You are on page 1of 18

Proses produksi

sediaan padat OT
Disusun oleh :
Muh.agus salim
Muh.ishak suardi
Definisi
Definisi Obat Herbal
Definisi Sediaan padat (Tablet)
Obat herbal atau herbal Tablet adalah bentuk sediaan padat
medicine didefinisikan sebagai yang terdiri dari satu atau lebih
bahan baku atau sediaan yang bahan obat yang dibuat dengan
berasal dari tumbuhan yang pemadatan, kedua permukaannya
memiliki efek terapi atau efek rata atau cembung.Tablet memiliki
lain yang bermanfaat bagi perbedaan dalam ukuran, bentuk,
berat, kekerasan,
kesehatan manusia;
ketebalan. Kebanyakan tipe atau
komposisinya dapat berupa jenis tablet dimaksudkan untuk
bahan mentah atau bahan yang ditelan dan kemudian dihancurkan
telah mengalami proses lebih dan melepaskan bahan obat ke
lanjut yang berasal dari satu dalam saluran pencernaan.
jenis tumbuhan atau lebih
Penggolongan Obat Herbal
Macam-macam Sediaan
Padat Obat Herbal
Berdasarkan Distribusi
Obat dalam Tubuh
Berdasarkan distribusi
obat dalam tubuh,
Berdasarkan Metode
tablet dibedakan
Pembuatan
menjadi dua kelompok,
Tablet cetak
yaitu:
Tablet kempa
a. Untuk pengobatan
local
b. Untuk pengobatan
sistemik
Berdasarkan Jenis Bahan
Penyalut
Berdasarkan jenis bahan
penyalut, tablet dapat
dibedakan menjadi:
a. Tablet salut biasa / e. Tablet lepas lambat
salut gula (dragee) f. Tablet berlapis
b. Tablet salut selaput
(film-coated tablet)
c. Tablet salut kempa
d. Tablet salut enteric
(enteric-coated tablet),
d. Tablet larut
Berdasarkan Cara (effervescent tablet)
Pemakaian e. Tablet Implantasi
a. Tablet biasa / (Pelet)
tablet telan. f. Tablet hipodermik
b. Tablet kunyah (hypodermic tablet)
(chewable tablet) g. Tablet bukal
c. Tablet hisap (buccal tablet)
(lozenges, trochisi, h. Tablet sublingual
pastiles) i. Tablet vagina
(ovula)
Jurnal Sediaan padat pada
obat herbal
Preformulasi

a. Sifat fisikokimia e. Suhu lebur


bahan aktif obat f. Higroskopisitas
(API) g. Spektra absorban
b. Struktur dan h. Kelarutan
bobot molekul i. Koefisien partisi
c. Warna dan bau j. Konstanta ionisasi
d.Ukuran partikel, k. Bentuk kristal dan
bentuk, dan amorf
kristalinitas
Rancangan Formula
O Pembuatan Serbuk Ekstrak
O Ekstrak kental daun sirih ditambahkan
adsorben (avicel) PH 12 dengan
perbandingan 1:1 setelah itu ekstrak kental
dikeringkan dalam oven pada suhu 45ºC
selama 24 jam. Setelah kering kemudian
ekstrak kemudian digerus dalam lumpang
hingga diperoleh serbuk kering ekstrak daun
sirih. Serbuk ekstrak kering tersebut
kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi
pemeriksaan organoleptic,pemeriksaan
kadar air dan compressibility.
Metode Pengujian sediaan
padat pada obat herbal

1. Uji distribusi ukuran


granul
5. Uji waktu hancur
2. Uji susut pengeringan
6.Uji tanggapan rasa
granul
Evaluasi Mutu Fisik
Evaluasi Tablet
Granul
Uji organoleptis
1.Uji Sifat Alir
1. Uji keseragaman
2. Distribusi Ukuran
ukuran
Partikel Granul
2. Uji keseragaman
bobot
3. Uji kerapuhan
4. Uji kekerasan
Uji Mutu

