You are on page 1of 46

TEORI UMUM

PERBAIKAN TANAH
Perbaikan Tanah?
Lebih baik &
Usaha Tanah
berdaya guna

Teknik Sipil :
• Perbaikan sifat fisik & mekanis
• Perkuatan tanah

Perbaikan :
• Sifat fisik : gradasi, plastisitas, kembang susut
• Sifat mekanis : Kekuatan, kompresibilitas,
permeabilitas
• Ketahanan terhadap lingkungan/ cuaca/ alam
Proses / Teknik Perbaikan
• Alami
• Pemadatan dangkal
• Perbaikan gradasi
• Pre-loading/ precompression
• Percepatan konsolidasi → vertical drains
• Teknik vibro (vibro compaction & replacement)
• Dynamic compaction
• Stabilisasi dengan bahan tambah kimia
• Grouting / injeksi
• Penggunaan inklusi (terucuk, tiang, akar, geosintetik dll)
• Electro osmosis
ALAMI
• Memadat akibat berat sendiri
• Air → hujan, resapan
• Beban alami (salju, sedimen, aktivitas)
• Susut → penguapan air
• Penurunan muka air tanah
• Akar tanaman
• Pencampuran butiran (alami)
• Bahan kimia → pengerasan
Soil Compaction (Pemadatan Tanah)

PEMADATAN Usaha mekanis Tanah lebih padat

butiran

digilas
rapat
ditumbuk

digetarkan
Rongga kurang
KONSOLIDASI
memadatnya lempung
jenuh air oleh beban
statis

Proses Waktu
Memeras air keluar Lama (permeabilitas
pori kecil)

MANFAAT / akibat pemadatan:


• Kuat geser tanah naik
• Penurunan dimasa datang berkurang
• Permeabilitas tanah urug
• Kembang-susut berkurang
Ukuran kepadatan : rapat masa kering
(densitas, dry density, ρd) → gram
cm 3

b
d 
1 w Kadar air
Fungsi : pelumas butiran
tanah

JIKA :
Sedikit Sulit padat

Kadar air Kepadatan


Terlalu Tak bisa Kadar air optimum max
banyak padat tepat (OMC/Wopt) (MDD/ρdmax

Pedoman
Uji Laboratorium OMC & MDD pelaksanaan di
lapangan
PEMADATAN • Dangkal
LAPANGAN

• Lapis demi lapis • Areal luas


• Kadar air optimum
• Digilas/ ditumbuk
• Hasil dapat dikontrol

Parameter :
 Jenis tanah
 Kadar air
 Tebal lapisan
 Tenaga pemadat (berat &
jumlah tumbukan/ lintasan)
PERBAIKAN GRADASI
PRE COMPRESSION/ PRE-LOADING
Aplikasi :
Lapisan Settlement
 Dangkal
lempung lunak besar

 Tebal terbatas (relatif tipis)

Mempercepat &
Pre-compression meminimalkan settlement
setelah pembangunan
Prinsip Kerja :

 Beban Rencana ∆Pp


 Dipasang beban ∆Pp + ∆Pf → lapisan lempung turun lebih besar & lebih cepat

Dengan beban ∆Pp → konsolidasi → SPp dgn waktu t1


Dengan beban ∆Pp + ∆Pf → Settlement SPp terjadi pada t2
Unloading ∆Pf di t2 → settlement berhenti
PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

• Bahan : semen, kapur, bitumen, bahan kimia lainnya


• Aplikasi :
- dicampurkan → dipadatkan
- diinjeksikan
• Proses : reaksi ikatan kimiawi antar partikel/ butiran
• Kesesuaian : berbagai jenis tanah
• Hasil :
– Kekuatan naik/ bertambah
– Duktilitas turun → getas
– Permeabilitas turun
PENGELOLAAN TANAH
• Cara manusia dalam memperlakukan tanah agar
dapat menghasilkan tanaman pangan, serat-seratan
dan tanaman makanan ternak

 Seluruh usaha pengolahan cara bercocok


tanam, pemupukan, pangapuran dan
perlakuan lain yang dilakukan/diterapkan
pada tanah untuk memproduksikan
tanaman (Guswono Soepardi. Istilah Tanah
dan Definisinya dalam Komisi Istilah Tanah.
HITI)
Pengelolaan tanah pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan produksi tanaman pertanian yang meningkat dan
efisien, dengan tetap mempertahankan tanah pada tingkat
produktifitas yang optimal.

Dalam arti luas, pengelolaan tanah berarti semua upaya yang


mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi sifat tanah yang
menjadi kendala bagi pertumbuhan/produksi tanaman.

