You are on page 1of 26

CHAPTER II

Perkembangan
Islam
di Indonesia

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

A. Proses awal Penyebaran Islam di Indonesia


1. Teori masuknya Agama Islam di Indonesia
a. Hoesein Djajadiningrat
Islam masuk ke Nusantara melalui Iran (Persia). Buktinya adalah
ejaan dalam tulisan Arab. Selain itu, pemakaian gelar Syah yang
biasa dipakai di Persia, juga pernah dipergunakan oleh Raja
Malaka pada abad ke-15.
b. Soetjipto Wirjosoeparto
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan
dengan salah satu makam raja Islam di Samudra Pasai, Aceh Utara
yang nisannya terbuat dari marmer buatan Gujarat.

c. Snouck Hurgronye dan Moquette


Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori ini
didasarkan pada kenyataan bahwa berbagai batu nisan di berbagai
tempat di Nusantara, termasuk makan Maulana Malik Ibrahim di
Gresik, mempunyai bentuk yang sama dengan batu nisan di
Cambay, Gujarat, India.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

d. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)


Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah.
Teorinya didasarkan pada sebagian besar rakyat Indonesia
memeluk Islam bermadzhab Syafi’I, seperti yang banyak
dianut oleh penduduk Mesir.
Selain itu, gelar yang dipakai oleh raja-raja Samudra Pasai
adalah gelar raja-raja Mesir, yaitu al malik.

e. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad pertama
Hijriyah (abad ke-7 M) dibawa oleh pedagang-pedagang
sufi-Muslim Arab yang memasuki Cina lewat jalur-jalur
bagian barat.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

2. Bukti-Bukti Masuknya Islam ke Indonesia


Proses masuknya agama Islam di Indonesia belum jelas. Namun,
ada beberapa sumber yang dapat dipakai untuk mendata awal
masuknya Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Berita Cina dari Dinasti Tang yang menyebutkan adanya rencana
serangan orang-orang Ta shih pada tahun 674 M terhadap
Kerajaan Holing ( Kalingga) yang diperintah oleh Ratu Sima.

b. Ditemukannya batu tulis dalam bahasa Arab di Leran, dekat


Gresik, yang memuat keterangan tentang meninggalnya
Fatimah binti Maimun dengan angka tahun 1082 M.
c. Berita Arab yang menyatakan bahwa pedagang Arab yang
beragam Islam telah mengadakan kegiatan perdagangan di
Sriwijaya, termasuk Selat Malaka, sekitar abad ke-8 M.
d. Berita dari Marcopolo, seorang musafir dari Venesia ( Italia).
e. Adanya makam Sultan Malik al Saleh (tahun 1297), seorang
raja dari Kerajaan Samudra Pasai.

f. Berita dari Ibnu Batutah (1345-1346), seorang utusan Sultan


Delhi (India) ke Cina, yang menyatakan bahwa di Sumatera
terdapat kerajaan Islam.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

3. Penyebar Agama Islam di Indonesia


Golongan penyebar agama Islam ke Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Pedagang dari Arab yang mula-mula
memperkenalkan agama Islam di Indonesia,
kemudian disusul oleh pedagang-pedagang
Islam dari Mesir, Persia, dan Gujarat.
b. Golongan mubalig atau guru agama Islam.
c. Golongan sufi (ahli tasawuf), yang diperkirakan
masuk ke Indonesia sejak abad ke-13.
d. Para wali menurut sumber babad dianggap
sebagai pembawa dan penyebar Islam di
tanah air.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

4. Proses Penyebaran Islam

Proses penyebaran dan perkembangan agama


dan kebudayaan Islam dilakukan melalui
saluran-saluran sebagai beikut.
a. Kegiatan perdagangan
b. Proses perkawinan
c. Kegiatan pendidikan
d. Dakwah dikalangan masyarakat
e. Sarana kesenian yang menyelipkan unsur-unsur
Islam

