You are on page 1of 17

Development of pH-sensitive self-

nanoemulsifying drug delivery systems


for acid-labile lipophilic drugs

Oleh: Nur Huda


Nim : 152210101112
PENDAHULUAN
• Pemberian obat melalui oral adalah rute yang disukai dan paling menguntungkan.
• Namun obat-obatan saat ini sebagaian banyak yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air
dan bioavaibilitas oral yang kurang baik.
• pendekatan seperti nano partikel lipid, liposom, dan formulasi self-emulsi telah dikembangkan
untuk peningkatan bioavaibilitas dan kelarutan obat dalam air. self-nanoemulsifying drug
delivery systems (SNEDDS), secara spontan membentuk nano droplet emulsi mendapat
perhatian tinggi.
• Silibinin adalah obat alami yang digunakan untuk hepatitis, sirosis, dan telah dilaporkan
memiliki aktivitas antikanker. Namun silibinin memiliki bioavaibilitas yang buruk, karena
terdegradasi pada cairan lambung.
• Silibinin juga memiliki kelarutan pada air yang rendah dan penyerapan enteral yang jelek.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem penghantaran obat self-
nanoemulsifying pH-sensitif (pH ‐ SNEDDS) untuk meningkatkan kelarutan dan pelepasan
silibinin, sehingga meningkatkan bioavailabilitas oral secara potensial.
MATERIAL Dan METODE

Material:
1. Silibinin dan asam Oleat.
2. Tablet mengandung 11 mg silibinin dalam 500 mg.
3. MCM Capmul C8, EP. Capmul MCM C8, EP adalah campuran
monoasilgliserol, di- dan tri-acylglycerols diperoleh dengan
esterifikasi langsung gliserol dengan asam caprilat (oktanoik).
4. Semua bahan kimia yang digunakan adalah golongan analitis
reagen. Air deionisasi selalu digunakan pada seluruh penelitian.
MATERIAL Dan METODE

Konstruksi
Stabilitas PH
diagram fase
silibinin
pseudoternery

Optimasi dan
karakteristik
dari muatan Statistik
silibinin Ph-
SNEDDS
HASIL Dan PEMBAHASAN

1. Desain diagram fase pseudoternari

Area abu-abu mewakili daerah self emulsi pada kisaran ph 6,8-


8,0. Pada PH> 7,0 daerah emulsifikasi lebih luas karena ph
diatas 7,0 lebih banyak kelompok karboksilat bebas asam oleat
yang terionisasi. Akibatnya efek sinergis antara hidrofilik dan
lipofilik lebih efektif.
HASIL Dan PEMBAHASAN

2. Studi optimasi dan kelarutan dari PH-SNEDDS


Kelarutan salibin yang tinggi konsisten dengan jumlah
yang tinggi dari komponen hidrofobik, capmul MCM C8,
EP.

Penampang F2 PH-SNEDDS dalam berbagai larutan buffer dari


ph 1,0 hingga ph 8,0. Formulasi PH-SNEDDS stabil dalam
medium asam (PH 1,0 dan 3,0), mampu menahan cairan
lambung dan melindungi bahan aktif obat. Emulsifaksi hanya
berhubungan pada ph 6,8, sementara peningkatan ph yg lebih
tinggi secara konsisten dengan kisaran ph (7,0-9,0) untuk usus
halus
HASIL Dan PEMBAHASAN

3. kestabilan PH dari silybinin

Menunjukkan bahwa konsentrasi salibinin dalam larutan menurun hingga 80% pada 5 menit pertama
pada ph 1,0 dan 3,0. Degradasi hanya sekitar 10% dalam waktu 4 jam pada Ph 7,2 dan 8,0. Pernyataan
tersebut sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh patel et al.
HASIL Dan PEMBAHASAN

4. Stabilitas silibinin dalam formulasi

Menunjukkan bahwa salibinin terdegradasi kurang dari 20% dari formulasi optimum
dibandingkan dengan silibinin murni (lebih dari 90%), sehingga hal ini menunjukkan bahwa
formulasi PH-self emulsi melindungi silibinin dari simulasi cairan asam.
HASIL Dan PEMBAHASAN

5. Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR)

