You are on page 1of 22

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETROGRAFI DAN

GEOKIMIA DENGAN FLUIDITAS BATUBARA COKING


FORMASI TANJUNG DI DAERAH MAMPUT,
KALIMANTAN TENGAH

Beny Wiranata
16/404620/PTK/11037
Outlines
 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Batasan Penelitian
Pendahuluan  Maksud dan Tujuan
 Lokasi Penelitian
 Peneliti Terdahulu
 Keaslian Penelitian

 Fiografi
 Tektomik regional
Tinjauan Pustaka  Stratigrafi Regional
 Geologi Batubara

 Batubara
Dasar Teori  Petrologi Batubara
 Kokas dan Fluiditas

 Hipotesis
 Alat dan Bahan
Hipotesis dan Metode Penelitian  Tahapan Penelitian
 Prosedur Penelitian

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Kokas sebagai energi peleburan dan pereduksi oksida logam dan
masih sangat tergantung dengan kokas impor (Huda, 2013;
Suganal 2011)

Analisis kriteria batubara sebagai kokas meliputi petrografi


organik, Vitrinite reflectance, proximate, ultimate, FSI, Fluiditas,
roga index, gray-king assay, ash analysis (Thomas, 2002; Miller,
Data tersebut menunjukan bahwa masih banyak analisis yang
2005; Laver & Laverick, 1987 dalam Amrullah, 2009)
yang harus dilakukan terkait karakteristik batubara Formasi
Tanjung sebagai kokas, salah satunya yaitu analisis fluiditas.
Penelitian ini akan menganalisis hubungan karakteristik
Batubara high-low volatile bituminous Formasi Tanjung memiliki
petrografi dan geokimia dengan fluiditas batubara Formasi
kandungan Volatile matter, ash dan sulfur yang sesuai untuk kokas
Tanjung.
(Amrullah, 2009)

Secara petrografi batubara Eosen Formasi Tanjung tersusun


secara dominan oleh vitrinite ≥77%, fusinite 1,2%, semifusinite
3,4%, funginite 13,4%, sporinite 0,6%, cutinite 1,8%, resinite
0,8% dan sulfida 1,8% serta vitrinit reflectance 0,43% - 0,57%
serta memiliki kandungan hidrogen 5,33% (ar), nitrogen 1,1%
(ar) (Belkin, et al., 2009; Heryanto, 2009).
 Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara karakteristik batubara (baik secara petrografi maupun geokimia) dengan fluditas pada Formasi Tanjung
yang ada di daerah penelitian.

 Batasan Penelitian
a. Data yang digunakan yaitu data singkapan batubara permukaan (specimen sample) dan sampel diambil pada beberapa seam batubara
fokus penelitian dari beberapa lokasi penelitian.
b. Measuring section (MS) hanya dilakukan pada seam batubara fokus penelitian untuk mengetahui suksesi vertikal dari litotipe.
c. Analisis data primer hanya terbatas pada petrografi, analisis proximate, analisis ultimate, dan analisis fluiditas.
d. Hubungan karakteristik petrografi dan geokimia dengan fluiditas dilakukan dengan persamaaan regresi sederhana.

 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tepat mengenai karaktersitik batubara baik secara petrografi
maupun geokimia dalam hubunganya dengan fluiditas.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :
a. Mengetahui hubungan antara komposisi maseral dan vitrinite reflectance batubara dengan fluiditas
b. Mengetahui hubungan antara komposisi ash dan sulfur batubara dengan fluiditas
c. Mengetahui hubungan antara komposisi volatile matter, hidrogen dan nitrogen batubara dengan fluiditas.
 Lokasi Penelitian

Lokasi daerah penelitian ditunjukan dengan warna merah (peta dari geospatial.bnpb.go.id).
 Peneliti Terdahulu
No Topik Penelitian Peneliti Hasil Peneliti

