You are on page 1of 52

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

ALAT UKUR
VALIDITAS
 Validitassuatu alat ukur
mempermasalahkan
apakah alat ukur tersebut
benar-benar mengukur
apa yang hendak diukur.

 Kesesuaian antara alat


ukur atau hasil ukur
dengan sasaran ukur
JENIS VALIDITAS
 VALIDITAS ISI
 VALIDITAS WAJAH
 VALIDITAS KONTRUK
 VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)
o VALIDITAS INTERNAL
o VALIDITAS EKSTERNAL
 VALIDITAS PREDIKTIF

 VALIDITAS KONGKUREN
VALIDITAS ISI
 Seberapa jauh suatu alat
ukur mengukur tingkat
penguasaan terhadap materi
yang seharusnya dikuasai
sesuai dengan standar
kompetensi yang telah
ditetapkan.

 Butir-butir tes
mencerminkan keseluruhan
materi yang seharusnya
dikuasai secara proposional.
PROSES VALIDASI ISI
TUJUAN :
o Validasi isi digunakan untuk
memperbaiki alat ukur
o Butir yang tidak memenuhi
syarat dibuang, diperbaiki atau
diganti

CARA :
o Cara yang paling banyak
digunakan orang adalah
validasi para pakar (materi,
pengukuran, bahasa/
keterbacaan)
o Butir yang ditolak dan butir
yang meragukan validasinya
dibuang, diperbaiki atau
diganti
FORMAT VALIDASI PAKAR
No Cocok Tidak
Butir Cocok

1
MODEL DIKOTOMI

3
FORMAT VALIDASI PAKAR
No Validitas
Butir Rendah Tinggi
MODEL KIRAAN 1 2 3 4 5

1
(RATIN)
2

4
CONTOH 1
LIMA PAKAR MEMVALIDASI ALAT UKUR MELALUI FORMAT DIKOTOMI

Pakar No Butir
1 2 3 4 5 6 ….. JML

1 1 1 1 0 1 1 24

2 0 0 1 1 0 1 23

3 1 1 1 1 1 1 25

4 1 0 1 0 0 1 20

5 1 1 0 1 1 0 22

Cocok 4 3 4 3 3 4
Tdk 1 2 1 2 2 1
Cocok
RASIO VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY RATIO)
Rumus Lawshe
M
MP 
2 2M P
CVR   1
M M
2

MP = banyaknya pakar yang menyatakan penting


M = banyaknya pakar yang memvalidasi
 – 1  CVR  + 1
 MP < ½ M CVR < 0
 MP = ½ M CVR = 0
 MP > ½ M CVR > 0
CONTOH 2

Pada contoh 1 butir 1,


 Mp = 4 M=5
 CVR = (2Mp / M)  1
 = (8 / 5)  1
 = 0,6
INDEKS V DARI AIKEN
Aiken menyusun indeks validitas yang dinamakan indeks
V. Rumus Aiken ini digunakan untuk model rating

Skala penilaian : dari r sampai t


R= skala nilai terendah, t=skala nilai tertinggi
i = dari r + 1 sampai r + t  1
ni = banyaknya nilai pada i
N = Σ ni
Indeks V
V
 n |ir |
i

N (t  1)

Nilai V terletak di antara 0 dan 1


CONTOH 3
Pada skala dari 1 sampai 5, suatu butir dinilai oleh 5
pakar.
Hasil peniliaian mereka adalah :
3 3 4 4 5

 Pada indeks V dari Aiken


 r=1 t=5 i = 2, 3, 4, 5
 n2 = 0 n3 = 2 n4 = 2 n5 = 1
 N=5
0 | 2  1 | 2 | 3  1 | 2 | 4  1 | 1 | 5  1 |
V
5(5  1)
14

20
 0,70
VALIDITAS KRITERIA
 Sejauh mana hasil pengukuran dengan alat yang dipersoalkan
(predictor) itu sama atau mirip dengan pengukuran lain
yang dijadikan kriteria.

 Ada dua sasaran ukur


 sasaran ukur prediktor (menghasilkan sekor prediktor)
 sasaran ukur kriteria (menghasilkan sekor kriteria).