Puncak karakteristik pada 3452 cm − 1 dapat dikaitkan


dengan adanya gugus hidroksil (–OH), sedangkan puncak pada
1631 cm − 1 dikaitkan dengan peregangan C = O dari gugus asam
karboksilat (-COOH). Spektrum kedua campuran fisik dan
silibinin dalam formulasi optimal (F1 dan F2) tidak menunjukkan
perubahan dalam posisi puncak karakteristik dari spektrum
silibinin, menunjukkan tidak adanya perubahan sifat kimiawi dari
silibinin dalam formulasi.
HASIL Dan PEMBAHASAN

6. Differential scanning calorimetry (DSC)

Salibinini menunjukkan puncak endotermic pada suhu 166,310C


dengan onset pada suhu 147,790C dan endset 174,760C yang
sesuai dengan titik lebur dari kristal salibinin. Tidak ada puncak
endotermik yang ditemukan dalam campuran fisik formulasi
optimal, Capmul MCM C8, EP dan asam oleat, menunjukkan
bahwa silibinin harus dilarutkan secara molekuler dalam
keadaan amorf dalam formulasi.
HASIL Dan PEMBAHASAN

7. Penentuan ukuran droplet

Sedikit peningkatan ukuran droplet diamati pada emulsi yang berisi salibinin deibandingkan
tanpa salibinin pada F1 dan F2. keberadaan obat juga menginduksi peningkatan agregasi
surfaktan. Sehingga mengurangi efisiensi dari surfaktan. Peningkatan PH dari 7,0-8,0
menyebabkan penurunan ukuran droplet. Ukuran droplet F2 lebih kecil dari F1 pada kondisi
PH yang sama.
HASIL Dan PEMBAHASAN

Pengenceran tidak mempengaruhi ukuran droplet, terbukti dari stabilitas formulasi


dibawah kondisi pengenceran yang terjadi setelah pemberian melalui mulut/oral.
HASIL Dan PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peningkatan diameter droplet diamati pada peningkatan


pemuatan obat untuk kedua formulasi, namun masih mempertahankan pada ukuran nano.
Untuk F2, pemuatan obat uji maksimum adalah 60 mg / ml, karena kelarutan silibinin yang
relatif terbatas dalam formulasi ini (71,9 ± 9,5 mg / ml).
HASIL Dan PEMBAHASAN

8. Stabilitas Formulasi

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan yang diamati pada ukuran
droplet dan PDI dari emulsi yang diformulasikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
formulasi ini stabil secara termodinamik pada kondisi penyimpanan yang keras serta kondisi
yang dipercepat.
HASIL Dan PEMBAHASAN

9. Karakteristik morfologi

Nano-droplet berbentuk spiral/bulat, ukurannya seragam dari 150-200nm sesuai


dengan data hamburan cahaya dinamis.
HASIL Dan PEMBAHASAN

10. Studi pelepasan obat secara invitro


Salibinin yang dilepaskan dari suspensi kurang dari 10% dalam
9 jam, dengan pelepasan obat yang jauh lebih rendah dari tablet.
Sebaliknya, dalam 9 jam pada salibinin PH-SNEDDS dalam F1
dan F2 masing-masing memiliki pelepasan silibinin sekitar 70%
dan 80%. Peningkatan pelepasan obat secara siginifikan oleh
PH-SNEDDS dapat diakitkan dengan sifatnya yang amorf,
ukuran droplet yang lebih kecil dan peningkatan luas
permukaan. Selain itu, F2 telah menunjukkan pelepasan yang
lebih tinggi dari pada F1, karena ukuran emulsi F2 yang relatif
lebih kecil, dengan konsistensi ukuran dropletnya.
KESIMPULAN

Penelitian ini menjelaskan pendekatan yang inovatif untuk melindungi senyawa


bioaktif asam yang labil, meningkatkan kelarutan dan disolusi obat lipofilik
dengan menggunakan formulasi self emulsi PH-sensitive. Secara khusus, pH ‐
SNEDDS melindungi silibinin dari cairan seperti asam lambung sekaligus
memberikan emulsifikasi yang sangat baik di saluran usus. Selanjutnya, studi
stabilitas formulasi menunjukkan bahwa formulasi stabil di bawah berbagai
kondisi penyimpanan. Peningkatan PH medium emulsi menyebabkan penurunan
ukuran droplet, sementara ukuran meningkat secara signifikan Bersama dengan
jumlah pemuatan obat. rofil pelepasan in vitro dari pH ‐ SNEDDS jauh lebih
tinggi dari pada dari serbuk dan produk tablet komersial, sehingga lebih efektif
sebagai pembawa obat.

You might also like