You are on page 1of 28

HIV DALAM KEHAMILAN

Selama kehamilan,banyak perubahan “peraturan” dalam pengobatan


penyakit HIV . dalam populasi yang tidak di obati risiko absolut standar
penularan ibu kepada anak (Mother to-child transmission, MTCT)tanpa
menyusui sebanyak 25%. Sekitar 5-10% adalah antepartum, dan
sampai20% inpartu.menyusui menambah risiko absolut penularan 5-15%.
(Buku Ajar Asuhan ke Bidanan/Helen varney hal 151 )
PENGERTIAN HIV

HIV adalah retro virus RNA


yang lebih suka menyerang
limfosit T-helper(sel CD4)
juga tipe sel lainnya. (Buku
Ajar Asuhan Kebidanan/Helen
varney hal 151 )
PENGERTIAN PENYAKIT AIDS

AIDS (acquired immunodeficiency


syndrom), yaitu kondisi hilangnya
kekebalan tubuh sehingga memberi
kesempatan berkembangnya berbagai
bentuk infeksi dan keganasan,
kemunduran kemampuan intelektual,
dan penyakit lainnya. ( Buku Ajar
Patologi Obstetri halaman 65 )
Virus HIV tergolong retrovirus, yang merupakan standar
RNA, tunggal terbungkus. Bila memasuki tubuh, virus
akan melekat pada reseptor CD4 sel terinfeksi.
Kemudian virus mempergunakan enzim reverse
transcriptase, yang mampu membentuk standar DNE
ganda. Standar DNA ganda ini mampumasuk sirkulasi sel
menuju intinya dan bersatu dengan DNA inti sel yang
asli. DNA virus dapat membentuk RNA yang terinfeksi
dan RNA yang akan membawa tanada (berita) sehingga
dapat membentuk protein.
Lanjutan..
Pertumbuhan virus HIV terbatas pada limfosit, monosit, makrofag
dan sumber pembentuk sumsum tulang belakang tertentu. Secara
intra seluler, virus memecah diri sehingga setelah selnya
hancurdapat dikeluarkan virus HIV baru yang akan menyerang sel
lainnya. Bentuk virus HIV selalu berubah-ubah, sesuai dengan sel
yang diserang sehingga sulit untuk membuat anti bodi atau antigen
agar mapu membuat vaksinnya. Oleh karena itu, obatnya masih sulit
untuk dibuat sampai sekarang ini. (Buku ajar patologi obstetri hal
65 )
Gambaran infeksi virus AIDS Related Complex
( AIDS RC=ARC)
1. Membesarnya kelenjar getah bening
2. Panas badan sekitar 38 derajad celcius yang hilang timbul
lebih dari 3 bulan tanpa diketahui sebabnya ( terutama malam
hari)
3. Berat badan menurun lebih dari 10%
4. Nafsu makan berkurang
5. Dapat disertai diare
Manifestasi penyakit lebih serius
1. Penderita dapat tampak sakit berat dan penampilan badan kurus
2. Pembengkakan kelenjar hampir seluruh tubuh,leher, lipatan paha dan yang
tampak.
3. Infeksi jamur pada kulit.
4. Terdapat tumor ganas seperti sarkoma.
5. Timbul gejala klinis, sakit pada tenggororkan, sakit paru disertai batuk darah,
diare yang tidak dapat disembuhkan, infeksi jamur, dapat terkena sakit hati,
ginjal dsb. (Buku Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita hal 45)
Penularan

Cara penularan infeksi virus HIV


1. Tersentuh cairan tubuh yang
terinfeksi virus HIV melalui
luka pada kulit penerimanya
2. Melalui kontak langsung
hubungan seksual
3. Tranmisi perinatal
(Buku ajar patologi obstetri hal
66)
Upaya Preventif
1. Penularan langsung melalui perlukaan kulit. Cara menghindari
infeksi adalah denagn mempertahankan kulit tetap utuh saat
petugas melakukan tindakan pertolongan, tidak menggunakan
jarum bersama- sama, melainkan menggunakan jarum sekali pakai.

