You are on page 1of 23

ASAL USUL DAN PERSEBARAN

MANUSIA DI KEPULAUAN
INDONESIA
ASAL USUL DAN
PERSEBARAN MANUSIA
“HAWA MITOKONDRIA” DAN
ADAM “KROMOSOM Y” ASAL
MULA MANUSIA MODERN

Satu-satunya petunjuk dalam penelitian


persebaran manusia purba adalah fosil
ddan artefak.
Penelusuran asal usul manusia dengan
menggunakan DNA mitokondria (mtDNA)
untuk mengetahui hubungan kekerabatan
antar populasi. Terobosan ini menuju
pengungkapan cikal-bakal manusia
modern atas dasar persamaan genetik.

Setiap tetes darah manusia berisi buku


sejarah yang ditulis dalam bahasa
genetika.
Kode genetika manusia adalah 99,9%
identik di seluruh dunia. Selebihnya ialah
DNA yang bertanggung jawab terhadap
perbedaan individual (warna kulit, resiko
penyakit).
Suatu ketika dalam perubahan genetika
yang langka, mutasi acak dan tidak
berbahaya dapat terjadi dalam salah satu
DNA yang tak berfungsi tersebut,
kemudian diwariskan ke semua keturunan
orang itu.
Namun mutasi yang memberikan
petunjuk tetap terlindungi. Salah
satunya adalah DNA mitokondria
(mtDNA), yang diteruskan utuh dari
ibu ke anak.
Demikian juga sebagian besar
kromosom Y, yang menentukan laki-
laki, berpindah utuh ke anak laki-laki.
Berdasarkan penelitian mtDNA dapat
disimpulkan, bahwa manusia modern
sekarang ini semua merupakan satu
keturunan dari satu nenek moyang
(“Hawa”mitokondria). Hawa mitokondria
segera bergabung dengan “Adam
kromosom Y”. Semua umat manusia
terkait dengan Hawa mitokondria melalui
rantai para ibu yang tak terpatahkan.
DNA Mitokondria dapat digunakan untuk
merekonstruksi sejarah asal-usul dan
persebaran manusia dari sisi ibu
(maternal). Orang-orang di/dari
berbagai belahan dunia memiliki garis
keturunan berbeda (mtDNA dan
Kromosom Y). Untuk mempelajari
persebaran manusia purba , penelitian
mtDNA ini menggunakan sumber
genetik yg bertahan lama yitu fosil.
Kesimpulan

Manusia modern bukanlah


keturunan dari manusia purba
semacam Homo Sapiens yang
hidup 500.000 th yll atau Homo
Erectus (1,5 juta th yll)
Polimorfisme

Polimorfisme (gen) adalah sifat


keragaman sel yang disebabkan oleh
adanya sejumlah mutasi yang terjadi
secara alamiah dan tidak membawa
akibat buruk yang memunculkan variasi
individu yang khas. Sifat gen ini dapat
digunakan dalam rangka penelusuran
asal-usul berbagai ras dan suku.
Oleh karena itu, jauh dekatnya
kekerabatan suatu kelompok suku
bangsa dapat dilihat dari persamaan
variasai dari suku bangsa tersebut.
Semakin besar jumlah variasi yang
memisahkan dua etnik, semakin jauh
jarah kekerabatan antara kedua
kelompok tersebut. Sebaliknya jika ada
dua orang yg mtDNA sa persis, maka
hubungannya dekat (satu ibu, satu
nenek, satu nenek moyang)
DAERAH ASAL MANUSIA
Allan Wilson (1980) menggunakan
mtDNA mengidentifikasi tempat asal
nenek moyang umat manusia. Denagn
membandingkan mtDNA dari wanita-
wanita keturunan Afrika menunjukkan
keanekaragaman dua kali lebih banyak
dari wanita lain.
Max Ingman, dari Amerika Serikat
mengungkapkan hal senada, manusia
modern berasal dari salah satu tempat
di Afrika antara kurun 100 – 200 ribu th
yll. Dari situ moyang manusia masa kini
lalu menyebar dan mendiami tempat-
tempat di luar Afrika.
Antara 50.000 – 70.000 th yll, satu
gelombang kecil manusia dari Afrika menuju
pantai Asia bagian Barat, dengan melalui
dua jalur :
1. Menuju lemb.sungai Nil, sem.Sinai, ke
utara lewat Levant.
2. Melintasi laut Merah.
Saat itu bumi memasuki zaman es,
sehingga permukaan laut menjadi lebih
rendah. Derngan perahu primitif, manusia
modern menyeberangi laut yang pertama.
Setelah di Asia, bukti genetis memperkirakan
populasi terpecah. Satu kelompok di Timur
Tengah, kelompok lain ke sem.Arab dan
wilayah Asia yang lebih jauh. Sertiap generasi
mungkin bergerak beberapa km lebih jauh.

