You are on page 1of 329

DINAS KESEHATAN PROVINSI

SULAWESI TENGGARA

MATERI PERTEMUAN KOORDINASI TENAGA


KESEHATAN DALAM PKPR
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran umum


Setelah sesi ini, mampu menerapkan pedoman Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja di puskesmas

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah sesi ini, mampu:
1. Menjelaskan Gambaran Umum, Permasalahan serta Situasi Pelayanan
Kesehatan Remaja di Indonesia.
2.Mempraktikkan Pedoman PKPR di puskesmas
 Menjelaskan pengertian PKPR , tujuan PKPR di puskesmas, ciri khas
atau karakteristik PKPR, strategi pelaksanaan dan pengembangan
PKPR di puskesmas, jenis kegiatan dalam PKPR.
 Mempraktikkan langkah-langkah pembentukan dan pelaksanaan
PKPR di puskesmas, alur dan langkah Pelaksanaan PKPR pada klien.
 Melaksanakan monitoring dan evaluasi PKPR
3.Membuat pencatatan dan pelaporan
Mengapa perlu menangani
remaja ?
LATAR BELAKANG

 Batasan WHO: 10-19 tahun


 Menurut UU No 23 tahun 2002  anak :0-18 tahun
 DEPKES : 10 – 18 tahun

Proporsi remaja 1/5 dari jumlah penduduk

 Masa penuh paradoks


 Secara biologis dapat menjadi ayah atau ibu, secara
psikologis belum dewasa
PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENURUT UMUR DAN JENIS
KELAMIN TAHUN 2009
( X 1000)

75+ 2134 1655


70-74 1946,1
1679,1
65-69 2438,6 2291,6
60-64 3141,3 3179,3
55-59 4167,1 4471,1
50-54TH 5607,9 5894,9

45-49TH 7009 7070

40-44TH 8126,3 8081,3


PEREMPUAN
35-39TH 9252 8840
LAKI-LAKI
30-34TH 10102,4 9463,4

25-29TH 10481 10337

20-24TH 10378 10667,2

15-19TH 41,9 juta 10656,3 11000,3


Estimasi populasi
10-14TH Jiwa (18%) 9955,8 10285 anak : 82.840.600
jiwa (35,8%)
4-9TH 9937,2 10296,2
0-4TH 10154,9 10554,9

15000 10000 5000 5000 10000 15000


Estimasi jumlah total penduduk Indonesia
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 - 2025 tahun 2009 : 231.294.200 jiwa 5
Kelompok Persentase Estimasi jumlah
umur penduduk penduduk
10 – 14 tahun 10,5% 22,17 juta

15 – 19 tahun 9,5% 20,05 juta

Proyeksi tahun 2002 penduduk Indonesia : 211, 1 juta


LANDASAN HUKUM

 UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan


 UU No 10 tahun 1992 tentang Kependudukan
 UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No 22 tahun 1997 tentang
Narkotika
 UU No 20 tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 138 mengenai usia
minimum untuk diperbolehkan bekerja
 UU No 1 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 182
• UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga
• UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• PP No 25 tahun 2000, tentang Kewenganan Pemerintah
Provinsi sebagai Daerah Otonom
• Keppres No 36 tahun 1994, tentang Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA)
• SKB 4 Menteri tahun 2003
• Kepmenkes RI No 1457/MENKES/SK/IX/2003,
tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten dan
Kota
• Inpres No 9 tahun 2000, tentang Pengarus Utamaan
Gender
VISI MISI STRATEGI NASIONAL KESEHATAN REMAJA
VISI :
Remaja Indonesia sehat fisik, mental dan sosial serta tinggal di lingkungan aman
yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
MISI :
 Mendorong tercapainya lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang remaja
dengan cara meningkatkan faktor pelindung dan mengurangi faktor resiko.
 Mendorong partisipasi semua pihak termasuk masyarakat, orang tua terutama
remaja sendiri untuk meningkatkan kesehatan remaja
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan, termasuk pemberian
informasi kepada remaja, yang bermut, merata dan terjangkau.
 Mendorong terbentuknya gaya hidup sehat.
TUJUAN STRATEGI NASIONAL
KESEHATAREMAJA
Strategi kesehatan remaja di
buat dengan berpedoman pada
visi remaja, dan mendukung
misi remaja, bertujuan untuk
mempersiapkan remaja sehat
menuju kehidupan dewasa.
INDIKATOR
Penilaian atas peningkatan kegiatan sebagai implementasi
dari strategi dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi
dari 3 aspek : input, proses dan out put.

A. Keterlibatan remaja
B. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
C. Peningkatan Kemitraan
D. Peningkatan Penyediaan dan pemanfaatan
Pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas
A. KETERLIBATAN REMAJA
Indikator Input :
Jumlah kader kesehatan remaja(pendidik/konselorsebaya,dokter kecil dan
semacamnya)
Indikator Proses :
Jumlah pertemuan, disakusi, lokakarya antara remaja dengan
stakesholders.
Indikator output :
- Jumlah rujukan kasus oleh kader remaja
- Jumlah konseling yang di berikan oleh konselor sebaya
- Jumlah KIE yang diberikan oleh pendidik sebaya
- Jumlah jenis kegiatan yang dilaksanakan dengan partisipasi
remaja.
B. KETERLIBATAN ORANG TUA &
MASYARAKAT
Indikator In Put :
 Jml. Orang tua & pemuka masy. Yg terpapar informasi ttg Yankes remaja dan
pelayanannya.
Indikator Proses :
 Jml pertemuan rutin org tua & masyarakat ttg kesehatan remaja.
 Jml. Pelatihan org tua & pemuka masy. Ttg kesehatan remaja.
 Jml. Diskusi atau seminar kes. Remaja yg terselenggara atas partisipasi
& inisiatif ortu & masy.
Indokator Out Put :
 Jml. & jenis sarana/prasarana rekreasi olahraga, yankes, model
pelayanan, sbg kontribusi ortu & masy. ut remaja.
 Jml. Ortu & masy. yg melapor ttg maslah khusus kes. remaja.
 Jml. kunjung. ortu/masy. Yg mengajukan konseling atas inisiatif sendiri,
ut kepentingan anaknya.
C. PENINGKATAN KEMITRAAN
Indikator IN PUT :
 Adanya forum kemitraan yg berkelanjutan.
Indikator PROSES :
 Frek. & output pertemuan.
 Rujukan silang medis & sosial.
 Jml. Kegiatan promotif & konselor sebaya yg dilakukan oleh Stakeholders:
 PKHS
 Pelatihan pendidikan & konselor sebaya
 Pemberitaan positif ttg kes.remaja.
 Sosialisasi perundangan.
Indikator OUT PUT :
 Adanya jejaring kerja kes.remaja yg berfungsi.
 Adanya revisi UU, penertiban peraturan, ut kepentingan kes.remaja.
D. PENINGKATAN PENYEDIAAN &
PEMANFAATAN YANKES REMAJA YG
BERKUALITAS
Indikator IN PUT :
 Jml. Pusk. & insitusi swasta dg PKPR.
 Jml. Sentra pelayanan konseling peduli remaja.
Indikator PROSES :
 Jml. Sentra pelayanan dlm proses rintisan menuju terbentuknya PKPR.
 Jml. Rujukan masuk & rujukan keluar (medis, sosial, pranat hukum).
Indikator OUT PUT :
 Jml. Kunj. Remaja.
 Persentase PKPR thd sarana yankes.
 Presentase petugas PKPR yg berkompoten atau melakukan tugas sesuai
standar.
 Jml. Klien yg puas atas pelayanan yg didapat.
STRTEGI NASIONAL KESEHATAN
REMAJA
Apa saja masalah
kesehatan remaja ?
ALASAN HUBUNGAN SEKS PERTAMA
(LAKI-LAKI 15-24 TH)

50
39
40
33
30

20 14
8
10 5

0
SKSM Ingin tahu Dorongan kwn Pengaruh Lain2
obat/mnmn
Mengapa remaja mengalami
masalah kesehatan?
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN
TERHADAP KEJADIAN PERILAKU BERISIKO

1) Informasi yang merugikan mudah diakses.


2) Substansi merugikan mudah didapat.
3) Turunnya nilai-nilai sosial masyarakat.
4) Kemiskinan.
APA SAJA DAMPAK YANG DIHADAPI BILA
REMAJA MENGALAMI MASALAH?
PERILAKU
BIOGENETIK
LINGKUNGAN SOSIAL LINGKUNGAN KELUARGA KEPRIBADIAN
FR: kemiskinan, kelainan FR: Model PL menyimpang, FR: Rasa kurang punya FR: masalah
Faktor Risiko: normatif, diskriminasi, Adanya konflik normatif kesempatan dalam hidup, dengn miras,
riwayat alkohol adanya kesempatan Kurang menghargai Prestasi sekolah
dalam keluarga untuk berbuat ilegal FP: Model PL konvensional diri sendiri, buruk/
Faktor Pendukung: Kontrol ketat pada PL Kecenderungan malas sekolah
kecerdasan FP: sekolah berkualitas menyimpang mudah mengambil risiko
Perturan/UU, kebijakan, Ikatan keluarga & antar- FP: Menghargai pencapaian FP:
Yankes berkualitas, tetangga yang kuat Menghargai kesehatan Beribadah,
1 Informasi cukup Tidak toleran penyimpangan Keterlibatan
ekskul/
K 2 3 4
aktif sekolah
5
O PERILAKU/GAYA HIDUP REMAJA
N PERILAKU BERMASALAH PERILAKU TERKAIT KESEHATAN
PERILAKU SEKOLAH
S Penyalahgunaan NAPZA
Kenakalan remaja
Komsumsi gizi seimbang/tak
Merokok/tidak Membolos/tidak
Dropout/tamat sekolah
E Mabok-ngebut Berkendaraan pakai helm/tak
Seks aman/tidak Konsumsi/hindari NAPZA di sekolah

P
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN/KEHIDUPAN

KESEHATAN NORMA SOSIAL PENGEMBANGAN PERSIAPAN


PERSONAL MASA DEWASA
Sakit/bebas penyakit Kegagalan/sukses sekolah
Kebugaran tinggi/ Dikucilkan/diterima Konsep diri kurang memadai/ Pendidikan tinggi/rendah
Ktrampiln kerja prima/terbts
rendah Terlibat/tak masalah hukum Percaya diri pekerja baik/pengangguran
Hamil muda/terencana Depresi/bunuh diri/tegar Motivasi tinggi/tdk punya
SIAPA SAJA YANG DAPAT MENANGANI MASALAH
KESEHATAN REMAJA?
Sektor Dampak
Kesehatan: Intervensi
UKS, PKPR,
Ketrampilan petugas Pengetahuan anak

Pengetahuan keluarga Perilaku


Kepribadian remaja
Pendidikan
Nilai dalam masyarakat

Kesejahateraan Pelayanan kesehatan


Pengobatan
sosial & ekonomi: Prevalensi penyakit
Ketersediaan rumah
singgah, panti,
Sosek keluarga
kesempatan kerja
Pencarian yankes
Pemda, LSM: Gizi anak
Ketersediaan
sarana, layanan Pola makan
alternatif
Kegiatan anak
Pencegahan
Keluarga:
Ketersediaan informasi
nilai & norma

Perlindungan
Lingkungan
Bentuk pelayanan apa yang cocok
untuk remaja ?
PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA PRINSIP
HAK-HAK ANAK

Non Diskriminasi
Kepentingan Terbaik bagi Anak,
Hak Hidup, Kelangsungan Hidup dan Tumbuh
Kembang
Penghargaan Pendapat Anak
Dikenal dengan pendekatan……………..

