You are on page 1of 53

HEMATOTHORAX DENGAN

FRAKTUR IGA MULTIPEL


Pembimbing :
dr. Yopie A Habibie, Sp. BTKV

Oleh :
Dayu Pila Fita Idla
Dian Mutia
PENDAHULUAN
insiden penderita trauma thorax di
Amerika Serikat diperkirakan
12/1000 populasi per hari

"Urban Trauma Unit“ kanada


menyatakan insiden trauma tumpul
thorax : 96.3%, dan trauma tajam :
3,7%

16.000 kasus kematian per tahun


akibat trauma thorax di Amerika
Latar Belakang

Trauma thorax merupakan keadaan ruda paksa pada thoraks, baik rudapaksa tajam maupun
tumpul.

Trauma toraks terdiri dari kontusio dan hematoma dinding thorak,


fraktur tulang kosta, flail chest, fraktur sternum, trauma tumpul pada
parenkim paru, trauma pada trakea dan bronkus mayor,
pneumotoraks dan hematotoraks.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
A. Trauma Thorax
DEFINISI

Trauma thoraks merupakan trauma yang


mengenai dinding thoraks dan atau organ intra
thoraks, baik karena trauma tumpul maupun
trauma tajam.

Trauma tumpul thoraks terdiri dari kontusio dan


hematoma dinding thoraks, fraktur tulang kosta,
flail chest, fraktur sternum, trauma tumpul pada
parenkim paru, trauma pada trakea dan bronkus
mayor, pneumotoraks dan hematotoraks.
EPIDEMIOLOGI

Trauma thoraks semakin meningkat sesuai


dengan kemajuan transportasi dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.

Di Amerika Serikat dan Eropa rata-rata mortalitas


trauma tumpul thoraks dapat mencapai 60%.
Disamping itu 20-25% kematian politrauma
disebabkan oleh trauma thoraks.
Komplikasi Trauma Thorax

pneumonia
Pneumothorax
hematothorax
20% 20%
empyema
kontusio pulmonum

2% 2%
5%
ETIOLOGI

Penyebab trauma toraks tersering


adalah kecelakaan kendaraan bermotor
(63-78%).

Dalam trauma akibat kecelakaan, ada


lima jenis tabrakan (impact) yang
berbeda, yaitu depan, samping,
belakang berputar, dan terguling.
PATOFISIOLOGI

Kerusakan tersebut dapat


Kerusakan anatomi yang ringan mengganggu fisiologi
pada dinding thorax : fraktur pernafasan dan sistem
kosta simpel. kardiovaskuler.
Kerusakan anatomi Kerusakan yang lebih berat : Gangguan faal pernafasan :
dapat ringan - berat fraktur kosta multiple dengan gangguan fungsi ventilasi,
tergantung besar komplikasi pneumotoraks, difusi gas, perfusi dan
kecilnya gaya penyebab hematotoraks dan kontusio gangguan mekanik.
trauma paru. Salah satu penyebab utama
Kerusakan yang sangat berat : kematian pada trauma
robekan pembuluh darah besar toraks adalah gangguan
dan trauma pada jantung faal jantung dan pembuluh
darah.
DEFINISI
B. Fraktur Costae

Fraktur costae adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang / tulang rawan yang
disebabkan oleh rudapaksa pada spesifikasi lokasi tulang costae.

Fraktur iga sering terjadi pada iga IV-X dan sering menyebabkan kerusakan pada organ
intra thoraks dan intra abdomen

Flail chest merupakan fraktur iga multipel berturutan ≥ 3 iga, dan memiliki garis fraktur
≥ 2 (segmented ) pada tiap iganya menyebabkan gerakan paradoksal dari dinding
toraks.
EPIDEMIOLOGI
Fraktur kosta pada remaja biasanya karena kegiatan olah
raga sedangkan pada orang dewasa penyebab utamanya
adalah kecelakaan lalu lintas

Pada tahun 2004, lebih dari 300,000 orang dirawat dengan


fraktur kosta di Amerika. Insiden fraktur kosta di Amerika
serikat dilaporkan lebih dari 2 juta orang yang terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas

Suatu studi pada pasien dengan fraktur kosta, angka


kematian mencapai 1
2%; dengan 94% berhubungan dengan trauma itu sendiri
dan 32% didapatkan dengan hemothorax atau
pneumothorax
PATOFISIOLOGI
Fraktur kosta mengganggu proses ventilasi dengan berbagai
mekanisme. Nyeri dari patah tulang kosta dapat disebabkan
karena penekanan respirasi sehingga menyebabkan
atelectasis dan pneumonia

