You are on page 1of 12

 A.

Pengertian Batang Tekan


 Batang tekan merupakan batang dari
suatu rangka batang. Gaya tekan searah
panjang batang. Batang tekan yang hanya
menerima gaya tekan secara sentris saja
dijumpai pada struktur rangka atap,
jembatan, menara dan struktur lain yang
bersifat rangka. Pada struktur rangka atap
dan jembatan umumnya dijumpai pada
batang-batang tepi atas, sedikit pada batang-
batang diagonal dan vertikal, lihat gambar
berikut. Batang ini tidak mengalami momen
dan gaya lintang, hanya ada gaya normal
tekan yang bekerja sentris, tepat pada garis
berat penampang, oleh karena sifat dari
struktur rangka itu sendiri dimana buhul-
buhulnya dapat berotasi sehingga gaya-gaya
dalam yang lain seperti momen dan gaya
lintang akan tereduksi dengan sendirinya Gambar 1. : Struktur Rangka Atap
Umumnya pada rangka batang, batang
tepi atas adalah batang tekan. Pada struktur
baja terdapat 2 macam batang tekan, yaitu:

 Batang yang merupakan bagian dari suatu


rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan
aksial searah panjang batangnya. Umumnya
pada suatu rangka batang maka batang-batang
tepi atas merupakan batang tekan.

 Kolom merupakan batang tekan tegak yang


bekerja untuk menahan balok-balok loteng,
balok lantai dan rangka atap, dan selanjutnya
menyalurkan beban tersebut ke pondasi.
 Sifat dari Batang Tekan
Keruntuhan batang tekan dapat terjadi dalam 2 kategori, yaitu :
1.) Keruntuhan yang diakibatkan terlampauinya tegangan leleh. Hal ini umumnya
terjadi pada batang tekan yang pendek.
2.) Keruntuhan yang diakibatkan terjadinya tekuk. Hal ini terjadi pada batang
tekan yang langsing.
Keruntuhan akibar batang tekuk, asalkan tegangannya pada seluruh penampang
masih dalam keadaan elastis maka gaya tekuknya dihitung menurut rumus Euler.

𝜋2 EI
Rumus :𝐏 𝑘𝑟 =
Lk

Keterangan :
Lk = panjang tekuk
L = panjang batang tekan
K = koefisien panjang tekuk
 Tekuk Elastis Euler.
Pada tekuk elastis, komponen struktur yang
dibebani gaya tekan, masih dalam dalam keadaan
elastis, akan melengkungsecara perlahan-lahan,
seperti gambar 2. Gaya yang bekerja sentris pada
batang menyebabkan batang tersebut melentur
sejauh y, sehingga terjadi momen lentur
tambahan sekunder yang besarnya,
Mx = P . y
Garis lentur diberikan oleh persamaan berikut,
d2 y −Mx P
= = .y
dx 2 EI EI

Keterangan : Gambar 2 : batang tekuk Euler

E = modulus elastisitas baja


I = momen inersia batang.
Persamaan diatas adalah persamaan homogen
linear orde kedua (second-order homogeneous
linear differential equation) apabila di integralkan
akan menghasilkan persamaan beban kritis yang
bekerja pada batang tekan,
𝜋2 .𝐸.𝐼
𝑃𝑐𝑟 =
𝐿𝑘 2
Keterangan :
Lk = panjang tekuk batang

Pendekatan Euler di atas hanya terjadi pada batang


tekan dalam kondisi elastis dengan kelangsingan
yang besar (λ> 110, batang panjang), artinya batang
tekan sudah menekuk sebelum tegangan mencapai
leleh. Untuk kelangsingan sedang (λ< 110, batang
sedang ) akan terjadi tekuk inelastis, yaitu pada
sebagian penampang sudah leleh dan untuk
batang pendek (λ< 20) seluruh penampang leleh,
seperti dilukiskan gambar 4 di samping.

Gambar 4 : Kurva panjang batang/kolom


versus kekuatan kritis
 Panjang Tekuk
Panjang tekuk
(Lk) batang tekan sangat
tergantung kepada jenis
perletakannya, seperti
kolom dengan tumpuan
jepit dapat mengekang
ujungnya dari berotasi
dan translasi, sehingga
mampu menahan beban
yang lebih besar
dibandingkan tumpuan
sendi. Panjang tekuk
dihitung seperti berikut:
 Pengaruh Tegangan Sisa (Residual Stress).
Tegangan sisa (Residual Stress), adalah
tegangan yang tertinggal dalam suatu komponen
struktur baja, pada proses pembuatannya maupun
dalam pemakaiannya. Yang dapat diakibatkan
oleh antara lain :
 Proses pendinginan yang tidak merata
setelah profil struktural dibentuk dengan
penggilingan panas. Lenturan atau lendutan
dingin selama fabrikasi.Proses pelobangan
dan pemotongan selama fabrikasi.
Proses pengelasan.