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN


PEDULI REMAJA (PKPR) DI PUSKESMAS
Yaitu PELAYANAN yang …………

ditujukan & dapat dijangkau oleh remaja,


menyenangkan, menerima remaja dengan tangan
terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,
peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan remaja,
komprehensif, efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan remaja
Tujuan Umum PKPR
Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di tempat
layanan kesehatan

Tujuan Khusus PKPR


a. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja
berkualitas.
b. Meningkatkan pemanfaatan tempat layanan kesehatan
oleh remaja.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
d. Meningkatkan peran serta remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelayanan
CIRI /KARAKTERISTIK PKPR

1. Kebijakan peduli remaja


 Memenuhi hak remaja
 Mengakomodasi semua segmen remaja
 Tidak membatasi etnik, status, kecacatan dll
 Memperhatikan keadilan/kesetaraan gender
 Menjamin privasi dan kerahasiaan
 Mempromosikan kemandirian remaja
 Menjamin biaya yang terjangkau/gratis
2. Petugas khusus yang peduli remaja
 Perhatian, peduli, baik budi,pengertian, bersahabat, punya
kompetensi, terampil KIP/K (Komunikasi Interpersonal
/Konseling)
• Termotivasi bekerjasama dengan remaja
• Tidak menghakimi/memberi komentar tidak menyenangkan
• Dapat dipercaya dan menjaga kerahasiaan
• Mampu dan mau mengorbankan waktu
• Dapat ditemui pada kunjungan ulang
• Menunjukkan sikap menghargai tanpa membedakan
• Memberikan informasi dan dukungan agar remaja dapat
memutuskan pilihan tepat mengatasi masalah atau memenuhi
kebutuhannya
3. Petugas pendukung yang peduli remaja
 Sikap menghargai semua remaja
 Punya kompetensi sesuai bidang
 Punya motivasi untuk menolong/mendukung

4. Fasilitas kesehatan yang peduli remaja


 Lingkungan yang aman
 Lokasi pelayanan nyaman/mudah dijangkau
 Fasilitas baik, terjamin privasi/rahasia
 Jam kerja yang sesuai
 Tak ada stigma dan tersedia materi KIE
5. Prosedur pelayanan yang peduli remaja
 Pendaftaran dan pengambilan kartu mudah dan
dijamin kerahasiaannya
 Waktu tunggu pendek
 Dapat berkunjung se-waktu2 dengan/tanpa janji

6. Partipasi/keterlibatan remaja
 Mendapat info/cara mendapatkan pelayanan
 Mendukung yankes
 Hargai hak orang untuk pahami hak sendiri
 Dilibatkan sejak perencanaan, pelaksanaan &
evaluasi
7. Pelayanan harus sesuai & komprehensif
• Menyediakan paket komprehensif & rujukan
• Menyederhanakan proses/prosedur pelayanan

8. Keterlibatan masyarakat
• Mengetahui keberadaan dan hargai nilai
• Mendukung kegiatan dan membantu tingkatkan
mutu pelayanan

9. Berbasis masyarakat, pelayanan luar gedung/sebaya


 UKS
 Pendidik/konselor sebaya (Peer educator/
counselor)
10.Pelayanan berkualitas
 Ada pedoman/protap tatalaksana teruji
 Sarana/prasarana cukup untuk pelayanan
esensial
 Punya sistim jaminan mutu pelayanan

11. Pelayanan yang efisien


 Punya sistim informasi manajemen
termasuk informasi biaya & pemanfaatan
STRATEGI PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PKPR

1. Penggalangan kemitraan, kerjasama/jejaring


2. Pemenuhan sarana/prasarana secara bertahap
3. Penyertaan remaja secara aktif
4. Penentuan biaya serendah mungkin atau gratis
5. Pelaksanaan kegiatan minimal : KIE, konseling, pelayanan
medis, laboratorium & rujukan
6. Ketepatan penentuan prioritas sasaran sesuai
hasil kajian sederhana (UKS, anjal, karang taruna)
7. Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
8. Pelembagaan monitoring dan evaluasi
internal oleh Tim Jaminan Mutu Puskesmas
LANGKAH–LANGKAH PEMBENTUKAN PKPR

1. Identifikasi masalah melalui kajian sederhana


 Gambaran remaja di wilayah :
Jumlah remaja, pendidikan, pekerjaan, seks
pranika, rokok, tawuran, gizi, penyalagunaan
napza, HIV/AIDS.
 Identifikasi sudut pandang remaja masalah
kesehatan yang ingin diketahui
 Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
 Identifikasi kebutuhan sarana/prasarana
termasuk buku-buku pedoman tentang
kesehatan remaja
LANGKAH–LANGKAH PEMBENTUKAN PKPR
1. Identifikasi dan kajian sederhana
 Gambaran remaja di wilayah
 Identifikasi sudut pandang remaja
 Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
 Identifikasi kebutuhan sarana/prasarana

2. Advokasi kebijakan publik


 Dukungan Pemda dalam bentuk anggaran
 Penggalian potensi masyarakat untuk pendanaan
 Pembebasan retribusi/pelayanan gratis
 Pembentukan jaringan khusus untuk perkuat rujukan
sosial, medis dan pranata hukum
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
a) Sosialisasi internal
b) Penunjukan petugas ‘peduli’ remaja
c) Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat,
UKS)
d) Pelatihan formal petugas PKPR
e) Penentuan jenis kegiatan & pelayanan
f) Pemenuhan sarana & prasarana
g) Penentuan prosedur pelayanan
4. Sosialisasi Eksternal
• Melalui berbagai forum
• Di tempat remaja : sekolah, komunitas
remaja

5. Pelaksanaan PKPR
• Segera dilaksanakan walau sarana
minim
• Penyempurnaan bertahap &
berkesinambungan
Klien datang ( kiriman, sendiri)

Alur dan langkah pelaksanaan PKPR pada klien


Melalui loket umum / loket khusus /
langsung diregister di ruang konseling

Anamnesa
•Identitas
•Apa yang sudah diketahui
- Tentang KRR
•Perubahan fisik dan psikis
•Masalah yang mungkin timbul dan cara menghadapinya
- Tentang perilaku hidup sehat pada remaja
•Pemeliharaan kesehatan (gizi, personal hygiene)
•Hal-hal yang perlu dihindari (Napza, Seks bebas)
•Pergaulan sehat antara laki-laki dan perempuan
- Tentang persiapan berkeluarga
•Kehamilan, KB, IMS, HIV/AIDS
•Masalah yang dihadapi;
•Fisik, Psikis
•Kekerasan
•Pergaulan antara laki-laki dan perempuan
Pemeriksaan Fisik
•Tanda-tanda anemi, KEK
•Tanda-tanda kekerasan/KtP
Pelayanan Konseling

Tidak perlu pelayanan Perlu pelayanan klinis medis/lab


klinis medis  pulang •Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi
Konseling Lanjutan •Kehamilan, perkosaan
bila perlu •Pasca Keguguran
•Kontrasepsi
PELAKSANAAN PKPR Standar minimal :
•KIE
DI PUSKESMAS •Konseling
Dalam •Pelayanan Medis
gedung •Rujukan
•Pelayanan lain

Puskesmas Jejaring
&lintas
Puskesmas
PKPR Kemitraan sektoral

•Kajian sederhana 1.Melalui UKS :


•Penjaringan kesehatan
•Tim : Puskesmas,
•Pemeriksaan berkala
Kabupaten Luar
•Konseling
gedung
•SDM : Pusat, 2. Puskesmas keliling:
Propvinsi •Konseling
•Sarana
PELAKSANAAN

I. Dalam gedung Puskesmas

 Tidak selalu harus terpisah dengan


pelayanan umum
 Remaja dengan keluhan umum,
diberikan layanan konseling
 Selesai konseling diberi penyuluhan
II. Di luar gedung Puskesmas

• UKS : SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA


• Puskesmas keliling

• Sebagai narasumber dan pemberi layanan


medik
 Melalui kelompok remaja & pusat konsultasi
 Upaya rujukan

• Perluasan jangkauan pelayanan


 Sesuai kebutuhan setempat
JENIS KEGIATAN DALAM PKPR
1. Pemberian informasi dan edukasi
• Dalam/luar gedung, perorangan/kelompok
• Oleh guru/pendidik sebaya terlatih
• Menggunakan KIE lengkap, dengan bahasa remaja

2. Pelayanan medis dan pemeriksaaan penunjang


• Klien sakit dilayani sesuai protap
• Petugas Poli, KIA gali masalah psikososial
• Semua petugas menjaga kerahasiaan
• Petugas PKPR menjaga kelangsungan pelayanan &
mencatat rujukan kasus
3. Konseling
 Bantu klien kenali masalah/ambil keputusan
 Berikan pengetahuan/ketrampilan, gali potensi untuk
bantu klien : atasi kecemasan/depresi, ingin cari
bantuan, dorong gaya hidup sehat

4. PKHS, mengembangkan 10 kompetensi psikososial


 Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
 Berpikir kreatif, berpikir kritis
 Komunikasi efektif, hubungan interpersonal
 Kesadaran diri, empati
 Mengendalikan emosi, mengatasi stres
5. Pelatihan pendidik sebaya & konselor sebaya
6. Pelayanan rujukan
MONITORING DAN EVALUASI

Ditujukan pada komponen standar


 Input :
sarana, dana dan fasilitas lain untuk kegiatan PKPR

 Proses :
jenis kegiatan, metode, pelaksana, sasaran, kapan dan
dimana

 Output :
hasil (pencapaian) kegiatan
STANDAR DAN INDIKATOR TERPILIH YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENGEVALUASI PKPR

Kualitas:
 Kompetensi petugas: kesesuaian langkah-langkah
pelaksanaan konseling dengan standar.
 Sarana institusi: pemenuhan kriteria sarana untuk menjamin
kerahasiaan dan kenyamanan klien.
 Kepuasan klien: terhadap kualitas sarana dan kompetensi
petugas.
 Kelengkapan jaringan pelayanan rujukan.
Akses:
 Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling, jumlah kunjungan
klien, klien lama dan baru, di dalam gedung dan di luar
gedung.
 Frekuensi petugas Puskesmas berperan menjadi
narasumber atau fasilitator kegiatan remaja.
 Jumlah kader (pendidik/konselor) sebaya yang dilatih oleh
Puskesmas.
 Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Manfaat
Tersedianya data kesehatan remaja di wilayah Puskesmas.
Bahan perencanaan dan menentukan langkah-langkah
perbaikan.

