara maju
• CMV terdpt di cairan tubuh, dan penularan tjd mll kontak dg sekresi
nasofaring, urin, liur, semen, sekresi serviks, dan darah
• ASI dpt menularkan CMV pd neonatus
• 85% wanita dr gol. Sosio-ekonom lemah  seropositive pd saat hamil
• Infeksi primer CMV mjd laten dan tjd pengaktifan berkala disertai
pelepasan virus (viral shedding)
• Walaupun terdpt Ab IgG  tidak mencegah kekambuhan, reinfeksi
eksogen, dan tidak mencegah inf. Kongenital
• Gambaran klinis
• Kehamilan bukan merupakan faktor risiko atau keparahan inf.
CMV
• Sebagian besar asimtomatik  15% org dewasa
memperlihatkan sindrom mirip mononukleus infeksiosa :
demam, faringitis, limfadenopati, poliartritis
• Wanita dg g3 imunitas : miokarditis, pneumonitis, hepatitis,
retinitis, gastroenteritis / meningoensefalitis
• Wanita dg inf. Primer  kadar aminotransferase meningkat /
limfositosis
• Bumil yg terinfeksi  menularkan ke janin sekitar 40% kasus
 morbiditas berat
• Inf. Transplasenta  lbh sering tjd pd paruh pertama
kehamilan
• Imunitas alami selama kehamilan  menurunkan risiko inf.
CMV kongenital pd kehamilan berikutnya sekitar 70% 
imunitas ibu tidak mencegah inf. Janin
• Infeksi kongenital
• Suatu sindrom yg mencakup : hambatan pertumbuhan,
mikrosefalus, kalsifikasi intracranial, korioretinitis, retardasi
mental dan motorik, deficit sensorineural,
hepatosplenomegali, ikterus, anemia hemolitik, purpura
trombositopenik
• Sebagian besar bayi yg lahir, tidak menunjukkan gejala 
sbgian menunjukkan sekuele yg muncul belakangan : g3
pendengaran, deficit neurologis, korioenteritis, retardasi
psikomotor, g3 dlm proses belajar
• Diagnosis
• Inf. Primer didiag/ dg serokonversi IgG spesifik CMV dlm
serum akut
• IgM spesifik dpt dijumpai pd inf. Primer, inf. Rekuren, dan inf.
Reaktivasi  shg penggunaannya terbatas
• Biakan virus dpt bermanfaat meskipun diperlukan min. 21
hari utk menyatakan suatu biakan negatif
• Diagnosis
• Pencitraan : sonografi, CT, MRI
• Mikrosefalus, ventrikulomegali, kalsifikasi serebrum, asites,
hepatosplenomegali, usus hiperekoik, hidrops dan oligohidramnion
• Cairan amnion : uji amplifikasi as nukleat CMV cairan amnion
dianggap sbg baku emas utk diag/ inf. Janin
• Tatalaksana
• Terapi terbatas pd terapi simtomatik pd bumil imunokompeten dg
inf. Primer / rekuren
• Jk dipastikan bumil baru terinfeksi CMV (inf. Primer)  lakukan
pemeriksaan analisis cairan amnion
• Gansiklovir IV selama 6 minggu diberi ke neonates dg gejala
susunan saraf pusat mencegah perburukan g3 pendengaran pd 6
bulan dan mungkin selanjutnya
• Imunisasi pasif globulin hiperimun spesifik-CMV menurunkan risiko
inf. CMV kongenital jk diberikan kpd bumil dg inf. Primer
• Pencegahan
• Pencegahan inf. Neonatus bergantung pd pencegahan inf. Primer pd
ibu
• Tindakan seperti hygiene yg baik dan mencuci tangan
Hepatitis B
Malaria
• Disebabkan oleh 4 spesies Plasmodium : vivax, ovale,
malariae, falcifarum
• Merupakan infeksi parasit tersering
• Gambaran klinis
• Demam
• Menggigil
• Gejela flu-like symptoms :
• Nyeri kepala
• Mialgia
• Atralgia
• Malaise
• Gejala lbh ringan pd inf. Rekuren
• Dpt menyebabkan anemia, ikterus  inf. P. falcifarum
menyebabkan gagal ginjal, koma dan kematian
• Inf. Plasmodium pd org yg tinggal di daerah
endemik dpt tampak sehat dan asimtomatik
• Diagnosis
• Evaluasi dg apusan darah dg mikroskop  baku emas
• Antigen spesifik-malaria sbg sasaran utk uji-diagnostic
cepat
• Efek pd Kehamilan
• Inf. P. falciparum menyebabkan morbiditas berat dan
mortalitas serta inf. Dini meningkatkan risiko abortus
• Eritrosit, serta monosit dan makrofag yg terinfeksi
berkumpul di daerah vascular plasenta  parasitemia di
plasenta berkorelasi dg angka lahir mati, persalinan
kurang bulan, dan hambatan pertumbuhan janin
• Tatalaksana
• Obat2an antimalarial yg paling sering digunakan tidak di-KI bagi bumil
• Klorokuin : obat pilihan utk malaria yg disebabkan o/ semua jenis Plasmodium
• Kinin plus klindamisin  digunakan utk wanita dg inf. Resisten klorokuin (inf.
