You are on page 1of 185

PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

PADA SISTEM UROGENITAL


Dr. AM ADAM, SpKK (K)

Subdivisi Infeksi Menular Seksual Bagian


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Univ. Hasanuddin
Makassar 2012
Meliputi :

• Gonorea
• Uretritis Non Gonorea
• Sifilis
• Herpes Genitalis
• Ulkus Mole
• Limfogranuloma venereum
• Granuloma inguinale
• Kondiloma akuminata
Non Infeksi

Penyakit
Genital IMS

Infeksi

Non IMS
Infeksi Menular Seksual

Duh tubuh

Ulkus

Tumor/ vegetasi

Manifestai kulit

Manifestasi organ yang terlibat


Diagnosis IMS

Anamnesis
• Faktor resiko Pemeriksaan
fisis/ klinis

Pemeriksaan
Periksa
penunjang
laboratorium
lain
Penatalaksanaan
Terapi sistemik

• Oral
• Injeksi

Terapi topikal

Edukasi

Konseling
Gonorea
DEFINISI
• Gonore merupakan suatu penyakit
menular seksual disebabkan oleh Neisseria
gonore yang dapat menginfeksi lapisan
uretra, seviks, faring dan konjungtivitis
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi tertinggi pada laki-laki berumur
antara 20-24 tahun, dan perempuan antara
15-19 tahun
ETIOLOGI

• Pada tahun 1879, Albert Lugwid


Sigismund Neisser pertama kali
menemukan agent penyebab gonore
• Gram negatif
• Bakteri berbentuk kokus bersifat aerobik
• Organisme yang biasanya dilihat di dalam
& luar leukosit PMN
• Tidak tahan di udara bebas, suhu > 39°C,
dan tidak tahan dgn densifektan
PATOGENESIS

Kerusakan Bereplikasi dan


Bakteri msk ke
lapisan mukosa tumbuh pd
lapisan epitel Terjadi invasi
traktus linkungan RX Inflamasi
melalui fili atau lokal
urogenital pria aerobik maupun
fimbra.
dan wanita anaerob
MANIFESTASI KLINIS PADA PRIA
Waktu inkubasi 2- 8 hari

10% pada laki-laki tidak bergejala.

Sekret purulent

Nyeri berkemih

Bengkak dan merah


MANIFESTASI KLINIK PADA WANITA
40 % wanita asimptomatik

Umumnya mengenai sampai endiserviks

Sekret mukupurulen, pruritus pd vagina & disuria


MANIFESTASI KLINIK PADA BAYI
Neonatus mendapatkan infeksi N.
Gonorrhoeae pada saat melewati jalan
lahir

Infeksi mata disebut juga ophthalmia


neonatorum dan dapat meluas menjadi
perforasi kornea atau skar
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis ,
pemeriksaan klinis dan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan, yakni:
1. Sediaan langsung
• Pemeriksaan gram
Didapatkan bakteri diplokokus di dalam & luar
leukosit PMN
DIAGNOSIS
2. Kultur
Dua macam media yang dapat digunakan :
- Media transpor ( cth. Media stuart & media
transgrow)
- Media pertumbuhan ( Mc Leod’s chocolate
agar, Media thayer Martin, Modified Thayer
Martin agar)
DIAGNOSIS
3. Tes definitif :
1. Tes oksidatif : Reagen oksida yang mengandung
larutan tetrametil-p-feniladiamin hidroklorida 1
% ditambahkan pada koloni gonokokuk yg
tersangka. Positif apabila koloni yg semula
bening berubah menjadi merah bata.
2. Tes Fermentasi
Jika Tes oksidatif positif dpt dilanjutkan dgn
fermentasi memakai glukosa, maltosa &
sukrosa, dimana kuman gonokok hanya dpt
meragikan glukosa.
4. Tes beta-laktamase
Pemeriksaan beta laktamase dengan
menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192
mengandung chromogenic cephalosporin
yang menyebabkan perubahan warna dari
kuning menjadi merah apabila kuman
mengandung beta-laktamase.
5. Tes Thomson

Tes thomson ini berguna untuk mengetahui sampai


dimana lokasi infeksi berlangsung.
syarat-syarat yang mesti diperhatikan :
- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
- Urin dibagi dalam dua gelas
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II
Syarat mutlak ialah kandung kencing harus
mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml .
Pada hasil pembacaan didapatkan :
Gelas I Gelas II Arti
Jernih Jernih Tidak ada infeksi
Keruh Jernih Infeksi uretritis anterior
Keruh Keruh Panuretritis
Jernih Keruh Tidak mungkin
KOMPLIKASI
• Penyakit gonore yang tidak diterapi dapat
menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
- Kerusakan sendi yg permanen ( sepsis
arthritis)
- Meningitis
- Endokarditis
- Pada wanita juga dpt terjadi Pelvic
inflamatory disease (PID)
PENGOBATAN
Pengobatan gonore tampa komplikasi
ke serviks, uretra dan rektum
Regimen yang disarankan:
Ceftriakson 250 mg secara oral (dosis tunggal)
Jika tidak ada pilihan lain
Cefixime 400 mg secara oral (dosis tunggal)
Atau
Sefalosporin injeksi (dosis tunggal)
Ditambah
Azitromycin 1 gram secara oral ( dosis tunggal)
Atau
Dosisiklin 100 mg perhari selama 7 hari
Infeksi gonokokus pada faring tampa
komplikasi
Rejimen yang dapat diberikan :
Ceftriaxone 250 mg IM in a single dose
Ditambah
Azithromycin 1 g secara oral dalam dosis tunggal
Atau
Doksisiklin 100 mg sehari selama 7 hari
Pengobatan untuk kongjungtivitis gonore
Rejimen yang direkomendasikan
• Ceftriaxone 1 g IM dalam dosis tunggal
Pengobatan untuk Meningitis dan Endokarditis
gonore
Rejimen yang direkomendasikan
• Ceftriaxone 1–2 g IV setiap 12 jam
Gonore dengan komplikasi
Rejimen yang direkomendasikan
Ceftriakson 1 g IM atau IV setiap 24 jam
Pengobatan alternatif lain:
Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam
Atau
Ceftizoxime 1 g IV setiap 8 jam
PROGNOSIS

Prognosisnya baik jika diterapi dengan segera


Laki-laki, usia 20 tahun, mahasiswa, mengeluh
keluar cairan berwarna putih kekuningan &
purulen dari penis disertai nyeri saat kencing,
sejak kemarin. Riwayat berhubungan seksual
dengan PSK ±1 minggu yg lalu. Dari
pemeriksaan Gram didapatkan adanya bakteri
Diplokokus, Gram Negatif.

