You are on page 1of 24

Laporan kasus

Tendinitis Bicipitalis
Oleh :
Chindi Malpo Paintu
Fitriana Fauziah
Merry Panjaitan
Rizky Irianto

Pembimbing :
dr. Rini L. Ansanay, Sp.KFR
dr. Octaviany Hidemi, Sp. KFR
DEFINISI ETIOLOGI
• Tendinitis Bicipitalis • Penyebab tendinitis
adalah peradangan bicipitalis berupa cidera
pada tendon di sekitar langsung yang
head long biceps mengenai bahu
tendon atau caput ataupun karena cidera
otot bicep. atau trauma yang
• Disebabkan iritasi dan disebabkan oleh kerja
inflamasi tendon m.bicep yang
bicep. berlebihan.
GEJALA KLINIS
Pasien biasanya mengeluh nyeri bahu anterior, yang
diperparah dengan mengangkat atau mendorong.

Keluhan khas  rasa sakit dengan aktifitas overhead


atau dengan mengangkat benda berat

Nyeri dapat dilokalisasi dalam garis vertikal sepanjang


humerus anterior, yang memburuk dengan gerakan.

Seringkali, lokasi sakit tidak jelas dan gejala membaik


dengan istirahat.
LAPORAN KASUS
Identitas
• Nama penderita : Tn. Y.W
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 48 Tahun
• Alamat : Dok VII
• Status pernikahan : Sudah menikah
• Agama : Kristen Protestan
• Pekerjaan : Nelayan
• Pendidikan terakhir : SMA
• Suku Bangsa : Serui
• Tanggal MRS : 05 april 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Pasien mengeluh nyeri pada daerah bahu

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien merupakan pasien dari polik paru
datang ke polik rehabilitasi medik RSUD
Jayapura dengan keluhan nyeri dan terasa
kaku pada bagian bahu kiri dan kanan saat
beraktivitas berat ± 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riw.Hipertensi (-), DM (-), Jantung(-), Asma(-),
Malaria (-), Alergi obat (-), riwayat pengobatan
paru (+) 6 bulan, batuk berdahak (-), sesak (-),
riwayat trauma (+) ± 10 tahun yang lalu saat
menarik perahu.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Penyakit
Jantung(-), Asma(-), Malaria (-), Alergi
obat (-), pengobatan paru (-).

Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien bekerja sebagai nelayan, tukang
bangunan dan petani.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tinggi badan : 170 cm
• Berat badan : 68 kg
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 88 x/m
• Respirasi : 23 x/m
• SuhuBadan : 36,2°C
Kepala Thorax
• Mata : Conjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), Pupil dalam
• Jantung: mur-mur (-), Gallop
badan normal (-)
• Hidung : Sekret (-/-) • Paru-paru :
• Mulut : bibir tampak • I : dinding dada simetris
simetris • P : teraba getaran diseluruh
lapang pandang paru
• Telinga : Sekret (-/-)
• P : sonor
• Leher : Pembesaran
• A : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-),
kelenjar getah bening (-/-), Wheezing (-/-)
Peningkatan tekanan vena
jugularis (-) • Abdomen :
• Hati : Dalam batas normal
• Limpa : Dalam batas normal
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik, udem (-) sianosis (-)
• Refleks : patologis : Babinski (-), Chadok (-), Openheim (-)
• Fungsi Sensorik
Rasa Ekseteroseptik Lengan Tungkai
Suhu (+/+) (+/+)
• Nyeri (+/+) (+/+)
Rabaan (+/+) (+/+)
• Rasa Propioseptik Lengan Tungkai
Rasa Getar (+/+) (+/+)
Rasa Posisi (+/+) (+/+)
Rasa Nyeri Tekan (+/+) (+/+)
Rasa Nyeri Tusukan (+/+) (+/+)
Status Lokalis
• 1. Inspeksi
• Bahu tampak simetris, bahu terasa nyeri bila digerakkan, lengan
hingga jari-jari dapat digerakan.
2. Pemeriksaan kognitif
 Pasien memiliki motivasi untuk sembuh, pasien mampu melakukan
perintah dengan baik, pasien mampu beraktivitas dengan baik.
3. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
Kemampuan Fungsional Dasar
• Pasien sudah mampu mengangkat kedua tangan.
Aktifitas Fungsional
• Pasien mengalami kesulitan untuk melakukan aktifitas seperti :
menarik dan mengangkat benda berat.
Lingkungan Aktifitas
• Lingkungan aktifitas mendukung karena pekerjaan rumahnya
dibantu oleh keluarga.
Pemeriksaan spesifik  Manual Muscle Test/MMT
Pemeriksaan kekuatan otot, dari pemeriksaan nilai kekuatan otot di dapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan MMT tanggal 5 april 2018
Ekstremitas Superior ROM pasif ROM aktif ROM MMT
Dextra Sinistra Dextra Sinistra Normal Hasil Normal