Misal:
Sasaran ukur prediktor adalah ujian penerimaan karyawan baru atau
mahasiswa baru
Sasaran ukur kriteria adalah keberhasilan mereka sebagai karyawan atau
sebagai mahasiswa
ADA DUA JENIS VALIDITAS KRITERIA YAITU

Validitas serentak (concurrent validity) yakni kriteria


terdapat pada saat yang sama dengan prediktor.

Contoh:
TOEFL melalui komputer untuk menggantikan
atau mendampingi TOEFL melalui pinsil dan
kertas.
Contoh 4
Validitas Serentak
 Respon- Sekor Sekor
 den Ax AY

 1 8 6
 2 10 10 AX = prediktor
 3 5 5
 4 3 5 AY = kriteria
 5 8 9
 6 10 8
 7 9 10
 8 6 8
 9 7 8
 10 10 10

 val = AX-AxY = 0,80

 Jika korelasi tinggi berarti ada kecocokan antara predictor dengan


criteria.
VALIDITAS PREDIKSI

 Kriteria terjadi kemudian setelah prediktor.


 Validitas prediksi merupakan korelasi suatu hasil
pengukuran (prediktor) dengan kriteria di luar yang
diukur pada waktu yang tidak bersamaan.

Contoh
•Sebagai prediktor : Ujian penerimaan karyawan untuk
menseleksi calon karyawan atau Ujian penerimaan mahasiswa
untuk menseleksi calon mahasiswa.
•Kriteria terjadi kemudian, misalnya keberhasilan karyawan atau
keberhasilan mahasiswa.
•Biasanya tidak mudah untuk ditentukan secara tepat. Sukar
menentukan kriteria karyawan yang baik atau mahasiswa yang
berhasil
CONTOH 5

Resp. Tes Masuk IP


1 470 2.61
2 480 2.47
val=0.815 3 485 2.63
 Karena korelasi tinggi
berarti tes masuk 4 520 2.72
dapat memprediksi 5 530 2.64
keberhasilan
mahasiswa dalam 6 535 2.78
bentuk indek pretasi.

7 545 2.85
8 547 2.65
9 560 2.95
10 564 3.02
VALIDASI KONSTRUK

Dikemukakan oleh L. J. Cronbach dan P. E.


Meehl pada tahun 1955

 Seberapajauh jauh butir-butir tes mampu


mengukur apa yang benar hendak diukur
sesuai dengan konsep atau definisi konseptual
yang telah ditetapkan

 Mengukur sikap, motivasi, minat, motivasi


berprestasi, kecemasan, bakat
PROSES PENELAHAN TEORITIS DARI
SUATU KONSEP

 Perumusan konstruk
 Penentuan Dimensi dan
indikator
 Penulisan butir-butir
instrumen
 Penelahan para pakar

 PERUMUSAN KONTRUK
BERDASARKAN TEORI-TEORI
MENGENAI KONSEP VARIABEL
 ANALISIS FAKTOR
PROSES VALIDASI DENGAN ANALISIS FAKTOR

Faktor Komfirmatori (Comfirmatory


 Analisis
Factor Analysis).

 Tujuan :
 untuk menjustifikasi ketepatan butir-butir yang
mengukur dimensi variabel yang telah disusun
berdasarkan konstruk teoretis.
 Dengan Analisis Faktor Komfirmatori terdapat
koresponsdensi antara konstruk teori dan fakta
empiris, atau antara kebenaran a priori dengan
kebenaran a posteriori.
PROSES VALIDASI KONSEP MELALUI PANEL

1. Memeriksa instrumen mulai dari konstruk sampai


penyusunan butir
 Dimensi : jabaran yang tepat dari konstruk
 Indikator : jabaran yang tepat dari dimensi yang telah
dirumuskan
 Butir-butir instrumen yang dibuat sesuai untuk mengukur
indikator
2. Menilai Butir
 Metode Thurstone
TEKNIK PENILAIAN BUTIR DENGAN
METODE THURSTONE