Diagnosis yang paling mungkin???

Uretritis Gonore
Uretritis Non Gonore
DEFINISI

Urethritis
• Kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra
yang dapat disebabkan oleh proses infeksi
atau non infeksi

Urethritis non gonore


• Suatu penyakit infeksi menular seksual yang
bukan disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae
Trichomonas
Vaginalis

Chlamydia
Alergi trachomatis

PENYEBAB
Ureaplasma
Idiopatik Urealyticum

Virus Jamur
Chlamydia trachomatis

•Gram Negatif
•Intraseluler obligate
•Non motil
•Mengelilingi sel yang terinfeksi
Chlamydia trachomatis
Dalam perkembanganya mengalami 2 fase:
Fase I : disebut juga fase noninfeksious, terjadi
keadaan laten yang dapat ditemukan pada
genitalia maupun kongjingtiva. Pada saat ini
kuman sifatnya intraseluler dan berada dalam
vakuol yang letaknya melekat pada inti sel
hospes, diisebut badan inklusi
Fase II : Fase penularan. Bila vakuol pecah kuman
keluar dalam bentuk badan elementer yang dapat
menimbulkan infeksi pada hospes yang baru
Chlamydia trachomatis
TRANSMISI

Oral

TRANSMISI

Anal vaginal
MANIFESTASI KLINIS PADA PRIA

•Gejala timbul setelah


1-3 minggu
•Sekret seropurulen
atau pekat diikuti
dgn disuria
MANIFESTASI KLINIS PADA WANITA

• Umumnya wanita
tidak menimbulkan
gejala
• Sebagian kecil dtg
dengan keluhan
adanya duh tubuh
vagina
• Disuria
• Nyeri pelvis
MANIFESTASI KLINIS PADA ANAK-
ANAK

• Pada neonatus
didapatkan pada
saat melewati
jalan lahir
• Dapat berupa
kongjunctiitis &
pneumonia
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium:
- Pewarnaan Giemsa
- Kultur jaringan yang berasal dari :
endoserviks pada wanita, uretra pada pria,
rektum dan kongjungtiva
DIAGNOSIS
- Pemeriksaan antigen, ada beberapa cara:
 Direct fluorescent antibody (FDA)
Tes untuk menggunakan antibodi monoklonal
atau poliklonal dengan mikroskop elektron.
 Enzyme immunoassay/ enzyme linked
immunosorbent (EIA/ ELISA)
Tes ini menggunakan antibodi monoklonal atau
poliklonal dan alat spektrofotometri.

Deteksi chlamidia trachomatis oleh


immunofluoresen monklonal
antibodi
DIAGNOSIS
- Dgn cara mendeteksi asam nukleat
C.Trachomatis:
 Hibridisasi DNA probe ( Gen Probe )
Metode ini untuk mendeteksi DNA CT, lebih
sensitif dibandingkan dengan cara ELISA, karena
dpt mendeteksi DNA dalam jumlah kecil
 Amplifikasi asam nukleat
Termasuk dalam kategori ini , yaitu: tes
Polimerasi Chain Reaction (PCR) dan Ligase Chain
Reaction (LCR), dimana memiliki spesifitas &
sensitivitas tinggi.
PENGOBATAN
Rejimen yang direkomendasikan:
Azithromycin 1 g (oral) dalam dosis tunggal
Atau
Doxycycline 100 mg (oral ) dua kali sehari
selama 7 hari
PENGOBATAN
Rejimen alternative
Erythromycin base 500 mg oral empat kali sehari selama 7
hari
Atau
Erythromycin ethylsuccinate 800 mg oral empat kali sehari
selama 7 hari
Atau
Levofloxacin 500 mg secara oral sekali sehari selama tujuh
hari
Atau
Ofloxacin 300 mg oral dua kali sehari selama tujuh hari
KOMPLIKASI
• Komplikasi pada uretra, serviks dan rektum
• Komplikasi terjadi akibat penyebaran infeksi
secara ascendens ke tuba falopi sehingga
menyebabkan infertilitas
• Komplikasi pada bayi:
Kongjunctivits hingga dapat menyebabkan
kebutaan
Pneumonia
PROGNOSIS
• Pengobatan awal yang diberikan dapat
menghasilkan hasil yang memuaskan
• Laki-laki, usia 35 tahun, penganguran, mengeluh
keluar cairan berwarna putih dari penis disertai nyeri
saat kencing, sejak ±2 minggu yang lalu. Dari
pemeriksaan gram tidak ditemukan kuman
diplokokus

Diagnosis yang paling mungkin???