Fraktur kosta yang berdekatan seperti flail chest


mengganggu sudut costovertebral normal dan otot
diaphragma, menyebabkan penurunan ventilasi. Fragmen
tulang dari tulang kosta yang patah dapat menusuk bagian
paru yang menimbulkan hemothorax atau pneumothorax

Tulang kosta biasanya mengalami patah pada bagian


posterior karena secara struktural bagian ini merupakan
yang paling lemah. Tulang kosta ke 4 sampai 9 lebih sering
terjadi cedera.
MANIFESTASI KLINIS

Pasien dengan fraktur kosta biasanya dengan nyeri berat khususnya saat
inspirasi atau ketika bergerak

tenderness dan kesulitan dalam pernafasan, Ketidaksimetrisan dari


pergerakan dinding dada

Pasien juga biasanya mengalami kecemasan


DIAGNOSIS
Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium secara umum tidak


begitu berguna untuk mengevaluasi pada kasus
isolated rib fractures

Pemeriksaan urinalisis pada kasus patah tulang


kosta bagian bawah diindikasikan pada trauma
ginjal

Tes fungsi paru seperti analisa gas darah


Foto Thorax

Pemeriksaan foto polos thoraks sangat


berguna untuk mengetahui cedera
seperti adanya hemothorax,
pneumothorax, kontusio paru,
atelectasis, pneumonia dan cedera
pembuluh darah

Pemeriksaan foto polos thoraks sangat


berguna untuk menilai adanya patah
tulang sternum, scapula, kosta. Cedera
aorta tampak ada pelebaran > 8 cm
dari mediastinum pada bagian atas
kanan dari hasil foto polos
USG, MRI, CT-SCAN,
ANGIOGRAFI

CT scan thoraks lebih sensitif Pemeriksaan Ultrasonography


daripada foto polos thoraks juga dapat mendeteksi
untuk mengetahui fraktur kartilago tulang kosta dan
tulang kosta costochondral junction

MRI digunakan untuk


mengetahui angulasi patah
tulang kosta bagian posterior
lateral
TATALAKSANA
1.Prehospital Mempertahankan jalan nafas dan dengan bantuan
oksigenasi.

2.IGD - Tujuan utama dari penatalaksanaan di unit gawat


darurat adalah untuk menstabilkan kondisi pasien
trauma dan evaluasi dari multi trauma
- Manajemen nyeri dapat dimulai dengan pemberian
analgetik NSAID
- Fiksasi patah tulang melalui pembedahan/Surgical
Rib fixation (SRF) merupakan suatu penanganan
pada flail chest untuk menjaga stabilitas dinding
toraks
KOMPLIKASI FRAKTUR COSTAE

- Kegagalan fungsi respirasi


- Hipoksia
- Atelektasis
- Pneumonia
- Kerusakan Organ Viseral
- Pneumotoraks
- Hemotoraks
- Kontusio paru
DEFINISI
C. HEMATOTHORAX

Hemathothoraks (hemotoraks) adalah


terakumulasinya darah pada rongga
thoraks akibat trauma tumpul atau
tembus pada dada
ETIOLOGI
1.TRAUMATIK Trauma tumpul

Trauma tembus : iatrogenik

1. Non - - Neoplasia (primer atau metastasis)

TRAUMATIK - Diskrasia darah, termasuk komplikasi antikoagulasi.


- Emboli paru dengan infark.
- Robek adhesi pleura berkaitan dengan
pneumotorax spontan.
- Bullous emfisema.
- Tuberkulosis.
- Paru atriovenosa fistula.
PATOFISIOLOGI
Hemothoraks adalah adanya darah yang
masuk ke areal pleura (antara pleura
viseralisdan pleura parietalis)

Sumber perdarahan umumnya berasal


dari A. interkostalis atau A. mamaria
interna.