1. Membentuk panel yang terdiri dari sejumlah


ahli (20-40 orang) untuk mengilai relevansi
pernyataan yang telah dibuat
2. Tentukan skala penilaian 1- 11
3. Misalnya : satu pertanyaan dinilai oleh 20
orang ahli
skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

f 0 0 0 0 1 3 7 5 3 1 0

Q1 = 6,9 Q3 = 7,8

KUALITAS  4 = Q= Q3 – Q1
 B10UTIR
Me  6,5     6,9
 7 
NILAI ME SEMAKIN TINGGI , MAKA SEMAKIN RELEVAN DENGAN
KONTRUK VARIABEL YANG HENDAK DIUKUR

NILAI Q= Q3 – Q1 SEMAKIN KECIL MAKA SEMAKIN KUAT PERSETUJUAN


PANEL
VALIDITAS INTERNAL

 VALIDITAS DITENTUKAN BERDASARKAN KRITERIA


INTERNAL

 KRITERIA
INTERNAL ADALAH TES ATAU
INSTRUMEN ITU SENDIRI VALIDITAS INTERNAL
VALIDITAS INTERNAL
1. VALIDITAS INTERNAL (VALIDITAS BUTIR)
o Validasi internal mempermasalahkan validasi butir dengan
menggunakan hasil ukur sebagai satu kesatuan sebagai
kriteria, sehingga validasi internal dinamakan validasi butir
o Seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan
hasil ukur suatu alat ukur secara keseluruhan
o Koefisien korelasi antara sekor butir dengan sekor total alat
ukur
 Sekor butir kontinum

• Koefisien korelasi product moment (r)


VALIDITAS INTERNAL
 Sekor butir dikotomi
• Koefisien Point Biserial

M p  MT p
rpbis 
ST q
 rpbis = koefisien biserial point biserial
 Mp = mean sekor pada tes yang memiliki jawaban
benar pada butir soal
 MT = mean sekot total
 ST = simpangan baku sekor total
 p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada
butir soal
 q =1-p
CONTOH MENGHITUNG DP DENGAN KORELASI POINT BISERIAL (rpbis)
Meanb - Means
DAFTAR SKOR SISWA SOAL NOMOR 1 Rpbis = ------------------- √ pq
Stdv skor total
Siswa Jumlah Siswa Jumlah
yang skor yang skor Keterangan:
Menjawab keseluruh menjawab keseluruh
benar an salah an b=skor siswa yang menjawab benar
s=skor siswa yang menjawab salah
A 19 N 17
B 18 O 16
p=proporsi jawaban benar thd semua
C 18 P 15 jawaban siswa
D 16 Q 14 q= 1-p
E 16 R 14
F 16 S 12 Meanb = 192:13=14,7692
G 15 T 12 Means = 200:17= 11,7647
H 13 U 12 14,7692 – 11,7647
I 13 V 12 Rpbis = ----------------------- √ (13:30) (17:30)
J 13 W 12 3,0954
K 12 X 11
= (0,9706338) (0,4955355)
L 12 Y 11
= 0,4809835 = 0,48
M 11 Z 10 Artinya butir soal nomor 1 DITERMA
AA 9 atau BAIK.
AB 8
AC 8 KRITERIA DAYA PEMBEDA:
AD 7 0,40 – 1,00 = soal baik
0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
Jumlah = 192 200 0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
Nb=13, Ns=17, N=30, Stdv= 3,0954 0,19 – 0,00 = soal ditolak
RELIABILITAS
 SEJAUH MANA HASIL SUATU
PENGUKURAN DAPAT DIPERCAYA
 TINGKAT KECOCOKAN ANTARA
HASIL UKUR DENGAN KEADAAN
SESUNGGUHNYA PADA RESPONDEN
 DIHITUNG PADA HASIL UJI COBA
DAN PADA HASIL UJI
SESUNGGUHNYA
 Menurut Mehrens & Lehmann
(1973: 104) untuk instrumen yang
digunakan untuk membuat
keputusan harus memiliki
koefisien reliabilitas minimal
sebesar 0,85.
 Kecocokan dengan sekor sesungguhnya

