You are on page 1of 84

Hematopoiesis

NELMA SSI.MKES
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016
• Hematopoiesis merupakan proses pembentukan
komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.
• Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau
pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel
darah.
• Maturasi merupakan proses pematangan sel darah,
sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel
darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang
berbeda-beda.
Hematopoiesis
• Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel
yang mati) dan perkembangan sel darah dari sel induk /
asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan
diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
• Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat
gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent
menghasilkan sejumlah sel darah.
• Maturasi merupakan proses pematangan sel darah,
sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia :

1.Embrio dan Fetus


a.Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan :
Sel - sel mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan
produksi menurun diganti organ - organ lain.
b.Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan :
Menurun dalam waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati,
kelenjar limfe
c.Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir,
pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit,
megakariosit.
KOMPONEN HEMOSTASIS
Bayi sampai dengan dewasa
Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi
di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.
a.Hematopoiesis Meduler (N)
Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih
dari 20 tahun : corpus tulang panjang berangsur – angsur diganti oleh
jaringan lemak karena produksi menurun
Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)
Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal:
Eritroblastosis foetalis, An.Peniciosa, Thallasemia, An.Sickle sel,
Spherositosis herediter,Leukemia.
Organ – organ Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar adrenal, tulang
rawan, ginjal, dll
Macam – macam hematopoiesis

1.Seri Eritrosit (Eritropoesis)


Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan
ukuran (makin tua makin kecil), perubahan sitoplasma
(dari basofilik makin tua acidofilik), perubahan inti yaitu
nukleoli makin hilang, ukuran sel makin kecil, kromatin
makin padat dan tebal, warna inti gelap.
Tahapan perkembangan eritrosit yaitu
a.Proeritroblas Promorblast (Rubriblast)
Diameter 14 – 25 mikron 2 – 2 1/2 E
Nucleus
- Bundar/lonjong, ditengah atau ditepi
- Chromatin halus s/d kasar
- Nucleoli 1 – 2, kurang jelas
- Membran inti tipis
Cytoplsma
- Sangat sedikit
- Biru tua
- Dapat granula “halo” (perinuclear zone)
- Granula tidak ada
N/C ratio 8 : 1
Normoblast basophil (Prorublicyt)

Diameter 10 – 18 mikron 1 – 1 1/2 E


Nucleus
- Bundar/lonjong, agak dipinggir
- Chromatin berbutir kasar, tersusun radiair (radkern)
- Nucleoli tidak ada
Cytoplsma
- Lebih banyak dari pronormoblast
- Biru muda sampai biru tua
- Dapat ada“halo”
- Granula tidak ada
N/C ratio 6 : 1
NormoblastPolychromatophil(Ruricyt)
Diameter 8 – 15 mikron 1 – 1 1/2 E
Nucleus
- Bundar, agak dipinggir, lebih kecil dari N basophil
- Chromatin lebih kasar berupa gumpalan yang tidak teratur
(irregular)
- Nucleoli tidak ada
- Membran inti tebal
Cytoplsma
- Lebih banyak dari normoblast basophil
- Biru bercampur merah muda (“lilac”) karena telah ada
hemoglobinisasi
N/C ratio 2 - 4 : 1
• Normoblast Acidophil (Meta Rubricyt)
Diameter 7– 2 mikron 1 – 1 1/2 E
Nucleus
- Bundar sampai mengiriput tidak beraturan
- Chromatin padat homogen
- Nucleoli tidak ada
- Eksentris
Cytoplsma - Lebar
- Merah
- Granula tidak ada