Shoulder Fleksi 0 - 1800 0-1800 0 - 1800 0 - 1800 0 - 1800 5/5 5/5

Ekstensi 0 - 800 0-800 0 - 800 0 - 800 0 - 800 5/5 5/5


Abduksi 0-1800 0-1800 0-1800 0 - 1800 0 - 1800 5/5 5/5

Adduksi 0-450 0-450 0-450 0 - 450 0 - 450 5/5 5/5


External Rotasi 0 - 700 0-700 0 - 700 0- 700 0 - 700 5/5 5/5

Internal Rotasi 0 - 900 0-900 0 - 900 0 - 900 0 - 900 5/5 5/5


Elbow Fleksi 0-1350 0-1350 0-1350 0 - 1350 0 - 1350 5/5 5/5

Ekstensi 0 - 1350 0 - 1350 0 - 1350 0 - 1350 0 - 1350 5/5 5/5

Pronasi 0-900 0-900 0-900 0 – 900 0 - 900 5/5 5/5


Supinasi 900-0 900-0 900-0 90 - 00 900– 0 5/5 5/5
Wrist Fleksi 0-600 0-600 0-600 0 - 600 0 - 600 5/5 5/5
Ekstensi 0-700 0-700 0-700 0 - 700 0 - 700 5/5 5/5
Ulnar deviasi 0-300 0-300 0-300 0 – 300 0 - 300 5/5 5/5
Radius deviasi 0-200 0-200 0-200 0 – 200 0 - 200 5/5 5/5
Finger Fleksi Full Full Full Full Full 5/5 5/5
Ekstensi Full Full Full Full Full 5/5 5/5
Abduksi Full Full Full Full Full 5/5 5/5
Ekstremitas Inferior ROM pasif ROM aktif ROM MMT

Dextra Sinistra Dextra Sinistra Normal Hasil Normal

Hip Fleksi 0-1250 0-1250 0-1250 0-1250 0-1250 5/5 5/5

Ekstensi 0-150 0-150 0-150 0-150 0-150 5/5 5/5

Abduksi 0-450 0-450 0-450 0-450 0-450 5/5 5/5

Adduksi 25-00 25-00 0-250 25-00 0-250 5/5 5/5

Eks.Rotasi 0-450 0-450 0-450 0-450 0-450 5/5 5/5

End.Rotasi 0-400 0-400 0-400 0-400 0-400 5/5 5/5

Knee Fleksi 0-1300 0-1300 0-1300 0-1300 0-1300 5/5 5/5

Ekstensi 130-00 130-00 130-00 130-00 130-00 5/5 5/5

Ankle Dorsofleksi 0-200 0-200 0-200 0-200 0-200 5/5 5/5

Plantarfleksi 0-500 0-500 0-500 0-500 0-500 5/5 5/5

Eversi 0-150 0-150 0-150 0-150 0-150 5/5 5/5

Inversi 0-350 0-350 0-350 0-350 0-350 5/5 5/5

Toes Flexion Full Full Full Full Full 5/5 5/5

Ekstension Full Full Full Full Full 5/5 5/5

Big Toe Flexion Full Full Full Full Full 5/5 5/5

Ekstension Full Full Full Full Full 5/5 5/5


• Hand function (Fungsi Tangan)

Power Graps : Graps Prehension : Memegang √


hammer /mengepal dengan kuat

Cylindrical Memegang hammer, raket, botol √

Spherical Memegang buah apel, knob pintu, √


angkat gelas dari bag. atas, buka
tutup botol mulut lebar.