Pelaksanaan pada tahap awal


Pendaftaran di tempat kunjungan umum.
Catatan medis/konseling disimpan tersendiri
MATERI INTI 2

JEJARING
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBEL AJARAN UMUM
SESUDAH MENGIKUTI SESI, MAMPU MENERAPK AN
J E J A R I N G K E R J A S A M A A N TA R L I N TA S S E K T O R ,
LSM DAN MEDIA MASSA

TUJUAN PEMBEL AJARAN KHUSUS


SETEL AH MENGIKUTI SESI INI, MAMPU
MENJELASKAN :
1. P E R A N L I N TA S S E K T O R T E R M A S U K L S M , S E R TA
J E J A R I N G A N TA R A I N S T I T U S I K E S E H A TA N D A N
N O N K E S E H A TA N D A L A M P K P R .
2 . P E N G E RT I A N D A N M A N FA AT J E J A R I N G .
3 . K A R A KT E R I S T I K J E JA R I N G DA N M E K A N I S M E
K E R J A N YA .
4. FUNGSI PRIME MOVER.
5. PELAKSANA AN CARA MEMBENTUK DAN
MEMFUNGSIKAN JEJARING.
Mengapa perlu dibentuk
jejaring/ kemitraan ?
PERTIMBANGAN UNTUK
MENINGKATKAN KERJASAMA

1. Kesadaran keterbatasan manusia

2. Kegiatan lebih efektif & efisien

3. Manfaat lebih besar

4. Upaya percepatan dalam mencapai tujuan


INTERAKSI UTAMA MANUSIA
1. Kerjasama (cooperation)

2. Persaingan (competition)

3. Konflik (conflict)

4. Akomodasi (accommodation)
Apa yang dimaksud dengan
jejaring/ kemitraan ?
KEMITRAAN

hubungan kerjasama antara 2 (dua) pihak atau lebih,


berdasarkan kesetaraan yang berorientasi kepada
kepemilikan sumberdaya, keterbukaan dan saling
menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama sesuai
kesepakatan menurut peran masing-masing

dibangun sebagai upaya untuk melibatkan berbagai


sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan

di era globalisasi, kebutuhan manusia semakin luas dan


beragam dimensi.
KARAKTERISTIK JEJARING

•SEKELOMPOK ORANG/INDIVIDU BERSAMA


M E N C A P A I T U J U A N ATA U M I N AT S A M A ,
•WA H A NA TUK A R P I K I R A N DA N B E L A JA R
BERSAMA,
•LANGGENG, KARENA BENTUK
KO M U N I K A S I T E RT E N T U ,
• K O M I T M E N B E R B A G I TA N G G U N G J AW A B ,
• K E A N G G O TA A N , B E R B A G I T U J U A N D A N
CARA KERJA.
Apakah manfaat
jejaring/ kemitraan ?
MANFAAT JEJARING

Mencapai sesuatu bersama


Memperkuat advokasi,
Mempengaruhi yang lain (luar & dalam jejaring),
Memperluas pemahaman masalah tertentu,
Berbagi beban tugas,
Bertukar ide, pikiran, pengalaman, ketrampilan,
Membangun solidaritas, kekompakan,
Meningkatkan dukungan moral dan psikologis,
Mengurangi/mencegah duplikasi kegiatan,
Meningkatkan efisiensi sumberdaya,
Memobilisasi sumber dana keuangan.
MANFAAT JEJARING PKPR

Keterlibatan berbagai mitra memungkinan daya jangkau


program kesehatan. remaja semakin luas

Keterlibatan berbagai mitra membuat pelaksanaan dan


pencapaian program kesehatan remaja semakin efektif
& efisien karena tidak ada tumpang tindih

Koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan


program kesehatan remaja antar berbagai mitra jejaring
akan mempercepat pencapaian tujuan program
kesehatan remaja
Manfaat jejaring PKPR................

Identifikasi sumberdaya yang dimiliki antar mitra


memungkinkan perencanan program lebih terintegrasi
& komprehensif
Adanya efek sinergi dan simbiose mutualisme antar
mitra jejaring kesehatan remaja
Beban kerja pencapaian tujuan program kesehatan
remaja menjadi lebih ringan
Kegiatan mitra menjadi lebih fokus dan profesional
serta adanya optimalisasi sumberdaya mitra yang
tergabung.
BENTUK KEMITRAAN
SWASTA MEDIA MASSA

PEMERINTAH

P P
SEKTOR

P P

SEKTOR SEKTOR

PROFESIONAL
LSM/ORMAS
Bagaimana mengembangkan jejaring ?
MEKANISME PENGEMBANGAN
KEMITRAAN

1. Pemanfaatan forum komunikasi yang sudah


ada
2. Memanfaatkan kegiatan mitra yang sudah
berjalan
3. Membentuk forum komunikasi kemitraan
yang baru
4. Memanfaatkan & konsiderans budaya
setempat
PROSES PEMBENTUKAN
KEMITRAAN
1. Penjajagan dan kesepakatan awal
2. Penyamaan persepsi
3. Pengaturan peran dan tanggungjawab
4. Komunikasi dan koordinasi
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Monitoring dan evaluasi
MEKANISME KERJA JEJARING

1. Pertemuan rutin
2. Komunikasi reguler
3. Fasilitasi adanya data dasar
4. Komunikasi melalui internet
5. Fasilitasi peningkatan kapasitas SDM &
infrastruktur
TINGKATAN INTERAKSI
ANGGOTA JEJARING

1. Mitra terbatas,
2. Mitra saling berbagi informasi,
3. Mitra saling berbagi SDM
4. Mitra saling berbagi sumberdaya finansial.
“PRIME MOVER” JEJARING

Tugas & Fungsi:


1. Menggerakkan/memfasilitasi pertemuan
antara anggota forum,

2. Memfasilitasi rencana kerja forum,

3. Mengkoordinasi kesekretariatan forum.


KRITERIA “PRIME MOVER”:

1. Tertarik, punya minat dengan masalah dan


permasalahannya,
2. Senang berhubungan dan berkomunikasi dengan
orang lain, terbuka dan rendah hati,
3. Memiliki sifat kepemimpinan dan managerial,
4. Dapat menggerakkan/memotivasi orang lain,
5. Memiliki jiwa Altruisme,
6. Mampu melihat relasi manusia sebagai investasi
jangka panjang.
KEUNTUNGAN “PRIME
MOVER” OLEH SEKTOR
PEMERINTAH:

Memiliki wewenang karena bagian dari birokrasi,


Memiliki kemungkinan sumber dana karena berhak
mengajukan dana dan menggunakan uang pajak
masyarakat,
Memiliki sifat kedinasan dan formal, sering birokrasi formal
yang tinggi,
KERUGIAN “PRIME MOVER”
OLEH SEKTOR PEMERINTAH

Sistem komunikasi berjenjang sering keputusan yg


dibuat harus menunggu ijin petugas lebih tinggi,
Jalur pembuatan keputusan lebih panjang,
Cenderung tidak akomodatif,
Kurang fleksibel dan cenderung kaku,
Kurang memiliki pemahaman atas cara kerja.
KEUNTUNGAN “PRIME MOVER” OLEH
SEKTOR LSM

Lebih luwes, fleksibel dalam berhubungan dengan birokrasi


Tidak terikat peraturan dan aturan protokoler baku,
Keputusan dapat dibuat lebih cepat,
Lebih memiliki banyak inovasi,
Merangsang timbul pemikiran baru,
Kritik lebih sering didengar oleh atasan.
KERUGIAN “PRIME MOVER” OLEH
SEKTOR LSM

Sektor LSM dianggap tidak punya kekuasaan,

Tidak punya dasar hukum legal,

Tidak punya akses menggunakan dana atau pajak yang dibayar


masyarakat.
JEJARING KESEHATAN REMAJA

Suatu jaringan kerjasama aktif antara lintas


program, lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan,
pihak swasta serta mitra potensial lain yang
ditujukan untuk mengatasi masalah terkait
kesehatan remaja di wilayah tertentu
KIAT SUKSES KEMITRAAN

Komitmen bersama
Koordinasi
Kerjasama harmonis
Kepercayaan
Kejelasan tujuan
Kejelasan peran & fungsi
JEJARING KEMITRAAN YANKES PEDULI REMAJA
RS PROVINSI
DEPAG MASY SEMINAT
BKKBN INST MASY
DPRD LAIN YG YAN
RS KAB/KOTA BUPATI REMAJA

DINKES DIKNAS DINSOS

PLKB MASY SEMINAT


DIKNAS

CAMAT INST MASY


PUSKESMAS LAIN YG YAN
REMAJA
KUA KEC DEPSOS

BKR PONTREN SEKOLAH KR TARUNA RMJ LUAR SEK


RS Dinkes
Prop. Propinsi
Remaja diluar Remaja di
sekolah sekolah
RS Dinkes
Kab/Kota Kab/kota
GO/NGO Koordinasi
PKPR UKS
KEL.SEBAYA
Di Puskesmas

Remaja Anjal Konsl Monev SBH Kader


Mesjid/ KIE Terapi Rujukan PMR Kes.Rmj
SBH Gereja Lab.
Nakes Org.Prof
Kel.Remaja Fisik Mental
/ K.Taruna
Masyarakat
(Populasi remaja)
Materi Inti 3

TUMBUH KEMBANG REMAJA


PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah selesai sesi, mampu
1. Menjelaskan tentang perubahan fisik memasuki usia
remaja
2. Memberikan penjelasan tentang perubahan fisik
memasuki usia remaja kepada teman sebaya.
RUANG LINGKUP BAHASAN
TUMBUH KEMBANG REMAJA

Perkembangan fisik remaja


Perkembangan jiwa Remaja
Gizi Remaja dan Masalahnya
CIRI-CIRI FISIK REMAJA

Pertumbuhan fisik yang pesat.


Pertumbuhan alat genetalia remaja perempuan
dan laki-laki berbeda
Anak perempuan mulai tumbuh pesat pada usia
10 -12 tahun
Sedang laki-laki, mulai tumbuh pesat pada usia
12-14 tahun
LANJUTAN……..

Pertumbuhan fisik anak perempuan dan laki-laki


tidak sejalan dengan perkembangan
emosionalnya.
Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi 3 faktor,
yaitu:
a) genetik (faktor keturunan),
b) gizi dan
c) variasi individu
PERUBAHAN FISIK REMAJA PEREMPUAN
PERUBAHAN FISIK REMAJA LAKI-LAKI
PERUBAHAN FISIK REMAJA

Laki-laki Perempuan
Otot dada, bahu dan lengan melebar Pinggul melebar

Kening menonjol, rahang, dagu -


melebar dan jakun
Perubahan suara -
Pertumbuhan penis Pertumbuhan rahim dan vagina
Pertumbuhan kumis dan jambang -

Ejakulasi awal Menstruasi awal


Pertumbuhan rambut kelamin, Pertumbuhan rambut kelamin dan
ketiak,dada dll ketiak
- Payudara membesar
Pertumbuhan lemak dan keringat Pertumbuhan lemak dan keringat
(jerawat) (jerawat)
Pertambahan berat badan dan tinggi Pertambahan berat badan dan tinggi
badan badan
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah selesai sesi, mampu

 mengenal perkembangan jiwa pada usia remaja


 menyampaikan perkembangan jiwa remaja kepada teman
sebaya.
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

Apa yang dimaksud dengan


Perkembangan Jiwa Remaja
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

 merupakan perasaan sehat dan bahagia


 mampu menghadapi tantangan hidup
 dapat menerima orang lain
 mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain
RUANG LINGKUP
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

1. Psikososial
2. Emosi
3. Kecerdasan
PSIKOSOSIAL

merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor


emosi, sosial dan intelektual.
KARAKTERISTIK
PSIKOSOSIAL REMAJA

1. Remaja Awal (10 -14 tahun)


2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)
3. Remaja Akhir (17 – 19 tahun)
PSIKOSOSIAL REMAJA AWAL

1. Meningkatnya kesadaran diri


2. Perubahan emosi : mudah marah, tersinggung
atau agresif
3. Senang bereksperimen dalam berpakaian,
berdandan trendy dll.
4. Perilaku memberontak sehingga sering konflik
5. Remaja mempunyai keterikatan dengan
kelompoknya
6. Sulit bertoleransi dan berkompromi.
PSIKOSOSIAL REMAJA PERTENGAHAN

1. Mampu berkompromi, tenang, sabar, lebih toleran


untuk menerima pendapat orang lain.
2. Belajar berfikir independen dan menolak campur
tangan orang lain termasuk orang tua.
3. Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri (positif /
negatif)
4. Tidak terfokus pada diri sendiri, mudah bersosialisasi
dan tidak lagi pemalu.
5. Membangun nilai, norma dan moralitas
Lanjutan...........

