You are on page 1of 18

• Standarisasi

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman, antara lain mengenai:

- ukuran, bentuk dan mutu barang;


- cara menggambar dan cara kerja.

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis
barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan.
Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan
tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih
baik dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan
mutu.

Dua organisasi internasional yang bergerak di bidang standarisasi ialah:

-"International Electrotechnical Commission" (IEC) untuk bidang teknik listrik, dan


-"International Organization for Standardization" (ISO) untuk bidang-bidang lainnya
. Peraturan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan
peraturanperaturan ini ialah:

a.pengamanan manusia dan barang;


b.penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.

Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak ahli di bidang listrik.


Supaya listrik dapat digunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang
ditentukan, d_atam peraturan sangat ketat.
Peraturlan instalasi listrik terdapat dalam buku Peraturan Umum Instalasi Listrik t977,
disingkat PUIL 1977. Buku peraturan ini diterbitkan oleh Panitia Revisi PUIL, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
PUIL 1977 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum anstalasi Listrik
yang lama, yaitu PUIL NI 6. Sedangkan PUIL NI 6 ini adalah terjemahan dari
"Algemeene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Installaties in Nederlandsch
Indi'e "atau AVE Norm 2004, terbitan tahun 1937.
Dengan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi clan Koperasi
nomor Per-04/Men/1978 tertanggal 10 Maret 1978, PUIL 1977 dinyatakan berlaku di
tempat kerja. Kemudian dengan surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum clan
Tenaga Listrik Nomor 71A/KPTS/1978 tertanggal 18 Maret 1978, PUIL 1977 dinyatakan
berlaku dalarri lingkungan Peru'sahaan Umum Listrik Negara.
Dengan berlakunya PUIL 1977, maka PUIL NI 6 tidak berlaku lagi. Demikian pula
dengan peraturan atau ketentuan lain di bidang instalasi listrik, kecuali yang tidak
bertentangan dengan PUIL 1977.
PUIL 1977 berlaku untuk semua instalasi listrik arus kuat (ayat 102 A1),
kecuali instalasi-instalasi atau bagian-bagian iristalasi yang disebut dalam ayat 102 A2.
Instalasi yang telah ada sebelum PUI L 1977 berlaku, dapat terus dipetrgunakan, tetapi
sedapat mungkin harus disesuaikan dengan PUIL 1977 dalam waktu . yang sesingkat-
singkatnya (ayat 106 Al).
Semua instalasi baru, clan semua perubahan, pembaharuan atau perluasan instalasi,
harus memenuhi PUI L 1977 (ayat 106 A2-A3).
Di samping PUIL 1977, haru's juga diperhatikan peraturan-peraturan lain
yang ada hubungannya dengan instalasi listrik, yaitu (ayat 103 Al):

a. Undang-undang dan peraturan mengenai keselamatan. kerja yang


ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970; b. Peraturan
Bangunan Nasional;
c.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1972 tentang
Perusahaan Umum Listrik Negara;
d.Peraturan-peraturan lain mengenai kelistrikan yang berlaku clan tidak
bertentangan dengan PUIL 1977.

Peralatan listrik hanya boleh dipergunakan untuk instalasi, apabila:


a. memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 1977;
b. telah, mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang
(ayat 202 A2).
Pengujian peralatan listrik

Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan


dipergunakan untuk instalasi, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
PUIL 1977.
Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan
Umum Listrik Negara, yaitu PusaiPenyelidikan Masalah Kelistrikan,
disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan telah
disetujui, diizinkan untuk memakai tanda persetujuan LMK -(gambar
1.1). Pada kabel yang berselubung bahan termoplastik, misalnya
berselubung PVC, tanda persetujuan ini dibuat timbul dan diletakkan
pada selubung luar kabel
Barang-barang yang memenuhi persyaratan terberat diberi tanda
persetujuan "KEMA KEUR" (gambar 1.3).
. Lambang-lambang
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan
instalasi, seorang ahli listrik harus juga mahir'membaca gambar instalasi. Denah ruangan
yang akan dilengkapi dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala 1:100
atau 1:50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan
lambang-lambang yang berlaku
Ukuran gambar ikut menentukan ukuran lambang yang sebaiknya digunakan.
Akan tetapi supaya hasilnya rapi, perbandingan antara ukuran masing-masing lambang
harus seragam. Jumlah lambang sebaiknya dibatasi'sedapat mungkin; hanya yang perlu
saja digambar. Bentuk lambang yang digunakan sedapat mungkin ben tuk yang paling
sederhana.
Lambang-lambang dapat juga digambar dalam bentuk gambar cerminnya atau
dalam kedudukan apa pun, asal tidak menimbulkan keragu-raguan.
Lambang-lambang yang digunakan dalam buku ini berdasarkan NENI 5152.
Dibandingkan dengan lambang-lambang yang tercantum dalam PUIL 1977, terdapat
beberapa perbedaan kecil, misalnya lambang untuk hantaran netral berisolasi.
Lambang-lambang yang terdapat dalarn PUIL 1977 dimuat seluruhnya dalam
apendiks 1 sampai dengan apendiks 3 dari buku ini. Apendiks-apendiks ini disusun
berdasarkan IEC 117. Ada beberapa lambang yang tercantum dalam apendiks-apendiks
tersebut, tetapi tidak terdapat dalam gambar 1.4a sampai dengan gambar 1.4e, dan
sebaliknya.
Pengantar
Gambar elektroteknik memberi keterangan tentang pelaksanaan
instalasi listrik clan pembuatan peralatan listrik.
Gambar-gambar dapat dibagi berdasarkan:
a. tujuannya, dan
b. cara menggambarnya.

