You are on page 1of 49

Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Perguruan Tinggi
oleh: Atiqadzikra
No. BP: 1510412018
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
BAB I
Pendahuluan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
 Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan
dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.
 Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya,
agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab
dan bermoral.
Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
Subtansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan mencakup:
 Filsafat Pancasila
 Idetitas Nasioanal
 Negara dan Konstitusi
 Demokrasi Indonesia
 Rule of Law dan Hak Asasi Manusia
 Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara
 Geopolitik Indonesia
 Geostrategic Indonesia
BAB II
Filsafat Pancasila
Pengertian filsafat
Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan
menyertai kehidupan manusia. Secara etimologis istilah
filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya
cinta dan sophos yang artinya hikmah atau
kebijaksanaan. Secara harfiah istilah filsafat
mengandung makna cinta kebijaksanaan. Jika ditinjau
dari lingkup pembahasannya, maka meliputi banyak
bidang bahasan, antara lain tentang manusia, masyarakat,
alam, pengetahuan, etika, logika, agama, estetika, dan
bidang-bidang lainnya.
Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah dapat
dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut:
Pertama : Filsafat sebagai produk mencakup pengertian
Pengertian filsafat yang mencakup arti arti filsafat sebagai jenis
pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori,
sistem, atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses
berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam
pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai suatu hasil
kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan
berfilsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat.
Kedua : Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian
Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat,
dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan
suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek
permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu
sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian
ini tidak hanya sekumpulan dogma yang diyakini sebagai suatu sistem
tertentu, tetapi lebih kepada suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses
yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.
Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Sistem adalah
suatu kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-
ciri berikut:
 Suatu kesatuan bagian-bagian
 Bagian bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
 Saling berhubungan, saling ketergantungan
 Semuanya dimaksudkna untuk mencapai suatu tujuan bersama
 Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Pancasila yang terdiri atas sila-sila Pancasila dan setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas, fungsi, dan tujuan tertentu, yaitu
suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Isi sila-
sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Maka dasar
filsafat negara Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bersifat
majemuk tunggal. Dengan kata lain bahwa setiap sila tidak bisa
terpisah dari sila lainnya. Pancasila merupakan suatu sistem dalam
pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya.
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM FILSAFAT

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya tidak hanya


merupakan kesatuan yang bersifat formal logis, namun juga meliputi
kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, serta dasar aksiologis
dari sila-sila Pancasila. Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan
sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar
aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme,
idealisme, dan lain paham filsafat di dunia.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR
FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
 Dasar Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup
bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat
sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Secara kausalitas bahwa
nilai-nilai Pancasila adalah bersifat objektif dan juga subjektif. Artinya esensi
nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
 Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
Pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum dasar
dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari hukum dasar,
secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita
hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana
kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki
kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental. Adapun
Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan
oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
DAN NEGARA INDONESIA
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia
maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu
hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila
diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta
nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-
unsur yang merupakan materi Pancasila tidak lain diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa
ini merupakan kausa materialis Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Setiap bangsa di dunia senantiasa memiliki suatu cita-cita serta
pandangan hidup yang merupakan suatu basis nilai dalam setiap pemecahan
masalah yang dihadapi. Menurut Ernes Renan dan Hans Khons, bangsa yang
hidup dalam suatu kawasan negara bukan terjadi secara kebetulan melainkan
melalui suatu perkembangan klausalitas sebagai suatu proses terbentuknya
suatu bangsa. Istilah paradigma pad awalnya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan sifatnya sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh banyaknya hasil-
hasil penelitian mansia sehingga kemungkinan ditemukannya kelemahan pada
teori-teori yang ada sangat besar. Dalam masalah yang populer ini, istilah
paradigma berkembang menjadi suatu terminologi yang mengandung konotasi
pengertian sumber ilmu, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas arah dan
tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang
tertentu termasuk bidang kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan terutama dalam melaksanakan pembangunan dan
pembaharuan maka harus berdasarkan kepada suatu kerangka pikir,
sumber nilai, serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Secara filosifis, kedudukan Pancasila sebagai paradigma kehidupan
kenegaraan dan kebangsaan mengandung suatu konsekuensi bahwa dan
segala aspek kehidupan dengan nilai-nilai yang terkandung pada
Pancasila.
Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan merupakan identitas nasional Indonesia. Hal ini didasarkan
pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila
adalah bangsa Indonesia itu sendiri. Konsekuensinya ciri khas sifat,
karakter bangsa Indonesia tercermin dalam suatu sistem nilai filsafat
Indonesia.
BAB III
Identitas Nasional
Pengertian Identitas nasional
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius
dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challance
dan response. Jikalau challance cukup besar sementara response kecil
maka bangsa tersebut akan punah.
Namun demikian jikalau challance kecil sementara response besar maka
bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jatidiri dan identitas nasional
yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan kreativitas budaya globalisasi.
Identitas Nasional…
• bangsa adalah merupakan kumpulan
dari manusia-manusia yang senantiasa
Statis berinteraksi dengan bangsa lain di
dunia dengan segala hasil budayanya.