1 Geologi batubara a.Huda (2013) a. Tambang batubara Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan
b.Friedrichdan van Leeuwen Tengah penghasil kokas di Indonesia terletak.
(2017) b. Batubara Eosen (upper Kutai subbasin dan Barito basin) secara kualitas
c. Amrullah (2009) merupakan coking coal.
d. SRK Counsulting (2009) c. Batubara Formasi Tanjung di daerah Lemo, Kalimantan Tengah berpotensi
sebagai kokas.
d. Batubara Formasi Batupasir Haloq di daerah Tumbang Iram, Kalimantan
Tengah berpotensi sebagai kokas.
2 Karakteristik batubara a. Huda (2013) a. Tambang batubara penghasil kokas di Kalimantan Tengah dan Kalimantan
b. Amrullah (2009) Timur dengan kualitas total moisture 3% - 9% (ar), ash 0,2% - 8% (adb),
c. Heryanto (2009) volatile matter 15,4% - 41% (adb), fixed cabon 49% - 79,4% (adb), sulfur
d. SRK Counsulring (2010) 0,33% - 0,9% (adb), vitrinite reflectance 0,7% - 1,2% dan free swellig index 2
e. Belkin et al., (2009) – 9.
f. Satyana et al., (2001) b.Batubara Formasi Tanjung di daerah Lemo, Kalimantan Tengah merupakan
high – low volatile bituminous, kalori 6970 – 8310 cal/gr (adb), ash 0,7%-
10,2% (adb), volatile matter 6,6-42,4% (adb), fixed carbon 47,1-86% (adb),
sulfur 0,33-0,74% (adb).
b.Batubara Formasi Tanjung di daerah Binuang, Kalimantan selatan merupakan
subbituminous B, secara komposisi dominan tersususn atas vitrinite dan
sedikit inertinite serta vitrinite reflectance 0,43% - 0,50%.
c.Batubara Formasi Batupasir Haloq di daerah Tumbang Iram, Kabupaten
Murung Raya, Kalimantan Tengah merupakan low volatile bituminous
dengan moisture 0,9%-11,14% (adb), ash 1,12%-6,25% (adb), volatile matter
11,21% - 23,04% (adb), fixed carbon 62,53% - 83,73% (adb), total sulfur
0,25% - 0,40% (adb) dan nilai kalor 5993 - 8604 kal/gr.
d.Batubara Formasi Tanjung di Senakin, Kalimantan Selatan merupakan high
volatile C bituminous dengan komposisi maseral vitrinite 77%, fusinite 1,2%,
semifusinite 3,4%, funginite 13,4%, sporinite o,6%, cutinite 1,8%, resinite
0,8% dan sulfida 1,8% serta vitrinite reflectance 0,57%. Secara kimia
tersusun atas moisture 5,29% (ar), ash 12,63% (ar), volatile matter 42,58%
(ar), fixed carbon 63,69% (ar), hidrogen 5,33% (ar), nitrogen 1,1% (ar).
e.Batubara Eosen Formasi Tanjung di daerah Kalimantan Selatan dengan rasio
H/C 0,87-1,18 dan nilai rasio O/C yaitu 0,06-0,16.
Peneliti Hasil Penelitian
3 Fluiditas a. Cokal Ltd., (2011) dalam a. Tambang batubara penghasil kokas di Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Huda, (2013) Timur dengan fluiditas 450 ddpm (AKT), < 500 ddpm (MGM), 13500 ddpm
b. Ryan et al., (1997) (Mamahak).
c. Mochizuki et al., (2013) b. Fluiditas akan semakin tinggi dengan semakin banyaknya maseral reactive
dan Tsubouchi et al., dan akan semakin kecil seiring meningkatnya rank.
(2014) c. Semakin tinggi kandungan sulfur maka fluiditas semakin rendah dan
d.Smedowski dan Semakin tinggi kandungan nitrogen maka fluiditas semakin tinggi
Piechaczek, (2016); Vega d.Semakin tinggi kandungan volatile matter maka maximum fluidity drop
et al., (2017) semakin rendah dan semakin tinggi kandungan oksigen maka fluiditas
e. Arslan dan Kemal (2006) semakin rendah.
e. Semakin tinggi kandungan ash maka fluiditas semakin rendah.

Keaslian Penelitian
Penelitian terkait karakteristik batubara baik secara petrografi maupun geokimia di Formasi Tanjung yang ada di kalimantan
Tengah sudah banyak dilakukan, namun penelitian tentang fluiditas sangat sedikit dilakukan. Penelitian karakteristik petrografi dan
geokimia serta fluiditas batubara Formasi Tanjung yang ada di daerah Mamput dan sekitarnya belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan
menganalisis hubungan karaktersitik petrografi dan geokimia dengan fluiditas batubara Formasi Tanjung di daerah Mamput dan sekitarnya,
Kalimantan Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
 Fisiografi Regional
 Stratigrafi Regional Cekungan Barito (Satyana & Silitonga., 1994)

Fisiografi Kalimantan, daerah penelitan ditunjukan


dengan warna merah (Witts et al., 2012).
 Mikroskopis (Maseral) (McCabe, 1984)

 Makroskopis (Litotipe Batubara)

(Thomas, 2013)
 Vitrinite Reflectance

Proximate Ultimate
Carbon (%) &
Moisture (%)
Hydrogen (%)

Volatile matter
Nitrogen (%)
(%)

Ash (%) Sulfur (%)

Fixed carbon (%) Oxygen (%)

(Thomas ,2002)
 Kokas

 Karakteristik Batubara Untuk Kokas

(Suganal, 2009)

(Laver & Laverick, 1987 dalam Amrullah, 2009)


Fluiditas

(Ryan et al., 1997).