Uretritis Non Gonore


Sifilis
Definisi
• Sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Troponema pallidum
Transmisi
• Kontak seksual melalui lesi yang terinfeksi & cairan
tubuh
• Dapat juga melalui transprasental : dari ibu ke janin
• Meskipun jarang : Transfusi darah, Inokulasi secara
kebetulan, Jarum suntik
EPIDEMIOLOGI
Awalnya ditemukan pada
abad 20, sekitar 10 % populasi
di Inggris dan Eropa

Insiden meningkat antara


tahun 1935- 1947

Pada perang dunia II, Tentara


memberikan intervensi seperti :
Edukasi , mengendalikan
prostitusi, menyebarkan kondom.
ETIOLOGI

• Sifilis disebabkan oleh Troponema Pallidum


• Bersifat motile, berbentuk seperti
pembuka botol, bakteri prokariotik
fleksibel , dinding selnya tergulung seperti
bentuk sekrup
• Ukuran panjangnya antara 6-15 μm luasnya
0,18 μm
PATOGENESIS
STADIUM PRIMER

• T. Pallidum melakukan penetrasi ke dalam


lapisan mukosa atau kulit manusia yang tidak
intak.
• Terjadi kemotaksis neutrofil pada lapisan
inokulasi
• Kerusakan kulit yang dinilai dengan chancre
• Neutrofil digantikan oleh limfokin dan
mengaktifkan makrofag
PATOGENESIS
• Makrofag menelan dan menghancurkan
organisme tsb
• T helper menghasilkan IL-2, Interferon γ, IL-10
dan IL-12.
PATOGENESIS
STADIUM SEKUNDER

• Setelah beberapa minggu, ditandai dengan


proliferasi spirochetes yg meningkat
• Lesi sifilis sekunder muncul 3 sampai 12
minggu setelah munculnya chancre tetapi
dapat terbentuk hingga beberapa bulan
kemudian
TAHAP-TAHAP SIFILIS
Kontak ( 1/3 menjadi terinfeksi)
(10-90 hari)
(10-90 hari)

Primer ( Chancre)

(3-12 minggu)
Sekunder ( terjadi gangguan pd mukokutaneus,
organ)

(4-12 minggu)
Laten awal ( lebih dari satu
tahun)
Tertier
Laten benigna
Remisi Kardiovaskular
Neurosifilis
MANIFESTASI KLINIS PD ST. PRIMER
Masuknya Troponema pallidum ke dalam selapur
lendir atau kulit yng mengalami lesi

Terjadi penyebaran secara hematogen & limfogen

Tampak adanya Kelainan kulit, berupa papul

Berubah menjadi ulkus yg bulat, soliter, dasarnya merupakan


jaringan granulasi berwarnamerah bersih, diatasnya terdapat
serum, berindurasi , indolen

Ulkus Durum
MANIFESTASI KLINIS PD ST. PRIMER

Chancre awal yg Chancre multipel Chancre juga


bermanifestasi pada dasar penis dapat terjadi pd
sbg flat, papul dan pubis. ekstragenital
erosi yang timbul,
berindurasi, licin
dan dasar bersih
MANIFESTASI KLINIS PD ST. SEKUNDER

Erupsi makular Erupsi sifilis Erupsi sifilis


pada sifilis , papulopustular likenoid, planar
tampak makula
dan papul generalisata dan papul
berbatas tegas, poligonal
berskuama , oval
pink pada dada &
perut
MANIFESTASI KLINIS PD ST. SEKUNDER

Kombinasi Erupsi Erupsi corymbose


makula eritem papuloskuamosa sifilis muncul pada
dengan eritem, satadium akhir
dan papul berbatas tegas, sekunder, biasanya
coppery plat datar ditutupi 6 sd. 8 bulan
skuama (Biette’s infeksi. Plak yang
collarette) dikelilingi papul
satelit
MANIFESTASI KLINIS PD ST. SEKUNDER

Lesi sifilis sekuder Nodul sifilis


Lesi sifilis pd telapak kaki sekunder pada
sekunder nampak adanya wajah laki-laki.
makula a/ papul Biasanya
pada tangan dimisdiagnosakan
,skuama halus a/
hiperkeratotik sebagai lymphoma
ata peny.
granulomatosa
MANIFESTASI KLINIS PD ST. LATEN
• Tidak ada tanda dan gejala sifilis
• Munculnya tes serologis yang reaktif
• St. Laten dibagi menjadi dua: awal ( kurang
dari satu tahun) & akhir (lebih dari satu tahun)
MANIFESTASI KLINIS PD ST. BENIGNA

Hampir sepertiga pasien yg tidak diterapi


pd sifilis laten berlanjut sampai st. tersier

St. Laten benigna, terbagi menjadi tiga :


nodul granulomatosa, plak
granulomatosa psoariform, dan gumma

Nodul & nodululseratif tersier


suoerfisial, Kuat, nyeri, eritem, berkilap,
nodul kutan yg flat dgn ukuran 2 cm.
MANIFESTASI KLINIS PD ST. BENIGNA

Nodul ulseratif dgn Nodul ulserasi Plak sifilis tersier


krusta dan skuama sifilis tersier dapat berupa
st. Tersier dgn dengan batas tegas warna merah bata,
tanda khas & bentuk nodul ditutupi skuama
flat yang dan dapat tdk dpt
berbentuk ireguler dibedakan dgn
dan ulkus psoriasis
superfisial
MANIFESTASI KLINIS PD ST. BENIGNA

Ulkus punch out Gumma agresif Gumma dapat


yg dalam pada menyebabkan muncil pd lapisan
fossa poplitea. destruktif pada mukosa . Tampak
Hal ini merupakan calvarium , adanya destruksi
gambaran klasik menyerupai basal pada kartilago
nodul gumma sel karsinoma nasal
MANIFESTASI KLINIS PD ST. MALIGNA