• bagaimana bangsa itu melakukan


akselerasi dalam pembangunan,
Dinamis termasuk proses interaksinya secara
global dengan bangsa-bangsa lain di
duina internasional.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN
IDENTITAS NASIONAL

(1) Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis


dan demografis.
(2) Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam
bukunya, The Power of Identity, mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil
interaksi historis antara empat faktor penting.
PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN
IDENTITAS NASIONAL
Dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan
hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Pancasila
sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya
bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Pancasila
sebelum dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan
UUD 1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, dalam
kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga
materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia sendiri.
Bab IV
Demokrasi Indonesia
Demokrasi dan Implementasinya
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem
pemerintahan, demokrasi juga melahirkan sistem yang
bermacam-macam seperti :
1. Sistem presidensial
2. Sistem parlementer
Asas demokrasi disepakati sebagai model bagi dasar
penyelenggaraan Negara ternyata memberikan
implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya
bagi peranan Negara
Arti Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasaYunani, “demos” berarti rakyat dan
“kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti
“rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Demokrasi
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat.
Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan
kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sutu
organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian Negara yang dilakukan
oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan
berada ditanagan rakyat.
Bentuk-bentuk Demokrasi
Menurut Torrest demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu
pertama, “formal democracy” dan kedua, “substantive democracy”. Formal
democracy menunjukkan pada demokrasi dalam arti sistem
pemerintahan.

