Professional Documents
Culture Documents
Kuliah 4 - Macam Penelitian - Dr. Aris
Kuliah 4 - Macam Penelitian - Dr. Aris
Kesehatan
Aris Prasetyo
RANCANGAN PENELITIAN
Harus diperhatikan :
1. Tujuan penelitian hipotesis
penelitian
2. Ada/tidak ada perlakuan
3. Waktu pengamatan/pengumpulan data
4. Masalah etik
5. Ketersediaan waktu, biaya, tenaga
JENIS PENELITIAN
• Berdasarkan sifat masalah :
1. Penelitian historis
2. Penelitian deskriptif
3. Penelitian perkembangan
4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
5. Penelitian korelasional
6. Penelitian kausal-komparatif
7. Penelitian eksperimental sungguhan
8. Penelitian eksperimental semu
9. Penelitian tindakan
JENIS PENELITIAN
PENELITIAN
DESKRIPTIF/ EKSPLANATIF/
EKSPLORATIF ANALITIK
OBSERVASIONAL EKSPERIMENTAL
POPULASI
PAPARAN
(E) E+ , D+ E+ , D-
SAMPEL
E- , D+ E- , D-
PENYAKIT
(D)
Uji Cohort
• Mempelajari hubungan paparan dan penyakit
dengan cara membanding-kan kelompok
terpapar dengan kelompok tidak terpapar
berdasar-kan status penyakitnya
• Dimulai dengan pemilihan kelompok yang
terpapar dan tidak terpapar
• Berdasarkan atas titik awal penelitian, desain
penelitian Cohort dapat dibagi 2 yaitu :
1. Penelitian Concurrent (Prospective) Cohort
2. Penelitian Historical (Retrospective) Cohort
Kohort prospektif
SAAT INI AKAN DATANG
Sampel
Steps :
1. Select a sample from the population
2. Measure predictor variables (risk factor present or absent)
3. Follow-up the cohort
4. Measure outcome variables (disease present or absent)
Kohort retrospektif
MASA LALU SAAT INI
Sampel
Steps :
1. Identify a cohort that has been assembled in the past
2. Collect data on predictor variables (measured in the past)
3. Follow-up the cohort
4. Collect data on outcome variables (measured in past or present)
Uji Kasus Kontrol
• Mempelajari hubungan paparan dan penyakit
dengan cara membandingkan kelompok kasus
dengan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya
Populasi kasus
Faktor Risiko (penyakit +)
(+)
Faktor Risiko Penyakit (+)
(-)
Populasi kontrol
(penyakit -)
Faktor Risiko
(+)
Penyakit (-)
Faktor Risiko
(-)
MENCARI
PEMILIHAN KASUS
PAPARAN
dan KONTROL
FAKTOR RISIKO
PEMILIHAN
TIMBUL
KOHORT
PENYAKIT ?
(STATUS PAPARAN)
IDENTIFIKASI
KOHORT
STATUS PAPARAN
TIMBUL PENYAKIT ?
MASA AKAN
MASA LALU SAAT INI
DATANG
Kelebihan
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
• Dapat • Relatif murah dan • Kesesuaiannya
menggambarkan mudah dibandingkan dengan logika studi
pola penyakit disain penelitian eksperimental
• Mudah, cepat dan analitik lainnya dalam membuat
• Tepat untuk
murah meneliti penyakit inferensi kausal
• Dapat dimanfaatkan dengan periode • Dapat menghitung
untuk penelitian laten yang panjang angka insidens
selanjutnya • Tepat untuk • Sesuai untuk
meneliti penyakit meneliti paparan
yang langka atau yang langka
jarang terjadi • Memungkinkan
• Dapat meneliti peneliti
pengaruh sejumlah mempelajari
paparan terhadap
sebuah penyakit/ sejumlah efek
outcome secara serentak
dari sebuah paparan
Kelemahan
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
• Tidak tepat untuk • Rawan terhadap • Mahal dan
menganalisis hubungan berbagai bias (bias membutuhkan waktu
kausal seleksi dan bias yang lebih lama
• Tidak tepat untuk informasi) (prospektif)
• Membutuhkan
meneliti penyakit yang • Tidak efisien untuk ketersediaan data
jarang terjadi mempelajari paparan sekunder yang lengkap
• Tidak tepat untuk yang langka dan handal
meneliti paparan yang • Tidak dapat (retrospektif)
jarang ada di menghitung angka • Tidak efisien dan
masyarakat insidens tidak praktis untuk
• Tidak mudah untuk mempelajari
memastikan hubungan penyakit/outcome
temporal antara yang langka
• Hilangnya subyek
paparan dan penyakit selama penelitian,
karena migrasi,
tingkat partisipasi
rendah, meninggal dan
sebagainya
Penelitian Eksperimen
Pemberian
Stimulus
• 3 Prinsip Dasar :
1. Replikasi/pengulangan
2. Randomisasi
3. Kontrol
• Bila lengkap ketiganya True Experimental
• Bila tidak lengkap (biasanya tidak ada
randomisasi) Quasi Experimental
Uji Klinis
• Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat
baru pada manusia
• Sebelumnya diawali oleh pengujian pada
binatang atau uji pra klinik.
• Uji klinik bertujuan memastikan efektivitas,
keamanan dan gambaran efek samping yang
timbul akibat pemberian obat
Uji klinik terdiri dari 4 fase
• Fase I dilakukan pada manusia sehat, bertujuan untuk
menentukan dosis tunggal yang dapat diterima
• Fase II, dilakukan pada 100-200 orang penderita untuk
melihat apakah efek farmakologik yang tampak pada
fase I berguna atau tidak untuk pengobatan.
• Fase III dilakukan pada sekitar 500 penderita yang
bertujuan untuk memastikan bahwa suatu obat baru
benar-benar berkhasiat.
• Fase IV merupakan pengamatan terhadap obat yang
telah dipasarkan. Fase ini bertujuan menentukan pola
penggunaan obat di masyarakat serta pola efektifitas
dan keamanannya pada penggunaan yang sebenarnya.
Uji Diagnostik
• Uji diagnostik adalah suatu analisis untuk
membantu para klinisi guna mengambil
keputusan berdasarkan bukti dan pendekatan
probabilistik dalam menilai akurasi suatu
pemeriksaan.
Thank You