You are on page 1of 19

BIAYA KUALILTAS DAN

PRODUKTIVITAS
KELOMPOK 8:

1. Choirullida Noor Laili (194)


2. Fara Diani Sekar NT (218)
3. Achmad Nurul Yasin (277)
4. Maya Ulfah Fitriyani (223)
5. Sari Noor Martatiyana (229)
KUALITAS
Biasanya kualitas dapat dilihat dari dua faktor
utama berikut ini:
1. Memuaskan harapan konsumen yang berkaitan
dengan atribut-atribut harapan konsumen.
2. Memastikan seberapa baik produk dapat
memenuhi aspek-aspek teknis dari desain
produk tersebut, kesesuaian kinerja dengan
standar yang diharapkan, dan kesesuaian
dengan standar pembuatnya.
Pendekatan
Kualitas

Pendekatan
Pendekatan
Kualitas
Nilai Target
Optimal
Pendekatan Nilai Target
• Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas diartikan
sebagai suatu rentang nilai untuk setiap spesifikasi
atau karakteristik kualitas. Contoh peraga 8.1

Nilai sesungguhnya
kualitas
(10,0154)
Cacat Batas Atas

produk (10,0000)
Nilai Target
berkualitas (9,9955)
(9,9910)
Batas Bawah
Cacat
(9,9000)
Pendekatan Kualitas Optimal
• Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas ditekankan
pada dimensi kesesuaian untuk digunakan (fitness for
use). Contoh Peraga 8.2

Produk Berkualitas
Nilai sesungguhnya
kualitas

Cacat
(10,000) (10,000) Nilai Target
Cacat
PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA
KUALITAS
• Biaya kualitas merupakan biaya yang terjadi atau mungkin
akan terjadi karena adanya kualitas yang rendah.
Biaya
Pencegahan
Biaya
pengendalian
Biaya Penilaian
Biaya Kualitas
Biaya Kegagalan
Internal
Biaya Kegagalan
Biaya Kegagalan
Eksternal
Contoh Pengelompokan Biaya Kualitas
Peraga 8.3
Pencegahan Penilaian
 Pelatihan kualitas  Review desain
 Pendesainan kualitas  Inspeksi bahan
 Perekayasaan keandalan  Pengujian keandalan
 Pengujian model  Inspeksi mesin
 Pengujian laboratorium
 Akseptasi proses

Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal


 Bahan sisa  Biaya garansi
 Perbaikan  Penggantian produk
 Pengerjaan ulang  Komplain pelanggan
 Kemacetan produksi  Penarikan produk
 Kerusakan mesin  Kewajiban-kewajiban terkait dengan
produk
 Pembuangan limbah  Kehilangan penjualan
 Kehilangan pangsa pasar
Pendekatan Pengukuran Biaya Kualitas
1. Metode Multiplier
Rumus:
Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan eksternal terobservasi

Simbol k merupakan angka pengali yang merefleksikan


efek multiplier. Perusahaan menentukan k berdasarkan
data-data di masa lalu. Misal: di perusahaan I’rigold
berhasil menghitung biaya kegagalan eksternal
terobservasi tahun 2012 sebesar Rp2.000.000.
berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya k ditentukan
sebesar 4, maka tahun 2012 biaya kegagalan eksternal
total ditentukan sebesar Rp8.000.000=(Rp2.000.000x4)
2. Metode Taguchi Quality Loss Function
Rumus: L(y) = k(y-T)2
Keterangan:
k = dihitung dengan cara: k = c : d2
c = kerugian pada limit terendah atau tertinggi
d = jarak limit dari nilai target
y = nilai aktual karakteristik kualitas
T = nilai target karakteristik kualitas
L = kerugian akibat kualitas (biaya kegagalan
eksternal total)
Peraga 8.5
Contoh Perhitungan Biaya Kegagalan Eksternal
Metode TQLF
Diameter
Unit y-t (y-t)2 k(y-t)2
sesungguhnya (y)
Ke-1 19,80 -20 0,0400 Rp800
Ke-2 20,00 0 0 Rp0
Ke-3 20,10 10 0,0100 Rp200
Ke-4 20,15 15 0,0225 Rp450
Ke-5 19,90 -10 0,0100 Rp200
Total Rp1,650
Rata-rata Rp330
Berdasarkan data tersebut maka besarnya biaya kegagalan eksternal sebesar Rp3.300.000
(Rp10.000 unit x Rp330)
Pelaporan Biaya Kualitas
Langkah-langkah membuat pelaporan biaya kualitas:
1. menentukan biaya kualitas sesungguhnya untuk setiap
komponen kualitas.
2. Mengelompokkan komponen-komponen biaya kualitas tsb
dalam kelompok-kelompok biaya kualitas
Peraga 8.6
Distribusi biaya kualitas PT Arthamas
kegagalan internal,
22%
pencegahan,
32%

kegagalan eksternal,
28%
penaksiran,
18%
PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI
• Efisiensi proses adalah kemampuan untuk mengubah
input menjadi output antara (throughput) pada biaya
terendah.
Peraga 8.13
Hubungan antara ukuran – ukuran Efisiensi Proses

Waktu siklus
produksi rendah

Kualitas tinggi Produktivitas tinggi

Keluaran tinggi
Pengukuran Produktivitas
1. Pengukuran Produktivitas Parsial
yaitu, pengukuran produktivitas input demi input satu per satu.
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan banyaknya output
tunggal yang dihasilkan dengan input yang digunakan.
Formulasi: Rasio Produktivitas = Output : Input
Contoh: Perusahaan Enola
Televisi LCD : Rp10 ,0 0 0
jam tenaga kerja : 5,0 0 0
dijual : Rp2,50 0 ,0 0 0
tarif JTK : Rp10 0 ,0 0 0

