You are on page 1of 25

Desy Winanda, S.

Ked
10542037312
Suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode nyeri atau perasaan tertekan di depan
dada akibat kurangnya aliran darah koroner.

Sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang


khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di
dada yg sering kali menjalar ke lengan kiri.

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1


1. Stabil
2. Tidak stabil
3. Varian
Angina Pektoris berkaitan dengan penyakit
jantung koroner aterosklerotik, dan merupakan
kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufisiensi
atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai
obstruksi, peningkatan kebutuhan metabolik
(hipertiroidisme), takhikardi paroksimal.
Etiologi
1. Angina stabil : karena iskemia miokaradium.
2. Angina Pectoris tak stabil :
o Ruptur plak
o Trombosis dan agregasi trombosit
o Vasospasme
o Erosi pada plak tanpa rupture

(IPD FKUI Jilid III)


 Latihan fisik
meningkatnya kebutuhan oksigen jantung.

 Udara dingin
mengakibatkan kontriksi, peningkatan tekanan darah
serta peningkatan kebutuhan oksigen jantung.

 Makanan berat
meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrikus
sehingga mengurangi ketersediaan darah untuk
jantung.

 Stres atau emosi


menyebabkan pelepasan adrenalin sehingga
kontraktilitas jantung meningkat
PATOFISIOLOGI

Angina pectoris terjadi sebagai konsekuensi dari


iskemik miokard. Pasokan oksigen gagal memenuhi
kebutuhan oksigen, selalu karena penurunan pasokan
sebagai akibat gangguan aliran arteri koroner. Faktor
utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen miokard
(MVO2) antara lain tegangan dinding sistolik, keadaan
kontraktil, dan denyut jantung. Subendokard paling
sensitif terhadap iskemia, dan redistribusi perfusi
miokard pada stenosis koroner dapatberperan dalam
suseptibilitas infark subendokard. Adanya hipertrofi
vantrikel merupakan faktor tambahan yang
mempengaruhi kemungkinan timbulnya iskemia
subendokard.
ruptur plak aterosklerotik dianggap penyebab
terpenting dari angina pectoris tidak stabil

oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner

aktivasi, adhesi, dan agregasi platelet dan


menyebabkan aktivasi terbentuknya trombus

Bila trombus menutup pembuluh darah 100%


akan terjadi infark dengan elevasi segmen ST

bila trombus tidak menyumbat 100% hanya


menimbulkan stenosis yang berat
disfungsi endotel dan bahan vasoaktif

perubahan tonus pembuluh darah

spasme

proliferasi dan migrasi dari otot polos

bertambahnya sel otot polos

perubahan bentuk dan lesi

penyempitan pembuluh dengan cepat dan keluhan


iskemia
proliferasi dan migrasi dari otot polos

bertambahnya sel otot polos

perubahan bentuk dan lesi

penyempitan pembuluh dengan cepat dan keluhan


iskemia
Angina Stabil : Mempunyai karakteristik :
Lokasi : pada dada, substernal / sedikit kirinya dengan penjalaran
ke leher, rahang,bahu kiri sampai lengan dan jari jari bagian ulnar,
punggung/ pundak kiri
Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa
tertindih atau berat di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam
atau dari bawah diafragma, seperti diremas remas atau dada mau
pecah dan pada keadaan yang berat disertai keringat dingin dan
sesak napas seperti perasaan takut mati. Nyeri berhubungan
dengan aktivitas hilang dengan istirahat tapi tidak ada
hubungannya dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke
kanan dan ke kiri. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stress fisik
atau emosional.
Kuantitas : Nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata
dari beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20
menit maka harus dipertimbangkan sebagai angina tidak stabil.
Nyeri dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam
hitungan detik atau menit. Nyeri tidak terus-menerus, tapi hilang
timbul dengan intensitas yang makin bertambah atau makin
berkurang sampai terkontrol
o Klas 1 : Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun,
naik tangga 1-2 lantai, dll tidak menimbulkan nyeri dada.
Nyeri dada baru timbul pada latihan yang berat, berjalan
cepat, serta terburu-buru waktu kerja/bepergian
o Klas 2 : Aktivitas sehari hari agak terbatas AP timbul bila
melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya, seperti jalan
kaki 2 blok, naik tangga lebih dari 1 lantai atau berjalan
menanjak/ melawan angina
o Klas 3 : Aktivitas sehari-hari nyata terbatas. AP timbul bila
berjalan 1-2 blok, naik tangga 1 lantai dengan kecepatan
yang biasa.
o Klas 4: AP bisa timbul wktu istirahat sekalipun. Hampir
smua akivitas dpt menimbulkan angina, termasuk mandi,
menyapu, dll
Angina tidak stabil : Keluhan pasien
umumnya berupa angina untuk pertama kali
atau keluhan angina yang bertambah dari
biasa. Nyeri dada seperti pada angina biasa
tapi lebih berat & lebih lama. Mungkin timbul
pada waktu istirahat, atau timbul karena
aktivitas minimal. Nyeri dada dapat disertai
keluhan sesak napas, mual sampai muntah,
kadang kadang disertai dengan keringat
dingin.