Akibat dari akumulasi hematothorax


dapat menyebabkan syok
KLASIFIKASI
a. Ringan Jumlah darah kurang dari 400 cc

Tampak sebagian bayangan kurang dari


15 % pada foto thoraks

Perkusi pekak sampai iga IX


b. Sedang Jumlah darah 500 cc sampai 2000 cc

15% - 35% tertutup bayangan pada foto


thoraks

Perkusi pekak sampai iga VI


c. Berat Jumlah darah lebih dari 2000 cc

35% tertutup bayangan pada foto thoraks

Perkusi pekak sampai iga IV


Klasifikasi Hemothorax a. Ringan b. Sedang c. Berat
GEJALA KLINIS
Anemia dan syok hipovalemik merupakan
keluhan dan gejala yang pertama muncul.

distress pernapasan berat, agitasi,


sianosis, takipnea berat, takikardia

peningkatan awal tekanan darah, di ikuti


dengan hipotensi sesuai dengan
penurunan curah jantung
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. AS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 38 Tahun
Tanggal Lahir : 25 Oktober 1979
Alamat : Sabang
Pekerjaan : Buruh harian
Agama : Islam
No. MR : 1-16-73-65
Tanggal Masuk : 02 April 2018
Tanggal Pemeriksaan : 7 April 2018
Anamnesis
Keluhan utama :
 Nyeri dada kanan

Riwayat penyakit sekarang:


 Pasien rujukan dari RS sabang dengan keluhan nyeri
dada kanan yang dirasakan kurang lebih 12 jam
sebelum masuk rumah sakit. Menurut keluarga, pasien
terjatuh dari pohon dengan ketinggian ± 11 meter.
Awalnya pasien sedang memetik cengkeh, lalu saat
turun dari pohon pasien tergelincir dan terjatuh dengan
posisi dada kanan menyentuh tanah, riwayat penurunan
kesadaran disangkal, mual dan muntah disangkal. BAB
dan BAK dalam batas normal.
Anamnesis
 Riwayat penyakit dahulu :
Tidak ada
 Riwayat pengobatan :
Tidak ada
 Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada.
 Riwayat kebiasaan dan sosial :
Pasien merupakan seorang buruh harian
PEMERIKSAAN FISIK

E4M5V6 140/70 92 x/menit


mmHg 20x/menit 36,4° C
GCS 15 Reguler
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
konjungtiva palpebral inferior pucat
KEPALA (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor
Normochephali, NCH (-), 3mm/3mm, refleks cahaya langsung
(+/+), dan refleks cahaya tidak
langsung (+/+)
LEHER : Pembesaran KGB (-
), Peningkatan TVJ (-) THORAX
I : Dinding dada simetris
P : SFKA melemah / SFKI normal
P : Redup Ka / Ki sonor
ABDOMEN
A : Vh (+/+), Wh (-/-), Ronki (-/-)
simetris, distensi (-), Soepel,
defense muskular (-),Lien,
Hepar dan Ren tidak teraba,
Peristaltik (+) norma; kor
-Auskultasi : BJ1 > BJ2
EXTREMITAS INFERIOR
Edema (-/-), akral dingan (-
/-)
sianosis (-/-)
LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 12.0 14,0 – 17,0 gr/dl
Leukosit 20,1 4,5 – 10,5 103/mm3
Trombosit 188 150 - 450 103/mm3
Hematokrit 37 45 – 55 %
Eritrosit 5.4 4,7 – 6,1 106/mm3

Eosinofil 0% 0-6%
Basofil 0% 0-2%
Neutrofil Batang 0% 2-6%
Neutrofil Segmen 82 % 50-70%
Limfosit 9% 20-40%
Monosit 9% 2-8%
Kimia Klinik
Ginjal Hipertensi
Ureum 37 mg/dL 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,92 mg/dL 0,67-1,17 mg/dL
Elektrolit-serum
Natrium (Na) 133 mmol/L 132 -146 mmol/L
Kalium (K) 4,2 mmol/L 3,7 – 5,4 mmol/L
Clorida (Cl) 108 mmol/L 98 - 106 mmol/L
Radiologi

Kesimpulan : terdapat Fr. Costae 2,3,5,6,7,8,9,10,11 dextra


DIAGNOSA

HEMATOTHORAX DENGAN FRAKTUR


IGA MULTIPEL
Planning

- Analgetik
- Antibiotik
- Chest Tube
- Pemasangan ORIF
Post Chest Tube
Post pemasangan ORIF

Kesimpulan : fraktur di costa 2 posterolateral kanan dan terpasang


internal fiksasi di costa 3,5,6,7,8,9,10,11 dextra.
Tatalaksana
 Diet MB
 IVFD Futrolit 20 gtt/i
 Inj ceftriaxone 1,5 mg /12 jam
 Inj ketorolac 30 mg/ 8 jam
 Nebul Ventolin / 8 jam
 Kaptropen supp
 Ossopan 2 x 800 mg kaplet
 Colcatriol 2 x 0,2
Prognosis