Pada penampang profil sayap lebar


(wide flange) atau profil H yang digiling panas,
sayap yang merupakan bagian yang lebih tebal
mendingin lebih lambat daripada daerah badan
(web). Ujung sayap yang lebih terbuka terhadap
udara lebih cepat dingin daripada daerah
pertemuan sayap dan badan, ini berakibat ujung-
ujung sayap dan tengah-tengah badan mengalami Gambar 6 : Pola tegangan residu yang umum pada profil giling
tegangan residu tekan. Sedangkan pada daerah
pertemuan sayap dan badan mengalami tegangan
residu tarik. Distribusi tegangan residu dapat
dilihat pada gambar di samping.
Stabilitas Batang Tekan
Tegangan tekan adalah tegangan yang timbul pada suatu batang alibat mengalami gaya
tekan. Sebagaimana diketahui, kalau batang mengalami tekan, maka ada kemungkinan
batang tersebut akan mengalami perpendekan ataupun tekuk. Semakin besar gaya tekan
yang bekerja pada suatu batang akan mengakibatkan tegangan tekan yang besar pula. Yang
selanjutnya akan mengalami bahaya tekuk. Karena itu dalam perencanaan batang tekan
harus memperhitungkan faktor tekuk.
Batang tekan harus direncanakan dengan baik sehingga terjamin tidak ada bahaya tekuk.
Keadaan seperti ini dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan

𝑁
𝜔 ≤𝜎
𝐴
Keterangan N = gaya tekan pada batang
A = Luas penampang batang
𝜎 = tegangan dasar baja
𝜔 = faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan 𝜆 dan
macam bajanya.
Untuk memperoleh harga 𝜔, dapat dilihat dari tabel 2, 3, 4, dan 5 yang tersedia di PPBBI
bab 4. Dan untuk harga 𝜆 yang berada diantara harga – harga yang tercantum dalam tabel
tersebut, harga 𝜔 dapat dihitung dengan interpolasi linier. Harga 𝜔 dapat ditentukan
dengan persamaan berikut
𝐸
𝜆𝑔 = 𝜋
0,7 𝜎 𝑙
𝜆
𝜆𝑠 =
𝜆𝑔
Untuk : 𝜆𝑠 = ≤ 0,163 → maka 𝜔 = 1
1,41
Untuk : 0,183 <𝜆𝑠 <1 → maka 𝜔 =
1,593−𝜆𝑠
Untuk : 𝜆 ≥ 1 → maka 𝜔 = 2,281 𝜆𝑠

Sedangkan kelangsingan 𝜆 pada batang – batang dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝐿𝑘
𝜆=
𝑖
Keterangan :
𝐿𝑘 = panjang tekuk batang
𝑖 = jari – jari kelembaman
Contoh 1 :
Diketahui baja BJ 37 dan 𝜆 = 60 Ditaya berapakah harga faktor tekuk (𝜔)
Jawab :
Faktor tekuk (𝜔) = 1,339
Caranya : lihat tabel 3 PPBBI untuk 𝜆 = 60 kemudian lihat ke kanan angka 1,339
Contoh 2 :
Diketahui baja BJ 37 dan 𝜆 = 61
Ditanya berapakah harga faktor tekuk (𝜔)
Faktor tekuk (𝜔) = 1,351
Caranya sama dengan contoh 1, lihat tabel 3 PPBBI untuk 𝜆 = 61 kemudian lihat ke kanan angka
1,35

Tetapi di dalam perencanaan tidaklah selalu demikian, sering terdapat angka 𝜆 yang
bulat seperti contoh 1 dan contoh 2, misalnya untuk 𝜆 = 64,6, untuk menghitungnya, berikut
dibuat contohnya
Contoh 3 :
Diketahui baja BJ 37 dan 𝜆 = 64,6
Ditanya berapakah harga faktor tekuk (𝜔)
Jawab :
Lihat 𝜆 = 60 → 𝜔 = 1,399
Lihat 𝜆 = 65 → 𝜔 = 1,399
64,6 −60
Maka untuk 𝜆 = 64,6 → 1,339 − 1,399 − 1,399
65−60
𝜆 = 64,6 → 𝜔 = 1,394
SEKIAN

DAN

TERIMAKASIH

You might also like