PSIKOSOSIAL REMAJA PERTENGAHAN

6. Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan bersifat


solidaritas .
7. Mulai membina hubungan dengan lawan jenis tetapi tidak
serius.
8. Mampu berfikir abstrak, berhipotesa dan peduli untuk
mendiskusikan atau berdebat terhadap permasalahannya.
9. Meningkatnya keterampilan khusus
10. Minat yang besar dalam seni, olah raga, berorganisasi, dll
11. Senang berpetualang.
PSIKOSOSIAL REMAJA AKHIR

1. Mulai menggeluti masalah sosial, politik, agama.


2. Mulai belajar mengatasi stress
3. Sulit diajak berkumpul dengan keluarga.
4. Belajar mandiri secara finansial maupun
emosional
5. Mampu berhubungan dengan lawan jenis (lebih
serius).
6. Merasa sebagai orang dewasa.
PENCARIAN IDENTITAS DIRI

Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri, dimana


remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam
lingkungannya

Kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga


mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain dan
perilaku remaja yang cenderung melepaskan diri dari
ikatan orang tuanya.
EMOSI

Emosi adalah reaksi sesaat yang biasanya muncul


dalam bentuk perilaku

Perasaan adalah sesuatu yang sifatnya lebih


menetap.
KECERDASAN

a. Perkembangan intelegensia berlangsung sampai usia


21 tahun, menyebabkan remaja lebih suka belajar
sesuatu yang mengandung logika
b. Imajinasi dan kreatifitas meningkat
c. Meningkatnya kemampuan dalam:
 melakukan generalisasi,
 melihat relasi
 mengadakan pembicaraan intelektual,
 senang mengkritik
 berpikir secara abstrak.
PERMASALAHAN REMAJA

Sumber permasalahan :
1. Individu remaja sendiri :
a) Emosi
b) Perubahan pribadi
c) Kesehatan
d) Kebutuhan keuangan
e) Perilaku seks
f) Persiapan berkeluarga
g) Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar
h) Agama dan akhlak
Lanjutan................

PERMASALAHAN REMAJA

2. lingkungan sosial sekitar remaja


a. Keluarga
b. Sekolah
c. Penyediaan sarana hiburan dan olah raga
3. faktor lain di luar lingkungan dekat remaja
a. Mitos
b. Kehidupan sosial
c. Politik
Akibat masalah yang tidak teratasi dengan baik :
Masalah konflik

reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal negatif.

Stres

depresi.

Gejala depresi
 perasaan sedih dan tertekan yang menetap
 putus asa
 tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan
RUANG LINGKUP
GIZI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA

Kecukupan Gizi
Status Gizi
Masalah Gizi
GIZI REMAJA DAN MASALAHNYA

Tujuan:
Meningkatkan pengetahuan peserta latih terhadap
kebutuhan dan kecukupan zat gizi remaja

Meningkatkan keterampilan peserta latih untuk


memberikan pengetahuan gizi dalam
menanggulangi masalah gizi remaja
Apa saja zat gizi yang dibutuhkan ?
KECUKUPAN GIZI

Adalah:
Komposisi keanekaragaman zat-zat gizi yang
terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air, dan serat sesuai dengan kebutuhan
MENENTUKAN STATUS GIZI REMAJA

Untuk mengukur status gizi remaja digunakan


berbagai cara, yaitu:
1. Menggunakan Standard NCHS-WHO bagi
remaja (siswa SLTP)
2. Menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan
seseorang remaja dikatakan kurus, normal atau
gemuk.
Untuk menghitung IMT dapat digunakan rumus sebagai
berikut :

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)

Batas ambang IMT di Indonesia adalah sebagai berikut :


Nilai IMT < 17,0 = Kurus (Kekurangan berat badan tingkat berat)
Nilai IMT 17,0 - 18, 4 = Kurus (Kekurangan berat badan tingkat ringan)
Nilai IMT 18,5 - 25,0 = Berat badan normal
Nilai IMT 25,1 – 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat ringan)
Nilai IMT > 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat berat)
Contoh: cara menghitung IMT
Eko seorang remaja dengan tinggi badan 148 cm
mempunyai berat badan 38 kg, maka IMT Eko adalah :

38 = 17,3
1,48 x 1,48
artinya status Eko adalah kurus tingkat ringan
ALAT MENGHITUNG IMT

1. Untuk mengukur tinggi badan digunakan alat


pengukur tinggi badan yang disebut microtoise
2. Untuk mengukur berat badan digunakan
timbangan injak
CARA MENENTUKAN IMT DENGAN GRAFIK

a. Tentukan berat dan tinggi badan anda pada


masing-masing sumbu grafik
b. Tarik garis lurus dari titik yang menunjukkan berat
badan sejajar dengan sumbu tinggi badan
c. Tarik garis lurus dari titik tinggi badan tegak lurus
sejajar dengan sumbu berat badan
d. Angka pada pertemuan antara garis berat badan
dan tinggi badan tersebut adalah nilai IMT anda
MENGUKUR WUS KEK DENGAN MENGGUNAKAN
LILA
1. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk mengetahui
risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur
terutama remaja putri.
2. Alat ukur LILA adalah pita LILA atau jika tidak tersedia
dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa
dipakai penjahit pakaian.
3. Batas ambang dikatakan KEK apabila ukuran LILA <
23,5 cm atau dibagian merah pada pita LILA.
4. Ukuran LILA < 23,5 cm, artinya remaja putri mempunyai
risiko KEK.
CARA MENGUKUR KEK DENGAN
MENGGUNAKAN LILA

Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan


siku lengan kiri

Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot


lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut


atau sudah dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah
tidak rata.
Beberapa masalah gizi yang timbul
pada remaja
MASALAH GIZI PADA REMAJA

1. Anemia
2. KEK (Kurang Energi Kronik)
3. Gizi Kurang dan Gizi Lebih (ganda)
4. Perilaku Gizi Yang Salah
TANDA-TANDA ANEMIA

Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali pada


remaja yang menderita anemia gizi besi dikenal
dengan 5 L yaitu : Letih, Lemah, Lesu, Lelah,
Lalai.
Selain itu sering disertai dengan keluhan pusing
dan mata berkunang-kunang
BATAS ANEMIA

Apabila HB :
Anak usia sekolah < 12 gram %
Wanita dewasa < 12 gram %
Ibu hamil < 11 gram %
Laki-laki dewasa < 13 gram %
Ibu menyusui < 12 gram %
PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI

Minum 1 (satu) Tablet Tambah Darah (TTD) setiap minggu

Makan makanan yang kaya zat besi terutama dari sumber


hewani.

Makanan sebagai sumber zat besi yang baik berasal dari


hewani seperti: hati sapi, hati ayam, daging, ikan, telur,
dll.
GIZI LEBIH

Kondisi yang diakibatkan oleh asupan makanan yang


melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk
lemak, sehingga mengakibatkan seseorang menjadi
gemuk.

Akibat buruk dari gizi lebih berisiko mengalami


penyakit degeneratif seperti : penyakit jantung,
diabetes, darah tinggi, dll.
CARA MENURUNKAN BERAT BADAN
a. Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang
b. Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
c. Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena
memberikan energi yang tinggi
d. Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan
tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi
e. Makan banyak sayuran dan dan buah-buahan yang mengandung
tinggi serat
f. Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
Lanjutan......

CARA MENURUNKAN BERAT BADAN

Olahraga dan kegiatan fisik:


a. Olahraga secara teratur selama ½ -1 jam minimal 3
kali seminggu
b. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan usia dan kondisi
kesehatan
c. Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan
sehari-hari
GIZI KURANG

Merupakan:
Kondisi yang diakibatkan oleh asupan makanan
yang kurang dari kebutuhan tubuh.
Akibat gizi kurang berisiko mengalami penyakit-
penyakit infeksi seperti : TBC, dll.
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

Merupakan :
Kurangnya konsumsi
zat gizi khususnya
sumber karbohidrat
yang terus menerus
PERILAKU GIZI YANG SALAH

1. Makan jajanan yang kurang bergizi (goreng-


gorengan, coklat, permen dan es)
2. Remaja sering makan di luar rumah
bersama teman-teman  makan tidak
teratur yang berakibat terganggunya sistem
pencernaan (gangguan maag atau nyeri
lambung).
Lanjutan......

PERILAKU GIZI YANG SALAH

3. Remaja sering tidak makan pagi  lapar dan lemas


(daya tangkap pelajaran menurun, semangat belajar
menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun
sampai pingsan).
4. Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan
makanan seperti telur dan susukekurangan protein
hewani, sehingga pertumbuhan badannya tidak optimal.
Lanjutan......

PERILAKU GIZI YANG SALAH

5. Standar ”langsing” tidak jelas untuk remaja


diet yang salah seperti:
• membatasi atau mengurangi frekuensi dan
jumlah makan secara drastis, sehingga
mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin
• menurunkan berat badan secara cepat yaitu
lebih dari 2 kg per bulan
• mengandalkan makanan formula/ siap saji yang
gizinya tidak seimbang
• menggunakan obat-obatan atau bahan penurun
berat badan tanpa pengawasan tenaga medis
PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
PADA REMAJA
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) :
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan
energi
3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
Lanjutan.........

6. Makanlah makanan sumber zat besi


7. Biasakan makan/sarapan pagi
8. Minumlah air bersih, aman, dan cukup
jumlahnya
9. Lakukanlah kegiatan fisik dan olah raga
secara teratur
10. Hindari minuman beralkohol
MATERI INTI 4

KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM :
Setelah sesi selesai, mampu menatalaksana kesehatan reproduksi
remaja

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :


Setelah sesi selesai, mampu :
1. Menjelaskan organ reproduksi remaja perempuan dan laki-laki
2. Menjelaskan tentang konsepsi
3. Mengidentifikasi proses kehamilan
4. Mendemonstrasikan tentang kesehatan reproduksi yang
bertanggug jawab
5. Menjelaskan tentang berbagai perilaku berisiko seksual
DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI
(KONFERENSI KEPENDUDUKAN DI KAIRO 1994)

Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi


aspek fisik, mental, dan sosial, dan bukan
sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan
di segala hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, fungsi, maupun proses itu sendiri
Sebutkan nama alat reproduksi
Laki-laki dan perempuan
1. Organ Reproduksi
ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN

Ovarium (Indung Telur)


Tuba Fallopii (saluran telur)
Fimbrae (Umbai-umbai)
Uterus (rahim)
Serviks (leher rahim)
Vagina (liang kemaluan)
Klitoris (kelentit)
Labia (bibir kemaluan)
ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN
HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON
PADA PEREMPUAN

Efek hormon estrogen :

Menyebabkan sifat kewanitaan setelah remaja


Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga
rahim dan vagina
Membuat dinding rahim menebal, produksi cairan
vagina bertambah
Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah
panggul
Memperlambat pertumbuhan tubuh
Pengaruh hormon Progesteron pada remaja putri:

Kulit dan rambut mulai berminyak


Keringat bertambah banyak
lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang wajah mulai memanjang dan membesar
Panggul berkembang lebih besar, vagina mengeluarkan
cairan
Folikel di dinding indung telur mulai membesar,
ditandai dengan menstruasi
MENSTRUASI

proses peluruhan lapisan dalam (endometrium)


rahim yang banyak mengandung pembuluh
darah dari uterus melalui vagina

Menstruasi pertama (menarche): tanda awal pubertas


Menstruasi pada remaja putri  Anemia Gizi Besi
Pencegahannya : Tablet Tambah Darah (TTD)
1 tablet/hari selama haid
Menstruasi…

Hormon prostagladin  rahim berkontraksi


rasa kram/sakit selama menstruasi
(dysmenorrhea)

Penanganan dysmenorrhea :
- Olahraga, yoga, kompres hangat di perut
- Apabila tidak berkurang, maka dapat dipakai obat-obatan
SIKLUS MENTRUASI
KEPERAWANAN
Perawan : belum pernah melakukan hubungan
seksual (penis masuk ke vagina)

Selaput dara (hymen)


- terdapat di mulut vagina
- selaput yang mudah sobek

Sobek selaput disebabkan a.l:


bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani
terlalu dalam.
ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
Testis (buah pelir)
Skrotum
Vas deferens (saluran sperma)
Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya
Penis
Preputium
ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI
HORMON TESTOSTERON
PADA LAKI-LAKI
dihasilkan sel Leydig dalam testis dan kelenjar anak ginjal
(supraneral), menyebabkan perubahan fisik pada remaja :
 tubuh bertambah berat dan tinggi
 pundak dan dada bertambah besar
 keringat bertambah banyak
 kulit dan rambut berminyak
 lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
 tulang wajah memanjang dan membesar
 tumbuh jakun, suara menjadi berat
 penis dan buah zakar membesar,diikuti mimpi basah
MEKANISME FUNGSI KHUSUS
ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
Ereksi : pengerasan dan pembesaran penis karena pembuluh
darah penis dipenuhi dengan darah

Ejakulasi : keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih,


karena rangsangan atau tanpa rangsangan (mimpi basah)

Mimpi basah : keluarnya sperma saat tidur

Masturbasi/Onani : merupakan aktifitas merangsang dengan


menyentuh atau meraba organ genitalia.
2. KONSEPSI
DAN
KEHAMILAN
KONSEPSI
Peristiwa terjadinya pembuahan (masuknya
spermatozoa ke dalam sel telur/ovum)
Terjadi di Ampula Tuba Falopii
Hasil konsepsi (zigot)  membelah di uterus
 embryo  berkembang di dalam
rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi
KONSEPSI
KEHAMILAN
Terjadi :
•Akibat Hubungan Seksual antara perempuan dan laki-laki
usia subur atau rekayasa teknologi reproduksi .
•Pada masa Subur Perempuan, saat sel telur telah matang &
potensial untuk dibuahi sperma.
•Pada hari ke 14 untuk periode haid 28 hari, bila lebih dari
28 hari perlu perhitungannya 2 minggu/ 14 hari sebelum
masa haid yang akan datang.
•Diawali dengan pertemuan Sperma Dan Ovum dalam
tuba/ saluran telur
TANDA-TANDA KEHAMILAN

Dugaan hamil ditunjukkan dengan :


 tidak datang haid,
 pusing dan mual/ muntah pada pagi hari,
 buah dada membesar/ mengeras,
 daerah sekitar puting agak gelap,
 perut mulai membesar

Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan:


 ada detak jantung janin,
 teraba bagian janin,
 dengan USG tampak janin dan gerakannya.
METODE KONTRASEPSI

Metode alami
Metode Hormonal
Metode IUD / Spiral
Metode Operatif
Kondom
3. KESEHATAN REPRODUKSI
YANG BERTANGGUNG JAWAB
Fisik Jiwa Sosial ekonomi

Reproduksi yang
bertanggungjawab
SYARAT FUNGSI
REPRODUKSI SEHAT

Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis


Kondisi kesehatan jiwa baik
Kehamilan aman
PERSIAPAN PRA NIKAH
Perkawinan menurut UU perkawinan No. 1/1974

Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan


seorang perempuan sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa
PERAN PUSKESMAS
DALAM PERSIAPAN PRA NIKAH
pelayanan kesehatan dasar dan konseling pra nikah terhadap pasangan calon
pengantin

Memberdayakan mitra kerja seperti KUA, LSM, TOMA, TOGA  meningkatkan


“demand” masyarakat terhadap perlunya pemeriksaan kesehatan dan konseling
pra nikah
PERSIAPAN PRA NIKAH

fisik jiwa

Pemeriksaan kesehatan Proses adaptasi


- Konseling penyakit genetika setelah menikah
(thalassemia, buta warna)
- Pemeriksaan fisik dan
laboratorium Syarat Kedewasaan
Persiapan gizi dalam perkawinan
- Penanggulangan KEK
- Penanggulangan Anemia Gizi
Besi
Imunisasi Tetanus Toxoid
Lain-lain :Perhatian terhadap
penyalahgunaan NAPZA
KEBERSIHAN DAN KESEHATAN DIRI

Tips :
pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
pakailah handuk bersih, kering, tidak lembab dan berbau
membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang menggunakan air
bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tissue
TIPS…
tidak boleh mencuci vagina dengan cairan pembilas wanita.
tidak memakai panty liner dalam waktu lama
pergunakan pembalut ketika menstruasi, dan diganti paling lama setiap 4
jam atau setelah kencing
bagi laki-laki harus disunat
4. PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
SEKS PRA NIKAH
Akibat hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah:
 kehilangan keperawanan/keperjakaan,
 tertular IMS/ISR,
 kehamilan tidak diinginkan (KTD) memicu terjadinya
pengguguran kandungan (aborsi) 
 Aborsi tidak aman berisiko tinggi, menyebabkan:
kerusakan rahim,
infeksi rahim,
infertilitas,
perdarahan,
komplikasi,
kematian
Penyimpangan Perilaku Seksual
- Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada jenis kelamin yang sama

- Pedophilia : ketertarikan pada anak-anak

Kekerasan seksual

kekerasan fisik maupun mental termasuk


yang berhubungan dengan perilaku seksual
 pemerkosaan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 346 KUHP


Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur
atau mati kandungannya atau menyuruh orang lain
untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun

Pasal 347 KUHP


Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur
atau mati kandungannya seorang perempuan tidak
dengan izin perempuan itu, dihukum penjara
selama-lamanya12 tahun
MATERI INTI 5

PENGENALAN
KONSEP GENDER
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai sesi, mampu mengenali konsep gender
dengan benar

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi, mampu :
Menerangkan perbedaan antara jenis kelamin dan gender
Membahas peran gender, ketidaksetaraan gender, dan
dampaknya terhadap perempuan (terkait
stereotipi,subordinasi, beban ganda, diskriminasi,
marginalis)
1. PEMAHAMAN KONSEP GENDER
Apa perbedaan antara
perempuan dan laki-laki
Jenis Kelamin Gender

Kondisi biologis laki – laki dan Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda


perempuan yang dilekatkan pada perempuan
Dibawa sejak lahir (kodrati) dan laki-laki
Contoh : Bukan sesuatu yang dibawa sejak
lahir
 laki-laki dengan alat
kelamin/reproduksi laki- Pandangan masyarakat mengenai
laki yang menyediakan apa yang dianggap pantas
menjadi peran, tugas dan posisi
sperma dan membuahi laki-laki dan perempuan.
 perempuan dengan alat Pembagian kerja yang dilekatkan
kelamin/reproduksi pada perempuan dan laki-laki
perempuan yang
memungkinkan perempuan Meliputi peran, stereotip,nilai
mengandung, melahirkan Tidak bebas budaya
dan menyusui.
GENDER..
tidak sinonim dengan perempuan; tidak sinonim laki-
laki.
Tidak mempertentangkan antara perempuan dan laki-
laki di tingkat individual.
Konsep gender secara implisit mengandung keterlibatan
’dunia’ perempuan’ dan ’dunia’ laki-laki’
Merujuk pada cara berbeda antara (anak) perempuan
dan (anak) laki-laki:
 dibesarkan
 diajari berperilaku
 diharapkan, oleh masyarakat budayanya sejak
dilahirkan.
PERAN GENDER

Hal-hal yang berkaitan dengan tugas,


tanggung jawab, wewenang,
kegiatan/pekerjaan yang dianggap
sesuai atau tidak sesuai dengan
masing-masing jenis kelamin
STEREOTIPE

Sifat-sifat atau karakteristik yang di’cap’


kepada perempuan/laki-laki dimana
anggota masyarakat termasuk
perempuan sendiri percaya bahwa
hal tersebut benar meski belum
terbukti
SUB-ORDINASI

Perempuan diposisikan, atau ditempatkan sebagai orang


kedua setelah laki-laki.

Perempuan dianggap sebagai ‘milik’ keluarga. Saat ia kecil


dan belum menikah, perempuan menjadi ‘milik’ ayah,
dan harus patuh pada ayah. Setelah ia menikah, ia
menjadi ‘milik’ suami

Ada larangan-larangan dan tabu-tabu khusus yang dituntut


untuk dipatuhi perempuan.
BEBAN MAJEMUK

Perempuan harus bertanggungjawab untuk mengurus


anak dan membereskan semua tugas rumahtangga,
misalnya membersihkan rumah, mencuci, mencari
air, memasak.

Perempuan sering disibukkan tugas-tugas sosial dalam


masyarakat untuk mempertahankan kerukunan dan
ketentraman hidup bersama.
Beban majemuk…

Suami atau laki-laki secara tradisional dianggap


sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk
mencari nafkah bagi keluarga.
Apalagi dalam situasi konflik, ketika sumber-
sumber mata pencaharian hancur, suasana
tidak aman dan lain sebagainya.
MARGINALISASI

dipahami sebagai ‘peminggiran’, perempuan


ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki
peran penting( tidak diperhatikan kebutuhan-
kebutuhan dan kesejahteraannya)

hanya bertugas di bidang pelayanan (misal


memasak, membereskan cucian)

Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan


pertemuan-pertemuan adat tidak memiliki hak
suara.
DISKRIMINASI GENDER

Diskriminasi atas dasar jenis kelamin


seseorang didalam mendapatkan
alokasi sumber-sumber atau manfaat
terhadap pelayanan
2. APLIKASI GENDER DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
DAMPAK PROGRAM/KEBIJAKAN SENSITIF GENDER,

Menunjukkan berkurangnya kesenjangan, seperti:


Peningkatan:
 akses terhadap pelayanan menurut jenis kelamin
 persentase laki-laki yang menggunakan alat
kontrasepsi
 peran dan tanggung jawab sosial laki-laki dan
keterlibatannya dalam kesehatan reproduksi
 kesadaran perempuan akan hak-hak reproduksi
dalam menjalankan peran dan fungsi reproduksinya
DAMPAK PROGRAM/KEBIJAKAN SENSITIF GENDER….

Ratio
pengetahuan remaja laki-laki dan
perempuan tentang kesehatan reproduksi
remaja
laki-laki dan perempuan yang
memanfaatkan pelayanan konseling di
klinik kesehatan reproduksi
3. DAMPAK DISKRIMINASI
GENDER DALAM KEHIDUPAN
REMAJA
DISKRIMINASI SEKS

Perlakuan tidak adil atas seseorang


berdasarkan jenis kelamin (seks)
nya dan bukan karena penghargaan
terhadap dirinya
ISU GENDER
TERKAIT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Ketidak adilan dalam membagi tanggung jawab


Contoh :
akibat pergaulan bebas  remaja putri hamil
sehingga harus putus sekolah, sedangkan laki-laki
terbebas dari masalah

Ketidak adilan dalam aspek hukum


Contoh :
kasus aborsi ilegal  perempuan terkena sanksi
hukum, laki-laki tidak tersentuh hukum
Isu gender terkait kesehatan reproduksi remaja….