• N/C ratio 1 : 2 - 3
• Reticulocyt
Diameter 8– 10 mikron
Nucleus - Tidak ada
Cytoplsma - Merah dengan pengecatan Romanowsky
biru pucat dengan pengecatan brilliant
cresyl blue (BCB)
- Terdapat gumpalan/presipitasi ribosom
berwarna biru, berbentuk benang atau
titik-titik (substantia granulofilamentosa)
2.Seri Leukosit
a.Leukosit Granulosit / myelosit
• Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan
basofil yang mengandung granula spesifik yang khas.
• Tahapan perkembangan myelosit yaitu :
1)Mieloblas
• Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali
dari seri granulosit. Diameter berkisar antara 10-15μm.
Intinya yang bulat dan besar memperlihatkan kromatin
halus serta satu atau dua anak inti.
• .3)Mielosit
• Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit.
• Pada proses diferensiasi timbul grnula spesifik, dengan ukuran,
bentuk, dan sifat terhadap pewarnaan yang memungkinkan seseorang
mengenalnya sebagai neutrofil, eosinofil, atau basofil.
• Diameter berkisar 10μm, inti mengadakan cekungan dan mulai
berbentuk seperti tapal kuda.
4)Metamielosit
• Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih
• kecil kemudian berhenti membelah. Sel-sel akhir pembelahan adalah
3)Mielosit
• Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi
menjadi mielosit.
• Pada proses diferensiasi timbul grnula spesifik,
dengan ukuran,
• bentuk, dan sifat terhadap pewarnaan yang
memungkinkan
4)Metamielosit
• Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih kecil
kemudian berhenti membelah. Sel-sel akhir pembelahan adalah
metamielosit. Metamielosit mengandung granula khas, intinya
berbentuk cekungan. Pada akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai
sel batang.
• Karena sel - sel bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus
dan jumlah lobi bervariasi dari 3 sampai 5.
• Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk sinusoid-sinusoid dan
• mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap mielosit yang
• tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil
• dan basofil.
• Leukosit non granuler1)
• Limfosit
• Sel - sel precursor limfosit adalah limfoblas, yang merupakan sel
berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan
mengandung kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok.
• Sitoplasmanya homogen dan basofil. Ketika limfoblas mengalami
• diferensiasi, kromatin intinya menjadi lebih tebal dan padat dan
• granula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya berkurang
dan diberi nama prolimfosit. Sel - sel tersebut langsung menjadi
limfosit yang beredar.
• 2)Monosit
• Monosit awalnya adalah monoblas berkembang
menjadi promonosit. Sel ini berkembang menjadi
monosit.
• Monosit meninggalkan darah lalu masuk ke jaringan,
disitu jangka hidupnya sebagai makrofag mungkin
70 hari.
3.Seri Trombosit (Trombopoesis)
• Pembentukan Megakariosit dan Keping - Keping darah
• Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100μm atau
lebih).
• Inti berlobi secara kompleks dan dihubungkan dengan
benang-benang halus dari bahan kromatin. Sitoplasma
mengandung banyak granula azurofil dan memperlihatkan
sifat basofil setempat.
• Megakariosit membentuk tonjolan-tonjolan sitoplasma yang
akan dilepas sebagai keping-keping darah.
• Setelah sitoplasma perifer lepas sebagai keping-keping
darah, megakariosit mengeriput dan intinya hancur
Bone marrow Aspiration
Bone marrow aspiration
Hypercellular

Normocellular

Hypocellular
Hematopoiesis

Just notice
general trends,
Don’t memorize
Normal Blood Cells
Ciri-ciri :
PRONORMOBLAST • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Ciri-ciri :
PRONORMOBLAST • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAST Ciri-ciri :
• Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAST Ciri-ciri :
• Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAST Ciri-ciri :
• Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
PRONORMOBLAS Ciri-ciri :
T • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Pronormoblast Ciri-ciri :
• Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval

• . • Warna
sitoplasma: biru
tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas:
tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin:
butir kasar
• Rasio
inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak
ada
Pronormoblast
Ciri-ciri :
1 • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru tua
dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma: tinggi
1 • Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
Pronormoblas
Ciri-ciri :
• Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma: biru
tua dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir kasar
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: relatif besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada

Catatan: Dua Pronormoblas (1). Juga, dua Normoblas Polikromatofil (2) dan.• Satu
sumsum tulang:
plasmosit < 5%
(5) Khas dengan
struktur kromatin halus, padat dan tampak jelas bagian putih di sitoplasma • Pewarnaan: MGG
1. Pronormoblas 2. Normoblas Polikromatofil 3. Normoblas Asidofil 4. Monosit 5. Plasmosit 6. Basofil
• Perbesaran: x1000
7. Limfosit 8. Mielosit Neutrofil 9. Metamielosit Neutrofil 10. Promielosit
Pronormoblas
Catatan:

Anak panah
menunjukkan Sel
Pronormoblas. Ada
beberapa sel eritrosit
muda serta ada dua
plasmosit yang harus
dibedakan dari
eritroblas basofilik

1.Normoblas Basofil
2.Normoblas
polikromatofil
3.Normoblas Asidofil
4. Plasmosit
5. Eosinofil
6. Promielosit
7. Metamielosit neutrofil
Pronormoblas
Catatan:

Anak panah
menunjukkan Sel
Pronormoblas. Ada
beberapa sel eritrosit
muda serta ada dua
plasmosit yang harus
dibedakan dari
eritroblas basofilik

1.Normoblas Basofil
2.Normoblas
polikromatofil
3.Normoblas Asidofil
4. Plasmosit
5. Eosinofil
6. Promielosit
7. Metamielosit neutrofil
Pronormoblas
Catatan:

Anak panah
menunjukkan Sel
Pronormoblas. Ada
beberapa sel eritrosit
muda serta ada dua
plasmosit yang harus
dibedakan dari
eritroblas basofilik

1.Normoblas Basofil
2.Normoblas
polikromatofil
3.Normoblas Asidofil
4. Plasmosit
5. Eosinofil
6. Promielosit
7. Metamielosit neutrofil
Normoblast Basofil
Ciri-ciri :
Normoblast Basophil • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Ciri-ciri :
Normoblast Basophil • Ukuran: 15 - 25 m
• Bentuk: bulat, oval
• Warna sitoplasma:
biru tua dengan halo
sekitar inti
• Granularitas: tidak
ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: butir
kasar
• Rasio
inti/sitoplasma: tinggi
• Nukleolus: relatif
besar

Distribusi:
• Darah Tepi: tidak ada
• sumsum tulang: < 5%
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Normoblas
Basofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas
Basofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas
Basofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas Basofil
Catatan:
Eritroblas basofilik
eritroblas dengan
kondensasi kromatin
tengah berlangsung
dan tanpa ada zona
perinuklear . Dalam
gambar juga ada 10
eritroblas polikromatik
dan eosynofilik.

1.Normoblas Polikromatofil
2.Normoblas piknotik
3. Limfosit
4. Mieloblas
5. Promielosit
6. Mielosit neutrofil
7. Metamielosit neutrofil
8. Monosit
Normoblast Polikromatofil
Normoblas Polychromatophil

Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas Polychromatophil

Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas Polychromatophil

Ciri-ciri :
• Ukuran: 13 - 18 m
• Bentuk: bulat
• Sitoplasma: biru tua
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
awal kondensasi
• Rasio inti/sitoplasma:
tinggi
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi
• Darah Tepi: tidak ada
• Sumsum tulang: 1 - 7 %
• Pewarnaan: MGG
Normoblas
Polikromatofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 10 - 15 m
• Bentuk: bulat, kadang-
kadang berubah bentuk
• Warna sitoplasma: abu-
abu
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin: gelap,
kondensasi tegas
• Rasio inti/sitoplasma:
sedang
• Nukleolus: tidak terlihat

Distribusi:
• darah: tidak ada
Catatan: eritroblas polikromatofilik yang ditunjuk merupakan salah satu• dari
sumsum tulang: 2-18 %
13 prekursor
eritroblas yang ada. 1.proeritroblas 2.basofilik normoblast 3.normoblas• Pewarnaan: MGG
polikromatik 4.normoblas piknotik 5.metamielosit neutrofil 6.neutrofil batang 7.limfosit
Normoblas Polikromatofil
Catatan:
Anak Panah
menunjukkan Sel
Normoblas
Polikromatofil.
Ditemukan juga
Normoblas lain pada
berbagai stadium
maturasi, termasuk
satu dengan inti yang
membelah.

