You are on page 1of 70

KONJUNGTIVITIS

Pembimbing: dr. Awang Wimbo, Sp.M


Anatomi Konjungtiva
ANATOMI KONJUNGTIVA

Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu :


1. Konjungtiva Palpebralis : melapisi permukaan posterior palpebra dan
melekat erat ke tarsus.
2. Konjungtiva Bulbaris : menutupi sebagian permukaan anterior bola
mata
3. Konjungtiva Forniks : tempat peralihan konjungtiva tarsal dan
konjungtiva bulbi.
Perlindungan Alamiah Konjungtiva

Perlindungan
Suhu rendah Aktivitas
Perlindugan oleh
karena Pembilasan lisozim yang
fisik oleh immunoglob
terpapar oleh air mata bersifat
kelopak mata ular pada air
udara antibakteri
mata
DEFINISI KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis merupakan inflamasi pada


konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian
dalam kelopak mata.
EPIDEMIOLOGI

Berbagai Masyarakat,
Prevalensi bervariasi
Tingkat Ekonomi, &
tergantung penyebab
Strata Sosial

Infeksi:
Alergi
Virus
15-40%
Bakteri (50-75%)
FAKTOR RISIKO

Status
Higine
Ekonomi

Lingkungan Iklim

Usia
MANIFESTASI KLINIS

Hiperemis

Keluar sekret

Sensasi benda asing, yaitu tergores atau panas


atau ngeres (sandy feeling)

Sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia


Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliaris Injeksi Episklera
Keratitis, Iridosiklitis,
Kausa Iritasi, Konjungtivitis Glaukoma Akut Glaucoma Akut

Limbus Ke Forniks
Lokasi Forniks Ke Limbus Makin Kecil Makin Kecil Episklera

Warna Merah Terang Merah Padam (Ungu) Merah Gelap

Bergerak Dengan Dengan


Pembuluh Darah Konjungtiva Tidak Bergerak Tidak Bergerak

Adrenalin Menghilang Menetap Menetap

Sekret Sekret (+) Lakrimasi (+) -

Intensitas Nyeri Sedikit Nyeri Nyeri Hebat


MANIFESTASI KLINIS

• Hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva)


• Lakrimasi
• Eksudasi dengan sekret yang lebih nyata pada pagi hari
• Psudoptosis akibat kelopak mata bengkak
• Hipertrofi papil
• Hipertrofi folikel
• Membran/pseudomembran
• Adenopati preaurikular
MANIFESTASI KLINIS

• Hiperemis (injeksi konjungtiva) • Discharge


• Chemosis (edema konjungtiva) • Hipertrofi folikel
Follicles Psudomembran
• Hipertrofi papiler
Lingkungan kering (faktor Air mata lebih cepat
Mata kering
predisposisi) menguap
Gampang teriritasi oleh
bakteri, virus, alergen,
atau benda asing

Aliran darah semakin Pembuluh darah Muncul reaksi


cepat vasokonstriksi inflamasi

Edema
Permeabilitas kapiler Cairan berpindah ke ruang
Vasodilatasi meningkat interstitial

Pseudoptosis

Warna mata lebih


Vasodilatasi Injeksi konjungtiva
merah
Proses kompensasi Gl. Lacrimalis tertekan
dari sistem imun terus
terhdap
bakteri/virus/alerge
n
Virus/bakteri mati Tertumpuk bersama leukosit + lipid dalam
bentuk sekret Epifora
KLASIFIKASI
Akut
Waktu
Konjungtivitis Kronis
Penyebab

Berdasarkan
Penyebab

Konjungtivit Konjungtivit Konjungtivit


Konjungtivit is is Akibat is Kimia
is Karena Imunologik Penyakit Atau Iritatif
Agen Infeksi (Alergi) Autoimun
Konjungtivitis
Karena Agen
Infeksi

Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis


Bakterial Viral Jamur Klamidia

- Konj. Blenore Konjungtivitis


Konjungtivitis - Trakoma
- Konj. Gonore Folikular Viral
Viral Kronis - Konjungtivitis Inklusi
Akut
-Konj. Mukopurulen
(Catarrhal) Akut - Konjungtivitis
Limfogranuloma Venerum
- Konj. Difteri
-Konj. Angular
- Blefarokonjungtivitis
- Keratokonjungtivitis - Blefarokonjungtivitis
Epidemika Molluscum
-Demam Contagiosum
Faringokonjungtiva - Konjungtivitis
- Keratokonjungtivitis Varisella-zoster
Herpetik - Keratokonjungtivitis
- Keratokonjungtivitis Morbili / Campak
New Castle
- Konjungtivitis
Hemoragik Epidemik
Akut
Konjungtivitis
Imunologik (Alergik)