Supardi (1977), mengatakan bahwa pengelolaan tanah, adalah


fungsi dari usaha manusia, tanaman yang dipilih, lingkungan
(iklim), dan sifat tanah, dimana empat faktor tersebut saling
berkaitan.
Prinsip dasar dalam pengelolaan tanah
(1) Pengelolaaan tanah yang dilakukan hendaknya berdasar pada identifikasi kondisi
sifat tanah yang menjadi faktor pembatas dan menjadi kendala untuk
pertumbuhan/produksi tanaman
(2) Pengelolaaan tanah yang dilakukan, dalam pelaksanaannya agar disesuaikan
dengan kondisi setempat dan didasarkan pada kemampuan yang ada,
(3) Pengelolaaan tanah yang dilakukan hendaknya sesuai dengan tujuan pengelolaan
yaitu efisien/menguntungkan
(4) Pengelolaan tanah yang dilakukan harus mencakup usaha konservasi dengan tujuan
untuk mengurangi kerusakan/kemerosotan tanah dalam rangka tetap
mempertahankan pelestarian sumberdaya lahan
(5) Pengelolaaan tanah yang dilakukan, secara teoritik harus dapat
dipertanggungjawabkan (ilmiah, sesuai dengan teknologi yang ada), dan secara
praktek dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan petani.
PENGELOLAAN TANAH
• UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN TANAH
UNTUK BUDIDAYA PERTANIAN
• UPAYA MENGATASI KENDALA TANAH AGAR
FUNGSI TANAH UNTUK BUDIDAYA
PERTANIAN DAPAT SECARA OPTIMAL
ASPEK PENGELOLAAN TANAH
Sun light
1. Pengendalian
2. Pengarahan
3. Perbaikan
a
4. Pengawasan
5. Evaluasi
PENGENDALIAN
Proses Alam Selalu
berjalan
Disesuaikan
Pengendali tujuan /
an kepentingan
KARAKTERISTI
K LAHAN

Sesuai keperluan dan tidak


menyebabkan kejadian sebaliknya
PENGARAHAN

Proses yang terjadi


dapat dikendalikan

Lebih mudah
sesuai yang
diinginkan
PERBAIKAN
Diminimalisir
• dampak negatif / Dihilangkan

 dampak Sesuai
positif kepentingan

PRODUKTIVITAS
LAHAN
EVALUASI

• apakah sesuai tujuan


• berdampak pada kepentingan yang
diinginkan
FUNGSI TANAH
• SUMBER HARA
• AIR TERSIMPAN
• TEMPAT BERJANGKARNYA AKAR TANAMAN
TANAH BERMASALAH

JIKA TANAH TIDAK BERFUNGSI


SECARA OPTIMAL UNTUK
PERTUMBUHAN TANAMAN
KARENA :
•FISIK TANAHNYA
•KIMIA TANAHNYA
•BIOLOGI TANAHNYA
PERMASALAHAN FISIK TANAH

KEMIRINGAN
SOLUM TANAH
GENANGAN
TEKSTUR
KEBATUAN
PERMASALAHAN KIMIA
• KEMASAMAN
• KEGARAMAN
• SENYAWA RACUN
• KEHARAAN
PRINSIP POKOK PENGELOLAAN

MASUKAN TINGGI
MERUBAH KONDISI TNH AGAR
SESUAI UTK PERTUMBUHAN
SIFAT  BOROS ENERGI &
TEKNOLOGI KURANG RAMAH LINGKUNGAN

MASUKAN RENDAH
MEMILIH TANMN DG MENYESUAIKAN
KONDISI TANAH
SIFAT  HEMAT ENERGI, RAMAH
LINGKUNGAN & LESTARI
TEKNOLOGI MASUKAN TINGGI
• VARIETAS UNGGUL
• TAKARAN PEMUPUKAN TINGGI (PADA KONDISI
HARA YG OPTIMUM)
• MERUBAH KONDISI TANAH
– MASAM  PENGAPURAN
• PENCEGAHAN GULMA INTENSIF
• BOROS ENERGI
TEKNOLOGI MASUKAN RENDAH
• ADAPTASI TANAMAN THDP KENDALA TANAH, DAN
BUKAN MENGURANGI SEMUA KENDALA TANAH
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN TANAMAN
• MAKSIMALISASI KELUARAN (OUT PUT) PERSATUAN
MASUKAN (IN PUT)
• MEMANFAATKAN SIFAT YG MENGUNTUNGKAN
DARI TANAHNYA  MISKIN HARA
LANGKAH TEKNOLOGI MASUKAN RENDAH

• SELEKSI LAHAN & IDENTIFIKASI KENDALA


• SELEKSI SPECIES & VARIETAS TOLERAN THP
KENDALA TANAH & LINGKUNGAN
• PEMBUKAAN LAHAN DG PEMBAKARAN
• MELINDUNGI TANAH DG MULCHING &
AGROFORESTRY
• PEMANFAATAN BAHAN ORGANIK
?
G E L O L A
NA M E N
IM A L AH )
BAGA H (BER MA S A
TAN A F A A T ?
E R M A N
AG A R B
Lahan Kritis
APA ITU LAHAN KRITIS

Umum : lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan


atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi.

