Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Kurikulum
(LPTK)
DIRKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
…Walau kurikulum sering berganti metode
pengajaran guru tidak berubah karena guru tak
dilatih terlebih dahulu…
7
Lanjutan Kajian Yuridis
• Kajian terhadap produk Undang-undang
berkaitan dengan guru telah menghasilkan
berbagai rumusan yang intinya menunjukkan
urgensi adanya terobosan untuk
menerjemahkan ketentuan-ketentuan tersebut
secara arif ke dalam kebijakan dan program
yang mendorong tercapainya visi pendidikan
Indonesia tahun 2025.
8
Tugas LPTK
• Tuntutan untuk menghasilkan guru
yang profesional, mengharuskan LPTK
sebagai lembaga yang selama ini
menyiapakan guru memiliki visi yang
jelas Tentang Pendidikan Profesi Guru
dengan dilandasi prinsip “good
university governance” dan memiliki
kapasitas yang menjamin
keprofesionalan lulusannya.
PENDIDIKAN
GURU
1 PROFESI GURU
PRA JABATAN
(PPG)
SERTIFIKAT
PENDIDIK
2 GURU PENILAIAN
DALAM JABATAN PORTOFOLIO/PLPG
350 376
300
250
200
150
100
50
12 26 1
0
14
141
221
LPTK
FKIP Pada
Univ FKIP UT
Swasta
IKIP
Swasta
Berkah Demografi Indonesia
• Dalam rentang tahun 2010 – 2045, Indonesia mendapatkan berkah
demografi.
• Pada tahun 2010 penduduk Indonesia dalam rentang usia 0-9 tahun
mencapai 45.9 juta, sementara usia 11-19 tahun mencapai 43.55 juta.
• Artinya, dalam rentang tahun 2010-2045 jumlah penduduk Indonesia
dengan usia produktif sangat melimpah.
• Merekalah generasi emas yang bakal menjadi generasi penerus bangsa
ini
• Keberhasilam mereka di masa depan sangat tergantung pada
pendidikan saat ini
• Mutu Pendidikan sangat ditentukan oleh Guru-guru yang Bermutu
• Guru-guru yang bermutu sangat ditentukan oleh proses pendidikan di
LPTK
Visi Kemdikbud – Persoalan Guru:
Sebagai Landasan Penetapan Model Kurikulum LPTK
Visi
Kemdikbud
Persoalan Guru
Menghasilkan Guru:
• Distribusi
• Berkarakter Kuat
• Ketersediaan • Mismatched
• Berkompetensi Unggul
• Keterjangkauan • Kekurangan di Daerah
• Berkewenangan
• Kualitas Khusus
Tambahan
• Kesetaraan • Kualifikasi
• Kelas Rangkap (Multi
• Kepastian • Profesionalisme
Grade)
• Pendidikan Calon Guru
• Berkemampuan TIK
di LPTK
Misi Kurikulum Baru
Pendidikan Guru
Rancangan Pendidikan Guru Profesional
• Sistem Seleksi untuk • Sistem Pendidikan
mendapatkan calon guru Akademik (keunggulan
yang unggul secara akademik kependidikan
akademik, bakat-minat, dan akademik bidang studi)
kepribadian (tidak cukup dan sudah disertai dengan
hanya dengan portofolio & magang sedini mungkin,
uji tulis) jika diperlukan disiapkan
Pola calon guru dengan
Sistem Pendidikan kewenangan tambahan
Seleksi Akademik
Komprehensif (S1) yang
bermutu
Pendidikan Sarjana
Profesi Guru Pendidikan
Berasrama & Mendidik di