 Sistem Presidensial: dalam sistem ini presiden adalah kepala


eksekutif (kekuasaan menjalankan pemerintahan) / (head of
government) dan sekaligus kepala Negara (head of state).
 Sistem Parlementer: kepala eksekutif berada ditangan seorang
perdana mentri dan kepala negaranya berada ditangan presiden/
raja/ ratu
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar
fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Individu-individu dalam suatu masyarakat itu membentuk
suatu persekutuan hidup bersama yang disebut Negara, dengan
tujuan untuk melindungi kepentingan dan hak individu dalam
kehidupan masyarakat Negara. Atas dasar kepentingan ini dalam
kenyataannya muncullahkekuasaan yang kadang kala menuju ke arah
otoriterisme.
Berdasarkan kenyataan dilematis tersebut, pemikiran kea rah
demokrasi perwaklah liberal, dan hal inilah yang dikenal dengan
democrat-demokrat liberal. Individu dalam suatu Negara
partisipasinya disalurkan melalui wakil-wakil yang dipilih melalui
proses demokrasi.
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunis
Menurut sistem demokrasi ini masyarakat tersusun atas
komunitas-komunitas . komunitas yang paling kecil ini megatur
urusan mereka sendiri, yang akan memilih wakil-wakil untuk
unit-unit adminstratif yang besar. Unit-unit administrative ini
kemudian akan memilih calon-calon unit-unit administrative yang
lebih besar lagi yang sering diistilahkan dengan delegasi nasioanal.
Susunan ini sering dikenal dengan struktur “piramida” dari
“demokrasi delegastif ”. Menurut komunis, Negara post capitalist
tidak akan melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim
liberal, yakni rezim parlementer.
D. Demokrasi di Indonesia
1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dam empat periode:
 Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan
pada peranaparlementer serta partai-partai.
 Periode 1959-1965, masa demokrasi terpemimpin yang dalam banyak
aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat.
 Periode 1966-1998, masa demokrasi pancasila era orde baru yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menunjukkan sistem
presidensial.
 Periode 1999- sekarang, masa demokrasi pancasila era reformasi berakar
pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan
kekuatan antar lembaga Negara, antara eksekutif, legislative, dan
yudikatif.
2. Pengertian Demokrasi Menurut UUD 1945
a. Seminar angkatan darat II (Agustus 1966)
b. Munas III Persahi: The rule of Law (Desember 1966)
c. Symposium hak-hak asasi manusia (1967)
3. Demokrasi Pasca Reformasi
Dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga seacar eksplisit
tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
“kedaulatan berada ditanga rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelegaraan
Negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan
Negara, yaitu dengan menentukan dan memisahkan tentang
kekuasaaan eksekutif pasal 4 sampai pasal 16, legislative pasal 19
sampai denga pasal 22, dan yudikatif pasal 24 UUD 1945.
Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945
1. Demokrasi Indonesia sebagaimana dijabrakan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen 2002
Negara Indonesia dibawha sistem UUD 1945, lembaga-
lembaga Negara atau alat-alat perlengkapan Negara adalah:
MPR DPR
Presiden Mahkamah Agung
BPK
Adapun infrastruktur politik suatu negra terdiri atas lima
komponen:
Partai politik Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)
Golongan Penekan Alat Komunikasi Politik
BPK
2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem
ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen 2002
Penjabaran demokrasi dalam ketatanegaraan Indonesia dapat
ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaimana terdapat dalam
UUD 1945 sebagai “staatsfundamentalnorm” yaitu “… suatu susunan
Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat..” (ayat 2),
selanjutnya didalam pejelasan UUD 1945 tentang sistem
pemerintahan Negara angka romawi III dijelaskan “ Kedaulatan
rakyat.. “. “rakyat” adalah merupakan paradigm sentral kekuasaan
Negara.
BAB V