2. Hubungan seksual. Menurut penelitian , kondom


sangat efektif untuk menghindari infeksi melalui
hubungan seksual karena virus tidak dapat
menembvus porinya.
lanjutan..
3.Penularan perinatal. Penularan perinatal adalah penularan pada anak yang mungkin
berlangsung dalam dua bentuk :

Vertikal melalui Infeksi saat


infeksi plasenta persalinan,
dan terus kejanin melalui kulit
sekitar minggu bayi yang masih
ke- 13 halus
Lanjutan..
Seperti diketahui bahwa seluruh cairan tubuh yang terinfeksi virus HIV,
penuh dengan virus yang siap untuk ditularkan. Petugas kesehatan sangat
mungkin tertular bila kulit mereka luka dan kontak dengan cairan tubuh
yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu upaya untuk menjaga diri dan
menghindari infeksi adalah sebagai berikut :
1. Memerhatikan diri agar tidak kontak dengan cairan yang terinfeksi
melalui luka kulit.
2. Menghindari terjadi luka
3. Memakai sarung tangan dan baju operasi lengkap terutama melindungi
mata sehingga terhindar dai sentuhan cairan penderita
Lanjutan..
4. Tempat prtolongan persalinan harus terisolasi sehingga mudah
melakukan disinfektan. Bila memungkinkan, pergunakan alat- alat
disposibel (sekali pakai) sehingga tidak mengontaminasi alat lainnya
5. Penderita pun harus diisolsikan dan awasi dengan ketat dan pemberian
informasi tentang alasan tindakan harus dilakukan
6. Pada prinsipnya, teanaga medis harus mendapatkan perlindungan atau
melindungi dirinya sendiri dari infeksi virus HIV yang mematikan itu.
(Buku ajar patologi obstetri hal 68 )
Tanda gejala
Aids merupakan manisfestasi lanjut HIV. Selama stadium HIV
individu bisa saja merasa sakit dan tidak curiga bahwa merekza
menderita penyakit. Pada stadium lanjut, sistem imun individu
tidak mampu lagi menghadapi infeksi oportunistik dan mereka
terus menerus menderita penyakit minor dan mayor kerena
tubuhnya tidak mampu memberi pertahanan. Pada masa sekarang
tidak ada penyembuhan ( AVERT, 2003) angka infeksi pada
bayi sekitar 1 dalam 6 bayi (DoH, 2001b) (Asuhan kebidanan
selama persalinan dan kelahiran hal 222)
Skrining dan Pengobatan HIV

Skirining semakin pro-aktif dilakukan pada ibu hamil


sebagai bagian sasaran nasional penularan pemerintah
untuk mengurangi jumlah penularan ibu-ke-anak sampai
80%. HIV didiagnosis dengan uji darah antibodi. Butuh
waktu 3 bulan untuk penderita HIV, sampai terdeteksi
adanya antibody dalam darah ( AVERT, 2003)
lanjutan..

HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan, namun terapi obat seperti


terapi dengan antiretrovirus, tampaknya berhasil dalam menunda
atau mengurangi beratnya infeksi dan mengurangi risiko penularan
vertikal HIV dari ibu ke bayi. (Asuhan kebidanan selama
persalinan dan kelahiran hal 224)
Asuhan dalam persalinan
1. Tenaga kesehatan harus menetapkan kewaspadaan universal apapun
status klien HIV, penanggulangan infeksi/pencegahan infeksi silang.
2. SC efektif dapat mengurangi risiko penularan ke bayi sampai 50%
sehingga merupakan cara kelahiran yang direkomendasikan.
3. Ila ibu memutuskan untuk melahirkan/ risoko HIV-nya tinggi terapi
tidak diketahui, maka yang berikut harus dipertimbangkan
Lanjutan..
 shafer et. el (1999) menemukan bahwa bila zidovudin diberikan
per oral, tiap 3 jam dalam persalinan, akan menghasilkan
keberhasilan 37%-50% dalam pencegahan angka transmisi
vertikal.
Perdarahan antepartum/intrapartum, kelahiran instrumental atau
trauma saluran genetalia berat diperkirakan meningkatkan risiko
penularan (Irving dan Humphrey, 2000)
( buku asuhan kebidanan selama persalinan dan kelahiran hal
224)
Lanjutan..
Hindari prosedur invasif termasuk episiotomi, elektroda kulit
kepala janin, dan pemecahan ketuban artifisial.
Risiko penularan vertikal meningkat bila membran ruptur lebih
dari 4 jam risiko ini meningkat secara bermakna ( Wang &
Smail, 2000)
Sikap dan pertolongan persalinan
bagi petugas medis