Berbeasiswa daerah 3T
(SM-3T)
• Pembekalan Calon Guru • Penugasan melaksanakan
Profesional, yang tugas pendidikan dan
berkarakter, tangguh, pembelajaran sebelum
tanggap, tanggon, terampil, PPG, melalui pengabdian
dan trengginas di daerah 3T
KURIKULUM LPTK
DARI WAKTU KE
WAKTU
Permendikbud 232/U/00 dan Permendiknas 045/U/02
(Elemen Menjadi Kelompok Matakuliah)
Perkembangan Kurikulum (IKIP – Universitas
LPTK: Calon guru profesional Kepmendiknas No. 232/U/2000
Sistem: Concurrent/Terintegrasi KBK (Competence based curriculum)
kompetensi akademik kependidikan, Kelompok: MPK, MKK, MPB, MKB, dan MBB
bidang studi & jati diri bangsa Kepmendiknas 045/U/2002: Kompetensi utama;
Indonesia (MKDU, MKDK, MKPBS, pendukung; dan lainnya Kur Inti & Institusi
MKPBM) UNESCO (1997): the four pilars of education
1970-1990 2000-an
1994-2000
Tingkat keahlian/
kemampuan dalam
AQF ke-profesi-an
KKNI
EQF Jabatan
pada perusahan/
industri,
SQF kepegawaian
Tingkat
penghargaan
masyarakat/
pengguna tenaga
kerja
endrotomoits@yahoo.com
KKNI adalah
Pengguna lulusan kerangka penjenjangan
ASOSIASI INDUTSRI kualifikasi kerja yang
9 menyandingkan,
Kemenakertrans menyetarakan,
8 mengintegrasikan,
sektor pendidikan dan
7 pelatihan serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian
6 pengakuan kompetensi kerja
ASOSIASI PROFESI 5 sesuai dengan jabatan kerja di
Pengembangan berbagai sektor.
individu & karir 4
3 perwujudan mutu dan jati diri
Kemendikbud 2 bangsa Indonesia terkait
Pengembangan dengan sistem pendidikan dan
keilmuan, pengetahuan,
1 pelatihan serta program
dan keterampilan peningkatan SDM secara
INSTITUSI PENDIDIKAN nasional
KKNI adalah
Pengguna lulusan kerangka penjenjangan
ASOSIASI INDUTSRI kualifikasi kerja yang
9 menyandingkan,
Kemenakertrans menyetarakan,
8 mengintegrasikan,
sektor pendidikan dan
7 pelatihan serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian
6 pengakuan kompetensi kerja
ASOSIASI PROFESI 5 sesuai dengan jabatan kerja di
Pengembangan berbagai sektor.
individu & karir 4
3 perwujudan mutu dan jati diri
Kemendikbud 2 bangsa Indonesia terkait
Pengembangan dengan sistem pendidikan dan
keilmuan, pengetahuan,
1 pelatihan serta program
dan keterampilan peningkatan SDM secara
INSTITUSI PENDIDIKAN nasional
LEVEL 8
• Mampu mengembangkan pengetahuan,
teknologi, dan atau seni di dalam bidang
9
keilmuannya atau praktek profesionalnya
8 melalui riset, hingga menghasilkan karya
7 inovatif dan teruji.
6 • Mampu memecahkan permasalahan sains,
5 teknologi, dan atau seni di dalam bidang
keilmuannya melalui pendekatan inter atau
4
multidisipliner .
3
2 • Mampu mengelola riset dan pengembangan
1 yang bermanfaat bagi masyarakat dan
keilmuan, serta mampu mendapat
pengakuan nasional maupun internasional.