TIDAK COCOK DG
SEKOR COCOK DG
SESUNGGUHNYA SEKOR SESUNGGUHNYA

 Makin cocok dengan sekor sesungguhnya makin


tinggi reliabilitasnya
RELIABILITAS
1. RELIABILITAS KOSISTENSI TANGGAPAN
o Mempersoalkan apakah jawaban responden
terhadap alat ukur sudah baik atau konsisten
o 3 cara untuk memriksa reliabilitas tanggapan
responden
 Teknik test-retes
 Teknik belah dua
 Bentuk ekivalen
 Teknik test-retest
 Pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang
sama pada waktu yang berbeda

 Teknik belas dua (Spearman-Brown)


 Pengukuran dilakukan dengan dua kelompok butir yang
setara pada saat yang sama

 Bentuk ekivalen
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua tes
yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden
dalam waktu bersamaan
Teknik test-retest

untuk melihat kestabilan jawaban responden

Pelaksanaan
 Responden menempuh dua kali pengukuran pada alat ukur yang
sama diselingi suatu selang waktu
Ukur Selang waktu Ukur ulang
X ----------------- X

 Selang waktu tidak terlalu singkat karena responden masih


mengingatnya dan tidak terlalu lama sehingga responden sempat
berubah
sekitar selang 3 minggu

 Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip
dengan hasil ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga
dinamakan reliabilitas stabilitas
Koefisien Reliabilitas
 Koefisien reliabilitas adalah koefisien korelasi linier di antara sekor ukur
dengan sekor ukur ulang
 = ukur – ukur ulang
Contoh 6
Resp uji uji ulang
1 60 65
2 70 75
3 65 70
4 80 60 AA = 0,67
5 70 70
6 85 90
7 65 60
8 75 80
9 60 60
10 80 75
11 75 75
12 90 80
Teknik belas dua (Spearman-Brown)
Pelaksanaan
 Butir dibuat setara secara pasangan yakni sepasang demi
sepasang

 Biasanya, nomorurut ganjil berpasangan dengan nomor


urut genap (nomor urut 1 dengan nomor 2, nomor 3
dengan nomor 4, dan seterusnya)
1 3 5 7 ...
2 4 6 8 ...

 Terdapat dua subsekor responden yakni


Subsekor nomor urut ganjil
Subsekor nomor urut genap
Persyaratan

 Pasangan butir harus betul-betul setara

Perhitungan Pertama

 Koefisien korelasi subsekor (nomor urut ganjil dan nomor urut


genap) menghasilkan Koefisien korelasi paruh-paruh pp

 Koefisien reliabilitas pilah paruh atau koefisien reliabilitas Spearman-


Brown, SB
2  pp
 SB 
1   pp
2. Pilah Paruh (Rulon)