Reaksi
Reaksi
Hipersensitivita
Hipersensitivita
s Humoral
s Tipe Lambat
Langsung

Konjungtivitis
Keratokonjung Konjungtivitis
Demam Konjungtivitis Konjungtivitis
tivitis Ringan
Jerami (Hay vernalis atopik
Phlyctenulosis Sekunder
Fever)
terhadap
Blefaritis
Kontak
Konjungtivitis
Akibat Penyakit
Autoimun

Keratokonjungtivitis
Sicca Konjungtivitis
Kimia atau
Iritatif

Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis


Iatrogenik Pekerjaan oleh karena Bulu
Pemberian Obat Bahan Kimia Ulat (Oftalmia
Topikal dan Iritan Nodusum)
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
KONJUNGTIVITIS BAKTERI

• Disebabkan oleh infeksi gonokokus, meningokokus, staphylococcus aureus,


streptococcuc pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Escherichia coli

Tanda dan gejala


Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen)
• eksudat purulen yang banyak
Konjungtivitis bakteri akut (mukopurulen)
• hiperemia konjungtiva akut, sekret mukopurulen jumlah sedang
Konjungtivitis bakteri subakut
• eksudat tipis atau berawan
Konjungtivitis bakteri kronik
• Obstruksi ductus nasolakrimalis & dakriosistitis kronik
• Disertai blefaritis bakterial kronik
Pemeriksaan Lab
Sekret : Bakteri dan PMN (+)
Kronis  Perlu sensitivity Test
Konjungtivitis bakteri akut
(mukopurulen)

Konjungtivitis bakteri hiperakut


(purulen)
PENATALAKSANAAN
• Higiene  hilangkan sekret dengan larutan saline
• AB yang sesuai
Gram (+) :
- Kloram fenikol/Sulfa cetamid
- Gramisidin
- Cefazolin
- Vancomycin
Gram (-) :
- Gentamycin/tobramycin
- Dibekacyn
- Cyprofloksasin
• Sambil menunggu hasil lab : AB topikal spektrum luas  polymyxin-trime-thoprim
PROGNOSIS

• Konjungtivitis akut hampir selalu sembuh sendiri


- tanpa diobati 10-14 hari
-diobati  1-3 hari
• Konjungtivitis gonokokus tanpa diobati  perforasi kornea dan
endoftalmitis
• Konjungtivitis stafilokokus tanpa diobati  blefarokonjungtivitis dan fase
kronik
Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
(Purulen)
Konjungtivitis Gonore
• Merupakan radang akut dan hebat pada konjungtiva akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae
• Gonorrhoeae paling sering ditransmisikan melalui hubungan seksual
• Dapat juga ditransmisikan dari ibu ke neonatus saat proses kelahiran, neonatus terinfeksi karena
melewati traktus genitalia ibu yang telah terinfeksi Neisseria gonorrhoeae, sehingga menyebabkan
ophthalmia neonatrum dan infeksi neonatal sistemik.
• Pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut.
• Gejala pada bayi atau neonatus :
- Masa inkubasi 12 jam- 5 hari
- Disertai perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik
• Pada orang dewasa terdapat 3 stadium :

• Ditemukan dikelopak mata dan konjungtiva yang kaku


• Nyeri pada perabaan
• Palpbera oedem dan kaku  sukar dibuka
Stadium • Pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior, pada konjungtiva bulbi hiperemi, kemotik dan
menebal
infiltratif • Awalnya hanya mengenai salah satu mata

• Sekret kental
Stadium • Pada bayi  sekret kental warna kuning di kedua mata
supuratif • Pada orang dewasa  sekret tidak begitu kental

Stadium
penyembuha
n
DIAGNOSIS

• Diagnosis pasti dengan pemeriksaan sekret dengan:


