Professional Documents
Culture Documents
SpOG-K
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Menurut Daftar Penyakit
• Tujuan :
• Dokter yg dihasilkan memiliki kompetensi yg memadai
untuk:
• Membuat diagnosis yang tepat
• Memberikan penanganan awal atau tuntas
• Melakuan rujukan secara tepat
• Tingkatan kompetensi setiap penyakit merupakan
kemampuan khusus yg harus dicapai pada akhir
pendidikan
Tingkat Kemampuan Yang Harus Dicapai
• Tingkat kemampuan I : Mengenal dan Menjelaskan
• Tingkat kemampuan II : Mendiagnosa dan Merujuk
• Tingkat kemampuan III : Mendiagnosis, melakukan
tatalaksana awal,merujuk
• 3A : Bukan Gawat Darurat
• Diagnosis Klinik
• Terapi Pendahulan
• Melakukan Rujukan yg Tepat
• Mampu menindak lanjuti setelah pasien kembali dari rujukan
3B Gawat Darurat
• Mendiagnosis Klinis
• Terapi Pendahuluan
• Mencegah Keparahan atau kecacatan
• Melakukan rujukan yang tepat
• Menindak lanjuti sesudah pasien kembali dari rujukan
Tingkat Kemampuan IV
• Mendiagnosis
• Penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
• Diagnosa :
• Ada massa dalam rongga pelvik
• Pemeriksaan penunjang :
• Laparoskopi
• Ultrasonografi
• Rontgen : pada kista dermoid terlihat adanya gigi dalam tumor
Penaganan
• Prinsip:
• Tumor Ovarium neoplastik memerlukan tindakan operasi terutama yang
ukuran >5 cm
Kista Dermoid
• Merupakan teratoma kista jinak
• Terdapat struktur ektodermalnya di diferensiasi sempurna , seperti
epitel kulit , rambut , gigi , kelenjar keringat , kelenjar lemak terdapat
juga elemen endoderm dan mesoderm
• Angka kejadian : 10% dari seluruh tumor ovarium kistik
• Dapat di temukan pada anak kecil , beratnya bisa beberapa kilogram
Gambaran klinik
• Tidak ada ciri ciri yang khas
• Tumor mengandung elemen ektoderm , mesoderm dan endoderm
• Bisa ditemukan :
• Kulit , rambut , kelenjar sebasea , gigi , tulang rawan , serat otot jaringan ikat ,
mukosa traktus gastro intestinal , epitel saluran pernafasan , jaringan tiroid.
• Terapi :
• Kista dermoid suatu teratoma kistik
• Terdiri atas pengangkatan tumor , seluruh ovarium
Kanker serviks uterus
• Adalah kanker pada serviks uterus yang di sebabkan oleh infeksi human
pappiloma virus terutama HPV 16 dan HPV 18
• Lebih dari 95 % tipe epitelial terdiri dari karsinoma sel skuamosa dan
adenokarsinoma
• Gejala :
• Stadirum awal belum timbul gejala klinis yang spesfik
• Stadium lanjut :
• Keputiha berulang berbau , perdarahan , post coital bleeding , menoraghia,
metroraghia dan menometroraghia.
• Invasi ke parametrium :
• Nyeri paha , nyeri berkemih , urine berdarah , edem tungkai , hidronefrosiss , uremia.
Stadium
• Stadium 0 sampai dengan stadium IV B
• Stadium 0 sampai dengan stadium II A stadium awal
• Stadium II B sampai dengan IV B stadium lanjut
Pengobatan :
• 1.) Stadium IA Histerektomi total atau histerektomi vaginal ,
konisasi dengan pengamatan ketat.
• 2.) stadium IA2, IB , IIA :
• Pengobatan terpilih Histerektomi radikal denga limphadenektomi bilateral
• 3.) stadium IIB , III dan IV A :
• Pengobatan terpilih adalah radioterapi lengkap yaitu eksterna dan interna.
• 4.) stadium IV B :
• Pengobatan terpilih bersifat paliatif , radioterapi juga diberikan bersifat
radiopaliatif
Metastasis Ca serviks
• 1.) Paru :
• Relatif sering 96% terjadi metastasis dalam 2 tahun pertama sejak diagnosis
• 2.) Hepar : lebih kurang 1,2 – 2 , 2 %
• 3.) Otak : sangat jarang insidens 0,4 – 2,5 %
Khorio Karsinoma
• Termasuk kelompok penyakit tumor trofoblast gestasional ganas.
• Tanda – tanda ganas :
• Invasive mole
• Chorio Carcinoma
• Plasental site trophoblastic tumor.