Quo ad Vitam : dubia ad malam


Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berusia 38 tahun dirujuk ke IGD
dengan keluhan nyeri dada. Pasien terjatuh dari pohon
cengkeh dengan ketinggian 11 m kurang lebih ±12 jam
sebelum masuk rumah sakit, awalnya pasien sedang
memetik cengkeh, lalu saat turun dari pohon pasien
tergelincir dan terjatuh, riwayat penurunan kesadaran
tidak ada, kejang dan mual muntah disangkal. Dari
pemeriksanaan fisik, TD 110/70 mmHg, N 92 x/menit,
Pernapasan 20 x/menit, GCS E4M6V5. Pasien
sebelumnya dibawa ke IGD RS daerah dan
mendapatkan terapi O2 2 liter/menit, infus RL sekitar
500 ml, Inj. Cefuroxime 1,5 gr/12 jam, dan Inj.
Ketolorac 3%/8 jam.
Pada pemeriksaan awal
(primary survey) ketika
diterima, jalan napas
bebas sumbatan, Hal ini dikarenakan pada
pernapasan spontan dan hemithorak dextra
simetris. Pada pasien ini adanya cairan
terdengar suara sonor di hematothorax dextra
hemithoraks sinistra dan
redup pada hemithoraks
dekstra
Pada pemeriksaan foto
Gambaran radioopaq
thorak pada hemithorak
tersebut
dextra tampak fraktur
menggambarkan
costa multipel
terdapatnya cairan pada
3,5,6,7,8,9,10,11 pada
dinding dada kanan
hemitothorak dextra dan
sehingga menyebabkan
terdapat gambaran
tumpulnya sudut
radioopak pada sisi paru
costophrenicus
kanan dan sudut
dikarenakan tertutupi
costophericus yang
oleh cairan (darah).
tumpul
Menurut teori
pemasangan chest tube
berfungsi untuk
mengembangkan paru
Pada pasien ini juga
dan salah satu
dilakukan pemasangan
modalitas terapi yang
chest tube.
paling efektif untuk
drain dari udara,darah ,
pus, cairan dari cavum
pleura.
Tahapan tahapan yang dilakukan selama prosedur water sealed
drainase yaitu :
1. Melakukan inform consent dengan pasien dan keluarga
2. Menandai lokasi pemasangan WSD, lokasi yang biasanya digunakan
adalah pada spatium intercostal V atau VI pada linea midaxilar yakni
bangunan yang dibatasi oleh margo anterior m.latissimus dosri, margo
lateral m. pectoralis mayor dan garis antara papilla mammae dengan
fossa axilaris.
3. Mengusapkan alcohol dan memberikan injeksi anastesi local pada
lokasi pemasangan.
4. Mengusapkan antiseptic pada lokasi pemasangan selang WSD
5. Melakukan insisi pada daerah yang sudah ditentukan.
6.Memasukkan selang WSD ke dalam cavu pleura, ada 2 cara
memasukkan selang WSD yaitu dengan cara metode trocar dan blunting
dissection, masing-masing cara memiliki keuntungan dan kerugian.
7. Menjahit selang WSD dengan dinding dada pasien.
8. Melakukan drainase sebanyak 200 ml pada penarikan pertama
9. Melakukan drainase sebanyak 100 ml tiap jam selanjutnya
10.Foto ulang thoraks untuk memastikan selang terpasang dengan
tepat melalui x-foto thorak.
Hematothorax pada pasien ini
disebabkan karena trauma
tumpul sehingga mengakibatkan
fraktur coste sehingga terjadi
laserasi pada pembuluh darah
internal, awalnya terjadinya
Pada pasien ini juga didapatkan
hematom pada dinding dada,
adanya hematothorax dextra.
kemudian terjadi ruptur
sehingga masuk kedalam cavitas
pleura atau ketika terjadi laserasi
akibat fraktur costae, yang
diakibatkan karena adanya
pergerakan.
ORIF (open reduction internal
fiksasi) adalah sebuah prosedur
bedah medis, untuk mengatur
tulang, seperti yang diperlukan pada
fraktur. Teknik pembedahan yang
mencakup didalamnya adalah
Pada pasien ini juga dilakukan ORIF pemasangan pen, scrub, logam,
pada Os Costae 3,5,6,7,8,9,10,11 atau protesa untuk memobilisasi
dextra. fraktur selama penembuhan. Tujuan
ORIF antara lain : memperbaiki
fungsi dengan mengembalikan
gerakan dan stabilitas, mengurangi
nyeri dan mempertahan kan
sirkulasi yang adekuat pada fraktur
yang terkena.
TERIMA KASIH

You might also like