Professional Documents
Culture Documents
memahami manusia
“Orang sering berkata tentang sesamanya, ‘Dia belum
menemukan jati dirinya’. Tapi jati diri – jati diri kita sendiri –
bukanlah sesuatu yang kita temukan. Itu adalah sesuatu yang
kita bentuk.”
THOMAS SZASZ
Perspektif dalam Psikologi
1. Perspektif biologis : bagaimana kondisi tubuh
mempengaruhi perasaan & pikiran
2. Perspektif belajar : bagaimana lingkungan dan
pengalaman mempengaruhi tindakan seseorang
3. Perspektif kognitif : menekankan proses mental yang
berlangsung / terjadi
4. Perspektif sosial budaya : fokus pada faktor sosial
budaya
5. Perspektif psikodinamika : peran ketidak sadaran dalam
perilaku
6. Perspektif ekologi: manusia berkembang dengan
interaksi dinamis antara diri dan konteksnya level
mikro (keluarga, teman, sekolah), meso (inter-
relasi mikro), makro (ekonomi, sistem pendidikan,
budaya, politik, dll)
Perspektif lainnya :
- Perspektif humanistik
- Perspektif feminist
PERSPEKTIF
BIOLOGIS
5 sudut pandang utama psikologi
PERSPEKTIF BIOLOGIS: Menekankan sejumlah fakta biologis
berkaitan dengan perilaku, pikiran, perasaan, sekaligus faktor
genetik yang berkontribusi pengaruhi perilaku.
Lahir psikologi evolusi, mengikuti jejak
fungsionalisme.
2) Sanguinicus (sanguinis),
yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga
orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-
seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap
optimistis.
3) Flegmaticus (plegmatis),
yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang- orang
seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu
pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak
mudah berubah.
4) Cholericus (koleris),
yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini
bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar
mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
Kretschmer, ahli penyakit jiwa
berkebangsaan Jerman
, mengemukakan adanya hubungan yang erat antara tipe
tubuh dengan sifat dan wataknya.
Ia memebagi manusia dalam empat golongan menurut tipe
atau bentuk tubuhnya masing-masing, yaitu berikut ini :
1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar
dan tegap, berdada lebar.
2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu
sempit, lengan, dan kaki kecil.
3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka
bulat, leher pejal.
4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari
ketiga tipe diatas.
Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis
adalah schizothim, yang menurut Kretschmer mempunyai
sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul, mempunyai kebiasaan
yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru,
kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa,
kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu
berpikir terlebih dahulu masak-masak sebelum bertindak.
Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh
piknis, atau tipe wataknya sering disebut siklithim. Sifat
orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka humor, mudah
berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri
dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan
orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.
PERSPEKTIF
PSIKODINAMIKA
PSIKODINAMIKA
SIGMUND FREUD (TEORI
PSIKOANALISIS KLASIK)
-Id. Ada sejak lahir, energi semua psikhe:
dorongan dasar untuk makan, minum,
pelepasan, kehangatan, afeksi & seks.
Basic trust
Oral Vs
mistrust
Autonomy
Vs
Anal
Shame/doubt
Initiative
Genital Vs
Guilt
Industiry
Laten Vs
Inferiority
Identity ach
Remaja/
Vs
puber
Diffusion
Intimacy
Dewasa
Vs
muda
Isolation
Dewasa Generactivity
Vs
madya
Stagnation
Ego
Dewasa integrity
lanjut Despair
Pelajari aspek-
aspek perilaku
dipengaruhi oleh
faktor-faktor
budaya identitas
etnis, misal:
kasus
minoritas ras
Sistem keluarga
Pola kepribadian tidak lepas dari hasil interaksi dalam keluarga; individu, bagian
dari suatu sistem. Jika ada salah seorang anggota keluarga teridentifikasi miliki
simtom “gangguan”, bukan hanya individu itu sendiri yang “sakit”, tetapi ada
sesuatu yang salah pada sistem keluarga tersebut
Struktur hubungan
Pola komunikasi
Kunci utama pahami perilaku
manusia sebagai media yang
pengaruhi interaksi sistemik.
Komunikasi paradoks (pesannya
kandung 2 pengertian sekaligus
tapi saling bertentangan =
double bind), hasilkan
psikopatologi
Sebagai
sistem
Keluarga adalah
sistem terintegrasi
yang mengelola
keseimbangan
internal agar
perilaku stabil. Jika
ditemukan “pasien
teridentifikasi” harus
segera ditangani
agar sistem kembali
stabil
PERSPEKTIF
BELAJAR
Classical conditioning
(Ivan Pietrovich Pavlov)
PERILAKU
Fokusnya
perilaku yang
tampak/dapat
Satu stimulus memicu munculnya stimulus lain. diobservasi,
Selama proses kondisioning, individu peroleh konsep dianggap
informasi hubungan antara berbagai stimulus, berguna hanya
bukan sekedar asumsi sederhana diantaranya. jika dapat
dikaitkan dengan
perilaku yang
Stimulus: peristiwa-peristiwa fisik yang tampak.
berimbas pada perilaku
Sketsa percobaan Pavlov
Modifikasi dari Metode Pavlov
Pada alat dalam gambar di sebelah bawah, didasarkan pada teknik Pavlov, air liur dari
pipi anjing mengalir ke sebuah tabung, diukur dari gerakan jarum pada tabung
berputar.
Skema proses
prakondisioning
Reaksi minim
1. atau tiada reaksi
proses kondisioning
Aroma masakan (USC) Air liur (UCR)
+
poskondisioning
3. Air liur (CR)
UCS = Stimulus memicu kehadiran respon tidak terkondisi ketika pertama kali disajikan
UCR = Respon dipicu oleh UCS
CS = Stimulus yang berulang-ulang dipasangkan dengan UCS
CR = Respon terhadap CS (stimulus berkondisi)
Kondisioning Klasik dalam
Kehidupan Nyata
Reinforcement negatif:
sesuatu yang tidak
menyenangkan dihilangkan.
Sebutkan contohnya!
Premack principle: tekanan pada aktivitas yang lebih
dapat perkuat perilaku yang kurang menimbulkan minat
Gambar kiri, seorang reinforcement polisi di Palo Alto, California, berikan reinforcement
pada yang taat aturan lalu lintas dengan sertifikat hadiah pada pejalan kaki. Gambar
kanan,seorang ibu perkuat perilaku belajar anak autisnya dengan berikan tepuk
tangan.
Hukuman, ketika digunakan
dengan tepat, dapat menekan
munculnya perilaku tidak
diharapkan, termasuk perilaku
kriminal.
Abraham Maslow
(hirarki
kebutuhan)
Carl Rogers (person-centered therapy)
Terapis:
-genuineness (tulus)
-empathy (empati)
-uncounditional positive regard
(penghargaan tak bersyarat)