Khusus : lahan yang secara fisik, kimia maupun biologi mengalami


kerusakan sehingga menurun fungsinya sebagai unsur produksi
dan atau pengatur tata air dan tata udara tanah dan atau
pengatur daur karbon dan dapat menimbulkan bencana
PROSES TERJADINYA LAHAN KRITIS

Rusak

Dieksploitasi Tidak berfungsi


sebagai unsur produksi

Laha Lahan kritis


n
Lokasi Lahan Kritis
Lahan Kritis
Parah
Bali :
 Kabupaten Buleleng
 Kabupaten Karangasem
LUAS LAHAN KRITIS DI INDONESIA

Luas lahan kritis seluruh Indonesia s.d. akhir tahun


2001 adalah:
Dalam Kawasan Hutan: 8.136.646 ha.
Luar Kawasan Hutan : 15.106.234 ha

Jawa Barat : 580.397 hektare

5 kabupaten dengan Lahan Kritis terluas di Indonesia:


1. Kabupaten Garut : 82.696 ha
2. Kab. Sukabumi : 67.525 ha
3. Kab. Bandung : 47.365 ha
4. Kab. Majalengka : 47.115 ha
5. Kab. Cianjur : 46.773 ha
PENGUKURAN KEKRITISAN LAHAN

Fungsi Kawasan Hutan Lindung


Kekritisan lahan dinilai berdasarkan keadaan
penutupan lahan/ penutupan tajuk pohon (bobot
50%), kelerengan lahan (bobot 20%), tingkat erosi
(bobot 20%) dan manajemen/usaha pengamanan
lahan (bobot 10%).
Fungsi Kawasan
Budidaya Untuk
Usaha Pertanian

Kekritisan lahan dinilai berdasakan produktifitas


Lahan yaitu pengelolaan tradisional (bobot
30%), kelerengan lahan (bobot 20%), Tingkat
Erosi yang diukur berdasarkan tingkat
hilangnya lapisan tanah, baik untuk tanah
dalam maupun untuk tanah dangkal (bobot
15%), batu-batuan (bobot 5%) dan manajemen
yaitu usaha penerapan teknologi konservasi
tanah pada setiap unit lahan (bobot 30%).
Fungsi Kawasan
Hutan Lindung Di
luar Kawasan Hutan

Kekritisan lahan dinilai berdasarkan vegetasi


permanen yaitu prosentase penutupan tajuk
pohon (bobot 50%), kelerengan Lahan (bobot
10%), tingkat Erosi (bobot 10%) dan
manajemen (bobot 30%).
Penyebab terjadinya lahan kritis
• Penjarahan hutan dan penebangan liar
• Pemanfaatan hutan yang semena-mena
• Pengolahan lahan yang tidak sesuai kaidah
• Inkonsistensi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
RTRW
• Lemahnya pengawasan dan penegakan aturan
• Seringnya banjir di musim hujan, kekurangan air di musim
kemarau serta longsor
• Rendahnya perhatian masyarakat dan pemerintah menjaga
hutan dan lahan
• Masyarakat tidak menyediakan lahan rumah
• Hanya 7% curah hujan yang diserap sehingga permukaan tanah
menipis
• Pembakaran hutan
Pencegahan Lahan Kritis
1. Larangan Menebang pohon di hutan produksi kecuali dengan seizin pejabat yang berwenang;
2. Larangan mempergunakan bahan kimia yang membahayakan pengolahan tanah yang
mengubah bentang alam.
3. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya hutan
4. Memberikan batasan yang jelas terhadap pembangunan berbagai bangunan supaya dapat
memberikan lahan yang cukup bagi penanaman hutan
5. Melakukan reboisasi bersama
6. Peningkatan hukum bagi para pelaku penebangan liar
7. Penyuaran oleh media-media baik cetak maupun elektronik tentang
pentingnya hutan
8. Mengadakan jeda waktu penebangan

9. Menambah kebijakan-kebijakan penebangan liar


10. Larangan melakukan kegiatan budi daya tanaman yang bertentangan dengan kaidah
konservasi tanah dan air
11. Larangan menebang pohon di kawasan lindung
Pemulihan Lahan Kritis

1. Reboisasi hutan Lindung


Menghutankan kembali kawasan hutan lindung yang kritis, di
bawah DAS (daerah aliran sungai). Penanaman ini bertujuan
untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang optimal
sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,
sehingga tercipta keharmonisan antara fungsi hutan dan
pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2. Membangun Hutan Kemasyarakatan


Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara dengan sistem
pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya.
Sehingga masyarakat bisa mendapatkan hasil hutan tanpa
merusak ekosistem hutan dan unsur pokoknya.
3. Penghijauan
Penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar kawasan
hutan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memulihkan
kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi, tata air
maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertahankan dan
ditingkatkan sesuai dengan peruntukannya.

4. Membangun Hutan Bakau


Hutan bakau berfungsi menanggulangi terjadinya lahan kritis di
daerah pantai, karena menahan endapan lumpur.
AKIBAT LAHAN KRITIS
*Defisit kebutuhan air*
*Hutan menjadi gundul*
*Peralihan manfaat hutan*
*Lahan menjadi kritis*
*Timbul bencana alam seperti banjir, tanah
longsor, dll.*
*Pemanasan suhu bumi*
*Hancurnya habitat bagi fauna tertentu*
*Polusi Udara*

You might also like