Pre maligna, kronik, glossitis intetisial sekunder pada


infiltrat gumma pada lidah
SIFILIS KARDIOVASKULAR

• Beberapa kasus baru sifilis kardiovaskular terus dilaporkan

• Umumnya terjadi pada sifilis tersier, jarang terdapat


keluhan kardiovaskular pada sifilis awal

• Selama stadium awal sifilis, troponema masuk ke dalam


dinding aorta, kemudian berpredileksi ke aorta vasa
vasorum, hingga terjadi inflamasi setempat.
NEUROSIFILIS
 Infeksi terjadi pada stadium dini
 Sebagian kasus tidak memberikan gejala, setelah
bertahun-tahun baru memberikan gejala
 Terdiri dari :
1. Neurosifilis asimptomatik
2. Sifilis meningovaskuler ( sifilis serebrospinalis),
misalnya meningitis , end arteritis sifilika
3. Sifilis parenkim : tabes dorsalis dan demensia
paralitika
4. Guma
SIFILIS KONGENITAL
• Sifilis kongenital pada bayi terjadi, apabila
ibunya terkena sifilis, terutama sifilis dini
banyak beredar dalam darah
• Pada tahun I setelah infeksi tidak diobati
terdapat kemungkinan penularan sampai 90%
• Pada kehamilan yang berulang, infeksi janin
pada kehamilan berikutnya menjadi
berkurang.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan
laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan, a.l :
1. Pemeriksaan T. Pallidum
a. Dengan cara mengambil serum dari kulit dan
dilihat bentuk dan pergerakannya dengan
mikroskop lapangan gelap.
b. Pemeriksaan menurut buri
Tidak dapat dilihat pergerakannya karena
troponema tersebut telah mati, jadi hanya
bentuknya saja
2. Serologis Tests for Syphilis (STS)
Dibagi menjadi 2 berdasarkan reagen yang dipakai:
1) Nontroponemal, berupa :
a. Tes fiksasi komplemen : Wasseman (WR), kolmer
b. Tes flokulasi :
VDRL (Venereal Disease Research Laboratories)
RPR ( Rapid Plasmid Reagin)
ART (Automated Reagen Test)
RST (Reagin Screen Test)
2) Tes Troponemal
Tes ini bersifat spesifik karena antigennya ialah
troponema atau ekstraknya dan digolongkan menjadi :
a)Tes imobilisasi : TPI (Troponemal pallidum Imobilization
Test)
b)Tes Fiksasi komplement : RPCF (Reiter Protein
Complement Fixation Test)
c)Tes Imunofluoresen : FTA-Abs (Fluorecent Troponemal
Antibody-Absorbtion Double Staining)
d) Tes hematiglutisasi :TPHA (Troponemal pallidum
Haemoglutination Assay), 19S IgM SPHA (solid phase
hemabsorption Assay), HATSSS (Haemagglutination
Troponemal Tes Syphilis), MHA-TP (
Microhemagglutination Assay for Antibodiess to
Troponema pallidum)
PENGOBATAN SIFILIS ST.PRIMER &
SEKUNDER

Rejimen yg direkomendasikan
Benzathine penicillin G 2.4 Juta units IM
dalam dosis tunggal
PENGOBATAN SIFILIS FASE LATEN
Rejimen yang direkomendasikan untuk orang
dewasa
• Sifilis laten awal
Benzathine penicillin G 2.4 juta units IM dalam
dosis tunggal
• Sifilis laten dengan durasi yang tidak diketahui
Benzathine penicillin G 7.2 juta unit, dibagi tiga
dosis, 2.4 juta unit IM tiap interval 1 minggu
PENGOBATAN SIFILIS FASE LATEN
Rejimen pengobatan untuk anak-anak
Sifilis laten awal
• Benzathine penicillin G 50,000 units/kg IM, sampai
dosis dewasa 2,4 juta unit dalam dosis tunggal
Sifilis laten lambat yang durasinya tidak diketahui
• Benzathine penicillin G 50,000 units/kg IM, sampai
dosis dewasa 2,4 juta unit, dibagi 3 dosis dlm interval
1 minggu( total 150000 unit/ kg sampai dosis total
dewasa 7,2 juta unit)
PENGOBATAN SIFILIS ST. TERSIER
Rejimen yang direkomendasikan
• Benzathine penicillin G 7,2 juta unit total,
dibagi 3 dosis, yakni 2,4 juta unit IM tiap
interval 1 minggu.
Herpes Genitalis
DEFINISI

Merupakan penyakit
menular seksual
yang disebabkan
oleh Herpes
Simpleks Virus
ETIOLOGI

Penyebabnya adalah Herpes Simpleks


virus tipe 2(HSV 2),dapat juga karena
virus tipe 1(HSV)
PATHOGENESIS
Herpes simplex virus masuk ke dlm tubuh karena abrasi
kulit ,melalui kontak seksual langsung dengan sekresi
atau permukaan mukosa orang yang terinfeksi

Multipel

Daerah limfonodus

Melalui sirkulasi darah

Multipelpd lap.epidermal and dermal

Episode manifestasi awal


Infeksi awal, virus masuk ke nervus sensoris

ganglion dorsalis (fase laten)

Reactifasi

Manifestasi rekurensi
GAMBARAN KLINIS
Fase Infeksi (lesi) Primer

- Dapat tanpa gejala (asimptomatis)


- Awalnya rasa panas, terbakar dan gatal pada lesi
- Timbul vesikula (bintik-bintik) bergerombol, mudah
pecah menimbulkan perlukaan (mirip koreng) di
permukaan kulit yang kemerahan
(eritematus),nyeri.
- Dapat diikuti dengan demam, lemas sekujur tubuh
(malaise) dan nyeri otot.
- Terjadi pembesaran kelenjar getah bening pd lesi
Fase Infeksi (lesi) Rekuren (kambuh).