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

5. Perkembangan Islam di Berbagai Daerah


a. Sumatera
Kedatangan orang-orang Islam di Asia Tenggara, khususnya
Selat Malaka sekitar abad ke-7 hingga abad ke-10. Seiring
dengan kemunduran Kerajaan Sriwijaya, pedagang-
pedagang Islam yang mungkin disertai oleh mubalig-
mubalignya, lebih berkesempatan untuk mendapat
keuntungan dagang dan politik.
Mereka menjadi pendukung daerah-daerah yang muncul
dan yang menyatakan dirinya sebagai kerajaan yang
bercorak Islam, yaitu Samudra Pasai.
Setelah munculnya Kesultanan Samudra Pasai dan Perlak
pada abad ke-13 M itu, Islam semakin tersebar ke
pedalaman Sumatra hingga ke wilayah selatan.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

b. Jawa
Tentang awal masuknya Islam ke tanah Jawa diduga terjadi sekitar abad
ke-11. Seiring melemahnya hegemoni Majapahit, maka Islam makin
berkembang di Jawa dan mempercepat tumbuhnya kekuasaan politik
Islam. Kerajaan Demak yang berdiri pada abad ke-15 itu, selain
memperluas wilayah kekuasaannya, juga memperluas pengaruh
Islamnya ke Cirebon, pelabuhan Sunda Kelapa, Banten, dan tempat-
tempat lainnya di pantai utara Jawa.

c. Maluku
Tradisi setempat menyatakan bahwa sejak abad ke-14 Islam sudah
datang di Maluku. Raja yang dianggap benar-benar memeluk agama
Islam adalah Zainal Abidin (1486-1500). Ia mendapat ajaran agama Islam
dari madrasah Giri Prabu Satmata. Sekembalinya dari Jawa, Zainal Abidin
membawa seorang mubalig yang bernama Tuhubahahul untuk ikut
menyebarluaskan ajaran Islam di Maluku.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

d. Kalimantan
Kerajaan yang bercorak Hindu di Kalimantan menjelang kedatangan Islam
berpusat di Nagara Dipa, Daha, dan Kahuripan. Menjelang kedatangan
Islam ke daerah itu, Kerajaan Nagara diperintah oleh Maharaja Sukarama.
Di Kalimantan Timur, Islam dapat masuk ke Kutai dengan datangnya dua
orang mubalig yang bernama Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang
Pararang. Berkat ajaran kedua mubalig tersebut, Raja Kutai bernama Raja
Mahkota menyatakan dirinya masuk Islam.

e. Sulawesi
Di daerah Sulawesi Selatan proses penyebaran Islam pada tahap-tahap
permulaan berjalan dengan damai. Hal itu diketahui dari hikayat setempat
yang menceritakan tentang cara-cara yang ditempuh oleh mubalig Datuk
Ri Bandang dan Datuk Sulaeman dalam mengajarkan Islam kepada
masyarakat dan raja-rajanya.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

6. Pertumbuhan Kota dan Terbentuknya


Jaringan Ekonomi Serta Intelektual

a. Pertumbuhan kota serta jaringan ekonomi


Kota-kota yang berlokasi di pesisir-pesisir dan
di muara sungai-sungai besar, misalnya
Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Ternate,
Gowa-Makasar, dan Banjarmasin. Munculnya
kota-kota bercorak muslim tersebut
mendorong semakin maju dan berkembangnya
kegiatan perdagangan antar kota dan antar
pulau sehingga terbentuk suatu jarigan
ekonomi d kawasan Nusantara.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

b. Pembentukan jaringan intelektual dalam masyarakat


Pada abad ke-17 tradisi intelektual berkembang di Aceh. Namun, pada abad
berikutnya bergeser ke Palembang dan pesisir utara Jawa. Pada abad ke-19
pemikiran Islam berkembang di daerah Surakarta (Solo) dan di awal abad ke-20
perkembangan itu berpindah ke Minangkabau.
Ulama memainkan peranan sebagai pemegang kekuasaan hukum (yudikatif) dan
penguasa (sultan) sebagai pemegang kekuasaan politik ( eksekutif).

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

7. Perkembangan Pendidikan, Kesenian, dan Kesusasteraan


a. Perkembangan pendidikan
Proses penyebaran Islam makin intensif ketika lembaga
pesantren muncul sebagai pusat pendidikan Islam. Campuran
antara dua aspek penting dalam ajaran Islam, yaitu
pendidikan dan dakwah tampaknya menjadi hal penting
dalam pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran di
lingkungan pesantren.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

b. Perkembangan kesenian
Ada beberapa cabang kesenian yang dapat
berkembang pada masa awal perkembangan Islam di
Nusantara, antara lain sebagai berikut.
1) Seni bangunan
Misalnya bangunan masjid dan makam.
2) Seni ukir
Berupa seni ukir hias untuk memperindah masjid di bagian
mimbar saja dan bangunan makam di bagian jirat, nisan-
nisannya, cungkupnya, dan tiang-tiang cungkupnya.