• Rulon menggunakan selisih di antara subsekor ganjil dan


subsekor genap sebagai sumber kekeliruan

• Variansi dari selisih subsekor merupakan bagian keliru dari


variansi seluruh sekor

• Jika selisih setiap subsekor adalah D, maka koefisien reliabilitas


Rulon adalah2

 Rulon  1  D
A 2

 Koefisien reliabilitas ini lebih mudah digunakan jika


dibandingkan dengan koefisien reliabilitas Spearman-Brown
Sekor pilah paruh nomor urut ganjil dan genap
Responden Butir Agj Butir Agn
1 3 5 7 9 11 2 4 6 8 10 12
1 1 0 1 0 1 0 3 1 1 1 1 0 0 4
2 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 6
3 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 4
4 0 0 0 1 1 1 3 1 0 0 1 0 1 3
5 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 1 3
6 1 1 1 1 1 1 6 0 1 1 1 1 1 5
7 0 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 1 4
8 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 5
9 1 1 1 0 0 1 4 1 0 1 0 0 1 3
10 1 1 1 1 0 1 5 1 1 0 1 1 0 4
11 1 0 0 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 4
12 1 1 1 0 1 1 5 1 0 0 1 1 1 4
13 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
14 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 6
15 1 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 4
16 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 5
17 1 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 5
18 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 1 1 1 5
19 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 1 4
20 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 6
Responden Agj Agn A D
1 3 4 7 –1
2 5 6 11 – 1 pp = 0,72
3 2 3 5 – 1
4 3 3 6 0 (2)(0,72)
5 2 3 5 – 1 SB = ---------------
6 6 5 11 1 1 + 0,72
7 4 4 8 0 = 0,83
8 4 5 9 – 1
9 4 3 7 1
10 5 4 9 1 2D = 0,65
11 3 4 7 – 1
12 5 4 9 1 2A = 3,85
13 5 6 11 – 1
14 5 6 11 – 1 0,65
15 3 4 7 – 1 Rulon = 1  ------
16 4 5 9 – 1 3,85
17 5 5 10 0 = 1  0,17
18 4 5 9 – 1 = 0,83
19 3 4 7 – 1
20 5 6 11 – 1
Bentuk ekivalen
Untuk melihat ekivalensi dari kedua pengukuran itu
Pelaksanaan
 Responden menempuh dua pengukuran setara tanpa atau dengan selang
waktu
tanpa atau
Ukur dengan ukur setara
selang waktu
X ----------------- X

 Masalahnya adalah bagaimana menentukan kesetaraan pengukuran atau


ujian
 Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur setara masih mirip dengan
hasil ukur, apakah jawaban responden ekivalen sehingga dinamakan
reliabilitas ekivalen
Koefisien reliabilitas
 Koefisien reliabilitas adalah koefisien korelasi linier di antara sekor
ukur dengan sekor ukur setara
AA = ukur-ukur setara

Contoh
Resp uji uji setara
1 58 60
2 64 59
3 70 74
4 72 68 AA = 0,81
5 57 59
6 67 60
7 54 56
8 61 63
9 71 70
10 65 67
RELIABILITAS
2. RELIABILITAS KONSISTENSI GABUNGAN ITEM
o Berkaitan dengan konsistensi antara butir-butir
suatu alat ukur.
o Jika butir soal dikotomi
• KR-20 dan KR-21
o Jika butir soal kontinum
• Koefisien Alpha atau Alpha Cronbach
KR-20
Responden Butir Ag
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7
3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7
4 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6
5 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
7 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
10 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7

Variansi responden 2A = 6,56


Butir Variansi Butir Variansi
N  A   pi qi
2
1 0,24 6 0,21  KR 20 
2 0,21 7 0,21 N 1  A2
3 0,21 8 0,25 10 6,56  2,18
4 0,21 9 0,24 
10  1 6,56
5 0,24 10 0,16
Σpiqi = 2,18
 0,74
KR-21
Karena KR-21 < KR-20 maka diadakan koreksi dengan
memperkecil rerata variansi butir
N = 10 A = 6,20 2A = 6,56

N  A(N  A )
 KR 21  1  
N 1  N A2 
10  (6,2)(10  6,2) 
 1
10  1  (10)( 6,56) 
 0,71
(KR-20 = 0,74 KR-21 = 0,71 KR-21k = 0,79)
Alpha Cronbach
Responden g Butir Ag
1 2 3 4 5
1 8 5 9 3 6 31
2 3 6 4 5 3 21 Variansi
3 9 10 8 7 8 42 sekor
4 4 5 3 6 4 22 responden
5 8 8 5 9 7 37
6 9 4 8 4 5 30 2A = 52,36
7 4 6 6 7 6 29
8 7 4 7 6 7 31
9 4 3 5 1 3 16
10 6 3 8 7 5 29

Variansi butir
Butir Variansi Koefisien reliabilitas
1 4,76
2 4,44 N  A   i
2 2

3 3,61  
N 1  A2
4 4,85
5 2,64 5 52,36  20,30

Σ2i = 20,30 5 1 52,36
 0,77
RELIABILITAS
PENULIS TELAAH
ANALISISDAN
& PERA UJI ANALISIS:
ANALISIS:
AN REVISI
REVISI SOAL
SOAL KITAN COBA .-MANUAL
MANUAL
SOAL TES TES -KOMPUTER
.KOMPUTER