Hook Mengangkat koper --


Precision Pegang dengan ujung jari tangan √
(pena, menyulam dengan jarum,
mengancing baju)
Higher Function Status :
• Attention and concentration : N
• Bahasa : Naming (N) fluent (N) comprehensive
(N) repetition (N)
• Perceptual : Spatial neglect : (-)
• Alexia (baca) (baik); Apraxia (baik); Agraphia
(menulis) (baik); acalculia (menghitung) (baik);
• Memory : Short term memory : (baik)
• Long term memory :(baik)
• Orientation : (baik)
Pemeriksaan ADL (activity of daily living) dengan indeks barthel
Tabel 2. Hasil pemeriksaan indeks barthel tanggal 05 april 2018

Aktifitas Nilai
Makan 2
Mandi 1
Perawatan diri (muka, rambut, gigi) 1
Berpakaian 2
Buang air kecil 2
Buang air besar 2
Penggunaan toilet 2
Transfer 3
Mobilitas 3
Naik turun tangga 2

Keterangan
0-4 : ketergantungan penuh
4-8 : ketergantungan berat atau sangat tergantung
9-11 : ketergantungan moderat
12-19 : ketergantungan ringan
20 : mandiri
Hasil : 20 (pasien mandiri)
Problem
• Rehabilitation medicine: kelemahan tungkai dan
gangguan koordinasi lengan
• R1 (Ambulation) : independent unstable
• R2 (ADL) : Bartel index 20
• R3 (Communication) : Baik
• R4 (Psychological) : Baik
• R5 (Social Economy) : (KIS)
• R6 (Vocational) : (Nelayan)
• R7 (Others) : (-)
Diagnosis : Bicipitalis tendinitis bilateral
Rehabilitation Medicine Problem
Diagnosa : Bicipitalis tendinitis bilateral (shoulder
dextra dan sinistra), nyeri (+), keterbatasan ROM
Terapi :
Infra red/ IRR
Latihan gentle streching
Latihan perengangan dan penguatan otot (Shoulder Weel)
Monitoring : Barthel index dan MMT
 Edukasi
Pasien diedukasikan untuk melakukan terapi gerak
ringan dan untuk sementara tidak melakukan
pekerjaan berat.
 Monitoring
Setelah mendapat terapi didapat hasil adanya
peningkatan kemampuan fungsional yang diukur
dengan mengevaluasi MMT dan/atau ADL.
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan
Seorang pasien laki-laki berumur 48 tahun datang ke polik
Rehabilitasi Medik RSUD Dok II dengan keluhan nyeri dan
kaku pada daerah bahu kiri dan kanan ± 1 bulan yang lalu.
Pasien menpunyai riwayat trauma ± 10 tahun yang lalu
akibat menarik perahu dan sering bekerja berat.
Pada pemeriksaan diperoleh permasalahan berupa
menurunnya kekuatan otot pada daerah bahu hingga
lengan atas dan penurunan kemampuan aktivitas
fungsional, seperti aktivitas berat (mengangkat beban
berat, mengangkat tangan).
Pada kasus ini Kekuatan otot setelah mendapatkan
penanganan fisioterapi sebanyak 9 kali menunjukkan
adanya peningkatan kekuatan otot.
• Fisioterapi :
• Infra Red : Pengaruh fisiologis sinar infra red
diabsorbsikan ke kulit akan meningkatkan proses
metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah
terhadap pengaruh jaringan otot, efek teraupetik
IR secara garis besar dapat merileksasikan otot,
meningkatkan suplai darah.
• Strecthing Exercise : Latihan Perenggangan
Meningkatkan dan mempertahankan kekuatan
otot, fleksibilitas dan postur yang baik.
• Shoulder Wheel
Digunakan untuk melatih pergerakan sendi
pada bahu dan mencegah atrofi otot.
Kesimpulan
 Tendinitis Bicipitalis adalah peradangan pada
tendon di sekitar head long biceps tendon atau
caput otot bicep
 Pencegahan tendinitis bisipitalis mirip dengan
cedera rotator cuff, termasuk pemanasan
sebelum latihan, penggunaan perenggangan
pasif dan latihan penguatan,
 Program rehabilitasi pada tendinitis bisipitalis
dapat dibagi beberpa fase, yaitu fase akut, faase
pemulihan dan fase pemeliharaan.
• Kemungkinan komplikasi yang terjadi pada
tendinitis bisipitalis yaitu deformitas
kosmetik (buldege lengan distal) jika pecah
terjadi. Rasa sakit, kelemahan, infeksi
bahu, kekakuan, saraf atau cedera
vaskuler.
• Meskipun prognosis tendinitis bisipital
tergantung pada tingkat cedera, sebagian
besar pasien melakukan perawatan
dengan baik.
Terima kasih

You might also like