Petugas kesehatan sangat mungkin tertular bila kulit mereka luka dan
kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu upaya
untuk menjaga diri dan menghindari infeksi adalah sebagai berikut :
1. Merhatikan diri agar tidak kontak dengan cairan yang terinfeksi melalui
luka kulit.
2. Menghindari terjadi luka.
3. Memakai sarung tangan dan baju operasi lengkap terutama melindungi
mata sehingga terhindar dai sentuhan cairan penderita.
Lanjutan..
4. Tempat prtolongan persalinan harus terisolasi sehingga mudah
melakukan disinfektan. Bila memungkinkan, pergunakan alat-
alat disposibel (sekali pakai) sehingga tidak mengontaminasi
alat lainnya.
5. Penderita pun harus diisolsikan dan awasi dengan ketat dan
pemberian informasi tentang alasan tindakan harus dilakukan
(Buku ajar patologi obstetri hal 69 )
ASUHAN SETELAH KELAHIRAN
1. Menyusui meningkatkan dua kali risiko penularan sehingga susu buatan sangat
direkomindasikan ( Dunn et el, 1992)
2. Bayi yang positif Hiv tidak selalu mengalami gejala sampai umur beberapa
bulan atau tahun. Namun, ibu/ orangtua mungkin tetap berharap agar
bayinya dapat diuji dengan uji darah khususnya dengan uji darah khusus yang
dikenal sebagai reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction, PCR).
Uji sensitif ini dapat mendeteksi virus HIV sendiri dan bayi dapat dilakukan
uji pada usia 3 bulan, kadang lebih dini ( AVERT 2003)
Lanjutan...
3. Orangtua harus dinasehati mengenai potensi manfaat bagi bayi untuk
memulai terapi antiretroviral aetelah l;ahir ( AVERT, 2003)
( asuhan kebidanan selama persalinan dan kelahiran halaman 224 )
DAFTAR PUSTAKA
Marmi,dkk.2011,Asuhan Kebidanan Patologi:Pustaka Pelajar.
Helen Varney. 2006, Buku Ajar Asuhan ke Bidanan.Jakarta. EGC
Ida Bagus Gde Manuaba,dkk.2008. Buku ajar patologi obstetri
untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta.EGC
Vicky Chapman.2006. Asuhan Kebidanan persalinan dan
Kelahiran.Jakarta. EGC
Kasus
Ny W umur 29 tahun hamil 9 bulan hamil dirawat diruang flamboyan karena
diare sudah sebulan tak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat ke dokter.
Pekerjaan Ny W adalah Ibu Rumah tangga dan dia baru saja menikah dua tahun
yang lalu. Ny W mengatakan bahwa dia diare cair ±15 x hari dan BB menurun,
serta sariawan mulut tak kunjung sembuh meskipun telah berobat dan tidak nafsu
makan. Hasil laboratorium sebagai berikut : Hb 10 gr/dL, leukosit 20.000/Ul,
trombosit 160.000/UL, LED 30 mm, Na 8 mmol/L, K 2,8 mmol/L, Cl 11o
mmol/L, protein 3,5. Hasil pemeriksaan ditemukan TD 120/80 mmHg, N
120x/mnt, P 28x/menit, S 390C, konjungtiva anemis, sklera tak ikterik,
paru-paru : ronchi +/+ dan wheezing +/-.
Lanjutan...
1. Berdasarkan kasus diatas diagnosa yang tepat untuk Ny W yang tepat
adalah...
(AIDS)
2. Berdasarkan kasus diatas kemungkinan cara penularan virus HIV dari ibu
ke janinnya adalah secara...
( secara perinatal secara vertikal)
3. Penatalaksanaan untuk Ny W pada saat bersalin sebaiknya dilakukan
persalinan secara...
( SC )
Lanjutan...
4. Dalam kasus ibu dengan HIV apakah diperbolehkan memberikan ASI kepada
Bayinya?
( ibu dengan HIV sebaiknya tidak menyusui, karena dapat meningkatkan dua
kali risiko penularan sehingga susu buatan sangat direkomindasikan )
5. Terapi apa yang cocok untuk kasus Ny W?
(Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik
traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3
. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency
Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3)

You might also like