Zoonosis Leptospira

You might also like

You are on page 1of 18

Puskesmas Pakualaman

2012
PENDAHULUAN
 Menurut UU No.18/2009 : ZOONOSIS adalah
penyakit yang dapat menular dari hewan ke
manusia, ataupun sebaliknya

Kehidupan manusia sulit dipisahkan dari


kehidupan hewan (hewan produksi/kesayangan)
Zoonosis ancaman baru bagi kehidupan manusia
Jika tidak dikendalikan secara komprehensif, dapat
melintasi batas wilayah, berubah pola dan pada
akhirnya dapat menjadi ancamam mematikan bagi
kehidupan manusia.
PENYEBAB ZOONOSIS
 Bakteri
 Virus
 Parasit
 Richetsia
 Prion

CARA PENULARAN
1. Kontak Langsung (kontak dengan hewan pengidap
penyakit zoonosis)
2. Kontak Tidak Langsung (melalui vektor, atau
makanan hasil dari hewan yang sakit)
BEBERAPA PENYAKIT
ZOONOSIS :
1. Rabies
2. Anthrax
3. Avian Influenza (Flu Burung)
4. Leptospirosis
5. Toxoplasmosis
6. dan lain-lain
Penyakit zoonosis yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Leptospira sp.
Situasi Leptospirosis di DIY
2006-2010
200 186186
180
160
140
120
100 92 92
80
60
40 16 9 14 14 19
3 31 1 2 6
20
0
2006 2007 2008 2009 2010
Kasus Lap Pos
Situasi Kasus Leptospirosis di DIY
2006-2010 Berdasarkan Wilayah
90 82 81
80
70 63
60
50
38
40
30
20 11
9 9
10 2 2 1 2 1 1 1 0 0 3 1 0
4
0 0 0 0 0
0
2006 2007 2008 2009 2010

Kota Bantul Kulon Progo Gunung Kidul Sleman


PENYEBAB
 Bakteri Leptospira sp. dengan karakteristik :
bakteri gram negatif, aerob, motil,
berbentuk spiral, dapat hidup di air tawar ± 1
bulan

CARA PENULARAN
 Manusia terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan
air, tanah, atau tanaman yang telah terkontaminasi
urin tikus/hewan yang terinfeksi Leptospira.
 Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui: selaput lendir
(mukosa) mata, hidung, atau kulit yang lecet.
 Masa inkubasi: rata-rata 1-2 minggu (bisa 2-26 hari)
GEJALA
STADIUM 1 (fase leptospiremia) – biasanya
dalam 1 minggu pertama
 Demam tinggi
 Sakit kepala
 Nyeri otot betis, sehingga sulit berjalan
 Konjungtivitis (radang mata)
 Ikterik ringan (kuning pada mata/kulit)
GEJALA (lanjutan)
STADIUM 2 (fase imun) – biasanya dalam
minggu kedua sampai keempat
 Gejala lebih bervariasi
 Demam
 Meningitis
 Gejala Weil’s syndrome (ikterus, kerusakan
ginjal, kerusakan vaskuler)
Ada 2 Tipe Leptospirosis :
 Leptospirosis Anikterik (self-limiting illness) pada 85-
90 % kasus
 Leptospirosis Ikterik atau Weil’s Syndrome pada 5-10
% kasus
FAKTOR RISIKO
Kontak dengan lingkungan yang tercemar bakteri Leptospira,
seperti:
 Banjir
 Petani
 Peternak
 Pekerja kebun
 Pekerja rumah potong hewan
 Pembersih selokan/kolam
 Pekerja tambang
 Mencuci/mandi di sungai/danau
 Menjamah hewan
PENCEGAHAN
1. Berperilaku hidup bersih &
sehat
2. Pengendalian tikus
3. Pengelolaan lingkungan
1. Berperilaku Hidup Bersih & Sehat
 Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
& setelah beraktivitas di luar rumah
 Gunakan sepatu & sarung tangan saat
bekerja di luar rumah
 Tutup makanan agar terhindar dari tikus
 Tutup rapat tempat sampah
 Tidak mandi/mencuci di sungai/danau
2. Pengendalian Tikus
Menurut WHO (1991) ada 2 unsur utama pengendalian tikus
di lingkungan rumah, yaitu:
1. Meniadakan kebutuhan hidup tikus
 Menggunakan wadah makanan anti tikus
 Bak sampah berpenutup dari bahan anti tikus

2. Membuat atau melengkapi struktur bangunan rumah


dengan bahan anti tikus (rat proofing)
 Menjaga kebersihan & kerapian rumah
 Menutup lubang-lubang tempat pembuangan air
 Mengurangi cabang-cabang pohon yang berhubungan
dengan rumah
 Penggunaan perangkap tikus dalam rumah
 Pengendalian tikus di luar rumah:
 Berburu tikus
 Penggunaan perangkap hidup di sawah
 Penggunaan bahan kimiawi
 Pelestarian pemangsa tikus
3. Pengelolaan Lingkungan
 Pemberian desinfektan (kaporit/hipoclorit) ke semua
penampungan air (1 gram kaporit per 100 liter air)
 Penyemprotan desinfektan pada tanah
becek/genangan air

You might also like