- Seseorang yang pernah infeksi primer, dapat mengalami


kekambuhan. Adapun kekambuhan terjadi karena berbagai faktor
dan dapat dipicu oleh beberapa faktor pencetus, misalnya
kelelahan fisik maupun psikis, alkohol, menstruasi dan perlukaan
setelah hubungan intim.
Pada infeksi kambuhan (rekuren), gejala dan keluhan pada
umumnya lebih ringan. Gambaran penyakit bersifat lokal pada
salah satu sisi bagian tubuh (unilateral), berbentuk vesikuloulseratif
(bercak koreng) yang biasanya dapat hilang dalam 5 hingga 7 hari.
Sebelum muncul bercak berkoreng, didahului dengan rasa panas,
gatal dan nyeri.
fase laten
yakni fase dimana penderita tidak mengalami
keluhan dan gejala klinis, namun pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan HSV di
ganglion dorsalis ( simpul saraf di bagian
belakang tubuh).
pada pria gejala akan tampak lebih jelas karena
tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar penis, batang
penis, buah zakar, atau daerah anus.

pada wanita gejala itu sulit terdeteksi karena


letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita
biasanya menyerang bagian labia majora, labia
minora, klitoris, malah acap kali leher rahim (serviks)
tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri
pada saluran kencing.
Fig 1. Genital Herpes on penis
Fig 2. Genital Herpes on vulva Fig 3. Genital Herpes on perineum
KOMPLIKASI

Aseptic meningitis
Symptoms of automatic nervous system
Wanita hamil : Abortus Spontan, bayi lahir
prematur, neonatus dan herpes kongenital
DIAGNOSIS

Gambaran Klinis
Pemeriksaan laboratorium
Tzanck test
Culture virus
Tes Serology
PCR
Histopatologi
DIAGNOSIS BANDING

Ulkus Durum
Ulkus Molle
Lymphogranuloma venerum
Balanopostitis
Skabies
TERAPI

Pada infeksi primer

a) Obat untuk mengurangi keluhan (simptomatis),


misalnya: analgesik untuk meredakan nyeri.
b) Antivirus:
Acyclovir, 5 x 200 mg per hari selama 7-10 hr
Valacyclovir, 2 x 500 mg per hr selama 7-10hr
Famcyclovir, 3 x 250 mg per hari selama 7-10hr
Pada infeksi kambuhan (rekuren):

Infeksi ringan, cukup dengan menggunakan


obat untuk meredakan keluhan
(simptomatis) dan obat antivirus topikal
(salep, cream), misalnya acyclovir cream,
dioleskan 5 kali sehari atau setiap 4 jam,
selama 5-10 hari.
Pada infeksi berat:

-Acyclovir, 5 x 200 mg per hari selama 5 hari.


-Acyclovir, 3 x 400 mg per hari selama 5 hari.
-Acyclovir, d2 x 800 mg per hari selama 5 hari.
-Valacyclovir, 2 x 500 mg per hari selama 5 hari.
-Famcyclovir, 2 x 125 mg per hari selama 5 hari.
-Jika kekambuhan (rekuren) terjadi lebih 8 kali dalam setahun,
maka
dilakukan terapi supresif selama 6 bulan, menggunakan:
-Acyclovir, 2 x 800 mg per hari selama 5 hari.
-Valacyclovir, 2 x 500 mg per hari selama 5 hari
TERAPI KHUSUS

I. Pasien HIV/AIDS dengan herpes genitalis:


a. episodic treatment
- Acyclovir 3x400 mg/hr or 5x200
mg/hr for 5-10 hari, atau
- Famciclovir 2x500 mg/hr for 5-10 hr,
- Valaciclovir 2x1000 mg/hr for 5-10 hr
II. Terapi Supresif:
- Acyclovir 400-800 mg, 2-3x/hr,atau
- Famsiklovir 2x500 mg/hr, atau
- Valasiklovir 2x500 mg/hr.
Terapi pada wanita hamil dgn herpes genitalis

- Dapat menular melalui plasenta (transplasental) kepada


janin dengan berbagai resiko pada janin.
- Penularan pada trimester (tiga bulan) pertama kehamilan
beresiko terjadinya abortus, sedangkan pada trimester
kedua beresiko terjadinya kelahiran prematur.
- operasi caesar
- Jika diberi terapi oral : Acyclovir 200-400 mg/hari
Laporan Kasus
Wanita berumur 28 tahun ini merasakan sering keputihan. Di
bagian vagina terasa gatal-gatal, perih,rasa terbakar. dan ada
bintil bintil kecil yang melepuh. Hal seperti itu mulai ia rasakan
setelah setahun menikah. ''Suami saya kadang merasakan gatal-
gatal dan ada bintil-bintil yang berair dan memecah pada
kelaminnya
Ulkus Mole (Chancroid)
DEFINISI
• Ulkus mole ( chancroid ) merupakan suatu
penyakit infeksi menular yang bersifat akut
yang disebabkan oleh Haemophyllus ducreyi

EPIDEMIOLOGI
• Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di
daerah tropik & subtropik
• Penularan dapat melalui hubungan seksual
• Dilaporkan Insiden rendah pada pd wanita
rendah
Haemophyllus ducreyi

Kokobasilus
Berukuran kecil
fakultatif anaerob

Berupa rangkaian
tdk motil
streptobasiler
MANIFESTASI KLINIK
Waktu inkubasi antara 3 -7 hari jarang
lebih dari 10 hari, tidak ada gejala
prodormal diketahui

Chanre mulai terbentuk sebagai papul


kecil yang dikelilingi eritem

Sifat Ulkus : eksudat nekrotik dan


sekitarnya berupa jaringan granulasi,
nyeri & tdk ada indurasi
MANIFESTASI KLINIK
Nyeri inguinal adenitis sering terlihat
(bubo) muncul pada 50 % pasien dalam
beberapa hari sampai 2 minggu ( rata-
rata 1minggu) setelah onset lesi primer