(Tsubouchi et al., 2014)


Batubara Pristine (Vega et al., 2017).
(Vega et al, 2017)

Batubara Zonguldak (Arslan dan Kemal, 2006).


HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

 Hipotesis
a. Batubara Formasi Tanjung merupakan high volatile bituminous – low volatile bituminous yang secara dominan tersusun
atas maseral vitrinite ≥ 77%, fusinite > 1%, semifusinite > 2%, funginite > 7%, sporinite < 1%, cutinite > 1%, resinite < 1%,
vitrinite reflectance > 0,5% sehingga nilai fluiditas > 1000 (ddpm).
b. Batubara Formasi Tanjung dengan kandungan ash < 12% (adb) dan sulfur < 1% (adb) sehingga nilai fluiditas > 1000
(ddpm).
c. Batubara Formasi Tanjung dengan kandungan volatile matter < 45% (adb), hidrogen > 3% (ar), dan nitrogen > 1%
sehingga fluiditas > 1000 (ddpm).
Alat dan Bahan
No Kegiatan Alat dan Bahan
1 Lapangan Peta topografi, peta geologi regional, kompas geologi, GPS, palu geologi, larutan HCl, pita ukur, kantong
sampel batubara, alat tulis dan gambar, kamera dan jas hujan.
2 Studio perangkat keras (komputer/laptop dan printer), perangkat lunak atau software dan alat tulis kantor (kertas,
dan lain-lain).
3 Pembuatan sayatan poles sampel batubara, alat pemotong batuan, cetakan, pipet tetes, plastisin, semir sepatu, resin, gelas ukur, kaca,
alat poles, gerinda, katalis, carborundum, alumina poleshing, alat pengggetar, wadah pengaduk.
4 Analisis petrografi mikroskop sinar pantul Leica DM RXP, immersion oil, kamera, borang pengamatan, pipet tetes, plastisin,
alat tulis dan tisu.
5 Analisis proximtae oven (analisis moisture), ventilated muffle furnace (analisis ash), preweighed platinum crucible dan
furnace chamber (analisis volatile matter), dan porclein crucible dengan dua lapisan iron crucible di
bagian luarnya (analisis fixed carbon).
6 Analisis ultimate furnace dan absorption train (analisis karbon dan hidrogen), kosentrat sulfuric acid dan potasium sulfat
(analisis nitrogen), escha, magnesium oxide, sodium carbonate, porcelain crucible dan muffle furnace
(analisis sulfur).
7 Analisis fluiditas Analisis fluiditas menggunakan stirrer, pembeban 10 kg dan Gieseler Plastometer.
 Tahapan Penelitian
RENCANA JADWAL PENELITIAN

2017 2018
Tahapan Penelitian
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Pendahuluan
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pengajuan Proposal
Ujian Proposal
Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan Studio dan Laboratorium
Pembuatan Peta Lokasi Pengamatan
Pembuatan Sayatan Poles
Analisis Petrografi (komposisi maseral dan Vitrinite reflectance )
Analisis Proximate
Analisis Ultimate
Analisis Fluiditas (Gieseler Plastometri)
Penyelesaian dan Penyusunan Laporan
Analisis Hubungan Komposisi Maseral terhadap Fluiditas
Analisis Hubungan Vitrinite reflectance terhadap Fluiditas
Analisis Hubungan volatile matter, sulfur, hidrogen dan oksigen terhadap fluiditas
Kesimpulan
Penyusunan Laporan Tesis
Daftar Pustaka