LEVEL 6 (Sarjana S1 dan D4)
9
U 8
MD 7
M 6
PROFESI OTODIDAK
SERTIFIKAT 5 PENGALAMAN
PROFESI KEAHLIAN
4
KHUSUS
3
2
1
OPERATOR ANALIS AHLI
INDUSTRI
FUNGSI JABATAN KERJA
1. Penataan jenis dan jenjang pendidikan
2. Penyetaraan mutu lulusan
3. Memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat
4. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
1
Penataan Jenis
dan
Jenjang Pendidikan
PENDIDIKAN
S3 SPESIALIS II
S2 PENDIDIKAN
SPESIALIS I
PENDIDIKAN
PROFESI
Dokter D IV
Apoteker
Akuntan D III
S1 Arsitek
Pengacara
Notaris D II
Psikolog
NERS DI
endrop3ai@ its.ac.id
Doktor Doktor
(S3) (S3) Terapan
Magister Magister
(S2) (S2) Terapan Sistem RPL
persyaratan masuk
matrikulasi
Sarjana Diploma 4
(S1) (D4)
Diploma 3 (D3)
Diploma 2 (D2)
Diploma 1 (D1)
Profesi
7
D IV 6 S1
D III 5
D II 4
DI
3
SMK SMA
2
1
KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI
RUMUSAN RUMUSAN
UMUM RINCI LEARNING
9 DESKRIPSI
OUTCOMES
KUALIFIKASI LEARNING
8 OUTCOMES PRODI
KKNI
PRODI (KOMPETENSI
UTAMA)
7
6 Nasional
Asosiasi/Forum
5 Program Studi
4
3
2
1
Perguruan tinggi
(deskripsi umum) (alinea 1 disetiap level)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KEMAMPUAN DI
a
BIDANG KERJA
PENGETAHUAN b
YANG DIKUASAI
KEMAMPUAN
c
MANAJERIAL
LEVEL S1
9
8
7
6
5
4
3
2
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN LULUSAN
1. Kelengkapan deskripsi
(learning outcomes) YANG TELAH
2. Level kualifikasi. DIRUMUSKAN OLEH PRODI PERLU
DISESUAIKAN TERHADAP
DESKRIPSI KKNI
KETERKAITAN KKNI DAN KURIKULUM LPTK
S3
9
S2 Spesialis
8
Profesi
7
S1 6 D IV
D III
5
D II
4
DI
3
Sekolah
Menengah Sekolah Menegah
Umum 2 Kejuruan
1
Implementasi Jenjang pada KKNI dalam
Pengembangan Kurikulum
9
• Pendidikan Akademik
8 Pengembangan Kurikulum Akademik bidang Studi
7 serumpun/Sejenis merupakan urutan/gradasi level
6, 8, dan 9)
6 • Cara pencapaian level 6 dan 7 (Pendidikan
Akademik dan Profesi):
5 Dapat diterapkan secara berlapis, artinya
4 menyelesaikan level 6 (s-1) terlebih dahulu baru
mengikuti pendidikan profesi (level 7)
3 Dapat dilaksanakan secara terintegrasi
(bersamaan antara level 6 dan 7) namun tetap
2 memposisikan kajian level 7 pada semester akhir
1
Berbagai Peraturan Perundangan dan Pedoman yang harus Diacu Dalam
Pengembangan Kurikulum LPTK
UU NO.
20/2003
ttg
PP NO. SISDIKNAS PERPRES
17/2010 ttg NO.
PENY 8/2012 ttg
PENDIDIKAN KKNI
KURIKULUM
PP NO. LPTK Permen
Dikbud No
74/2008 8/2009 ttg
ttg GURU PPG
PP NO. UU NO.
19/2005 14/2005
SNP ttg UUGD
KURIKULUM
(UUSPN No. 20/2003)
6 M3
KEINDONESIAAN
5 KARAKTER DAN
METODIK
KHUSUS
S1
AKADEMIK AKADEMIK
4 M2
KEPENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN
3
2 M1
1
MODEL TERINTEGRASI PENDIDIKAN AKADEMIK
BERKEWENANGAN TAMBAHAN DENGAN PENDIDIKAN PROFESI
(PPG 1 SEMESTER)
WORKSHOP PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN
PPG 9
PPL
8 KKN DIK , PENELITIAN, &UJIAN AKHIR
KEWENANGAN
7
TAMBAHAN
KEINDONESIAAN
KARAKTER DAN
6 M3
METODIK
KHUSUS
S1 5
AKADEMIK AKADEMIK
4 M2
KEPENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN
3
2 M1
1
MODEL KURIKULUM LPTK TERINTEGRASI
(PPG 2 SEMESTER)
10 PPL
PPG WORKSHOP PENGEMBANGAN PERANGKAT
9
PEMBELAJARAN
8 KKN DIK , PENELITIAN, &UJIAN AKHIR
6 KEINDONESIAAN M3
KARAKTER DAN
METODIK
KHUSUS
5
S1 AKADEMIK AKADEMIK
4 M2
KEPENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN
3
2 M1
1
MODEL BERLAPIS ANTARA PENDIDIKAN AKADEMIK
DENGAN PENDIDIKAN PROFESI
(PPG 2 SEMESTER)
10 PPL
PPG
9 WORKSHOP PERANGKAT PEMBELAJARAN
METODIK
KHUSUS
S1 AKADEMIK AKADEMIK
4 M2
KEPENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN
3
2 M1
1
MODEL KURIKULUM LPTK BERLAPIS
(PPG 1 ATAU 2 SEMESTER)
DISERTAI SM-3T
ALIS/PAIKEM
ALIHE
Model Berlapis dengan Input yang
Tidak Linear atau input
Nonkependidikan
Model (1) 36 – 40 SKS
PPG Yakni program pendidikan calon guru
PRAKTIK NYATA DI profesional yang masukannya berasal
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL dari S1 kependidikan bidang studi
yang tidak linear/tidak sesuai.