Perempuan sebagai objek intervensi program


pemberantasan IMS

Perempuan sebagai objek dan tudingan sumber


permasalahan

Contoh :
dalam upaya eliminasi praktik protitusi 
perempuan PSK dituding sebagai sumber
penularan IMS
DAMPAK DISKRIMINASI GENDER
DALAM KEHIDUPAN REMAJA
Kesempatan pendidikan untuk perempuan
tidak prioritas
Perempuan takut unggul karena tidak disukai
laki-laki
Remaja perempuan belum asertif menolak
ajakan negatif pacar/teman laki-laki
Tabu bagi perempuan untuk ikut bertanding
yang mengandalkan kekuatan fisik
Perempuan boleh cengeng, laki-laki tidak
MATERI INTI 6

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


( I.M.S )
APAKAH IMS / ISR…?

IMS/ Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin


merupakan kelompok penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan
penderita yang terinfeksi.

ISR / Infeksi Saluran Reproduksi ditularkan dengan /


tanpa hubungan seksual
PENYAKIT/INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Penyakit Kelamin

Menyebar Hampir di Seluruh Dunia

Masalah Kesehatan Masyarakat

Upaya Pemberantasan Terpadu


TANDA-TANDA P.M.S

 Cairan/nanah dari alat kelamin laki-laki

 Cairan/nanah dari vagina wanita

 Luka/koreng pada alat kelamin

 Pembengkakan kelenjar lipat paha (Bubo)

 Kutil/jengger ayam

 Nyeri perut bawah/radang panggul


JENIS-JENIS P.M.S
•Disebabkan oleh Bakteri • Disebabkan oleh Virus
• Gonore (Neisseria • Herpes Genitalis (Virus Herpes
gonorrhoeae) Simplex)
• Sifilis (Treponema • Kondiloma akuminata/Kutil
pallidum) (Human Papiloma Virus)
• Klamidia (Chlamydia • AIDS
trachomatis)
• Ulkus molle (Haemophilus • Disebabkan oleh Parasit
ducreyi ) Trikomoniasis vaginalis
• Granuloma inguinale
(Calymmatobacterium • Disebabkan oleh Jamur
granulomatis ) Kandidiasis vagina
INFEKSI MENULAR SEKSUAL ( IMS)
Seks di luar nikah
Hubungan seksual dengan
penderita IMS

Suami-isteri

RISIKO TINGGI
WIL PIL

Mitra seksual banyak Kumpul kebo


AKIBAT / KOMPLIKASI DARI PMS

 Radang Menahun
 Mandul Gonore, infeksi klamidia
 Hamil diluar rahim
 Infeksi pada mata/kebutaan

 Bayi cacat
 Gangguan syaraf Sifilis
 Gangguan Jiwa

 Kanker leher rahim Kondiloma akuminata

 Risiko tertular HIV / AIDS Kematian


MENGAPA TIMBUL KOMPLIKASI…?

PMS sering tanpa gejala

Sarana Kesehatan yang kurang

Malu berobat

Penderita berusaha mengobati sendiri

Pengetahuan mengenai IMS yang kurang

Harga obat yang relatif mahal

Pasangan yang tidak diobati


GONORE (GO)

 Masa tunas 2 – 10 hari


 Adanya nyeri, merah, bengkak dan cairan/nanah
 Pada laki-laki disertai rasa sakit saat kencing
 Pada wanita 60% tanpa gejala
 Dapat menular pada bayi baru lahir berupa
infeksi pada mata  Buta
 Nyeri perut bawah/radang panggul, mandul
KLAMIDIA
Masa tunas 7-21 hari
 Gejala pada wanita berupa: Cairan putih
kekuningan encer dari vagina, nyeri perut
bawah/radang panggul dan perdarahan setelah
hubungan seksual
Gejala pada laki-laki: Nyeri saat kencing,
keluar cairan bening kekuningan dari saluran
kencing kadang disertai darah.
Kadang tidak muncul gejala, sehingga
penderita tidak sadar sebagai pembawa
penyakit
SIFILIS (Raja Singa)
 Masa tunas 2 – 4 minggu, kadang sp 13 mg
 Pada stadium awal timbul 1 bh benjolan merah,
menjadi luka, tidak sakit, dan akan hilang sendiri.
 6-8 mg stadium sekunder, ditandai bercak
merah pada tubuh,atau benjolan kecil-kecil.
 2-3 tahun akan terjadi masa laten, tanpa
gejala, tetapi penyakit masih ada.
 3-10 th menyerang susunan syaraf otak, pembuluh
darah dan jantung.
ULKUS MOLLE/CHANCROID

Masa tunas 1 – 14 hari


Ditandai dengan luka atau koreng yang sangat nyeri
Jumlah luka 1 atau lebih, bentuk tak teratur ,cekung dan
dalam
Pembengkakan kelenjar getah bening yang kemudian
bernanah dan pecah
GRANULOMA
INGUINALE/DONOVANOSIS
Masa tunas 8-80 hari
Timbul benjolan 1 atau banyak mirip bisul, sangat gatal.
Beberapa hari akan timbul luka dengan tepi yang meninggi
Luka mudah berdarah dan berbau amis
Sembuh dengan jaringan fibrosis
Komplikasi : elefantiasis penis, skrotum atau vulva
LIMPOGRANULOMA VENERUM (LGV)

Masa tunas 1 – 14 hari


Pada stadium awal timbul plenting kecil, kemudian menjadi
luka tidak nyeri dan sembuh spontan dalam waktu singkat
Pembengkakan kelenjar lipat paha 1 – 4 mg kemudian.
Kelenjar terasa nyeri, keras berbentuk seperti sosis
Komplikasi, pada laki-laki: dapat timbul elefantiasis tungkai,
pada wanita: elefantiasis labiae/ esthiomene
HERPES GENITAL

Masa tunas 4-7 hari


Gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri otot.
Timbul bintil-bintil berair, nyeri, pecah menjadi
luka/koreng kecil-kecil seperti sariawan.
 Pembengkakan kelenjar lipat paha
 Penyakit bersifat kumat-kumatan
KUTIL (KONDILOMA AKUMINATA)

 Masa tunas antara 2 sampai 3 bulan


 Kutil mula-mula kecil-kecil, seperti warna kulit
permukaan tidak rata
 Bila membesar dapat menyerupai jengger ayam atau
bunga kol
 Pada wanita selain tumbuh pada alat kelamin luar, juga
bisa pada leher rahim
TRIKOMONIASIS VAGINALIS

Masa tunas beberapa hari sampai 4 minggu


 Kemaluan merah dan gatal sekali
 Keluar cairan vagina cair, banyak, berbusa
serta berbau busuk
Nyeri saat kencing atau saat berhubungan
seksual
KANDIDIASIS VAGINALIS

• Gejala keputihan, warna putih seperti susu,


bergumpal
• Kemaluan merah dan gatal panas, kadang-kadang
disertai lecet
• Penyakit ini tidak selalu merupakan IMS
PENCEGAHAN PMS

• Tidak berganti-ganti pasangan bagi yang


sudah menikah
• Hindari seks pranikah

• Hindari prilaku seksual yang tidak aman

• Berobat segera bila terkena PMS

• Jaga kebersihan alat kelamin


MATERI INTI 7

HIV DAN AIDS


APA ITU HIV…?

HIV : Human Immunodeficiency Virus

 virus yang menyerang sistem kekebalan

tubuh manusia
Photo credit: © AVERT

This is a picture of HIV virus. This image represents the structure of human immunodeficiency
virus (HIV). HIV is part of a family or group of viruses called lentiviruses. Lentiviruses other
than HIV have been found in a wide range of nonhuman primates. These other lentiviruses are
known collectively as simian (monkey) viruses (SIV) where a subscript is used to denote their
species of origin.
APA ITU AIDS…?

AIDS  Acquired Immune–Deficiency


Syndrome
 sekumpulan gejala penyakit yang
disebabkan menurunnya sistem
kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV
CARA PENULARAN

Hubungan seks yang tidak aman


Kontak darah yang tidak aman (IDU’s , tattoo,
tindik, transfusi darah, transplantasi organ)
Perinatal (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
WAKTU PENULARAN

Dalam Rahim

Saat Kelahiran

Menyusui
TIDAK MENULARKAN HIV&AIDS

Bersentuhan, bersenggolan, salaman, berpelukan,


dan ciuman
Alat makan dan minum (piring, sendok, gelas)
Gigitan nyamuk
Berenang
WC umum
FAKTOR RISIKO

Berganti-ganti pasangan seksual


Berhubungan seksual dengan ODHA
Memakai NAPZA suntik bersama-sama
Terpajan dengan alat medis yang terkontaminasi
dengan HIV
Berhubungan seksual dengan penderita IMS
HUBUNGAN IMS & HIV
AIDS
MELEMAHKAN TUBUH

IMS & HIV


MEMPERCEPAT
IMS HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


KELOMPOK RISIKO TINGGI

Hubungan seks yang tidak aman dengan pasangan


yang berisiko
Berganti-ganti pasangan seksual
Berganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang
kontak dengan cairan tubuh dengan orang lain
Tranfusi darah terinfeksi HIV
PERJALANAN INFEKSI HIV DAN AIDS

Masa inkubasi atau masa laten, tergantung daya


tahan (rata-rata 5-10 th)
Tidak ada gejala
Jumlah virus merusak sistim kekebalan tubuh 
Infeksi Oportunistik
GEJALA

Fase I (window period)

1. Lama : 1-3 bulan


2. Belum ada gejala sama sekali
3. Belum bisa terdeteksi melalui tes
4. Sudah dapat menularkan HIV
Lanjutan………

Fase II (asimptomatik)

1. Terjadi 5 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV


2. Demam
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Tes darah sudah positif HIV
Lanjutan………

Fase III (simptomatik)

Gejal prodromal infeksi virus, antara lain :


 Flu tidak sembuh-sembuh
 Nafsu makan berkurang dan lemah
Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy)

Akhir Stadium :
 Infeksi oportunistik
Lanjutan………

Fase IV/ AIDS


 Infeksi kulit atau selaput lendir
 Infeksi paru-paru (TB Paru)
 Infeksi usus yang menyebabkan diare parah
selama berminggu-minggu
 Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental, kelumpuhan
 Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)
Herpes zoster in AIDS patient. Photo ITM, Dr Lut Lynen
Oral candidiasis during chronic HIV infection. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
CXR showing Pneumocystis carinii pneumonia in an AIDS patient. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
PENCEGAHAN

A : Abstinence ( tidak berhubungan seks)


B : Be Faithful (setia pada pasangan)
C : Condom ( gunakan kondom saat
berhubungan seks berisiko)
D : Drug ( jangan pakai narkoba)
E : Equipment ( hati-hati ! pakai alat steril)
DETEKSI HIV

Tes darah, deteksi antibodi virus HIV


Jenis :
 Rapid test
 Test Elisa
 Test Western Bold
VCT (Voluntary Counseling and Testing for HIV&AIDS), tes
HIV suka rela, ada 2 tahapan :
- pre test counseling  tes HIV  post test counseling
MITOS-MITOS HIV DAN AIDS

Penyakit kutukan
Penyakit orang barat
Hanya menular lewat hubungan seks
Penyakit kaum homoseksual
Hanya diderita oleh pekerja seks
Dapat menular lewat udara, makan dan minum
bersama
Materi Inti 8

NAPZA
APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG
BAHAYA PENYALAHGUNAAN NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu


Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu
tambahan
SEBUTKAN FAKTOR RISIKO (YANG MENDORONG
TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NAPZA) !