SELEKSI
SOAL SOAL
JELEK

BANK KALIBRASI SOAL


SOAL SOAL BAIK

@direktorat psma_2008 47
RUMUS STATISTIK
ANALISIS KUANTITATIF

BA  BB
BA: Jml jwb benar KA

Daya Beda  1
BB: Jml jwb benar KB

2
N N : Jml Peserta tes

Ting. kesukaran 
 Siswa Jawab benar
N
CONTOH ANALISIS KUANTITATIF BUTIR SOAL

NO SISWA 1 2 3 .... 50 SKOR


1 A B B C D 45
2 B B A D C 43 27% KA
3 C A C B B 41
... ... ... ...
33 P A A B A 27
34 Q C D E E 26 27% KB
35 R D E E E 25
KUNCI B B D D

@direktorat psma_2008 49
ANALISIS SOAL PG
SOAL KEL A B C D E OMIT KEY TK DP
1 KA 0 10 0 0 0 0 B 0,85 0,30
KB 1 7 1 1 0 0
2 KA 0 5 5 0 0 0 B 0,40 0,20
KB 2 3 3 1 1 0
3 KA 0 1 9 0 0 0 D 0,15 -0,30
KB 0 2 3 3 2 0
50 KA 1 2 3 3 1 0 D 0,25 0,10
KB 1 2 3 2 2 0

TK1=(BA+BB): N
= (10+7) : 20 KRITERIA DAYA PEMBEDA:
= 0,85 KRITERIA TK: 0,40 – 1,00 = soal baik
0,00 – 0,30 = sukar 0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
DP1= (BA-BB):½N
= (10-7) : ½ x 20 0,31 - 0,70 = sedang 0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
= 0,30 0,71 – 1,00 = mudah 0,19 – 0,00 = soal ditolak
CONTOH MENGHITUNG DP DENGAN KORELASI POINT BISERIAL (rpbis)
Meanb - Means
DAFTAR SKOR SISWA SOAL NOMOR 1 Rpbis = ------------------- √ pq
Stdv skor total
Siswa Jumlah Siswa Jumlah
yang skor yang skor Keterangan:
Menjawab keseluruh menjawab keseluruh
benar an salah an b=skor siswa yang menjawab benar
s=skor siswa yang menjawab salah
A 19 N 17
B 18 O 16
p=proporsi jawaban benar thd semua
C 18 P 15 jawaban siswa
D 16 Q 14 q= 1-p
E 16 R 14
F 16 S 12 Meanb = 192:13=14,7692
G 15 T 12 Means = 200:17= 11,7647
H 13 U 12 14,7692 – 11,7647
I 13 V 12 Rpbis = ----------------------- √ (13:30) (17:30)
J 13 W 12 3,0954
K 12 X 11
= (0,9706338) (0,4955355)
L 12 Y 11
= 0,4809835 = 0,48
M 11 Z 10 Artinya butir soal nomor 1 DITERMA
AA 9 atau BAIK.
AB 8
AC 8 KRITERIA DAYA PEMBEDA:
AD 7 0,40 – 1,00 = soal baik
0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
Jumlah = 192 200 0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
Nb=13, Ns=17, N=30, Stdv= 3,0954 0,19 – 0,00 = soal ditolak
ANALISIS SOAL URAIAN
DAN TES PRAKTIK
Soal 1 Soal 2
NO. SISWA
(Skor maks 6) (Skor maks 5)
1 A 6 5
2 B 5 4
3 C 3 2
4 D 3 2
5 E 2 1
Jumlah 19 14
Rata-rata 3,80 2,80
TK 0,63 0,56
DP 0,47 0,56

TK1 = Rata-rata : skor maks DP1= (Rata-rata KA – Rata-rata KB) : skor maks.
= 3,8 : 6 = 0,63 = [(11:2) – (8:3) ] : 6 = (5,5-2,7):6 = 0,47
TK2 = 2,8 : 5 = 0,56 DP2= [ (9:2) – (5:3) ] : 5 = (4,5-1,7) : 5 = 0,56

You might also like