Adenitis unilteral pada banyak


pasien

Bubo dapat mejadi tipis dan


berwarna kecoklatan
Bentuk-bentuk Ulkus
1. Ulkus mole folikularis
Timbul pada folikel rambut , dan kemudian dgn cepat
menjadi ulkus
2. Dwart chancroid
Lesi kecil menyerupai erosi pd herpes genital, dasar tdk
teratur & tepi tdk berdarah
3. Transient chancroid
Lesi kecil, sembuh dlm beberapa hari, dlm 2-3 minggu
muncul bubo yang meradang pada bagian inguinal
4. Papular chancroid ( ulkus mole elevatum)
Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul
terutama tepinya.
Bentuk-bentuk Ulkus
5. Giant Chancroid
Mula-mula timbul ulkus kecil, kemudian
meluas dengan cepat dan menutupi satu
daerah.
6. Phagenic chancroid
Lesi kecil menjadi besar & dekstruktif dengan
jaringan nekrotik yg luas.
7. Tipe Serpiginosa
Lesi mebesar karena perluasan atau inokulasi
dari lesi pertama ke daerah lipat paha
MANIFESTASI KLINIK
Pada Laki-laki Pada wanita
• Setengah laki-laki memilki • Lesi lebih sering muncul pada
ulkus tunggal ditemukan vulva, khususnya pada lapisan
major dan vestibulum
pada lapisan kulum,
• Vagina, Serviks, dan perianal
frenulum dan glands penis dapat juga terkena
• Udem • Lesi ekstragenital chancroid
• Jarang chancre berlokasi telah dilaporkan pada
payudara, jari, paha, dan
pad uretra, H. Ducreyi dalam mulut
menyebabkan uretritis
• Trauma dan abrasi penting
purulent pada manifestasi ekstargenital
MANIFESTASI KLINIK
Pada Laki-laki Pada wanita
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
• Kultur bakteri
Diambil dari pus lesi kemudian
dikembangbiakkan dalam medium agar
• Pewarnaan gram atau giemsa

Pada pewarnaan giemsa ,


tamapak adanya gambaran “
School of fish”
• Polymerase chain reaction ( PCR )
- untuk mengidentifikasi DNA bakteri
- Sangat sensitif untuk diagnosis chancroid
DIAGNOSIS BANDING

Herpes genital

Sifilis

Lymphogranuloma venerum

Fix drug eruption


PENGOBATAN
Rejimen yang disarankan
Azithromycin 1 g (oral) dalam dosis tunggal
Atau
Ceftriaxone 250 mg intramuskular (IM) pada dosis
tunggal
Atau
Ciprofloxacin 500 mg oral dua kali sehari selama 3
hari
Atau
Erythromycin base 500 mg orall tiga kali sehari
selama tujuh hari
KOMPLIKASI
1. Mixed chancre
Jika disertai sifilis st.1, mula-mula lesi khas ulkus
mole, tetapi stlh 15-20 hari menjadi manifes.
2. Abses kelenjar inguinal
Abses inguinal tidak diobati hingga pecah
menjadi ulkus, kemudian membesar
membentuk giant chancroid.
3. Fimosis dan parafimosis
Jika lesi mengenai preputium
KOMPLIKASI
4. Fistula urethra
Timbulnya karena ulkus pada gland penis
yang bersifat dekstruktif
5. Infeksi campuran
Dapat disertai infeksi organisme Vincent
sehingga ulkus menjadi parah dan bersifat
dekstruktif.
PROGNOSIS
• Penyakit ini adalah self limited , dan
penyebarannya secara sistemik tidak muncul
• Adakalanya dengan tampa pengobatan
dilaporkan terjadi terus-menerus elama
beberapa tahun
Limfogranuloma venereum
DEFINISI
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah
penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh chlamydia trachomatis
serotipe L1,L2,L3, bersifat sistemik.
SINONIM
 Limfogranuloma Inguinal
 Limfogranuloma tropikum
 Limfopatia venereum, topical bubo
 Climatic bubo
 Strumous bubo
 Paradenitis inguinal
 Durand-Nicolas-favre disease
EPIDEMIOLOGI
• Terdapat di seluruh dunia, dengan
daerah endemis di negara tropis dan
subtropis.
• Menyerang banyak pada populasi usia
sekitar 20-40 tahun.
ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh golongan

Chlamydia Trachomatis salah satu dari 4 spesies

dari genus Chlamydia.


Gambaran Mikroskopis Chlamydia Trachomatis
PATOGENESIS
C.trachomatis tdk dpt menembus membran /
kulit yg utuh lalu masuk melalui abrasi / lesi
kecil di kulit dan penyebarannya secara
limfogen menyebabkan peradangan di saluran
limfe (limfangitis & perilimfangitis) lalu timbul
peradangan kel. limfe (limfadenitis &
perilimfadenitis).
• Kelenjar limfe inguinal membesar, padat,
nyeri, elongasi, tidak dapat digerakkan
menyebabkan perilimfade nitis lalu terjadi
perlunakan yg tidak serentak dan ditandai
dgn fluktuasi ,timbul abses multipel lalu
pecah mjd sinus atau fistel multipel dan
membentuk massa padat kenyal di sekitar
inguinal.
GAMBARAN KLINIS
 Masa inkubasi sekitar 3-30 hari setelah muncul lesi
primer, namun dapat lebih lama bila manifestasinya
hanya adenopati.
 Manifestasi akut dan kronik mempunyai karakteristik
pada daerah genital (atau inguinal) dan sindrom
daerah rektal.
• Lesi primer berupa erosi lunak berukuran
5-8 mm, eritem dan tidak menimbulkan
nyeri, sembuh spontan dalam beberapa
hari.
• Adenopati inguinal sekunder muncul 1-2
minggu setelah lesi primer menghilang.
 Ada gejala konstitusi seperti demam, menggigil,
malaise.
 Dapat pula terjadi meningoensefalitis,
hepatosplenomegali, artralgia, kaku pada leher
dan sakit kepala.
 Jika lesi terdapat di bag. proksimal & distal lig.
Pouporti dan dipisahkan oleh lekuk (sulkus)
dinamakan SIGN OF GROOVE.
Sindrom Inguinal

• Biasanya terjadi beberapa hari sampai beberapa


minggu,setelah lesi primer menghilang.
• Masa Inkubasi untuk gejala ini berkisar 10 sampai 30
hari.
• Gejala sistemik yang menyertai sindrom ini seperti
demam,menggigil,nausea,anoreksia dan sakit kepala.
• Berhubungan dengan penyebaran sistemik dari
Chlamydia.
Sindrom Anorektal
• Pada laki-laki:
• Gejalanya : pruritus anal, diikuti duh anal yang
purulen dimana disebabkan oleh edema lokal
atau difus mukosa anorektal.
• Pada Wanita :
• Gejalanya : Septum rektovagina mungkin akan
terkikis, dan terbentuk fistula rektovagina.
Sindrom Genetal ( Esthiomene)
• Pasien dengan gejala ini biasanya adalah
wanita.
• Infeksi primer mengenai kelenjar limfe dari
skrotum,penis atau vulva yg menyebabkan
limfangitis kronis dan progresif.
• Ulserasi kronis ini sangat sakit.
• Kebanyakan terjadi di bagian labia
mayora,pada lipatan genitokruris dan pada
bagian lateral dari perineum.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tes Frei.