Sebagai contoh peserta Program
MATRIKULASI MATA KULIAH BIDANG
Pendidikan Profesi Guru SD/MI
STUDI
berasal dari S1 Pendidikan
(tidak menutup kemungkinan juga
Matematika. Peserta Program
matakuliah akademik kependidikan
Pendidikan Profesi Guru IPS SMP/Mts
berasal dari S1 Pendidikan Geografi.
Peserta Program Pendidikan Profesi
Guru IPA SMP berasal dari S1
S1 KEPENDIDIKAN
Pendidikan Biologi.
BIDANG STUDI
Model (2) 36 – 40 SKS
PPG Yakni program pendidikan
PRAKTIK NYATA DI calon guru profesional yang
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL masukannya berasal dari S1
kependidikan yang bersifat
MATRIKULASI MATA KULIAH tidak linear/tidak sesuai dan
AKADEMIK bukan bidang studi. Sebagai
BIDANG STUDI contoh peserta Program
Pendidikan Profesi Guru
SD/MI berasal dari S1
Kurikulum dan Teknologi
S1 KEPENDIDIKAN Pendidikan, S1 Administrasi
NON BIDANG STUDI Pendidikan, dsb.
Model (3) 36 – 40 SKS
PPG Yakni program pendidikan
PRAKTIK NYATA DI calon guru profesional yang
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL masukannya berasal dari S1
non kependidikan. Sebagai
contoh peserta program
MATRIKULASI MATA
KULIAH AKADEMIK Pendidikan Profesi Guru IPA
KEPENDIDIKAN SMP berasal dari S1 Fisika.
Peserta Program Pendidikan
Profesi Guru Fisika SMA
berasal dari S1 Fisika.
S1 NON KEPENDIDIKAN
Model (4) 36 – 40 SKS
PPG Yakni program pendidikan
PRAKTIK NYATA DI calon guru profesional yang
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL
masukannya berasal dari S1
MATRIKULASI MATA KULIAH non kependidikan dan bukan
AKADEMIK KEPENDIDIKAN bidang studi. Sebagai contoh
MATRIKULASI MATA KULIAH peserta Program Pendidikan
AKADEMIK BIDANG STUDI Profesi Guru SD/MI berasal
dari S1 Psikologi. Peserta
Program Pendidikan Profesi
S1 NON KEPENDIDIKAN Guru IPS SMP/Mts berasal
NON BIDANG STUDI dari S1 Ilmu Hukum.
MODEL KURIKULUM NON KEPENDIDIKAN
Model Kurikulum Non Kependidikan (S-1)
8 Ujian Akhir
5 Kerja Praktik
4 M2
Vokasi
3
Pengembangan Bidang
Praktikum
Keahlian
2 M1
1
IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN DI
LPTK
WORKSHOP PENGEMBANGAN PERANGKAT
PPG 9
PEMBELAJARAN DAN PPL ALIS/PAIKEM
8 KKN DIK , PENELITIAN, &UJIAN AKHIR
6 M3
KEINDONESIAAN
KARAKTER DAN
METODIK
KHUSUS
5
S1
AKADEMIK AKADEMIK
4 M2
KEPENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN
3
2 M1
1
ALIHE
Implementasi dalam Pembelajaran untuk
Calon Pendidik:
trickle down effect
• Pembelajaran oleh dosen (LPTK) akan mempunyai
dampak yang tersebarluaskan (trickle down effect)
Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan akademik untuk calon guru
harus menempatkan pemajanan awal (early exposure), yaitu pemberian
pengalaman sidini mungkin kepada calon guru dengan magang atau internship di
sekolah secara berjenjang.