P. falciparum)
• Kinin menyebabkan hiperinsulinemia  hipoglikemia ibu dan janin
• Meflokuin / atovakuon-proguanil tidak disarankan utk bumil
• Kuinidin glukonat scra parenteral  utk malaria yg berat atau disertai penyulit
• Efek : kardiotoksisitas  perlu pemantauan EKG kontinyu
• Profilaksis
• Kontrol dan pencegahan malaria menggunakan kemoprofilaksis ketika
berpergian atau tinggal di daerah endemic
• Kontrol vector  kelambu yg diberi insektisida, insektisida piretroid
• Profilaksis klorokuin aman ditoleransi utk bumil
• Meflokuin digunakan sbg profilaksis dr inf. P. falciparum resisten-klorokuin
• Primakuin dan doksisiklin merupakan KI utk bumil
• Data rekomendasi atovakuon/proguanil masih terbatas
Abortus
Hiperemis gravidarum
• Definisi : kondisi muntah” pd bumil  BB, dehidrasi, alkalosis, hipokalemia 
bs bertahan sp usia kehamilan 20 minggu
• Patogenesis & patfis :
• cepat & tinggi hCG
• Estrogen, progesteron, prolaktin, tiroksin, hormon adrenokortikal
• Prbhn fisiologis GI : HCO3, motilitas otot slm hamil  mual
• Kondisi psikologis  mual, muntah
• Dehidrasi  krn cairan tubuh
• Jejas pd esofagus : robekan Mallory Weis, GGA, pneumotoraks, pneumomediastinum
• Cadangan energi KH habis  oksidasi lemak  ketosis
• Faktor Risiko • Manifestasi klinis :
• Riwayat hamil sblmnya dg • Mual muntah
hiperemis • Gangguan aktivitas sehari-hari
• BB>> • BB
• Gestasi multipel • Hipersalivasi
• Pnykt trofoblastik • Tanda dehidrasi (HO, takikardi)
• Nulipara • Hipo Na, hipo K, Ht
• Anamnesis • PP :
• tanda kehamilan, • darah lengkap & elektrolit,
• riwayat hamil sblmnya,
• urinalisis (ketonuria +),
• mual muntah
• aktvitas sehari
• USG (u/ lihat kondisi kehamilan &
cek adanya kehamilan kembar /
• PF : mola hidatidosa)
• tanda vital,
• tanda dehidrasi
• tanda kehamilan
• Th/ : • Prognosis : stlh Th/  keluhan, bs
• NonFarmako : istirahat / tirah baring, RS dikendalikan dg antiemetik, rawat
(ttp muntah stlh rehidrasi / gagal rawat inap berulang 25-35%
jalan), makan sedikit tpi sering, hindari
asam-pedas-berlemak, minum yg byk
• Farmako :
• Rehidrasi dg cairan kristaloid  u/
koreksi dehidrasi, ketonemia, kelainan
elektrolit, gang asam basa
• Anti emetik : vit B6, metoklopramid
Mola hidatidosa
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Definisi
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurang nya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya
normotensi.
• Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan
kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
Faktor predisposisi
•Kehamilan kembar
•Penyakit trofoblas
•Hidramnion
•Diabetes melitus
•Gangguan vaskuler plasenta
•Faktor herediter
•Riwayat preeklampsia sebelumnya
•Obesitas sebelum hamil
HIPERTENSI KRONIK
Definisi
• Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah
persalinan
Diagnosis
•  Tekanan darah ≥140/90 mmHg
•  Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada
usia kehamilan <20 minggu
•  Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
•  Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
HIPERTENSI KRONIK
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
• Anjurkan istirahat lebih banyak.
• Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta tidak ada bukti-bukti bahwa tekanan
darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.
• Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan terkontrol dengan baik, lanjutkan pengobatan
tersebut
• Jika tekanan diastolik >110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan antihipertensi
• Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain, pikirkan superimposed preeklampsia dan tangani seperti
preeklampsia
• Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu
• Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
• Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.
• Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti gawat janin.
• Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.
HIPERTENSI GESTASIONAL