1.Normoblas
polikromatofil
2.Normoblas Asidofil
3 Normoblas .basofil
4. Plasmosit
5. Megakarioblast
6. Metamielosit
7. Limfosit
8. Monosit
9.Normoblas polikromatofil
dalam stadium
pembelahan.
Normoblas Asidofil
Normoblas
Asidofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 8 - 12 m
• Bentuk: bulat, sering
berubah bentuk
• Warna sitoplasma: merah
jambu atau sama dengan
eritrosit
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin:
kondensasi gelap dan
• pekat
• Rasio inti/sitoplasma:
rendah
• Nukleolus: tidak terlihat
Catatan:
Distribusi
Normoblas
Asidofil
Ciri-ciri :
• Ukuran: 8 - 12 m
• Bentuk: bulat, sering
berubah bentuk
• Warna sitoplasma: merah
jambu atau sama dengan
eritrosit
• Granularitas: tidak ada
• Bentuk inti: bulat
• Tipe kromatin:
kondensasi gelap dan
• pekat
• Rasio inti/sitoplasma:
rendah
Catatan: • Nukleolus: tidak terlihat
Anak panah menunjuk satu dari lima Normoblas Asidofil. 1. Normoblas
Asidofil 2.Normoblas polikromatofil 3.Mieloblas 4.Promonosit 5.N.
segmen 6.Eosinofil 7.N. Batang 8.Mielosit Neutrofil Distribusi
Normoblas Asidofil
Catatan:
Yang ditunjuk anak
panah adalah Normoblas
Asidofil. Di samping itu,
dalam gambar terdapat
. Normoblas lain dan satu
prekursor eritropoiesis
pada stadium
pembelahan.

1.Normoblas piknotik
2.Normoblas polikromatofil
3.Normoblas dalam
stadium pembelahan
4. Plasmosit
5. Limfosit
6. Metamielosit
7. Neutrofil batang
8. Promielosit
9. Mieloblas.
Reticulocytes :
are slightly immature, anucleate red cells that contain RNA. The RNA, which binds basic dyes,
may be sufficient to impart a blue-gray tint, called polychromatophilia, to young red cells in blood
smears stained with polychrome stains (e.g., Wright's, Hemacolor). In many species, once the
cell reaches the reticulocyte stage, it remains in the marrow for about 2 days, then is released to
complete its maturation by losing its RNA and some of its surface membrane while it circulates.
This is usually accomplished in the spleen. Reticulocytes are not released from the marrow in
normal horses and ruminants.
Retikulosit
Ciri-ciri :
• Ukuran: 8 - 12 m
• Bentuk: bulat
• Warna sitoplasma:
pucat
• Granularitas: granul
tunggal atau multipel,
pekat, lembayung
• Bentuk inti: tidak
ada

Distribusi
• Dalam darah: 0.5 -
1.5 % dari jumlah
eritrosit
• Pewarnaan:
Catatan: supravital, dengan
Cresyl
Retikulosit yang ditunjuk mengandung granul halus (Sisa RNA) yang disebut Substansia blue
Granula
Retikulosit
Catatan:

Sel yang ditunjuk


adalah retikulosit
yang dengan
. pewarnaan May-
Grunwald-Giemsa.
Pewarnaan
berbeda dengan
eritrosit dewasa.
Sel yang ditunjuk
lebih besar, zona
perinuklear tidak
ada dan bersifat
polikromatik
“Our greatest glory is not in
never falling, but in rising every
time we fall … “

You might also like