Rasio Produktivitas : Rp10 ,0 0 0 : 5,0 0 0 = 2


Artinya, setiap jam tenaga kerja akan menghasilkan dua buah televisi LCD

Apabila diukur dalam produktivitas finansial maka, hasilnya adalah 50 .


nilai jual televisi : Rp25,0 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 (10 ,0 0 0 unit x Rp2,50 0 ,0 0 0 )
tarif JTK Rp50 0 ,0 0 0 ,0 0 0 : (5,0 0 0 JTK x Rp10 0 ,0 0 0 )
50
Jadi, setiap perusahaan mengeluarkan Rp 1untuk tenaga kerja akan
menghasilkan Rp50 penjualan.
2. Pengukuran Produktivitas Total
yaitu mengukur produktivitas semua input yang digunakan
untuk menghasilkan output.
terdapat dua pendekatan pengukuran yang digunakan:
a. Pengukuran Profil => mengukur beberapa input utama yang
digunakan untuk menghasilkan output yang hasilnya berupa
ukuran operasional.
Peraga 8.16
Rasio Produktivitas Parsial
Keterangan Profil 2011a Profil 2013b
Rasio produktivitas tenaga kerja 2 3

Rasio produktivitas bahan baku 0,1 0,08


aTenaga Kerja = 10,000 5,000; bahan baku = 10,000 100,000
bTenaga Kerja = 12,000 4,000; bahan baku = 12,000 150,000
b. Pengukuran profit-linked Productivity => mengukur jumlah
perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas.
Rumus:
Dampak profit-linked = Biaya PQ total - Biaya periode amatan total
Keterangan:
 PQ adalah jumlah input yang dibutuhkan untuk menghasilkan
output pada waktu yang diamati jika produktivitas sama dengan
tahun dasar yang dihitung dengan cara berikut:
PQ = Output periode amatan : Rasio produktivitas tahun dasar
 Biaya PQ total didapatkan melalui PQ dikalikan dengan biaya per
unit input dengan harga input pada periode amatan dan
dijumlahkan untuk semua input.
 Biaya periode amatan total dihitung dengan cara mengalikan
input pada periode amatan dengan harga input pada periode
amatan dan dijumlahkan untuk semua input.
Contoh Perusahaan Enola

2011 2012
Jumlah televisi LCD dihasilkan 10,000 12,000
Tenaga kerja dipergunakan 5,000 4,000
Bahan baku dipergunakan (unit) 100,000 150,000
Harga jual televisi LCD Rp2,500,000 Rp2,750,000
Upah per jam tenaga kerja Rp500,000 Rp750,000
Biaya per unit bahan baku Rp100,000 Rp110,000
Berdasarkan data tersebut dan data pada Peraga 8.16, maka:
PQ tenaga kerja = 12,000 : 2 = 6,000 jam tenaga kerja
PQ bahan baku = 12,000 : 0,1 = 120,000 unit bahan baku
Jadi, biaya PQ total adalah sebagai berikut.
Biaya PQ total tenaga kerja = 6,000 x Rp750,000 = Rp4,500,000,000
Biaya PQ total bahan baku = 120,000 x Rp110,000 = Rp13,200,000,000
Biaya PQ total Rp17,700,000,000
Biaya input total sesungguhnya adalah sebagai berikut:
Biaya tenaga kerja = 4,000 x Rp750,000 = Rp3,000,000,000
Biaya bahan baku = 150,000 x Rp110,000 = Rp16,500,000,000
Biaya seungguhnya total = Rp19,500,000,000
Berdasarkan perhitungan dampak perubahan total produktivitas pada laba (profit-linked effect)
adalah sbb.
Dampak Profit-linked = Biaya PQ total - Biaya periode amatan total
= Rp17,700,000,000 - Rp19,500,000,000
= Rp1,800,000,000 penurunan laba
Peraga 8.17
Ringkasan Perhitingan Dampak Profit-linked

Input PQ PQ X H* KS** KS X H (PQ X H) - (KS X H)

Tenaga kerja 6,000 Rp4,500,000,000 4,000 Rp3,000,000,000 Rp1,500,000,000

Bahan baku 120,000 Rp13,200,000,000 150,000 Rp16,500,000,000 (Rp3,300,000,000)

Total (Rp1,800,000,000)
Komponen Pemulihan

Keterangan 2011 2012 Perubahan

Pendapatan Rp25,000,000,000 Rp33,000,000,000 Rp8,000,000,000


Biaya:
Tenaga kerja Rp2,500,000,000 Rp3,000,000,000 Rp500,000,000
Bahan baku Rp10,000,000,000 Rp16,500,000,000 Rp6,500,000,000
Laba Rp12,500,000,000 Rp13,500,000,000 Rp1,000,000,000
*Harga Input
** Kuantitas input sesungguhnya
Pemulihan harga = Perubahan Laba - Dampak profit-linked
= Rp1,000,000,000 - (-Rp1800,000,000)
= Rp2,800,000,000

Perusahaan Enola mengalami kenaikan laba sebesar Rp1,000,000,000.


Apabila tidak ada perubahan produktivitas semestinya perusahaan akan dapat
mengalami kenaikan laba sebesar Rp2,800,000,000. berdasarkan hal tsb,
perubahan produktivitas mengakibatkan laba turun sebesar Rp1,800,000,000
Pengukuran Waktu Siklus
• Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu produk atau jasa.
• Dalam ukuran waktu kinerja akan semakin
baik jika waktu proses yang dibutuhkan
semakin sedikit. Dengan waktu proses yang
lebih cepat maka konsumsi sumber daya juga
dapat dihemat.

You might also like