Definisi
• Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan

Diagnosis
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
• Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati da trombositopenia
• Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan

Kementerian Kesehatan RI. Buku saku pelayanan kesehatan


Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
• Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
• Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk
penilaian kesehatan janin.
• Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan
eklampsia.
• Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
Pre-eklampsia dan Eklampsia
• Merupakan kesatuan penyakit yg memiliki dasar yg sama dan eklampsia
merupakan peningkatan yg lbh berat dan berbahaya dr pre-eklampsia
Pre-eklampsia
• Pre-eklampsia : penyakit yg ditandai dg hipertensi, edema, dan proteinuria yg
timbul karena kehamilan
• Umumnya tjd pd triwulan ke-3 kehamilan (pd mola hidatidosa dpt tjd lbh awal)
• Hipertensi timbul lbh awal : peningkatan hingga 140/90 atau lbh
• Penentuan tek. Darah dilakukan minimal 2 kali dg jarak wkt 6 jam pd keadaan istirahat
• Etiopatogenesis
• Berawal dr invasi sitotrofoblas plasenta yg inadekuat dan disfungsi endotel
maternal yg luas
• SRAA, stress oksidatif, inflamasi, maladaptasi system imun, genetik 
berperan dlm patogenesis preeclampsia
• Sitotrofoblas tidak mengalami pseudovaskulogenesis  perubahan fenotip
epitel mjd sel endotel yg memiliki permuk. adhesi
• Invasi sitotrofoblas ke arteri spiralis terbatas hanya sampai pd desidua
superfisialis shg segmen arteri pd myometrium ttp sempit  perfusi nutrisi
dan oksigen ke plasenta kurang  iskemia plasenta
• Pembentukan plasenta yg abnormal  keluarnya faktor ke dlm sirkulasi
maternal  muncul tanda dan gejala klinis preeklampsia
• Patofisiologi
• Secara umum  disebabkan o/ vasospasme, disfungsi endotel, dan
iskemia
• Sistem KV  endotel mengeluarkan vasoaktif yg bersifat
vasokonstriktor : endotelin dan tromboksan A2  penurunan kadar
renin, Ang I dan II  hipertensi
• Sistem perdarahan dan koagulasi  trombositopenia, penurunan
faktor pembekuan, erit.  hemolysis. Jejas pd endotel
menyebabkan koagulasi meningkat
• Homeostasis cairan tubuh  krn peningkatan deoksikortikosteron
yg merupakan hasil konversi progesterone
• Ginjal  tjd perubahan resistensi arteri aferen ginjal dan
perubahan bentuk endotel glomerulus  filtrasi menurun dan
proteinuria  kreatinin serum meningkat
• Hepar  tjd infark hepar dan nekrosis
• Serebrovaskular  sakit kepala dan g3 penglihatan serta kejang
akibat vasospasme serebral, edema, dan hipertensi mengganggu
autoregulasi serta sawar dara-otak
• Mata  vasospasme retina, edema retina, ablasio retina, dan
kebutaan
• Manifestasi klinis
• Sakit kepala
• G3 penglihatan : kabur atau skotoma
• G3 status mental
• Kebutaan
• Sesak napas
• Bengkak  edema wajah atau kedua kaki
• Nyeri perut kuadran kanan atas / epigastrium
• Kelemahan / malaise  manifestasi anemia hemolitik
Diabetes gestasional
KEHAMILAN POSTERM
Plasenta Previa
PLASENTA PREVIA
Vasa previa
• Salah satu insersi velamentosa yg berbahaya
dimana pembuluh darah plasenta membentang di os
serviks, terletak di antara serviks dan bagian
terendah janin.
• Pembuluh darah rentan terhadap kompresi →
anoksia janin, dan rentan terhadap laserasi →
eksainguinasi janin
• Terjadi pada 1 dari 5.200 kehamilan
Vasa previa
Faktor risiko • Diagnosa
• Plasenta bilobata atau • Terlihat atau teraba
suksenturiata pembuluh darah janin pada
• Plasenta previa pada selaput ketuban yang
trimester kedua menutupi bagian terendah
• Fertilisasi in vivo janin
• Sonografi endovaginal
Garis echogenic, garis
sejajar atau sirkuler di dekat
serviks
• Doppler berwarna
Solusio plasenta
SOLUSIO PLASENTA
Inkompeten serviks
Polihidramnion
• Peningkatan abnormal volume cairan amnion