• Tes serologi.

• Kultur jaringan.

• PCR.

• Tes GPR

• Sitologi
DIAGNOSIS BANDING
1. Stadium primer genital :
• Herpes genital.
• Sifilis.
• Ulkus molle.
2.Sindrom Inguinal :
• Granuloma inguinalis.
• Limfadenopati inguinal.
• TBC kulit.
KOMPLIKASI

• Elefantiasis pada penis dan skrotum.


• Skar, fistula, ulserasi dan elefantiasis
perineum (esthiomene).
TERAPI

• Doksisiklin 2 x 100 mg/hr (14-21 hari).


• Eritromisin 4 x 500 mg/hr (21 hari).
• Sulfonamid 3-5 gr/hari ( 7 hari)
• Eritromisin ethylsuccinate 4 x 800mg selama 7 hari
• Kotrimoksazol 3 x 2 tab selama 7 hari
• Ofloxacin 2 x 400 mg selama 7 hari
• Azytromicin 1 gr dosis tunggal
PROGNOSIS
• Jika diobati secara dini prognosisnya baik
• Jika terjadi komplikasi bisa menyebabkan
kematian.
ILUSTRASI KASUS
• Seorang laki-laki 30 th, datang ke RS dengan
keluhan timbul luka didaerah sulkus
koronarius penisnya , awalnya hanya timbul
bintil yang gatal, lalu digaruk, lama kelamaan
meluas dan timbul ulserasi.mudah berdarah.
Riwayat hub dgn PSK 3 hari yll.
Granuloma Inguinale
DEFINISI
• Adalah suatu infeksi destruktif yang bersifat
progresif , disertai pembentukan granuloma di
kulit dan jaringan sub kutan.
• Umumnya ditularkan melalui hubungan
seksual.
• Disebabkan oleh Calymmatobacterium
granulomatis.
Sinonim
• Granuloma venerum.
• Donovanosis.
• Ulcerating granuloma of
pudenda.
EPIDEMIOLOGI
• Insiden puncak pada umumnya terjadi pada
dekade ketiga masa hidup, dimana lebih dari
70% kasus terjadi pada usia 20-40 tahun.
• Prevalensinya pada pria 10 x daripada wanita
• Seringnya diderita pada orang dengan kondisi
sosial dan higiene yang kurang.
• Terutama didaerah tropis & subtropis &
endemik Papua New Guinea, Carribean,
India Selatan, Afrika Selatan, Asia
Tenggara, Australia & Brazil.

• Amerika Serikat kasus yg dilaporkan


kurang dari 100.
• Di daerah Barat, orang kulit
hitam dan homoseksual
sering terinfeksi.
ETIOLOGI
• peny. yg disebabkan oleh
Calymatobacterium granulomatosis yg
merupakan bakteri Gram negatif dgn
ukuran 1,5 μm x 0,7 μm, pleomorfik, dan
non motil.
• Pewarnaan jaringan dengan menggunakan
metode Wright & Giemsa,
Calymatobacterium granulomatosis dpt
terlihat bersama sel mononuklear yg besar
yg dikenal sebagai Donovan bodies.
Gambaran Mikroskopis Calymmatobacterium
Granulomatis
GAMBARAN KLINIS

 Masa inkubasi 14-50 hari tapi bisa lebih lama, lesi yg


pertama muncul berupa nodul yg tdk nyeri &
berwarna merah cerah yg akan mengalami ulserasi
dlm beberapa hari.

 Lesi tampak berbentuk polikistik & bisa didptkan


gambaran fenomena satelit, lesi berbentuk ulkus &
berwarna merah cerah, seperti daging segar.
 Adenopati jarang, granuloma
subkutaneus pada daerah inguinal
sering dlm btk pseudobubo.

 Pseudobubo merupakan nodul


subkutaneus yg sering diduga sebagai
kelenjar limfe.
Terdapat 4 gejala klinis
utama pada penyakit ini :
1. Ulkus granulomatous
Tipe yg paling umum & paling sering
ditemukan, berwarna merah terang,
seperti daging.
Non tender ulcer yg mudah berdarah saat
penyentuhan & menjadi semakin parah
bila tdk diterapi.
2. Hipertrofi / ulkus vernicosa
Tipe ini terdiri dari ulkus bertepi verukoid
atau ireguler yg meninggi, dengan dasar
granulomatous.
Tumbuh dengan tepi yg ireguler, biasanya
sangat kering & dpt terjadi edema.
3. Nekrotik
Berbau busuk, ulkus yg dalam yg
menyebabkan destruksi jaringan.
4. Kekeringan, sklerosis atau lesi
sikatriks dengan jaringan fibrous
dan parut.
 Regio genital terkena pada 90% kasus & pada
daerah inguinal 10%.
 Secara anatomi area yg terkena pada pria di
daerah sulkus koronarius, regio sub preputium,
dan anus,
 wanita di labium mayora, serviks & traktus
genital atas.
 Dapat mengenai tulang & hepar walaupun
jarang & hal ini biasanya berhubungan dgn
kehamilan & infeksi servikal.

 Lesi primer bisa di titik seperti papul, nodul


subkutan /ulkus.