3) Seni tari
Misalnya pada permainan debus di Banten yang diawali
dengan bacaan ayat-ayat tertentu dari Al Quran atau
salawat dengan menggunakan lagu-lagu tertentu.
4) Seni pertunjukan
Berupa pagelaran wayang kulit yang merupakan
perpaduan kebudayaan Jawa dengan unsur keislaman.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

c. Perkembangan kesusastraan
Jenis-jenis karya sastra zaman Islam diantaranya sebagai berikut.

1) Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan
keajaiban dan keanehan.

2) Babad
Babad adalah dongeng yang sengaja dibuat sebagai cerita sejarah

3) Suluk
Suluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf.
4) Kitab primbon
Primbon menerangkan tentang kegaiban, berisi ramalan-
ramalan dan penentuan hari baik atau buruk, serta pemberian
makna pada suatu kejadian.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

B. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia


1. Kesultanan Samudra Pasai
Sumber-sumber sejarah Kesultanan Samudra Pasai adalah sebagai berikut.
a. Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik al Saleh.
b. Berita-berita asing dari Marco Polo dan Ibnu Battutah.
c. Kronik Raja Pasai.

Kesultanan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu


atau Merah Selu yang berhasil mempersatukan Samudra
dan Pasai. Merah Selu kemudian masuk Islam berkat
pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan
Syarif Mekah. Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah
Sultan Ahmad Perumadat Perumal. Pada masa itu
Samudra Pasai sudah menjalin hubungan dagang dengan
Kesultanan Delhi (India). Samudra Pasai berkembang
dengan pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat
Islam yang ramai. Akan tetapi, sejak Samudra Pasai
diserang Majapahit tahun 1349, kesultanan mengalami
kemunduran. Pada akhirnya Samudra Pasai dapat
ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

2. Kesultanan Aceh
Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus
pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat
Syah (1514-1528). Hamzah Fansuri seorang ulama
besar banyak membuat karya filsafat agama Islam
dan syiar keagamaan. Sejak Sultan Iskandar Muda
wafat, Aceh terus menerus mengalami kemunduran
yang disebabkan sebagai berikut.

1) Kekalahan Aceh melawan Portugis di Malaka dalam


perang tahun 1629 membawa korban jiwa dan harta
benda serta kapal-kapal yang cukup besar.
2) Tidak adanya tokoh yang cakap memerintah
sepeninggal Sultan Iskandar Muda.
3) Daerah-daerah taklukan yang jauh dari
pemerintah pusat mulai melepaskan diri dari
pengaruh Aceh, seperti Johor, Perlak, Pahang,
Minangkabau, dan Siak.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

3. Kesultanan Demak

Kesultanan Demak mulai berdiri sejak tahun 1478


dengan raja pertamanya Raden Patah. Kemudian,
pada tahun 1518 Raden Patah digantikan putranya,
Pati Unus. Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan
digantikan oleh adiknya yang bernama Raden
Trenggono. Wafatnya Sultan Trenggono
menimbulkan kekacauan politik di kalangan keraton
Demak. Negeri-negeri bagian berusaha melepaskan
diri dari kekuasaan Demak. Pusat kerajaan kemudian
dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah kekuasaan
Kesultanan Demak pada tahun 1568.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

4. Kesultanan Pajang
Jaka Tingkir menjadi raja pertama Kesultanan Pajang yang
bergelar Sultan Hadiwijaya. Pada waktu Sultan Hadiwijaya
berkuasa di Pajang, Ki Ageng pemanahan diangkat menjadi
bupati Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya
menumpas Arya penangsang. Sultan Hadiwijaya menderita
sakit dan akhirnya wafat. Setelah itu, terjadilah perebutan
kekuasaan diantara para bangsawan.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

5. Kesultanan Mataram

Pemerintahan Senopati ternyata banyak menghadapi


rintangan. Sepeninggal Senopati, wilayah kekuasaan
Mataram meliputi Galuh (Jawa Barat) sampai
Pasuruan di Jawa Timur. Senopati diganti oleh
putranya, yaitu Mas Jolang. Sepeninggal Mas Jolang
penggantinya adalah putranya, Mas Rangsang. Ia Raja
Mataram yang pertama kali menggunakan gelar
sultan sebagai lambang keberanian dan kebesaran
jiwanya dalam menghadapi segala rintangan untuk
melanjutkan cita-cita Panembahan Senopati.

Kesultanan Mataram mencapai puncak


kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan
Agung Hanyakrakusuma (1613-1645).