Para pengembara mencapai Australia Barat


Daya 45.000 th yll. Buktinya dengan adanya
fosil seorang pria di Lake Mungo.
ASAL USUL PERSEBARAN MANUSIA
INDONESIA

Berbagai jenis ras manusia diperkirakan


berasal dari Asia Tengah. Dari bukti
tulang kuno mereka terdiri dari berbagai
ras, spt : Papua Melanesoid, Europoid,
Mongoloid, dan Austroloid.
Percampuran mereka menghasilkan
bangsa Melayu berkulit sawo matang.
Mereka menyebar melalui sungai dan
lembah.
Alasan penyebaran mereka adalah :
1. Adanya bencana alam
2. Adanya wabah penyakit
Daerah Teluk Tonkin merupakan tanah air
yang kedua mereka.
Dari Indo Cina menyebar ke Kamboja,
Muang Thai dan kmd menjadi bangsa
Austronesia.
Bangsa yang berkulit cokelat di Asia
Tenggara (Thailand Selatan, Malaysia,
Singapura, Indonesia, Brunei, Philipina
Selatan) berasal dari rumpun dan bahasa
yang sama yaitu bangsa Melayu.
Persebaran Manusia dan
Bhs.Austronesia
Bahasa di Asia Tengah berasal dari keluarga
Sino-Tibet yang melahirkan bhs. Cina, Siam,
Tibet, Miao, Yiu, dan Burma.
Penyebaran ke selatan melahirkan keluarga
Dravida (Telugu, Tamil, Malayalam)
Penyebaran ke Timur dan Tenggara
melahirkan keluarga Bahasa Austronesia,
dan menurunkan 4 kelompok (Melayu
(Indonesia), Melanesia, Mikronesia,
Polinesia)
Prof.Dr.H.Kern th 1889 melakukan
penelitian berhubungan dengan penyebaran
manusia sbg dasar “perbandingan Bahasa”
yaitu Bhs.Austronesia (Melayu Polynesia).
Penyebaran rumpun bahasa ini sangat luas,
yaitu : di Barat sampai Madagaskar
ke Timur sampai Pulau Paska
ke utara sampai Formosa
ke Selatan sampai Selandia Baru.
Indonesia menjadi pangkalan yang ke dua
bagi penyebaran bangsa Austronesia. Dari
bagian barat Indonesia ke pantai-pantai
ujung selatan India dan ke Madagaskar.
Dari bagian timur Indonesia ke Melanesia,
Mikronesia, dan seterusnya.
Di dalam bahasa Austronrsia sering terdapat
istilah yang sama, dan merupakan milik
bersama ketika bangsa-bangsa masih tinggal
bersama di daerah asal mereka.
Contoh perkataan yang sama adalah : nama
tumbuhan, hewan, dan perahu (spt.padi,
buluh, rotan, nyiur, pisang, pandan, ubi,
mata, lima dan telinga.
Dari kesamaam tsb Kren menyimpulkan
Bahwa Bahasa Melayu berasal dari satu
induk yang ada di Asia.
Kesimpulan

Bangsa-bangsa pendukung bahasa


Austronesia berasal dari Capa,
Chocin-China, dan Kamboja.

You might also like