 Ulkus lebih sering terjadi pada pria yg tdk


disunat dgn hygiene pribadi buruk.
 Selain lesi genital dapat pula terjadi lesi
ekstragenital sekitar 6% dari kasus
penderita, seperti lesi pada bibir, pipi,
palatum, leher, farinks, hidung, larinks dan
dada.
DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes Genitalis
2. Sifilis
3. Limfogranuloma venereum
4. Chancroid/ulkus molle
5. Kondiloma Lata
6. Squamosus cell carcinoma
7. Amubiasis
8. Tuberkulosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hapusan jar. (tissue smears).
• Biopsi
• Biakan
• Tes serum
• Inokulasi
PENATALAKSANAAN

 Kotrimoksasol, (Trimetoprim 160 mg &


sulfametoksasol 800 mg)
• Dianjurkan 240 mg, 2 x/hr, selama 1–2
minggu.
 Ampisilin.
Dapat diberikan dgn dosis 500 mg 4 x/hr
selama 2 minggu.
 Gentamisin.
Diberikan 1 mg/kg BB secara IM
2 x/hr selama 2 – 4 minggu.
 Tetrasiklin.
• Dianjurkan : 500 mg 4 x/hr, selama 10 –
20 hari. Tetrasiklin merupakan drug of
choice untuk Granuloma Inguinale.
 Eritromisin.
Dianjurkan : 5 mg 4 x/hr selama 2 – 3
minggu.
 Kloramfenikol.
• Diberikan 500 mg 3 x/hr selam 2 – 4
minggu.
PROGNOSIS

• Pada kasus-kasus dini dimana terjadi


penyembuhan total prognosisnya baik.
• Pada kasus yg terlambat ditangani,
dimana telah terjadi destruksi
jaringan sehingga memerlukan
tindakan pembedahan radikal.
ILUSTRASI KASUS
• Seorang laki-laki, 25 th, belum menikah,
datang ke poli kulit dan kelamin dengan
keluhan timbul luka di penis kira2 2 minggu
yll, dan di sertai bengkak di selangkangan,
riwayat kontak dengan PSK 1 minggu sebelum
sakit.Tidak sakit jika kencing,
Kondiloma Akuminata
DEFINISI
Human Papilloma Virus
(HPV) dengan kelainan
berupa fibroepitelioma
pada kulit dan mukosa

Sinonim : Penyakit
jengger ayam, kutil
kelamin , genital warts
ETIOLOGI

HPV tipe 6 dan 11 :


Genital warts

HPV 16 and 18 :
Kanker Genital
KLASIFIKASI
Akuminata:daerah
lipatan,lembab,bertangkai
permukaan berjonjot.Diameter 1-2
mm,bisa lebih banyak,besar
menyerupai kol

Papul:permukaan
halus,licin,multipel,menyebar
secara diskret.Daerah batang
penis,vulva,bag.lateral,perianal,pe
rineum
KLASIFIKASI
Datar(flat):bintil,kecil,tidak
bisa dilihat dengan mata
telanjang,pemeriksaan dgn
as.asetat dan colposcope

Khusus: Giant Condyloma


Buschke-Lowenstein dan
Papulosa Bowenoid
GAMBARAN KLINIS

Masa inkubasi : 3 mgg-8 bln.


Masa laten dapat bertahun-
tahun bahkan dapat tanpa
lesi.

Predileksi : mukosa
vulva, serviks, penis,
perineum atau anus
GAMBARAN KLINIS
Keluhan subjektif : rasa tidak
nyaman, keputihan, dan bila
lesi besar bisa malodor.

Keluhan objektif : papul,


berkelompok dan membesar
(cauliflower-like), vegetasi,
lunak, berwarna abu-abu,
kuning pucat atau pink,
dapat pula hiperpigmentasi
GAMBARAN KLINIS

Giant condyloma acuminatum (Buschke-


Lowenstein tumor) jarang pertumbuhan
condyloma acuminatum yang agresif, penetrasi
sampai dermis. Klinis mirip karsinoma, histologis
jinak.
DIAGNOSIS

Gambaran Klinis

Tes menggunakan asam asetat


3-5% selama 5 – 10 menit

Colposcope dan histopatologi


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes menggunakan asam asetat 3-5%
Selama 5 – 10 menit

Lesi menjadi putih


Colposcope
Histopatologis
Histopatologis

Hyperkeratosis epidermis, achantosys,


paphylomatosus with choilosytosis
Mikroskopis
TERAPI
• Kemoterapi : Tingtura Podofilin
25%,Podofilotoksin 0,5%,Asam Trikloroadetat
25-50%
• Pembedahan : Bedah skalpel,bedah listrik
,bedah beku
• Laser Karbondioksida
• Interferon
• Imunoterapi
DIAGNOSIS BANDING

Veruka vulgaris
Moluskum Kontangiosum
Karsinoma Sel Skuamosa
TERAPI
Kemoterapi : Topikal Podofilin
25%,Podofilotoksin 0,5%,Asam
Trikloroadetat 25-50%,5-fluorurasil 1-
5%

Pembedahan : Bedah skalpel,bedah


listrik ,bedah beku

Imunoterapi Interferon Laser Karbondioksida


PROGNOSIS
Dapat sembuh total kecuali ada infeksi yang
berulang setelah pengobatan atau timbulnya
penyakit yang masih laten
PENCEGAHAN

Vaksin
Vaksin HPV

Quadrivalen vaccine(Gardasil) Bivalen vaccine(GlaxoSmithKline)

Content :virus type 6,11,16,18 Content: virus type16;18

Intramuskular
Intramuskular
0 month, 1th month and
1th day, 2nd month
6th month
and 6th month
Laporan Kasus
Seorang wanita,30 thn,keluhan benjolan yang
sudah besar menyerupai kol,di daerah
kelamin,dirasakan sejak 3 bln yang lalu,awalnya
kecil lama kelamaan membesar.Pasien sdg hamil
7 bln G1POAO,suami dgn keluhan yg
sama(riw.berhubungan lebih dari 1 pasangan)
Status venereologis :
Lokasi : regio labium major et minor
Eff : Papul verukous

Terapi : -Elektrokauter (Bedah Listrik)

You might also like