Negara dan Konstitusi
a. Pengertian Negara

Aristoteles Agustinus Max Weber


• Merumuskan negara sebagai • Membagi negara dalam dua • Negara adalah suatu masyarakat
negara polis, yang pada saat itu pengertian yaitu Civitas Dei yang yang mempunyai monopoli
dipahami negara masih dalam artinya negara Tuhan, dan Civitas dalam penggunaan kekerasan
suatu wilayah yang kecil. Terrena atau Civitas Diaboli yang fisik secara sah dalam suatu
artinya negara duniawi. wilayah.
Negara Indonesia
Prinsip-prinsip negara Indonesia melalui makna yang terkandung di
dalam Pembukaan UUD 1945:
Alinea I, menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya negara
dan bangsa Indonesia.
Alinea II, menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Alinea III, menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia
Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian pernyataan
kemerdekaan.
Alinea IV, menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan negara
Indonesia.
KONSTITUSIONALISME
Konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau
persetujuan (consensus) di antara mayoritas rakyat mengenai
bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme
dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau
consensus, sebagai berikut:
Kesepakatan Kesepakatan Kesepakatan
pertama kedua ketiga
• Cita-cita bersama • Basis pemerintahan • (a) bangunan
didasarkan atas aturan
yang sangat hukum dan konstitusi. organ negara dan
menentukan prosedur-prosedur
tegaknya yang mengatur
konstitusionalisme kekuasaan, (b)
dan konstitusi hubungan-
dalam suatu hubungan antar
negara. organ negara itu
satu sama lain,
serta (c) hubungan
antara organ-organ
Negara itu dengan
warga negara.
KONSTITUSI INDONESIA
Hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis (Undang-Undang
Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi).
Sifat-sifat Undang-Undang Dasar adalah sebagai berikut:
 Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum
positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun
mengikat bagi setiap warga negara.
 Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu aturan-
aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman, serta hak-hak asasi manusia.
 Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat
dan harus dilaksanakan secara konstitusional.
 Undang-Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan
peraturan hukum positif yang tertinggi.
Konstitusi
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan
umumnya dapat mempunyai arti:
 Lebih luas daripada Undang-Undang Dasar atau
 Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas
daripada pengertian Undang-Undang Dasar, karena
pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi
konstitusi tertulis saja.
Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945
Hasil Amandemen
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh yang secara otomatis
merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh karena itu sistem
pemerintahan negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok system pemerintahan
negara yang dirinci sebagai berikut.
a. Indonesia ialah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum (Reachtstaat)
b. Sistem Konstitusional
c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi di
Samping MPR dan DPR
e. Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR
f. Menteri Negara ialah Pembantu presiden, Menteri Negara tidak
Bertanggungjawab Kepada Dewan perwakilan Rakyat
g. Kekuasaan Kepala Negara TidakTak-Terbatas
Negara Indonesia adalah Negara Hukum
Menurut Penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara
Hukum, negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan
berdasarkan atas kekuasaan.
Ciri-ciri suatu negara Hukum adalah:
 Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
 Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan
lain dan tidak memihak.
 Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan
hukumnya dapat dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam
melaksanakannya.
BAB VI
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum


Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.
Pengertiannya hampir dikatakan sama, namun ada pakar menejelaskan
keduanya tidak dapat dipisahkan tapi ada penekanan masing-masing makna.
Menurut Philipus M. Hadjon negara hukum menurut istilah Belanda
reschsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari
kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undang. Menurut Hadjon Rule of
Law lebih memiliki ciri yang evolusioner, sedangkan upaya untuk mewujudkan
negara hukum lebih memiliki ciri yang revolusioner, misalnya gerekan revolusi
Perancis. Menurut Freidmen pengertian negara hukum dan Rule of Raw saling
mengisi. Berdasarkan bentuknya Rule of Law adalah kekuasaan publik yang
diatur secara legal. Konsekuensinya setiap negara akan mengatakan
mendasarkan pada Rule of Law dalam kehidupan kenegaraannya, meskipun
negara tersebut adalah negara otoriter.
Prinsip-Prinsip Rule of Law

1. Supermasi aturan-aturan
hukum, tidak adanya
2. Kedudukan yang sama di 3. Terjaminnya hak-hak asasi
kekuasaan sewenang-wenang
muka hukum. Hal ini berlaku manusia oleh Undang-
dalam arti seseorang hanya
baik bagi masyarakat biasa Undang serta keputusan-
boleh dihukum, jikalau
maupun penjabat negara. keputusan pengadilan.
memang benar melanggar
hukum.
Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka
konseptuai tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam
“Universal Declaration of Human Right” 10 Desember 1948,
namum melalui proses yang panjang dalam peradaban sejarah
manusia. Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai takala
ditanda tangani Marga Charta (1215), oleh Raja Jhon Lackland.
Kemudian juga pentandatangan Petition of Right pada tahun 1628
oleh Raja Charles I. dalam hubungan ini Raja berhadapan
denganutusan rakyat (House of Commons). Setalah itu perjuangan
yang lebih nyata pada pentandatangan Bill of Right oleh Raja Willem
III pada tahun 1689 sebagai hasil dari pergolakan politik yang
dahsyat yang disebut sebagai the Glorious Revolution.
Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
HAM di Indonesia diatur dalam batang tubuh UUD 1945 yaitu
pasal 28A-28J pada BAB XA.
 Pasal 28 A mengatur tentang mempertahankan hidup
 Pasal 28 B mengatur tentang melanjutkan keturunan hidup
 Pasal 28 C mengatur tentang berekspersi diri
 Pasal 28 D mengatur tentang pengakuan, jaminan dan perlindungan
hukum
 Pasal 28 E mengatur tentang kebebasan memeluk agama
 Pasal 28 F mengatur tentang memperoleh informasi
 Pasl 28 G mengatur tentang kehormatan dan martabab diri
 Pasal 28 H mengatur tentang hidup sejahtera dan mendapatkan tempat
tinggal
 Pasal 28 I mengatur tentang Hak untuk hidup
 Pasal 28 J mengatur tentang menghormati hak asasi orang lain.
Hak dan Kewajiban Warga Negara berdasarkan UUD
1945
 1Pasal 27 ayat 1 menetapkan hak kewarganegaraan untuk
menjunjung hukum
 Pasal 27 ayat 2 mendapatkan hak kewarganegaraan atas pekerjaan
 Pasal 27 ayat 3 hak kewajiban warganegara ikut serta dalam
pembelaan negara
 Pasal 28 menetapkan kemerdekaan warganegara untuk berserikat,
berkumul, mengeluarakan pendapat.
 Pasal 29 ayat 2 adanya kemerdekaan memeluk agama
 Pasal 30 ayat 1 ikut serta mempertahankan keamanan negara
 Pasal 31 ayat 1 berhak mendapatkan pendidikan.
Bab VII
Geopolitik Indonesia
Wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia.
pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung
konsepsi geopolitik Indonesia yaitu unsure ruang, yang
kini berkembag tidak saja secara fisik geografis,
melainkan dalam pengertian secara keseluruhannya.
Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawsan berasal dari kata “wawas” yang berarti
pandnagan, tinjauan, penglihatan inderawi. Akar kata ini
membentuk kata “mawas” yang berarti memandang , meninjau atau
meliat. Nusantra berasal dari kata “nusa” yang berarti pulau, dan
“antara” yang berarti diapit antara dua hal.
Istilah wawasan nusantra dipakai untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang
terletak diantara samudra pasifik dan samudera hindia serta
diantara benua Asia dan benua Australia.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
1. Wilayah (Geografi)
a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
b. Kepulauan Indonesia
Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan
india. Dalam bahasaYunani “indo” berarti india dan “nesos” berarti
pulau.
c. Konsepsi tentangWilayah Lautan
Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar
indoensia sebagai Negara kepulauan memiliki laut Teritorial,
perairan Pendalaman, Zone Ekonomi Eksklusi, dan Landasan
Kontinen
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
Geopolitik Indonesia
1. Geopolitik
a. Asal Istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan sebagai ilmu bumi politik.
b. Geopolitik Bangsa Indonesia
1) Geostrategic
Geostrategic untuk Negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan
posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek
geografi juga dari aspek-aspek demografi, ideology, ekonomi,
social budaya, dan hankam. Geostrategic adalah perumusan
strategi nasional dengan memperhtungkan kondisi dan konstelasi
geografi sebagai faktor utamanya.
Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
ordonasi tahun 1939 tersebut menetapkan batas wilayah laut
territorial sejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut, dengan asap
pulau demi pulau secara terpisah-terpisah.
b. Dari Deklarasi Juanda
(13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969
c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landasan Kontinen) Sampai
sekarang
d. Zona Ekonomi Eksklusif
Pengumuman Pemerintah Negara tentang ZEE terjadi pada 21
Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihiung dari
garis dasar laut wilayah Indonesia.
*Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah
a) Wujud wilayah
b) Tata inti orgnanisasi
c) Tata Kelengakpan Organisasi
*IsiWawasan Nusantara
Isi wawasan nusantara tercermin dalam prespektif kehidupan
manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita
bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
 Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945
 Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional manunggal
Implementasi Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasioanal
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu kesatuan
Politik
b. Perwujudan Kepuluan Nusantar sebagai satu Kesatuan
Ekonomi
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
pertahanan Keamanan
Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua
konsepsi dasar yang saling mendukung sebgai pedoman bagi
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agra tetap jaya
dan berkembang seterusnya.

You might also like