(IPD FKUI Jilid III)


DIAGNOSIS ANGINA PEKTORIS STABIL

 EKG waktu istirahat


 Foto thorax
dapat melihat kalsifikasi koroner/ katup
jantung. Tanda tanda lain misalnya pasien
menderita gagal jantung, penyakit jantung
katup, perikarditis, serta pasien yang
cenderung nyeri dada karena kelainan paru
 EKG waktu aktivitas/ Latihan
 Ekokardiografi : Bermanfaat pada pasien dengan
murmur sistolik untuk memperlihatkan ada
tidaknya stenosis aorta signifikan atau
kardiomiopati hipertrofi. Dapat menentukan
luasnya iskemia bila dilakukan waktu nyeri dada
sedang berlangsung, selain itu bermanfaat bila
untuk menganalisis fungsi miokardium
segmental bila hal ini telah terjadi pada pasien
AP stabil kronik/ bila pernah iskemia jantung
sebelumnya, walau hal ini tidak memperlihatkan
iskemia yang baru terjadi.
 Stess imaging dengan ekokardiografi atau
radionuklir
 Angiografi Koroner
DIAGNOSIS ANGINA PEKTORIS
TAK STABIL
EKG
• depresi segmen ST iskemia akut
• gelombang T negatif tanda iskemi
atau NSTEMI (non ST elevation myocardial
infarction)
• pada angina tak stabil 4% mempunyai EKG
normal
 Uji Latih
pemeriksaan exercise test dengan alat
treadmill. Bila hasil (-) prognosis baik, bila
hasil(+) perlu pemeriksaan angiografi
koroner.
 Ekokardiografi
bila tampak adanya gangguan faal ventrikel
kiri, adanya insufisiensi mitral dan
abnormalitas gerakan dinding regional
jantung maka prognosis kurang baik.
 Pemeriksaan Lab
pemeriksaan Troponin I & T dan pemeriksaan
CK-MB IPD
Pemeriksaan khusus lainnya

 Uji latih jantung dengan beban


 Angiografi koroner

Buku Ajar KARDIOLOGI. FK-UI.


Angina Pectoris Stabil

Farmakologis :
 Aspirin
 Penyekat beta
 Angiotensin Connerting enzyme
 Pemakaian obat untuk penurunan LDL pada pasien dgn LDL >
130 mg/dl (target <100mg/dl)
 Nitrogliserin semprot / sublingual untuk mengontrol angina
 Antagonis kalsium/ nitrat jangka panjang dan kombinasinya
untuk tambahan beta bloker apabila ada kontra indikasi
penyekat beta, atau efek samping tidak dapat ditolerir atau
gagal
 Klopidogrel untuk pengganti aspirin yang terkontraindikasi
mutlak.
 Antagonis Ca non hidropiridin long action sebagai pengganti
penyekat beta untuk terapi permulaan
Terapi terhadap factor resiko Non Farmakologis

 Perubahan life style (berhenti merokok)


 Penurunan BB
 Penyesuaian diet
 Olah raga teratur
Angina Pectoris tak stabil

Tindakan umum
Pasien perlu perawatan di RS, sebaiknya di unit
intensif koroner, pasien perlu diistirahatkan (bed
rest), diberi penenang dan oksigen. Pemberian
morfin atau petidin perlu pada pasien yang
masih merasakan sakit dada walaupun sudah
mendapat nitrogliserin

Terapi medikamentosa
 Obat anti iskemia
- Nitrat
- Penyekat beta
- Antagonis Kalsium
Obat anti agregasi trombosit
 Aspirin
 Tiklopidin
 Klopidogrel
 Inhibitor Glikoproten IIb/IIIa

Obat anti trombin


 Unfrractionated Heparin
 Low moleculer Weight Heparin
 Direct Trombin Inhibitor

IPD FKUI Jilid III


 Pada umumnya penderita unstable angina harus
dirawat, agar pemberian obat dapat diawasi secara
ketat dan terapi lain dapat diberikan bila perlu.
Penderita mendapatkan obat untuk mengurangi
kecenderungan terbentuknya bekuan darah, yaitu:
 Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi
pembentukan bekuan darah)
 Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya
absiksimab atau tirofiban)
 Aspirin.
 Juga diberikan beta-blocker dan nitrogliserin
intravena untuk mengurangi beban kerja jantung.
Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus
dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau
operasi bypass.
 Percutanens transluminal coronary
angioplasty (PTCA)
merupakan upaya memperbaiki sirkulasi
koroner dengan cara memecah plak atau
ateroma dengan cara memasukan kateter
dengan ujung berbentuk balon.
 Coronary artery bypass graft (CABG)

You might also like