Prosedur Pengujian Mutu Obat Tradisional


O Pengujian secara organoleptik : menilai
bentuk, warna, bau, rasa dan tanda-tanda
lain dengan mata.
O Uji Kemasan : menilai kemasan,
penandaan, bobot / volume dengan
membandingkan nilai normal.
O Pengujian secara Makroskopik : untuk
simplisia, melihat bentuk, ukuran (panjang,
lebar, tebal, bekas patahan).
O Catatan : umur, cara panen, pengeringann, penyimpanan mempengaruhi simplisia.
O Kebenaran Simplisia/Komposisi : dilakukan dengan cara kimia atau cara mikroskopis.
O Kadar Air: Kadar air berlebih mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis
senyawa kimia (syarat menurut farmakope kadar air = 8-14%).
O Kadar Abu Total : abu dapat berasal dari jaringan tanaman atau pengotoran (tanah /
pasir) hanya untuk bentuk simplsia dan bukan bentuk sediaan.
O Abu yang Tidak Larut Asam : tujuan untuk mengetahui pengotoran dari pasir atau tanah
silikat (simplisia/non sediaan).
O Kadar Sari Etanol dan Air : tujuannya untuk mengetahui jumlah senyawa tersari dengan
etanol dan air (simplsia), biasanya spesifik pada simplsia (tidak sediaan)
O Uji Keseragaman Bobot : dilakukan untuk menilai kandungan simplisia sediaan (serbuk,
pil tablet, kapsul).
O Uji Waktu Hancur : jika sediaan bentuk pil, tablet, kapsul
Catatan : obat diserap dalam bentuk larut.
O Cemaran Mikroba / Jamur : terdapat mikroorganisme menunjukkan kebersihan pada
(proses pembuatan simplisia, pembuatan sediaan, kadar air). Syarat Obat Tradisional
adalah tidak boleh mengandung mikroba patogen dan jamur penghasil aflatoksin.
O Cemaran Logam Berat : logam dari alat pada proses pembuatan tidak boleh
mempengaruhi / meninggalkan sisa pada Obat Tradisional, karena dapat mempengaruhi
kesehatan. Terutama uji logam Pb, Hg, dan As. Syarat tidak boleh lebih 50 bpj dihitung
sebagai logam Pb.
O Cemaran Bahan Organik Asing : yang dimaksud adalah bagian tanaman atau seluruh
tanaman asal simplisia, tertera atau dibatasi jumlah dalam monografi, hewan utuh /
bagian / zat yang dikeluarkan. Jumlah bahan organik asing menunjukan tingkat
kemurnian simplisia.
O Simplisia dapat tercemari pula serangga/ bagian serangga/ zat yang
dikeluarkan bila terdapat itu maka semuanya harus dipisahkan
sebelum digunakan.
O Kadar Etanol/Metanol : disyaratkan bahwa Obat Tradisional tidak boleh
mengandung etanol >1% (jika lebih maka termasuk golongan minuman
beralkohol) dan tidak boleh mengandung metanol > 0,1% terhadap
etanol. catatan : untuk sediaan cair secara oral.
O Zat Tambahan :
O PEWARNA : untuk tablet/pil bersalut dan sediaan cair
(persyaratan=makanan).
O PENGAWET : untuk sediaan menggunakan air (cairan/sirup dls).
Syarat tidak boleh lebih 0,1% sebagai asam benzoat / propil
hidroksi benzoate.
O PEMANIS BUATAN : sediaan cairan dan bentuk serbuk secara oral.
Syarat tidak boleh lebih 0,15% untuk sakarin dan 2% untuk
siklamat.
O Cemaran Pestisida : terutama simplisia dari tanaman budidaya,
dilakukan untuk sediaan obat tradisional dalam bentuk serbuk,
rajangan, cairan, dll.
O Kandungan Obat Sintetik : dilakukan dengan cara reaksi kimia seperti;
reaksi warna, pengendapan, KLT, Spektofotometri, Kromatografi Gas,
atau cara lain yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

O Andrew Chevallier Mnimh, The Encyclopedia of Medicinal Plants.


Dorling Kindersley, 290-291.
O Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi 4th Edition.
Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI-Press
O Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
O Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
O Capman & Hall. The Merck Index 12th ed. 2000. Ver 12:3. CD-ROM
.Whitehouse Station. New Jersey. United States of America.
O Ebadi. M. S. Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine. 2002. . CRC
Press. United States of America. 146.
O ESCOP Monographs. The Scientific Foundation for Herbal Medicinal
Products. Thieme. 2003. United Kingdom. 248,345, 437.
O Fleming. T. (ed). PDR For Herbal Medicine. 2000. Medical Economics
Company. New Jersey. United States of America. 656
O Fritzweiss. Rudolf. Volker Fritelmaan. Herbal Medicine 2nd Ed. 2000.
Geurg thieme Verlag.
O Jellinek, S.J., Formulation and Fundaction of Cosmetics, Willey
Intercienci, New York, London.

You might also like