SEBUTKAN FAKTOR PELINDUNG (yang menghindari


terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) !

Tuliskan FAKTOR RISIKO dikertas warna HIJAU


Tuliskan FAKTOR PELINDUNG Di kertas warna BIRU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu


Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan
SEBUTKAN CIRI-CIRI ORANG YANG DICURIGAI
PENYALAHGUNAAN NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu


Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan
HAI……….REMAJA
LATAR BELAKANG

20% Populasi adalah remaja


64% Perokok usia 15 – 19 tahun
28,3% Penyalahguna NAPZA usia 15 -19 tahun
48 -65% menggunakan NAPZA suntik
41,6% pengguna NAPZA menderita HIV
Jumlah penyalahguna NAPZA 1,3 juta
SINGKATAN NAPZA

Narkotika
Alkohol
Psikotripika
Zat adiktif lainnya
PENGERTIAN NAPZA

Merupakan zat yang bila masuk ke dalam tubuh


dapat mempengaruhi :
PIKIRAN
PERASAAN
PERILAKU
NARKOTIKA

Zat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman, baik sintetis maupun semisintetis
yang dapat menimbulkan :
Perubahan kesadaran
Hilangnya perasaan
Hilangnya rasa sakit
Menyebabkan ketergantungan
( Undang-Undang N0. 22. thn 1997 )
PSIKOTROPIKA

Zat atau obat, baik alami maupun sintetis bukan


narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan:

Perubahan khas pada mental dan perilaku


ZAT ADIKTIF

Zat atau bahan yang berpengaruh


psikoaktif selain Narkotika dan Psikotropik
yang dapat mengakibatkan ketergantungan
permanen, karena mematikan sel otak

Contoh : alkohol, inhalan, tembakau dll


EFEK TERHADAP SUSUNAN SARAF
PUSAT ( SSP )

Depresan : efek menenangkan, pendiam,


tertidur / tidak sadarkan diri
Stimulan: efek merangsang, segar, bersemangat
Halusinogen: efek daya khayal yang mengubah
perasaan dan pikiran
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
PENYALAHGUNAAN ….??

yaitu …..
penggunaan obat atau zat-zat berbahaya lain
di luar tujuan pengobatan dan penelitian
(tanpa pengawasan dokter, digunakan secara
berkala dan terus menerus, digunakan tanpa
mengikuti aturan kesehatan serta dosis yang
benar)
FAKTOR PENYEBAB

Individu:
Lingkungan:
•Coba-coba
•Ingin diterima Zat:
•Keluarga yang tidak
dalam kelompok
harmonis • Mengubah Pikiran
•Ikut trend
•Pengaruh teman • Mengubah suasana
•Kenikmatan sesaat
•Pergeseran norma hati
•Cari perhatian
•Lingkungan cuek • Mengubah
•Identitas diri
•Lingkungan rawan perasaan
•Pelarian dari
•Pendidikan agama • Mengubah perilaku
masalah
rendah • Menimbulkan
•Membangkitkan
keberanian ketergantungan
•Ikut tokoh idola • Mudah didapat
FAKTOR PELINDUNG

Sehat secara fisik dan mental


Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang baik
Mempunyai sifat jujur dan tanggung jawab
Mempunyai cita-cita yang rasional
Dapat mengisi waktu senggang yang positif
Perhatian orang tua yang positif
FAKTOR RISIKO

Mempunyai sifat yang mudah kecewa, agresif dan


destruktif
Mempunyai hawa nafsu yang tinggi, menuntut
kepuasan segera
Cepat bosan
Suka mencari sensasi
Dorongan belajar yang menurun
Rasa rendah diri
Riwayat penyimpangan perilaku
Ada keluarga pengguna NAPZA
Berteman dengan penyalahguna NAPZA
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA

Coba-coba (experimental use)


Pemakaian Sosial / Rekreasi
Pemakaian Situasional (Situational Use)
Penyalahgunaan (Abuse)
Ketergantungan (Dependence Use)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
NAPZA

GANGGUAN FISIK
GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
MEMBURUKNYA KEHIDUPAN SOSIAL
DETEKSI DINI/DIAGNOSIS CIRI–CIRI
PEMAKAI NAPZA

Anamnesis
Observasi
Pemeriksaan fisik dan psikologis
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang Lainnya (Fota Thorax, EKG,
dan lain-lain)
KELOMPOK RISIKO TINGGI

ANAK
REMAJA
KELUARGA
UPAYA PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Pemberian informasi dan pengetahuan


Peningkatan keterampilan psikososial
Program teman sebaya
Peran serta orang tua dan guru
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
TERIMA KASIH
MATERI INTI 9

KO M U N I K A S I DA N
KO N S E L I N G
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Setelah selesai sesi, mampu melakukan
Komunikasi dan Konseling

Tujuan Khusus
Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan tentang KIE, Komunikasi
Interpersonal dan konseling
2. Memerankan diri sebagai konselor dengan
baik dan benar
1. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
EDUKASI (KIE)
LATAR BELAKANG

Remaja merupakan kelompok unik


dengan kebutuhan khusus, yaitu
kebutuhan untuk mengenal jati
dirinya.
Rasa ingin tahu dan coba-coba
yang tidak didahului pertimbangan
Berpeluang menimbulkan masalah
yang terkait dengan kesehatannya
Perlu dua jalur pendekatan, yaitu
konseling oleh tenaga kesehatan
dan sebaya
TUJUAN KONSELING

Konseling oleh tenaga Konseling oleh sebaya


kesehatan
•Agar remaja mendapatkan •Agar remaja lebih mudah
pelayanan konseling dengan mengkomunikasikan
baik sehingga remaja masalahnya kepada teman
terbantu dalam sebaya.
menyelesaikan masalahnya, •Agar remaja termotivasi
dengan pemahaman, untuk memberikan informasi
empati, dan dukungan yang benar mengenai
kepada remaja kesehatan remaja
PENGERTIAN KIE

Proses interaksi antara pemberi dan


penerima pesan untuk mendapatkan persepsi
yang sama dalam mencapai suatu keinginan
bersama berdasarkan informasi yang benar
TUJUAN KIE

Memberi informasi yang benar dan


bertanggung jawab
Memberi motivasi pada remaja unt mencari
pertolongan bila terjadi masalah
Agar remaja mempraktikkan perilaku hidup
sehat
Mengadvokasi pihak lain agar menjadi
pendukung dlm perubahan menuju hidup
sehat
SASARAN KIE

Primer : Remaja dan teman sebaya


Sekunder : Orang tua remaja, guru,
pemuka agama, pemuka adat, LSM, dll
Tersier : Pemerintah pusat, Pemerintah
daerah, penyandang dana/sponsor, dll
JENIS-JENIS MATERI KIE

Buku pedoman
Brosur
Poster
Radio/TV Spot
VCD
Kaset
Billboard/reklame
Lembar balik, dll
APLIKASI KIE

Pelatihan dan sejenisnya


Promosi
Kampanye
Konseling, dll.
2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
KONSELING (KIP & K)
KOMUNIKASI

Terdiri dari 3 komponen:


Memberi pesan : menyampaikan berita
secara verbal dan non-verbal
Media perantara : membantu atau
menghambat penyampaian pesan
Penerima pesan: menanggapi secara
intelektual & emosional
KOMUNIKASI INTERPERSONAL (KIP)

Proses dimana seseorang menyampaikan


pesan kepada orang lain, dua arah,
interaksi verbal maupun non verbal untuk
berbagi informasi, pendapat juga
perasaan, sehingga terjadi saling
pengertian
PESAN VERBAL & NON-VERBAL

Pesan verbal :
Kata-kata yg dipilih dapat mengandung konotasi
yang negatif atau positif
Cara mengucapkan akan memberi kesan
berbeda

Pesan non-verbal :
Ekspresi wajah, gerakan dan postur tubuh
ARUS KOMUNIKASI

Satu arah, bila penerima pesan berstatus


pasif

Dua arah, bila penerima maupun pemberi


pesan berstatus aktif dan berinteraksi.
HAMBATAN YANG MUNGKIN TERJADI

Sisi pengirim pesan/komunikator : tidak


jelas, gagap, dll.

Faktor isi pesan : membingungkan,


memiliki arti ganda, kurang sistematis,
bahasa yang tidak lazim, dll.
Lanjutan……..

Faktor penerima pesan : ada rasa curiga, tidak


berkonsentrasi, bukan pendengar yg baik,
kondisi diri yang buruk(tuli, daya tangkap
rendah), dll.

Faktor lingkungan : suasana bising, gaduh,


tempat kurang nyaman, tidak privasi, dll.
KONSELING

Proses pemberi bantuan dari petugas kesehatan


kepada kliennya, melalui pertemuan tatap
muka.

Pemberian informasi yang tujuan akhirnya adalah


agar klien dapat membuat keputusan untuk
mengatasi masalah
TUGAS UTAMA KONSELOR SEBAYA

• Membantu petugas PKPR atau


pendamping untuk menemukan sedini
mungkin masalah kesehatan klien
sebaya
APA YANG MEMBEDAKAN ANTARA KONSELOR
SEBAYA DAN KONSELOR AHLI?

• Konselor sebaya bukanlah konselor ahli


sehingga dalam melaksanakan tugas
sebagai konselor sebaya, akan dibimbing
oleh konselor ahli atau pengelola
program kesehatan remaja di
Puskesmas/fasilitas lainnya atau
pendamping.
PERSAMAAN KONSELING OLEH TENAGA
KESEHATAN DAN SEBAYA
 Proses membantu
 Mempersyaratkan adanya minat membantu
 Menuntut aspek-aspek yang dibutuhkan
sebagai konselor :
◦ Sikap : empati, kongruensi, penerimaan
tanpa syarat
◦ Keterampilan : mendengar aktif, GATHER
Pengetahuan : kesehatan remaja
ALASAN KONSELOR SEBAYA DIBUTUHKAN

• Remaja lebih menyukai atau memilih


untuk “curhat” kepada teman-teman
sebaya, dibandingkan kepada orang tua
atau guru.
• Sayangnya, teman remaja kurang
memiliki pengetahuan yang cukup
tentang kesehatan remaja
CIRI-CIRI KONSELOR YANG BAIK

1. Memahami dan peduli klien


2. Memberikan informasi yang akurat dan
berguna bagi klien
3. Membantu klien membuat keputusan
sendiri
4. Mengingatkan klien tentang apa yang
harus dilakukan
6 LANGKA KUNCI KONSELING

• G- Greet ( Berikan salam)


• A- Ask (tanyakan apa masalah klien)
• T- Telling (Ungkapkan informasi sesuai
• kebutuhan klien)
• H- Help (Bantu klien mencapai
• keputusan)
• E- Explaining (Jelaskan agar klien ingat)
• R- Return (Undang klien untuk
• kunjungan ulang)
SYARAT KONSELOR

Mempunyai ilmu tentang kesehatan remaja


terkait perilaku berisiko
Mempunyai ketrampilan untuk membina remaja
Mampu bersikap tepa dan adekuat
Menerima remaja apa adanya
Menjaga kerahasiaan
KONSELING UNTUK REMAJA

