You are on page 1of 15

Askep pada pasien

dengan kejang demam


Latar belakang

 Kejang demam merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada bayi dan anak. Dari penelitian oleh beberapa pakar didapatkan
bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum
mereka mencapai umur 5 tahun. Penelitian di jepang bahkan mendapatkan
angka kejadian (inseden) yang lebih tinggi, mendapatkan angka 9,7% (pada
pria 10,5% dan pada wanita 8,9% dan Tsuboi mendapatkan angka sekitar 7%.
(Maeda DKK, 2016)
 Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan
segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk
menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang
sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam
mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan
kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien
sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual
 Dengan melihat latar belakang tersebut, masalah atau kasus ini dapat diturunkan
melalui upaya pencegahan dan penanggulangan optimal yang diberikan sedini
mungkin pada anak. Dan perlu diingat bahwa maslah penanggulangan kejang
demam ini bukan hanya masalah di rumah sakit tetapi mencskup permasalahan
yang menyeluruh dimulai dari individu anak tersebut, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
tujuan

 1. Tujuan umum:
 Untuk memperoleh informasi mengenai penyakit kejang demam pada anak.
 1. Tujuan khusus:
 Untuk mengetahui;
 a. Definisi penyakit kejang demam pada anak.
 b. Etiologi penyakit kejang demam pada anak
 c. Manifestasi klinik penyakit kejang demam pada anak .
 d. Patofisiologi penyakit kejang demam pada anak.
 e. Komplikasi penyakit kejang demam pada anak.
 f. Pemeriksaan diagnostik penyakit kejang demam pada anak .
 g. Penatalaksanaan penyakit kejang demam pada anak.
 h. Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan kejang demam.

I. Definisi Kejang Demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu 38oC.
Yang disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada usia 3
bulan-5 tahun.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu mencapai >380C).
Etiologi Kejang Demam

 Faktor-faktor prenatal
 Malformasi otak congenital
 Faktor genetika
 Penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis)
 Demam
 Gangguan metabolisme
 Trauma
 Neoplasma, toksin
 Gangguan sirkulasi
 Penyakit degeneratif susunan saraf.
 Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal.
Tanda dan gejala klinis Klinis Kejang Demam
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
 Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
 Kejang umum tonik dan atau klonik
 Umumnya berhenti sendiri
 Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai
berikut :
 Kejang lama > 15 menit
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Klasifikasi Kejang Demam
1. Kejang demam sederhana
 Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi
 Sebelumnya tidak ada riwayat cedra otak oleh penyakit apapun
 Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun
 Lamanya kejang berlangsung < 20 menit
 Kejang tidak bersifat tonik klonik
 Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
 Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologi atau abnormalitas perkembangan
 Kejang tidak berulang dalam waktu sngkat
 Tanpa gerakan focal dan berulang dalam 24 jam (H. Nabiel Ridha, 2014)
2. Kejang demam kompleks
Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks.
Pemeriksaan Penunjang Kejang Demam

1.Elektro encephalograft (EEG)


2. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
3. Darah
4. Cairan Cerebo Spinal : Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi,
pendarahan penyebab kejang.
5. Skull Ray :Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
6. Tansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih
terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
Penaktalaksanaan Medis

1. Pengobatan
a.Pengobatan fase akut
b. Turunkan panas
c. Mencari dan mengobati penyebab
d.Pengobatan profilaksis
e. Penanganan sportif
2. Pencegahan
a.Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana.
b.Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG
DEMAM

A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Aktivitas atau Istirahat
b. Sirkulasi
c. Intergritas Ego
d. Eliminasi
e. Neurosensori
f. Kenyamanan
g. Pernafasan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas
b. Integritas Ego
c. Eleminasi
d. Makanan atau cairan
e. Neurosensori (karakteristik kejang)
f. Kenyamanan
g. Keamanan
B. Diagnosa Keperawatan
1.Hipertermi Berhubungan dengan proses penyakit
2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan sel neuron otak
3.Resiko tinggi cedra berhubungan dengan spasme otot ektermitas
4.Kurang pengetahuan keluarga tentang cara penanganan kejang berhubungan
dengan kurangnya informasi.

You might also like