Dalam konteks ini pedagogi harus dipahami sebagai konsep yang merujuk pada dua
aspek belajar.
- Pertama, pedagogi berkaitan dengan apa dan bagaimana peserta didik belajar;
- kedua, pedagogi berkaitan dengan bagimana (calon) guru sebagai pembelajar
belajar tentang mengajar dan membentuk keahliannya sebagai seorang
profesional.
1. tahapan observasi terhadap praktik
pembelajaran di kelas dan aspek-aspek
yang terkait dengan pengelolaan dan
Pemajanan awal implementasi kurikulum sekolah;
(earlier exposure)
para calon guru 2. tahapan mengkaji aspek praktis
kurikulum sekolah dan penerapnanya di
pada situasi
kelas yang dikaitkan dengan perkuliahan
pembelajaran di kedua kelompok mata kuliah tersebut;
kelas/sekolah.
3. tahap penyusunan rancangan
Tahapan yang pembelajaran dan implementasinya
dilaksanakan berdasarkan keterkaitan antara yang
diperoleh diperkuliahan dengan yang
adalah: dipelajari di sekolah; dan
4. melaksanakan praktik pembelajaran di
kelas sebagai assisten guru
Kampus
early
Calon Guru
exposure = Profesional
Magang
Sekolah
SUBSTANSI TIAP TAHAPAN MAGANG
Magang 1 bertujuan membangun landasan jatidiri pendidik
dan memantapkan kompetensi akademik kependidikan.
LEVEL 7 (PROFESI)
LEVEL 8 (MAGISTER)
LEVEL 9 (DOKTOR)
JENJANG KUALIFIKASI 6 (PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN KHUSUS)
DESKRISI GENERIK DESKRIPSI SPESIFIK PROFIL KOMPETENSI UTAMA (PROGRAM LEARNING OUTCOMES)
Jenjang Kualifikasi 6 (paragraf pertama) 1. Mampu memanfaatkan IPTEKS yang relevan 1. Calon Pendidik (Calon 1. Menguasai keilmuan dasar pendidikan khusus
Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam dalam lingkup pendidikan khusus untuk Guru pendidikan 2. Mampu menemukenali anak dengan kebutuhan khusus dengan
bidang keahliannya dan mampu menemukenali peserta didik berkebutuhan khusus jalur formal menggunakan berbagai teknik dan strategi asesmen.
beradaptasi terhadap situasi yang khusus, merancang, mengelola, baik pada pendidikan 3. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pendidikan khusus untuk
dihadapi dalam penyelesaian masalah. memfasilitasi, mengevaluasi kelayakan dan segregatif maupun semua jenis kebutuhan khusus/kelainan.
supervisi serta pembinaan berkelanjutan inklusif) 4. Mampu mengembangkan kurikulum untuk layanan pendidikan
dalam implementasi praksis pendidikan 2. Pendidik pada khusus jalur formal (dari jenjang PAUD hingga pendidikan
khusus. pendidikan khusus menengah) dan jalur non formal.
Jenjang Kualifikasi 6 (paragraf kedua) 1. Menguasai konsep-konsep dasar teori jalur nonformal 5. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Menguasai konsep teoritis bidang pendidikan khusus (Ortopedagogik), dengan (pendidik pada pembelajran pada berbagai layanan pendidikan khusus
pengetahuan tertentu secara umum dan dukungan ilmu sosiologi, antropologi, lembaga layanan 6. Memiliki kemampuan memberikan layanan kompensatoris untuk
konsep teoritis bagian khusus dalam psikologi, dasar-dasar medis (misal peserta didik ber Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
bidang pengetahuan tersebut secara neuroscience), dan seni budaya, sebagai kebutuhan khusus di 7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar mengajar pada tiap
mendalam, serta mampu landasan dalam menganalisis dan luar jalur jenjang dan satuan pendidikan khusus yang dilandasi dengan nilai-
memformulasikan penyelesaian masalah p menerapkan layanan pendidikan bagi persekolahan) nilai humanitarian dan hak asasi manusia.
