Professional Documents
Culture Documents
Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala
berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit:
A. Jantung berdebar-debar (palpitasi)
B. Berkeringat
C. Gemetar atau bergoncang
D. Rasa sesak nafas atau tertelan
E. Perasaan tercekik
F. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
G. Mual atau gangguan perut
H. Pusing, bergoyang, melayang, pingsan
I. Derealisasi atau depersonalisasi
J. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
K. Rasa takut mati
L. Parestesia
M. Menggigil atau perasaan panas
Agorafobia
C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat (penyalahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan
medis umum (hipertiroidisme)
D. Serangan panik tidak dapat dimasukkan kedalam gangguan jiwa lain, seperti
fobia sosal, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca
trauma atau gangguan ansietas perpisahan
Tabel 3. Kriteria diagnostik DSM IV gangguan panik dengan agoraphobia
B. Adanya agoraphobia
C. Serangan panik tidak diasebabkan efek fisiologis langsung zat (penyalahgunaan obat, pengobatan) atau
keadaan medis umum (hipertiroidisme)
D. Serangan panik tidak dapat dimasukkan kedalam gangguan jiwa lain, seperti fobia sosal, fobia spesifik,
gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca trauma atau gangguan ansietas perpisahan
Tabel 4. Pedoman diagnostik Gangguan Panik menurut PPDGJ
III
Pencitraan Otak
• Studi pencitraan struktur otak
• contohnya magnetic resonance imaging (MRI),
• pada pasien dengan ganguan panik melibatkan
keterlibatan patologis lobus temporalis, terutama
hipokampus.
• Satu studi MRI melaporkan abnormalitas, terutama
atrofi korteks, di lobus temporalis kanan pasien-pasien
ini.
Pencitraan Otak
• Studi pencitraan otak fungsional,
• contohnya positronemission tomography (PET), melibatkan adanya
disregulasi aliran darah otak. Khususnya, gangguan ansietas dan
serangan panik disertai vasokonstriksi serebral, yang dapat
menimbulkan gejala sistem saraf pusat seperti pusing dan gejala sistem
saraf perifer yang dapat dicetuskan oleh hiperventilasi dan hipokapnia.
• Sebagian besar studi pencitraan otak fungsional menggunakan zat
penginduksi panik spesifik (contohnya laktat, kafein, atau yohimbin)
dikombinasi dengan PET atau single photon emission computed
tomography (SPECT) untuk mengkaji efek zat penginduksi panik dan
serangan panik yang diinduksi pada aliran darah otak.