• Klasifikasi
Klasifikasi Amnion Fluid Index (AFI) Metode satu kantong terdalam

Ringan 25 - 29,9 cm 8 - 9,9 cm


Sedang 30 - 34,9 cm 10 -11,9 cm
Berat ≥ 35 cm ≥ 12 cm
Polihidramnion
• Etiologi
• Diabetes melitus
➢Hiperglikemi maternal → hiperglikemi fetal → diuresis
osmotik fetal ke kompartemen cairan amnion

• Anomali kongenital
➢Anensefali, hidranensefali, holoproensefali →proses
menelan janin yg abnormal
➢Kelainan neuromuskular janin
➢Obstruksi GIT atas, ureteropelvic junction

• Twin-twin transfusion syndrome


• Salah satu janin merebut lebih banyak bagian sirkulasi
→ hipertrofi jantung → pe↑ keluaran urin

• Idiopatik
Polihidramnion
• Manifestasi klinis
Tekanan dari dlm uterus yg overdistensi dan organ
disekitarnya menyebabkan
• Dipsneu
• Orthopneu (dpt bernapas hanya dlm posisi tegak)
• Edema pada ekstremitas bawah, vulva, dan dinding
abdomen
• Oligouri
Polihidramnion
• Tatalaksana
• Tangani penyakit penyebab
• Large-volume amniocentesis (amnioreduction)
Polihidramnion
• Komplikasi
• Pada polihidroamnion akut → kelahiran prematur
sebelum 28 minggu
• Abrupsio plasenta
• Disfungsi uterus
• Pendarahan postpartum
Kelainan letak janin setelah 36
minggu
Kehamilan Ganda
Kehamilan Ganda
Kehamilan Ganda
Kehamilan Ganda
Kehamilan Ganda
Pertumbuhan Janin Terhambat
• PJT bila berat janin <10% dr yg hrs dicapai pd usia kehamilan tertentu.
• Biasanya diketahui stlh 2 minggu tdk ada perubahan.
• Etiologi
- HT pd kehamilan
- Gemeli
- Anomali janin/trisomi
- Sindrom antifosfolipid
- SLE
- Infeksi: Rubela, Sifilis, CMV
- Penyakit Jantung
- Asma
- Gaya hidup: merokok, narkoba
- Kekurangan Gizi-ekonomi rendah
Pertumbuhan Janin Terhambat
Patologik
• Perkembangan placenta abn  kelainan pd sirkulasi uteroplasenta  pasokan O2,
masukan nutrisi, & pengeluaran sisa metabolik mjd abn.