rosedural. peserta didik berkebutuhan khusus. 3. Laboran pada 8. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam praksis pendidikan
2. Mampu menemukenali peserta didik Program Studi khusus
berkebutuhan khusus, untuk merancang, Pendidikan Khusus 9. Mampu melakukan penelitian atau mengembangkan karya
melaksanakan dan mengevaluasi 4. Instruktur pada panti inovatif, serta mengomunikasikan hasil penelitian atau karyanya.
pembelajaran rehabilitasi 10. Mampu bekerjasama dalam tim untuk memecahkan permasalahan
penyandang pendidikan dan pembelajaran bagi anak dengan kebutuhan
Jenjang Kualifikasi 6 (paragraf ketiga) 1. Mampu mengambil keputusan strategis disabilitas khusus.
Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data 11. Memiliki kemampuan untuk melakukan pendampingan baik
berdasarkan analisis informasi dan data untuk menentukan berbagai alternatif kepada orangtua maupun peserta didik berkebutuhan khusus.
serta memberikan petunjuk dalam pemenuhan kebutuhan belajar bagi peserta 12. Memiliki kepribadian luhur dan karakter yang kuat sebagai
memilih berbagai alternatif solusi. didik berkebutuhan khusus dengan pendidik pendidikan khusus
mengaplikasikan nilai-nilai humanitarian dan
hak asasi manusia.
Jenjang Kualifikasi 8 (paragraf 1. Mampu mensintesiskan berbagai teori 1. Peneliti Melakukan penelitian bidang pendidikan khusus yang
pertama) dan kajian yang berhubungan langsung inovatif
Mampu mengembangkan dengan pendidikan khusus untuk 1. Perencana dan Mampu memecahkan permasalahan pendidikan khusus
pengetahuan, teknologi, dan atau pengembangan pendidikan khusus Pengembang melalui pendekatan multidisipliner
seni di dalam bidang keilmuannya melalui penelitian yang berimplikasi Program Menulis dan mempresentasikan karya ilmiah di tingkat
atau praktek profesionalnya melalui terapan. nasional atau internasional
riset, hingga menghasilkan karya 2. Mampu mengembangkan model, 1. Pendidik Memberikan pendampingan kepada masyarakat
inovatif dan teruji. metode, teknik yang inovatif dan teruji mengenai pendidikan khusus dan peserta didk
untuk mengimplementasikan praksis dengan kebutuhan khusus
pendidikan khusus yang unggul. 1. Konsultan Mengelola pembelajaran pada pendidikan tinggi
pendidikan khusus Mengembangkan model pembelajaran dalam pendidikan
Jenjang Kualifikasi 8 (paragraf kedua) 1. Mampu memecahkan berbagai khusus yang inovatif
Mampu memecahkan permasalahan permasalahan pendidikan khusus pada 7. Mampu merancang dan mengembangkan program
sains, teknologi, dan atau seni di tingkat mikro, meso, makro dengan kebijakan pendidikan khusus
dalam bidang keilmuannya melalui menggunakan pendekatan interdisiplin
pendekatan inter atau multidisipliner. atau multidisipline
Jenjang Kualifikasi 9 (paragraf 1. Mampu mensintesiskan diskursus dari 1. Peneliti 1. Melaksanakan dan mengelola penelitian dengan
pertama) berbagai teori pendidikan khusus untuk 2. Konsultan pendekatan inter, multi, atau transdisiplin untuk
Mampu mengembangkan menghasilkan pengetahuan baru di 3. Pengembang menghasilkan karya inovatif
pengetahuan, teknologi, dan atau bidang pendidikan khusus melalui Pendidikan 2. Mempresentasikan dan mempublikasikan hasil temuan
seni baru di dalam bidang penelitian Khusus dan/atau pengembangan model, strategi, metode
keilmuannya atau praktik 2. Mampu menemukan model, strategi, dan/atau teknik yang inovatif dan teruji di bidang
profesionalnya melalui riset, hingga metode dan/atau teknik yang inovatif pendidikan khusus untuk mendapatkan pengakuan
menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji di bidang pendidikan khusus nasional dan internasional
dan teruji. 3. Memiliki kemampuan mendiseminasikan gagasan-gagasan
inovatif untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu
Jenjang Kualifikasi 9 (paragraf kedua) 1. Mampu memecahkan permasalahan pendidikan khusus pada tingkat daerah maupun tingkat
Mampu memecahkan permasalahan pendidikan khusus pada tingkat mezzo, nasional/internasional
sains, teknologi, dan atau seni di makro dan/atau mikro dengan 4. Memiliki kepribadian luhur dan karakter yang kuat sebagai
dalam bidang keilmuannya melalui menggunakan pendekatan pendidik pendidikan khusus.