- pewarnaan metilen biru tampak diplokokus di dalam sel leukosit.
- Dengan pewarnaan gram  sel intraselular atau ekstraselular dengan sifat
gram negatif
• Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat
PENATALAKSANAAN
Pada bayi diberikan salep atau
injeksi penisilin 50.000 U/KgBB
selama 7 hari Antibiotik topikal
Antibiotik topikal (Ofloksasin,
• Sekret dibersihkan dengan (Ceftriakson 1.0 gram 4x/hari
IM selama 5 hari (tanpa siprofloksasin,
kapas air bersih yang sudah
ulkus); seftriakson 1 gram tobramisin/basitrasin/salep
direbus atau garam fisiologis @ IV/12 jam selama 3 hari
30 menit  diberi salep eritromisin setiap 2 jam
(dengan ulkus kornea);
penisilin G 10.000-20.000 diikuti dengan doksisiklin selama 2-3 hari, kemudian 5
unit/ml @ 1 menit- 30 menit. 100mg atau eritromisin 250- kali selama 7 hari)
Kemudian salep diberikan @ 5- 500 mg peroral 4x/hari.
30 menit, disusul pemberian
salep penisilin @ 1 jam selama Pasien dan pasangannya
3 hari Sulfas atropine topical harus diperiksa untuk
Irigasi mata mengetahui apakah ada
1%1-2 kali/hari penyakit menular
• Konjungtivitis seksual lainnya.
Gonokokal
KONJUNGTIVITIS AKUT
MUKOPURULEN

• ETIOLOGI
Penyebab tersering:
Staphylococcus aureus
Koch-week bacillus
Pneumococcus dan Streptococcus
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis
• Rasa tidak nyaman dan sensasi benda asing karena pembengkakan
pembuluh darah.
• Fotofobia ringan.
• Sekret mukopurulen.
• Keluhan kelopak mata yang melekat karena adanya sekret terutama pada
saat bangun pagi.
• Penglihatan yang sedikit kabur karena serpihan mukus di depan kornea.
• Keluhan adanya halo (gambaran pelangi) karena efek prismatik mukus
pada kornea.
• Terlihatnya sekret yang kering pada forniks dan margin palpebra.
• Laboratorium
Dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang
dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini
mengungkapkan banyak neutrofil polimorfonuklear
• Komplikasi
Tukak kornea marginal yang mudah perforasi karena adanya daya lisis
kuman gonokok. Perforasi kornea dapat mengakibatkan endoftalmitis dan
panoftalmitis sehingga dapat terjadi kebutaan total.
DIAGNOSIS

• Diagnosis pasti adalah pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen


biru dimana akan terlihat diplokokus di dalam sel leukosit. Dengan
pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau ekstraseslular
dengan sifat gram negatif. Dilakukan pula pemeriksaan sensitivitas pada
agar darah dan coklat.
TATALAKSANA

• Konjungtivitis
Antibiotik topikal Irigasi pada
bakterial (kloramfenikol 1%, kantung
gentamisin konjungtiva
• Konjungtivitis 0,3%,;siprofloksasi
n 0,3%, ofloksasin (larutan salin
mukopurulen 0,3%, atau hangat 2-3 kali
gatifloksasin 0,3%) dalam sehari)
akut

Tidak diperban
Kacamata gelap Tidak
untuk menggunakan
menghindari kortikosteroid.
fotofobia Analgetik dan
antiinflamsi
KOMPLIKASI (Konjungtivitis Bakterial)

Konjungtivitis Konjungtivitis gonokokal Konjungtivitis


mukopurulen akut   Ulkus kornea hingga membranosa akut 
ulkus kornea perifer, perforasi, Iridosiklitis , ulkus kornea,
keratitis superfisial, sistemik (arthritis simblefaron, trikiasis,
blefaritis atau gonore, endokarditis, entropion, dan serosis
dakriosistitis. septikemia) konjungtiva.

Konjungtivitis angular 
Blefaritis dan ulkus
kornea kataral perifer
PROGNOSIS

Konjungtivitis bakteri akut


Konjungtivitis viral pada
hampir selalu sembuh
umumnya dapat sembuh
sendiri, ± 10-14 hari; jika
diobati dengan memadai ± sendiri.
1-3 hari.
KONJUNGTIVITIS VIRUS
Konjungtivitis Folikular Viral Akut