• PJT asimetrik : lingkar perut << lingkar kepala

• PJT yg parah bisa tjd kerusakan tingkat seluler( kelainan nukleus & mitokondria)

• Pd hipoksia, prodx radikal bebas >> di placenta & antioksidan <<  mjd > parah PJT

• Pd PJT yg parah, px gas darah ditemukan asidosis & hiperkapnia, hipoglikemia, &
eritroblastosis.
Pertumbuhan Janin Terhambat
• Diagnosis:
- USG
- PF : tinggi fundus uteri dg usia kehamilan. (Bila lbh rendah 3cm, curiga PJT).
• Biometri menetap, terutama pengawasan lingkar abdomen yg tdk bertambah mrp tanda
awal PJT, terlebih diameter biparietal yg jg tdk bertambah > 2 minggu.
• Px scr Doppler arus darah: a. Umbilikal, a. Uterina, & a. Spiralis dpt curigai scr awal
adanya arus darah yg abn/ PJT.
• Arteri Umbilikal yg tdk memiliki arus diastolik bahkan adanya arus terbalik akan
mempunyai prognosis buruk brp kematian janin dlm < 1 minggu.
• Manajemen:
• Usia optimal melahirkan bayi : 33-34 minggu dg pertimbangan sdh dilakukan
pematangan paru.
MAKROSOMIA
Malpresentasi
Anemia pada kehamilan
• Definisi : Hb <11g/dL pd trimester 1 & 3, Hb <10,5g/dL pd trimester 2
• Perubahan fisiologis pd kehamilan :
• Hamil  ekspansi vol plasma (40-45%) > jmlh SDM  disproporsi plg besar : trimester 2
• Trimester 3  vol plasma & massa Hb
• Slm hamil : vol plasma 3x drpd eritrosit
• Anemia  pengaruhi vaskularisasi plasenta  angiogenesis pd awal hamil tdk opt
• Etiologi : • Efek pd kehamilan :
• BBLR,
• lahir prematur,
• bayi lebih kecil dari usia kehamilan
normal
Anemia def besi
• Slm kehamilan : kebutuhan Fe jdi 1000 mg
• 300 mg : fetus & plasenta
• 500 mg : prod Hb
• 200 mg : hilang mll GI, urin, kulit
• Manifestasi klinis :
• Lemas, mudah lelah, pucat
• Sakit kepala
• Palpitasi, takikardi, sesak nafas
• Anemia berat & lama  stomatitis angularis, glositis, koilonika
• Diagnosis & PP :
• Darah tepi : Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC, Fe serum, feritin, TIBC
• Morfologi darah tepi : anemia mikrositik hipokrom
• DD :
• Anemia krn pnykt kronis / keganasan
• Talasemia
• Hbpati
• Anemia sideroblastik
• Th/ :
• NF :
• Makanan byk Fe : hati, daging merah, sayur hijau
• Yg abs Fe : buah, sayur (vit C)
• Hindari yg abs Fe : kopi, the
• Farmako :
• Preparat Fe oral : 1x1, sp 3 bln stlh melahirkan u/ kembalikan cadangan Fe
• Preparat IV : u/ yg tdk toleransi oral, anemia berat (Hb<8g/dL)  fero
sukrosa / ferodekstran
• Tab vit C

Kandungan Fe Dosis mengandung 60 mg Fe elemental


elemental (%) (mg)
Fe fumarat 30 200

Fe glukonat 11 550

Fe sulfat 20 300
Kehamilan Ektopik Terganggu

You might also like