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

6. Kesultanan Banten
Pada tahun 1552 Faletehan menyerahkan
pemerintahan Banten kepada putranya,
Hasanuddin. Dibawah pemerintahan
Hasanuddin (1552-1570), Banten cepat
berkembang menjadi besar. Wilayahnya
meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan
Palembang. Pada tahun 1605 Ratu Banten
memimpin armadanya untuk merebut
Palembang, tetapi gagal bahkan ia sendiri
tewas dalam pertempuran di Palembang.
Setelah Pangeran Ranamenggala wafat tahun
1624, Banten mengalami kemunduran. Banten
mencapai puncak kejayaan kembali pada ,masa
pemerintahan sultan Ageng Tirtayasa.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

7. Kesultanan Banjar
Sebelum kerajaan Banjarmasin berdiri, terdapat Nagara Dipa yang
berada di sekitar Tanjung Pura, kemudian ke Muara Bahan
sebagai ibu kota Nagara Daha. Daerah Banjarmasin terletak di
muara sungai memungkinkan kapal-kapal besar dari pantai
berlabuh di sana. Raja yang pertama ialah Pangeran Samudra
yang setelah menjadi raja dinobatkan menjadi Sultan Suryanullah
atau Suryansyah.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

8. Kesultanan Gowa
Berkat adanya dakwah dari Datuk ri Bandang dan Sulaeman dari
Minangkabau, pada tahun 1605 Sultan Alauddin (1591-1639) dari Gowa
secara resmi mengucapkan kalimat syahadat. Pemerintahan Kerajaan
Gowa mencapai puncaknya terutama di bawah pemerintahan Sultan
Malikussaid. Kemudian tokoh yang menjadi raja terkenal berikutnya ialah
Sultan Hasanuddin (1654-1660). Ia berhasil memperluas daerah
kekuasaanya dengan menundukkan negara-negara kecil di Sulawesi
Selatan sehingga makasar lahir menjadi kerajaan besar dan dikagumi.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

9. Kesultanan Ternate

Menurut catatan orang Portugis, raja di Maluku yang


mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja
Ternate, yaitu Gapi Baguna atau Sultan Marhum yang
masuk Islam karena menerima pengaruh dakwah
dari Datuk Maulana Husin. Setelah wafat, ia
digantikan putranya, Zainal Abidin. Pada tahun 1495
Zainal Abidin mewakilkan pemerintahannya kepada
keluarganya karena ia memperdalam pengetahuan
agama Islam kepada Sunan Giri dan kemudian ke
Malaka.

Zaenal Abidin memerintah sampai tahun 1500, dan


yang kemudian memerintah di Ternate secara
berturut-turut adalah Sultan Sirullah, Sultan Khairun,
dan Sultan Baabullah.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

10. Kesultanan Tidore

Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Sultan


Tidore pertama adalah Syahadati alias Muhammad
Naqal yang naik tahta sekitar tahun 1081 dan baru pada
sultan yang ke-9, yaitu Cirililiati yang ingin memeluk
Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Tidore
berhasil memperluas pengaruhnya ke Halmahera, Pulau
Raja Ampat, Seram Timur, dan Papua yang dipersatukan
dalam persekutuan Uli Siwa. Pada awalnya Kesultanan
Ternate dan Tidore dapat hidup berdampingan dan
tidak pernah terjadi konflik.

Namun, sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa di


Maluku, mulalilah terjadi pertentangan karena Ternate
dan Tidore bersaing menawarkan harga rempah-rempah
dan pendirian benteng yang dihadiahkan kepada partner
dagang sebagai penghargaan.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

RANGKUMAN
1. Beberapa bukti mengenai masuknya Islam di Indonesia,
terdapat pada berita Cina Dinasti Tang, berita Arab, berita
Marco Polo, Makam Sultan Malik as Saleh, dan kompleks
makam Islam di Tralaya.

2. Cara-cara Islamisasi di Indonesia melalui perkawinan,


pendidikan, dakwah, kesenian, dan tasawuf.

3. Kesultanan Islam pertama di pulau Jawa adalah Demak, dengan


raja pertamanya Raden Patah.

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI


CHAPTER II

SOAL
1. Jelaskan keadaan sosial budaya masyarakat Indonesia
pada masa kedatangan Islam !
2. Jelaskan peranan para wali dalam kehidupan masyarakat
Islam di Nusantara !
3. Mengapa Mataram mengalami kemunduran sepeninggal
Sultan Agung ?

HISTORY SENIOR HIGH SCHOOL SOCIAL PROGRAM XI

You might also like