You are on page 1of 13

KELEMBABAN UDARA, AWAN,

PRESIPITASI
Kelembaban Udara

• Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap


air dalam udara; hanya 2% dari jumlah massa
atmosfer.
• Kelembaban mutlak (absolut humidity): berat
uap air yg tertampung dalam volume udara
(g/m3);
• Kelembaban nisbi (relative humidity -- RH):
% perbandingan kelembaban mutlak thd
kapasitas maksimumnya pd suhu sama;
Kelembaban 100% = udara jenuh dgn uap air.
• Makin tinggi temperatur, kapasitas udara makin
besar, kelembaban relatif berkurang.
• Kelembaban udara merupakan
indikator kapasitas potensial
atmosfer untuk terjadi presipitasi.
• Uap air bersifat menyerap radiasi
bumi, shg menentukan kecepatan
kehilangan panas  mengatur
temperatur.
• Makin besar kelembaban, makin
besar jml energi potensial laten
tersedia di atmosfer  sumber hujan
angin (storm).
• Suhu yang turun terus menerus, udara
jenuh dgn uap air;
• Suhu saat udara jenuh  suhu TITIK EMBUN
(dew point).
• Suhu terus menurun (pendinginan) sampai
di bawah dew point  KONDENSASI,
terdapat kelebihan uap air dan dilepaskan
berupa:
– tetesan air bila T > 0oC
– kristal es bila T < 0oC.
• Semakin tinggi tempatnya, jumlah uap air
semakin turun.
Awan

•Mula-mula udara naik mengandung uap air suhunya


tinggi, kmd suhu turun mencapai titik embun, & turun
terus sampai melampaui titik embun, shg tjd
kondensasi, terbentuk kumpulan titik2 air / kristal es
yg melayang di atmosfer : AWAN
•Jika titik kondensasi dicapai & udara masih terus
naik, awan makin banyak.
•Bila angin yg kuat menjumpai gunung, maka udara
akan dipaksa naik, shg suhunya turun, & apabila cukup
mengandung uap air akan terbentuk awan.
•Massa udara panas bertemu dgn massa udara dingin,
udara panas meluncur di atas udara dingin ( tjd
FRONT) & suhu udara panas turun  awan berlapis
mendatar.
Klasifikasi awan
• Stratiform : tumbuh lambat, arus vertikal
menyebar luas ;
• Cumuliform : arus vertikal kuat, terjadi
pada area kecil.

Hasil kongres di Swedia tahun 1894 mengenai


pengelompokan jenis-jenis awan:
A. AWAN TINGGI (> 6000 m)
• Ci – Cirrus : tipis spt bulu ayam,
kristal es, tdk tjd hujan
• Cs - Cirrostratus : putih rata
menutup langit, tjd hallo
• Cc - Cirrocumulus: spt
kelompok biri-biri, kristal es,
ada bayangan
B. AWAN SEDANG (2000-6000 m)
• As - Altostratus : kelabu,
berlapis-lapis luas & tebal
• Ac - Altocumulus: spt bola
kecil2 bergerombol, putih
pucat kelabu
C. AWAN RENDAH (0-2000 m)
• Sc - Stratocumulus: spt gelombang
laut, menutup tipis, tdk tjd hujan
• St – Stratus : rata berlapis, luas,
rendah, spt kabut
D. AWAN DENGAN PERKEMBANGAN
VERTIKAL
• Ns – Nimbostratus: putih, luas, tak
beraturan, tjd gerimis
• Cu - Cumulus: bergumpal, puncak
tinggi, dasar rata
• Cb - Cumulonimbus: rendah, puncak
tinggi lebar, tjd hujan, kilat
• Awan dekat permukaan tanah :
• KABUT / Halimun  KABUT
SAWAH, KABUT ADVEKSI, KABUT
INDUSTRI, KABUT PENDINGIN.

TUGAS:
Cari gambar awan ……..(di buku, majalah,
internet, foto koleksi, dll.), deskripsikan!
Kirim melalui email ke alamat:
sari_virgawati@yahoo.com
Subject : awan ….. (no.mhs……)
Isi : Gambar awan; deskripsi; sumber; nama &
no.mhs
Paling lambat 2 minggu setelah tugas
diberikan
Presipitasi / Pencurahan
•Air yang berasal dari awan jatuh ke permukaan tanah dalam
bentuk cair (hujan) atau padat (salju)
•Kondensasi yang menghasilkan curahan tidak terjadi murni
dari penjenuhan uap air, tetapi karena adanya INTI
KONDENSASI yang menarik butiran air berupa partikel
berukuran 0.1-1 mikron (partikel garam laut, debu halus
dari letusan gunung/industri).
Bentuk curahan:
•Hujan (rain) - bentuk cair  0.5 - 4.0 mm.
Teori Findisen : jarak jatuh yg dicapai butiran air
melalui udara tak jenuh bertambah jauh sebanding dgn
ukuran 4
•Salju (snow) - sublimasi uap air di bawah titik beku; bentuk
heksagonal. Bila dalam perjalanannya melalui udara ber
suhu > 0oC, curahan berupa hujan.
•Hujan es (hail stone) - bongkah es  5 - 50 mm. Tjd
pengangkatan vertikal butir air scr konvektif ke tempat
suhu< 0oC, merubah bentuk cair mjd padat (bongkah).
Tipe hujan:
• Hujan zenithal/konveksi : tjd di tropika ; sore hari stlh
panas maks ; bersamaan saat matahari di titik zenith - 2x
di lintang kecil, 1x di 23 1/2oLU/LS.; cukup lebat.
• Hujan muson / musim : hujan krn adanya angin musim yg
melewati lautan ; di Ind. musim hujan tjd Okt - April
(angin musim barat).
• Hujan siklon : tjd di daerah sedang ; sepanjang tahun ;
udara naik di daerah depresi, tjd kondensasi pada
ketinggian tertentu.
• Hujan frontal : terjadi di daerah front; di lintang 60o-
70o; tidak lebat.
• Hujan orografis : tjd di lereng pegunungan yg
berhadapan dgn arah datangnya angin. Udara yg
bergerak ke puncak mjd udara kering ketika turun ke sisi
lereng belakang (daerah bayangan hujan). Pada kondisi
tertentu tjd hujan es.
In orographic lift, moist air moves up the windward side of a mountain
or a cool, dense body of air. The air cools, forms clouds, and rains,
leaving the lee side dry. In convective lift, moist air is warmed as it
moves over warm ground. As the warm air rises, it cools and forms rain
clouds. In convergent lift, air masses come together and are forced
upward. They then cool and form rain clouds.
Intensitas & Unsur CH

• sangat ringan < 1 mm/jam : < 5 mm/24 j


• ringan = 1 - 5 mm/jam : 5 - 20 mm/24 j
• normal = 5 - 10 mm/jam : 20 - 50 mm/24 j
• lebat = 10 - 20 mm/jam : 50 -100 mm/24 j
• sangat lebat > 20 mm/jam : > 100 mm/24 j

• Unsur hujan : ion Na, K, Ca, Cl, bikarbonat, sulfat,


bentuk2 nitrogen, dll. pH : 3.0 - 9.8. bervariasi thd
waktu & tempat.

You might also like