Demam Faringokonjungtival

− Demam 38,3-40°C, Faringitis, Konjungtivitis


− Unilateral & Bilateral
− Kerokan Konjungtiva : Sel Mononuklear (+)
− Anak-anak >Dewasa
− >> Kolam Renang Berklor Rendah
− Sembuh ±10 Hari Tanpa Pengobatan
Keratokonjungtivitis
Epidemika
- Umumnya Bilateral
- Awal : Injeksi Konjungtiva, Nyeri
Sedang, Mata Berair
- 5-14 Hari : Fotopobia, Keratitis Epitel
- Nodus Periaurikular Dengan Nyeri Yang
Khas
- Kompres Dingin, Hindari Kortikosteroid
Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
− Injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotopobia ringan
− Terjadi pada infeksi primer maupun kambuh
− Disertai keratitis herpes simpleks
− Kornea : lesi-lesi epitel
− Palpebra : vesikel-vesikel herpes, edema
− Khas : nodus periaurikular kecil & nyeri tekan
− Berlangsung 2-3 minggu
− Umumnya sembuh sendiri
− AV topikal : 7-10 hari (trifluridin setiap 2 jam sewaktu bangun)
− Keratitis herpetik : salep acyvlovir 3% 5 x sehari selama 10 hari atau acyclovir oral 400 mg
5 x sehari selama 7 hari.
− Kortikosteroid  KONTRAINDIKASI, memperburuk infeksi dan bisa jadi infeksi berat
berkepanjangan
Konjungtivitis Penyakit Newcastle

−Jarang
−Perasaan terbakar, gatal, nyeri, merah, mata berair, penglihatan kabur
−>>pekerja peternakan unggas yang menangani burung yang sakit, dokter
hewan
Konjungtivitis Hemoragika
Akut

−Khas : intubasi pendek (8-48 jam)


−Berlangsung 5-7 hari
−Nyeri, fotopobia, sensasi benda asing,
air mata>>, kemerahan, edema
palpebra, perdarahan subkonjungtiva
Konjungtivitis Viral Kronik
Blefarokonjungtivitis Blefarokonjungtivitis Varicella-
Molluscum Contagiosum zoster
− Nodul molluscum pada tepian atau − Hiperemia dan konjungtivitis infiltrat,
kulit palpebra, konjungtiva dan alis erupsi vesikuler di sepanjang dermatom
mata nervus trigeminuscabang oftalmika
− Lesi bulat, berombak, putih-mutiara, − Konjungtivitis papilar
non-inflamatorik dengan bagian pusat − KGB periaurikular nyeri tekan
yang melekuk khas − Sekuele  jaringan parut palpebra,
entropion
− Lesi molluscum contagiosum multipel
− Terapi : acyclovir dosis tinggi  800 mg
di palpebra dan wajah  pasien AIDS
per oral 5 x sehari selama 10 hari
Keratokonjungtivitis Campak

−Bercak koplik pada konjungtiva


−Diikuti keratitis epitelial
 Infiltrat dengan batas seperti cabang-cabang
 Disebabkan Herpes simpleks
Konjungtivitis virus
Injeksi konjungtival
Sekret sereous
Perdarahan subkonjungtiva
( subakut )
KONJUNGTIVITIS JAMUR
• Konjungtivitis Candida oleh Candida Spp

−Jarang

−Tampak sebagai bercak putih

−Pasien diabetes dan pasien yang terganggu sistem imunnya, sebagai konjungtivitis ulseratif
atau granulomatosa

−Infeksi berespon terhadap amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam larutan air (bukan garam)
atau terhadap krim nystatin (100.000 U/g) 4-6 x sehari
Konjungtivitis Trachoma

• Konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.


• Faktor resiko penyakit ini berdasarkan hygiene perorangan ,keadaan cuaca tempat
tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi bacterial mata yang sudah
ada.
• Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung (saudara kandung, orang tua ).
Vektor serangga, khususnya lalat dan sejenis agas, dapat berperan sebagai penular.
Folikel Pada Konjungtiva
Tarsal

Keluhan : gatal – merah - kronis


Tanda :
- Folikel besar-besar
- Herbet’s pits
- Panus
Sekret : - Mucous
- Mucopurulen Panus
Lab:
• Infiltrat limbus
Gimsa sulit : inclusion bodies
ELISA atas
• Neovaskularisasi
di atas
Klasifikasi Stadium Trakoma Menurut Mac Callan

1. Stadium I = stadium insipien


– hipertropi papiler pd palpebra dan folikel imatur (tonjolan pembesaran kelenjar limfe di
konjungtiva) di tarsus bagian atas
2. Stadium II = stadium established = stadium nyata, terdiri dari :
– A. Stadium IIA = stadium hipertrofi folikuler
– B. Stadium IIB = stadium hipertrofi papiler
– stadium IIa + IIb di sebut established trachoma didapatkan epithelial keratitis, sub epitalia
keratitis, panus, herbet”s pits
3. Stadium III = stadium sikatrik (stadium cicatrical)
– hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil
– sikatrik akibat dari etripion dan trikiasis di palbebra di tarsus
– panus aktif di bagian atas kornea
4. Stadium IV = stadium sembuh (stadium healed)
– sikatrik tanpa ada tanda aktif trakoma
Konjungtivitis Clamidia Trachoma
• tetrasiklin 1% atau eritromisin 1% salep 4 kali sehari selama 6 minggu
• sulfacetamide 20% tetes 3 kali sehari diikuti dengan pemberian
Topikal tetrasiklin 1% salep di malam hari selama 6 minggu.

• tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 3-4 minggu
• doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama 3-4 minggu atau dosis
Sistemik tunggal 1 gram azitromisin.

• Tetrasiklin 1% atau eritromisin salep 4 kali sehari selama 6 minggu


• Tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 2 minggu.
Kombinasi
KONJUNGTIVITIS IMUNOLOGIK
Konjungtivitis Alergi

• Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh reaksi
inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun
• Reaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva adalah
reaksi hipersensitivitas tipe 1 (Majmudar, 2010).
• Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama
adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan kemosis berat.
• Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal
dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak
papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.
Gejala Klinis

• Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan
pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan
konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun.
• Pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis
vernal.
DIAGNOSIS :
• Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien . Gejala yang paling
penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja
disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia.
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi
sekunder.

PENATALAKSANAAN
• Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor -
antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal
dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAL
SEGERA

Konjungtivitis ‘Hay fever’ Keratokonjungtivitis Atopik


• Menyertai Rinitis Alergika Pasien Dermatitis Atopik
• Riwayat Alergi Tepung, Rumput, Bulu • Sensasi Terbakar, Sekret Mukoid,
Hewan Merah, Fotopobia
• Kemosis Berat • Tepian Palpebra Eritematosa,
• Kompres Dingin & Tetes Konjungtiva Tampak Putih Seperti Susu
Vasokonstriktor-antihistamin Topikal • Riwayat Alergi + (Asma, Eksim)
Konjungtiva Konjungtiva
Kemosis terpajan
Papil pada konjungtiva tarsal
Sering terdapat pada alergi lensa kontak

Konjungtivitis Papilar Raksasa


Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat

• Flicten
• - Hipersentitivitas pada :
• - TB
• - Askaris
• - Stapilocokus
• Terapi :
- Steroid : Yang bekerja di permukaan,
• flourometholon
• - Cari causa
Infiltrat di sekitar limbus, dikelilingi pb
darah
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Bentuk flikten dapat pada konjungtiva,
limbus dan kornea
KONJUNGTIVITIS AKIBAT PENYAKIT
AUTOIMUN
Konjungtivitis Sika

Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, artritis).


Gejala:
- khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang tidak sebanding dengan
tanda-tanda radang.
- Dimulai dengan konjungtivitis kataralis
- Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit, tetapi menjelang siang atau
malam hari rasa sakit semakin hebat.
- Lapisan air mata berkurang (uji Schirmer: abnormal)
KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU IRITATIF
• Konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus
konjungtivalis seperti asam, alkali, asap dan angin, dan menimbulkan gejala nyeri,
pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme.
• Dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti
dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang
toksik atau menimbulkan iritasi.
• Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan
pemakaian tetesan ringan.
KONJUNGTIVITIS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENYAKIT SISTEMIK
• Konjungtivitis Pada Penyakit tiroid
Pada penyakit gaves orbital, konjungtiva mungkin merah dan kemotik dan
pasien mungkin mengeluh mata berair berlebihan.dalam perjalanannya kemosis
meningkat. Terapi diarahkan pada pengendalian penyakit tiroid.
Konjungtivitis gout
Pasien gout sering mengeluhkan mata panas selama serangan. Pada
pemeriksaan ditemukan konjungtivitis ringan. Pengobatan ditujukan pada
pengendalian serangan gout dengan colchicine dan allopurinol.
KONJUNGTIVITIS PARASIT
Konjungtivitis Parasit

− Infeksi Thelazia californiensis


• habitat alami  mata anjing, kucing, domba. Menginfeksi saccus conjungtiva manusia
− Infeksi Loa loa
• hidup di jaringan ikat manusia dan kera. Cacing dewasa bermigrasi ke palpebra, konjungtiva.
− Infeksi Ascaris lubricoides (konjungtivitis “Butcher”)
cairan jaringan organisme yang terinfeksi ascaris mengenai mata
− Infeksi Schistoma haematobium
• skistosomiasis endemik di mesir sungai nil
− Infeksi Pthirus pubis (infeksi kutu pubis)
• pubis mengenai palpebra dan bulu mata

You might also like