Nama yang diberikan pada gambar umumnya menyatakan tujuan


gambar itu, kadang-kadang juga cara menggambarnya.
Berturut-turut di bawah ini akan dibahas jenis-jenis gambar yang paling
sering digunakan dalam teknik arus kuat.
Sebuah gambar bagan atau diagram menjelaskan dengan bantuan
lambanglambang, bagaimana cara menghubungkan bagian-bagian
instalasi, tanpa meng• hiraukan perbandingan ukuran-ukuran ruangnya.
. Diagram dasar
Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara
elementer.

Gambar 1.5 memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung-bagi (PHB),


digambar dengan cara disederhanakan, dan gambar 1.6 memperlihatkan diagram yang
sama digambar secara terperinci. Gambar 1.7 memperlihatkan bentuknya.
Diagram lingkaran arus
Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu rangkaian
secara lerperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-rangkaian yang
rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi padanya. Tanpa diagram
ini sering kali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang cara kerja
suatu rangkaian.
Gambar 1.8 memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu rangkaian kutubsatu. Dalam
diagram lingkaran arus, sakelar-sakelar selalu digambar sedemikian hingga bergerak dari
kiri ke kanan atau dari bawah ke atas (gambar-gambar 1.9 dan 1.10).
Gambar instalasi dan diagram instalasi
Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam gambar instalasi harus
dapat diambil kesimpulan, apakah instalasi itu dapat membahayakan orang atau tidak,
clan apakah ia dapat menimbul kan bahaya kebakaran atau gangguan bagi konsumen
lain atau tidak.
Gambar 1.13 memperlihatkan gambar instalasi untuk suatu ruangan. Saluran salurannya
tidak digambar. Dalam praktek gambar ini juga digunakan sebagai gambar pelaksanaan.
Mereka yang bertugas memasang instalasinya, menentukan sendiri letak
saluran-salurannya di tempat pekerjaan.
Dalam praktek tidak selalu mungkin untuk memberi nama yang tepat bagi suatu gambar.
Beberapa gambar sering digabungkan dalam satu gambar.
Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal
Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar dengan garis
tersendiri. Gambar 1.14 memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah sakelar
kutub-satu dengan satu titik lampu.
Gambar 1.15 memperlihatkan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal.
Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis digambar dengan satu garis
dengan beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis lintang ini menyatakan jumlah
hantaran_sejenis yang ada.

Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis-garis lintang kecil dalam
lambang alat itu, seperti dalam gambar 1.16. Gambar ini memperlihatkan diagram garis
tunggal suatu kotak-bagi. Jumlah garis lintang kecil dalam lambang pengaman ulir
menyatakan jumlah pengaman ulir itu.
Dalam kotak-bagi gambar 1.16 terdapat sejumlah unsur yang bemilai sama, yaitu
pengaman-pengaman ulir dan sakelar-sakelar kutub-dua. Karena itu gambar 1.16 ini
masih dapat disederhanakan lagi (gambar 1.17). Gambar 1.17 ini mem• perlihatkan
diagram dasar kotak-bagi tersebut.
Gambar 1.18 memperlihatkan diagram garis ganda kotak bagi yang sama. Bentuknya
dapat dilihat dalam gambar 1.19. Gambar 1.20 memperlihatkan gambar ukurannya.
Gambar-gambar ukuran ini dapat dijumpai dalam buku-buku katalog. Ukuran-ukurannya
biasanya disusun dalam bentuk tabel.

You might also like