pendekatan inter-, multi-, atau interdisiplin, multi disiplin atau
transdisiplin. transdisiplin
Catatan: dalam menetapkan Profil dan Kompetensi Utama harus mengacu kepada:
1. KKNI
2. Elemen Kompetensi
Mengembangkan Capaian Pembelajaran Perkuliahan
dan Menetapkan Matakuliah
Capaian Pembelajaran Bahan Kajian
Capaian Pembelajaran
Perkuliahan (Course Learning
Program Studi (PLO) 1 2 3 4 5 6
Outcomes)
1. a. MK1 MK2
b. MK3
c. MK4
d.
dst. MK6
2. e. MK5
f.
g.
dst. MK7
dst.
Pengembangan Silabus dan Penetapan SKS
Matakuliah:......................................................
Perkiraan Waktu
Capaian
Substansi Pengalaman
Pembelajaran Indikator SKS
Kajian/Materi/Isi Belajar
Perkuliahan (CLO)
T/D P/P L/TK
Catatan:
• T/D: Teori/Deklaratif, adalah pengalaman belajar yang diperoleh dari pembelajaran dengan
pendekatan ekspositori, dengan bobot waktu 1 jam tatap muka setara dengan 60 menit.
• P/P: Praktikum/Prosedural, adalah pengalaman belajar yang diperoleh melalui serangkaian proses
praktikum, penghayatan, pemodelan, simulasi, dengan bobot waktu 1 jam tatap muka setara dengan
120 menit.
• L/TK Lapangan/Tataran Kontekstual, adalah pengalaman belajar yang diperoleh melalui praktik
langsung pada situasi dan kondisi nyata di lapangan dan atau masyarakat, dengan bobot waktu 1
jam tatap muka setara dengan 240 menit.
Selanjutnya, apabila pengalaman belajar sebagai hasil penetapan waktu dan strategi pembelajaran
telah ditetapkan, maka dapat ditetapkan bobot sks dengan hitungan:
Magang
Turunan dari PLO (Capaian Pembelajaran Prodi):
• Memiliki jiwa dan karakter pendidik yang kuat
• Menguasaai keilmuan dasar pendidikan
• Memiliki kompetensi dasar pengembangan kurikulum
• Memiliki kompetensi dasar merencanakan pembelajaran
• Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pembelajaran
CLO dan Perkiraan Waktu Magang
CAPAIAN PEMBELAJARAN PERKULIAHAN TEORI PRAKTIK LAPANGAN MAGANG
(CLO) (DEKLARATIF) (PROSEDURAL) (KONTEKSTUAL) KE
Magang 2
• Landasan • Penguatan
kependidikan Kompetensi
• Kompetensi
• Karakter dan Jiwa Pedagogik
Pedaagogik
Ke-Indonesiaan • Penguasaan
• Penguasaan Bidng
Bidang Studi Utuh
Studi Awal
Magang 1 Magang 3
Tahapan Magang
Magang 2
• Perkuliahan • Perkuliahan
Semester I dan • Perkuliahan Semester V
II Semester III dan VI
dan IV
Magang 1 Magang 3
UAS Magang
MK B
MK C
MK D
MK E
• Magang 1
NO KELOMPOK SKS
1 MATAKULIAH UMUM 13
2 MATAKULIAH DASAR KEPENDIDIKAN 12
3 MATAKULIAH BIDANG KEAHLIAN DAN PENUNJANG *) 105 - 107
4 MATAKULIAH PEMBELAJARAN 12 – 14
144 - 146