Dialog  pengenalan diri


membantu remaja mengatasi masalah
Tidak dalam bentuk nasehat dan tidak mau
diperlakukan seperti anak kecil
Menghargai remaja
Prevensi primer untuk mencegah gangguan jiwa
Prevensi tertier
Pendekatan empati
MATERI INTI 10

PENG E N AL A N PENDIDI KA N
KETRAMPIL A N HIDUP
SEHAT (PK HS)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu melaksanakan
Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat
(PKHS)

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan pengertian, ruang lingkup
PKHS
2. Menerapkan strategi pengembangan PKHS
Permainan : Perjalanan Hidup

A
PKHS (LIFE SKILL EDUCATION)

kemampuan psikososial seseorang


untuk memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari secara efektif.
MANFAAT PKHS
Remaja sanggup menyangkal pengaruh yang
merugikan bagi kesehatannya.
Remaja trampil mengatasi masalah perilaku
yang berkaitan dengan ketidak sanggupan
mengatasi stress dan tekanan dalam
hidup dengan baik.
Remaja dapat berpikir kreatif dan mampu
berkomunikasi secara efektif serta
mengendalikan dalam menolak pengaruh
negatif temannya.
10 ASPEK
KOMPETENSI PSIKOSOSIAL

1. Empati: kemampuan untuk memposisikan


perasaan orang lain pada diri sendiri, bahkan
untuk situasi yang tidak terbiasa bagi kita
sekalipun.
2. Kesadaran diri: Kemampuan untuk mengenal diri
sendiri tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahannya, keinginan dan
ketidakinginan  dapat membantu mengetahui
sedang stress atau dalam keadaan tertekan.
10 ASPEK KOMPETENSI
PSIKOSOSIAL…

3. Pengambilan keputusan: Kemampuan yang membantu


untuk mengambil keputusan secara konstruktif, dengan
membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang
akan terjadi.

4. Pemecahan masalah: Kemampuan yang memungkinkan


kita dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif
didalam kehidupan.
10 ASPEK KOMPETENSI
PSIKOSOSIAL…

5. Berpikir kreatif: Kemampuan untuk menggali


alternatif yang ada dan berbagai
konsekwensinya dari apa yang kita lakukan
atau tidak, dalam membuat keputusan atau
penyelesaian masalah.
6. Berfikir kritis: Kemampuan untuk
menganalisa informasi dan pengalaman-
pengalaman secara obyektif
10 ASPEK KOMPETENSI
PSIKOSOSIAL…

7. Komunikasi efektif: Kemampuan untuk


mengekspresikan diri secara verbal maupun non
verbal yang mengikuti budaya dan situasi.

8. Hubungan interpersonal: Kemampuan yang


dapat menolong untuk berinteraksi dengan
sesama secara positif.
10 ASPEK KOMPETENSI
PSIKOSOSIAL…

9. Mengatasi emosi: Kemampuan keterlibatan


pengenalan emosi dalam diri dan orang lain
sadar bagaimana emosi mempengaruhi
tingkah laku dan dapat menjawab tantangan
emosi secara tepat.

10. Mengatasi stress: Kemampuan pengenalan


sumber-sumber yang menyebabkan stress
dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan
cara mengontrol diri terhadap
derajat/tingkat stress.
RUANG LINGKUP PKHS

Program UKS bagi anak usia sekolah dasar sampai


lanjutan

Program anak usia sekolah di luar sekolah (remaja


masjid/gereja, karang taruna, anak jalanan,
pondok pesantren, dll)
STRATEGI PENGEMBANGAN PKHS

PKHS dikembangkan melalui program yang ada


Pengembangan difokuskan pada ketrampilan
Penekanan terhadap kompetensi psikososial
Partisipasi aktif dari sasaran dalam proses pembelajaran
Proses pembelajaran dalam suasana nyaman, atraktif,
dan menyenangkan
Pelatihan PKHS bagi tenaga kesehatan, guru 
sebagai fasilitator
Melakukan kajian lokal dan dalam ruang lingkup yang
lebih luas  upaya promotif dan preventif
TERIMA KASIH
MATERI INTI 11

CARA BELAJAR
PARTISIPATIF
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu memfasilitasi secara
partisipasif pelatihan PKPR bagi petugas

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan tentang pendekatan cara belajar
partisipasif
2. Menjelaskan perbedaan konsep pedagogi dan
androgogi
3. Menjelaskan prinsip metode cara belajar orang
dewasa
4. Memperagakan ragam metode belajar
partisipasif
1. CARA BELAJAR PARTISIPASIF
CARA BELAJAR PARTISIPASIF

Konfusius (551-479 B.C)


Saya dengar maka saya lupa
Saya lihat maka saya ingat
Saya mengerjakan maka saya mengerti
2. KONSEP ANDROGOGI-PEDAGOGI
ANDRAGOGI
pendidikan bagi orang dewasa (the art and
science of teaching adults)
orang dewasa :
mampu mempersepsikan dirinya sebagai
penanggungjawab atas hidupnya sendiri
Pendidik orang dewasa (adult educator)
Seseorang yang bertanggungjawab untuk
membantu seorang dewasa lain untuk
“belajar”
ANDRAGOGI…..

Learning by doing
Fasilitator menggali pengalaman
peserta
Cara belajar dua arah/banyak arah
PEDAGOGI

Ilmu dan seni untuk mengajar anak-anak (the art and science
of teaching children)
Pemberi materi  narasumber
Peserta  tidak mempunyai pengetahuan dan
pengalaman
Bersifat satu arah
3. PRINSIP CARA BELAJAR
ORANG DEWASA
EMPAT ASPEK PEDAGOGI - ANDROGOGI

Self concept
Role of learner’ experience
Readiness to learn
Orientation to learning
3 FAKTOR DALAM MENCIPTAKAN SUASANA

Lingkungan belajar

Hubungan Antar Manusia

Lingkungan Fisik organisasi


4. RAGAM METODE BELAJAR
PARTISIPATORI
1. VIPP
(VISUALIZATION IN PARTICIPATORY
PROGRAM)

Suatu proses kepesertaan, yang berpusat pada


manusia
Semua peserta berpartisipasi dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk berekspresi
Menggunakan sejumlah kartu berbagai bentuk
dan warna
ALAT BANTU BELAJAR

Papan, flipchart atau papan busa


Pin atau selotip kertas
kartu
PENGELOMPOKAN KARTU DI PAPAN
Kartu disusun dan dikelompokkan sesuai
kreativitas, contoh :
PENULISAN KARTU
Satu ide per kartu
Tulisan maksimun tiga baris pada tiap kartu
Gunakan kata kunci
Tulisan mudah dibaca
Kartu dengan ukuran, bentuk,warna yang
berbeda
Ikuti aturan warna fasilitator untuk kategori ide
PELIBATAN PESERTA
Setiap peserta = narasumber
narasumber = peserta
Saling membantu
Setiap pemikiran diperhitungkan
Setiap konflik divisualisasikan
Perasaan tidak nyaman harus ditanggulangi
Kartu kuning untuk membatasi bicara
Gunakan metode belajar yang terdapat dalam VIPP
(curah pendapat, simulasi, role play, diskusi)
KERJA KELOMPOK
Atur ruang kerja : kursi lingkaran atau
setengah lingkaran
Penjelasan tugas dengan kata-kata atau
demonstrasi
Tentukan topik dan waktu
Kumpulkan pemikiran dalam satu kartu
Kelompokan dan diskusikan kartu
Review kelompok kartu
Siapkan presentasi
PRESENTASIKAN HASIL KERJA KELOMPOK

Seluruh peserta dan tim berkumpul di


depan panel
Presentasi kreatif, bisa dengan program
Libatkan semua peserta
Hindari komentar panjang dan pengulangan
Catat umpan balik atas kartu
2. CURAH PENDAPAT
(BRAINSTORMING)

Sumbang saran
Membantu menghasilkan ide-ide dengan
cepat
Ide disampaikan di papan flipchart atau
kartu yang tersedia
Semua peserta berpartisipasi
Dapat digunakan untuk mengawali sesi
3. BERMAIN PERAN
Yaitu berperan sebagai ‘seseorang’ yang bukan
dirinya dengan meniru

Memberi kesempatan peserta berekspresi lewat


emosi
Dalam peran yang ditiru, menganalisis masalah
dan cara mengatasinya

Kesempatan petugas kesehatan untuk


menunjukkan kemampuan dalam membantu
masalah remaja dalam berbagai situasi
4. STUDI KASUS

Dapat dengan bentuk sidang pleno


atau sesi kelompok kecil
Memodifikasi tugas
Membuat variabel metode umpan
balik
5. DISKUSI
Suasana diskusi santai dan informal 
iklim terbuka
Bahan diskusi dipersiapkan dengan baik
Menentukan kelompok dan peserta
kelompok
Tempat diskusi menyenangkan
Adanya flipchart/papan untuk mencatat
hasil diskusi
Adanya pengantar tentang hasil diskusi yang
diharapkan tampa ikut campur fasilitator
6. METODE CERAMAH

Metode ceramah = metode kuliah ( the lecture


method) = metode deskripsi
Memberikan penjelasan/deskripsi materi
pembelajaran dengan lisan secara sepihak
(fasilitator)
Tujuan : agar peserta latih mengetahui dan
memahami materi
Cara belajar satu arah
7. METODE DEMONSTRASI
Cara mengajar dengan memperlihatkan
suatu proses
Menekankan pada penjelasan dan hasil
kerja (contoh konkrit)  ditunjukkan
pelatih agar mudah dipahami oleh
peserta
Keuntungan : lebih menimbulkan minat,
dapat menjelaskan prinsip/prosedur yang
masih kabur
Kelemahan : membutuhkan waktu
persiapan dan peralatan mahal
8. KELOMPOK STUDI KECIL
(BUZZ GROUP)
Pemecahan kelompok yang lebih besar:2 atau
3 orang

Keunggulan :
- mendorong peserta yan pemalu
- menciptakan suasana menyenangkan
- pembagian tugas
kepemimpinanmemupuk
kepemimpinan
- menghemat waktu
- memungkinkan pengumpulan pendapat
- variasi metode
KELOMPOK STUDI KECIL (BUZZ GROUP)….

Kelemahan :
- tingkat pengetahuan peserta tidak sama
hasil diskusi tidak maksimal
Kemungkinan laporan tidak tersusun baik
Diskusi mungkin berputar-putar
Mungkin ada pemimpin yang lemah
Perlu belajar sebelumnya bila ingin mencapai hasil
yang baik
9. METODE SIMULASI

Simulasi : pekerjaan tiruan atau meniru


Memberikan kesempatan peserta untuk
menirukan suatu kegiatan/pekerjaan yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawab dalam kehidupan sehari-hari
menampilkan simbol-simbol atau peralatan
dan kondisi sebenarnya
TAHAPAN PELAKSANAAN ………………….

Persiapan: skenario kasus, masalah, peralatan,


pembentukan kelompok, dll
Pelaksanaan simulasi
- menjelaskan skenario
- menyajikan situasi dalam kehidupan nyata
- memainkan peran
- penutupan kegiatan dengan demonstrasi
dan komentar
TAHAPAN PELAKSANAAN…

Review/balikan/umpan
- diawali dengan pernyataan kesan
tentang penguasaan materi
- dilanjutkan dengan diskusi
- akhir diskusi, pelatih memberikan
umpan balik dan tindak lanjut sesuai
kesimpulan hasil simulasi
TERIMA KASIH

You might also like