You are on page 1of 24

REFERAT

Karsinoma Nasofaring (KNF)

Oleh : Abdul Rahman(112017075)

Pembimbing : dr. Irma, SpTHT

Stase THT RSUD Koja


PENDAHULUAN
• Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan keganasan
yang muncul pada daerah nasofaring (area di atas
tenggorok dan di belakang hidung)
• Karsinoma ini terbanyak merupakan keganasan tipe sel
skuamosa
• Di Indonesia, KNF berada di kedudukan ke 4 atau 5
kanker terbanyak setelah tumor serviks uteri, tumor
payudara, tumor getah bening, dan tumor kulit
• Sulit didiagnosa pada stadium awal karna letaknya yang
tersembunyi
Nasofaring

Batas-batas
• Koana
• Basis kranii
• Jar. mukosa
ant vertebrae
cervical
• Ismus faring dan
palatum mole

• N IX, X saraf sensorik, motorik


• N XI saraf motoric
Letak KNF
• Area adenoid
• Pinggir/luar koana
• Fossa Rosenmulleri
Epidemiologi
• Di Indonesia, KNF terjadi 4,7 kasus baru per tahun per
100.000 penduduk
• Di Eropa, studi-studi mengatakan kasus terjadi 1 dalam
100.000 penduduk
• Terjadi pada semua bangsa, tetapi lebih banyak pada
ras Mongoloid
• 2-3 Laki-laki : 1 Wanita
• Dari THT, 60% tumor ganas adalah KNF, 18% tumor
hidung dan sinus paranasal, 16% tumor laring dan
selebihnya tumor rongga mulut, tonsil, dan hipofaring
Etiologi
• Kerentanan Genetik (HLA-A2)
• Bahan karsinogenik lingkungan (nitrosoamine)
• Infeksi EBV (on MYC dan off BCL2L11 dlm sel
limfosit B serta infeksi laten sel KNF)
Patofisiologi
• Protoonkogen
• Gen supresor tumor
• Gen pengatur apoptosis
• Gen reparasi DNA
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Gejala Hidung
• Pilek lama, >1 bulan, usia >40 tahun
• Sekret kental, berbau busuk, titik perdarahan
tanpa kelainan hidung/sinus paranasal
• Epistaksis sedangkan tekanan darah normal
dan tidak ada kelainan hidung
• Hidung sumbat
Gejala Telinga
• Pendengaran berkurang
• Telinga penuh terisi air
• Berdengung
• Nyeri
Gejala Leher
• Massa di leher (60% pasien KNF ada gejala ini)

Gejala Mata
• Penglihatan berkurang (dua/dobel vision)

Gejala Saraf
• Nyeri kepala, berputar, hipoestesia pipi dan
hidung, sulit menelan
Pemeriksaan Fisik
• Massa di leher tanpa nyeri tekan
• Cranial nerve palsy
• Massa di nasofaring
• Pembesaran KGB di leher
Pemeriksaan
Penunjang
• Biopsi - Gold standard
• CT scan
• MRI
• Darah lengkap
• Tes fungsi hati
• Titer igA igG EBV
Diagnosis
WHO mengklasifikasi menjadi 3;
• Tipe 1; keratinizing squamous cell carcinoma
• Tipe 2A; non-keratinizing squamous cell carcinoma
• Tipe 2B; undifferentiated carcinoma/limfoepitelioma
Stadium KNF
• UICC 2002
Std 1 Std 2
Std 3 Std 4
Diagnosis Banding
• Polyp nasal
• Angiofibroma nasofaring juvenile
• Limfoma non-Hodgkin/Hodgkin
Terapi
• Bedah sulit dilakukan
• Radioterapi
• Kemoradiasi
• Kemoterapi (mtx, cisplatin, 5-fluorouracil, leucovorin)
• Antivirus EBV
Komplikasi
• Petrosphenoid sindrom (N II,III,IV,V)
• Retroparidean sindrom (N IX,X,XI,XII)

Follow-Up
• Risiko rekurensi
• 5-10% kekambuhan dalam 5-10 tahun
• FU dilakukan setidaknya 10 tahun setelah terapi
Prognosis
• Dubia ad malam
• Angka bertahan hidup 5 tahun; 76,9% std 1, 56,0% std
2, 38,4% std 3, dan 16,4% std 4
• Angka bertahan hidup 5 tahun dengan radioterapi
sahaja 42%, radioterapi dan kemoterapi 58%
Kesimpulan
• Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan keganasan
yang muncul pada daerah nasofaring (area di atas
tenggorok dan di belakang hidung)
• Penderita penyakit ini umumnya akibat rentan genetic,
terpapar agen karsiogenik dan infeksi EBV
• Penanganan yang diperlukan adalah radioterapi dan
kemoterapi

You might also like