Amarullah, D., 2009, Suatu Pemikiran Untuk Memanfaatkan Potensi Batubara Formasi Tanjung Di Daerah Lemo Kalimantan Tengah Sebagai
Kokas, Kelompok Program Penelitian Energi Fosil, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, v. 4, p. 1-11.
Arslan, V., dan Kemal., M., 2006, The Effect Of Inert Matters And Low Volatile Coal Addition On The Plasticity Of High Volatile Zonguldak
Coals, The Journal Of The South African Institute Of Mining And Metallurgy, v. 106, p. 199-204.
Boggs, Jr.S., Pricinple Of Sedimentology and Stratigraphy, Pearson Prentice Hall, United States of America, 662 p.
Belkin, H.E., Tewalt, S.J., Hower, J.C., Stucker, J.D., O’Keefe, J.M.K., 2009, Geochemistry and petrology of selected coal samples from
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Papua, Indonesia, International Journal of Coal Geology 77, p. 260-268.
Darman, H., Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Friedrich, M.C., Moore, T.M., Flores, R.M., 2016, A Regional Review And New Insights Into SE Asian Cenozoic Coal-Bearing Sediments: Why
Does Indonesia Have Such Extensive Coal Deposits?, International Journal of Coal Geology 166, Elsevier, p. 2-35.
Friedrich, M.C., dan van Leeuwen, T., 2017, A Review of The History of Coal Exploration, Discovery and Production in Indonesia : The
Interplay of Legal Framework, Coal Geology and Exploration Strategy, International Journal of Coal Geology 178, Elsevier, p. 56-73.
Heryanto, R., 2009, Karakteristik dan Lingkungan Pengendapan Batubara Formasi Tanjung Di Daerah Binuang dan Sekitarnya, Kalimantan
Selatan, Jurnal Geologi Indonesia, v. 4, p. 239-252.
Heryanto, R., 2010, Geologi Cekungan Barito, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Bandung, 139 hal.
Huda, M., 2013, Potensi Coking Coal Indonesia Untuk Mendukung Industri Peningkatan Nilai Tambah (PNT) Mineral, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara “tek-MIRA”, Bandung, v. 11, p. 44-53.
Kustituanto, B., Badarudin, R., 1994, Statistika 1, Gunadarma, Jakarta, 368 hal.
Miller, B.G., 2005, Coal Energy Systems, Elsevier Academic Press, USA, 526 p.
Mochizuki, Y., Ono, Y., Uebo, K., Tsubouchi, N., 2013, The Fate of Sulfur in Coal During Carbonization and Its Effect on Coal Fluidity,
International Journal of Coal Geology 120, Elsevier, p. 50-56.
Mochizuki, Y., Naganuma R., Uoebo, K., Tsubouchi, N., 2017, Some Factors Influencing The Fluidity of Coal Blends : Particle Size, Blend Ratio
and Inherent Oxygen Species, Fuel Processing Technology 159, Elsevier, p. 67-75.
Ryan, B., Gransden J., dan Price, J., 1998, Fludity of Western Canadian and Its Relationship to Other Coal and Coke Properties, British
Columbia Geological Survey, 17 p.
Satyana, A.H., and Silitonga, P.D., 1994, Tectonic reversal in East Barito Basin, South Kalimantan: consideration of the types of inversion
structures and petroleum system significance: in Proceedings of the IPA 23rd Annual Convention, p. 57-74.
Satyana, A.H., Eka, M.P.M, Imron, M., 2001, Eocene Coals of the Barito Basin, Southeast Kalimantan : Sequence Stratigraphic Framework and
Potential for Sources of Oil, Berita Sedimentologi, No. 17, v. 3, p. 1-15.
Smedowski, L., dan Piechaczek, M., 2016, Impact Of Weathering On Coal Properties And Evolution Of Coke Quality Described By Optical
And Mechanical Parameters, International Journal Of Coal Geology 168, Elsevier, p. 119-130.
Speight, J.G., 2005, Handbook of Coal Analysis, John Wiley and Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 222 p.
SRK Counsulting, 2010, Coal Projrct in Central Kalimantan, indonesia, SRK Consulting Pty Ltd, Australia, 36 p.
Suarez Ruiz, I., Crelling, C.J., 2008, Applied Coal Petrology, Elsevier, 388 p.
Suganal, Supriatna, W., Rustomo, G., Paidi, Yuyu, E., 2009, Operasi Protype Plant Kokas, Puslitbang Teknologi Mineral Dan Batubara,
Bandung, 39 p.
Suganal, 2011, Kokas Dari Batubara Non Coking : Menghilangkan Ketergantungan Kokas Impor, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral dan Batubara “tekMIRA”, Bandung, v. 9, p. 18-26.
Sukandarrumidi, 2014, Batubara Dan Gambut, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 150 p.
Taylor, G.H., Teichmuller, M., Davis, A., Diessel, C.F.K., Littke, R., Robert, P., 1998, Organic Petrology, Gebruder Borntraeger, Stuttgart, 704
p.
Thomas, L., 2002, Coal Geology First Edition, John Wiley & Sons, Ltd, West Sussex, United Kingdom, 384 p.
Thomas, L., 2013, Coal Geology Second Edition, John Wiley & Sons, Ltd, West Sussex, United Kingdom, 444 p.
Tsubouchi, N., Mochizuki, Y., Ono, Y., Eebo, K., Takanohashi, T., Sakimoto, N., 2014, Sulfur And Nitrogen Distribution During Coal
Carbonzation And The Influence Of These Elements On Coal Fluidity And Coke Strength, ISIJ International, Vol. 54, Hal. 2439-
2445.
Vega, M.F., Fernandez, A.M., Diaz-Faes, E., Barriocanal, C., 2017, Improving The Properties Of High Volatile Coking Coals By Controlled
Mild Oxidation, Fuel 191, Elsevier, p. 574-582.
Witts, D., Hall, R., Nichols, G., dan Morley, R., 2012, A New Depositional and Provenance Model For The Tanjung Formation, Barito Basin,
SE Kalimantan, Indonesia, Journal oaf Asia Earth Science 56, p. 77-104.
Pustaka online : geospatial.bnpb.go.id
TERIMA KASIH

You might also like