Terjadi pasca Mola atau non mola , ditandai adanya sel sito , sinsitio
yang atipik , tanda villi korialis di uterus.
Epidemiologi
• Bisa berasal dari semua jenis kehamilan , terbanyak dari MHK.
• Dari tanda tanda ganas , koriokarsinoma paling banyak ditemukan.
• Banyak kasus ditemukan pada wanita muda dengan paritas rendah
• Gejala Klinis :
• Perdarah pervaginam syok hipovolemik
• Bisa perforasi uterus
• Ada metastasis pada vulva / vagina perdarahan hebat
• Metastasis ke organ lain :
• Hematemesis, melena , ikterus , dispneu , Hemoptoe , gangguan fungsi pernafasan ,
gangguan neurologic
Diagnosis KR ( DASAR DIAGNOSIS )
• Dari MHK : Kurva – regresi hormon B HCG tidak normal non regresi
• Sering diemukan : Tirotokskosis
• USG : adanya massa kompleks dengan neovaskularisasi atau tampak
adanya ancaman perforasi
• Diagnosis pasti :
• Patologi anatomi sel sel trofoblas yag atipik tampak villi korialis ,
hemoragik dan nekrosis
Terapi Koriokarsinoma
• Secara Konseptual :
• Menghilangkan massa tumor
• Mempertahanakan fungsi reproduksi
• Terapi pertama kemoterapi terutama pada :
• Wanita muda paritas rendah
• Besar uterus < 14 minggu.
• Tidak ada tanda – tanda perforasi / acama perforasi
• Terapi operasi :
• Perdarahan pervaginam yang tidak terkontrol dengan medikamentosa
• Perforasi uterus
• Paliatif : uterus lebih besar dari kehamilan 14 minggu
• Ancaman perforasi uterus
• Gagal kemoterapi
• Jumlah anak cukup
• Tujuan operasi :
• Mengontrol perdarahan
Prognosis :
• KR :
• Varian TTG ganas yang paling ganas
• Sering berakhir dengan kematian.
• Sering dengan kemoterapi prognosis lebih baik.
• Mortalitas 20,77%
Kanker endometrium
• Definisi : adalah tumor ganas epitel primer pada endometrium
• Insidensi :
• Di indonesa ( RSCM ) prevalensi kanker endometrium 7,2 kasus pertahun
• Terapi sulih hormon tingginya kejadian kanker endometrium di negara
barat.
• Etiologi :
• Kebanyakan dihubungkan dengan paparan esterogen khoris baik endogen
atau eksogen ( esterogen dependen )
• Pada kaker endometrium non dependen esterogen : berkembang lebih
agressif , differensiasi jelek, prognosa jelek.
Faktor resiko :
• Nulipara resiko 3 kali lebih sering dibanding multipara
• Siklus haid non ovulasi ( terekspos esterogen yang lama progesteron
yang cukup).
• Kadar androsterodion serum yang tinggi.
• Usia menars dini < 12 tahun meningkatkan faktor resiko.
• Menopause pada usia yang lebih tua
• Terapi Sulih Hormon meningkatkan resko kaker endometrium
• Kontra sepsi oral :
• Yang mengandung esterogen meningkatkan resiko.
• Pemakaian hormon tamoksiven pada penderita kanker payudara
• Obesitas :
• Kelebihan berat badan 13 – 22 kg meningktkan resiko 3 kali lipat di
bandingkan berat badan di atas 23 kg meningkatkan resiko 10 kali lipat.
• Faktor diet :
• Tinggi diet lemak hewani
• Konsumsi kacang – kacangan , sayuran menurunkan resiko
Gejala dan tanda
• Sebagian besr mengalami perdarahan pasca menopause atau peraran
intermenstruasi pada wanita yang belum menopause.
• Keluhan kepatuhan.
• Diagnosis :
• Biopsi enometrium
• DNC
• Hasil biopsi dan kuret
• Patologi anatomi diagnosis adeno karsinoma endometrium
TERAPI :
• Tatalaksana kanker endometrium :
• Operatif
• Kemoterapi
• Hormonal
• Radioterapi
Pengamatan lanjut :
Untuk pasien stadium I dan II , evaluasi setiap 6 bulan , selama 3 tahun
selanjutnya setiap 1 tahun.
Pasien stadium III dan IV evaluasi lebih sering dengan interval 3 bulan dalam
2 tahun pertama , interval 6 bulan , untuk 3 – 5 tahun berikutnya ,
selanjutnya setiap 1 tahun, di butuhkan dengan foto thorax dan kadar CA -
125
Kanker ovarium
• Batasan :
• Adalah proses keganasan primer yang terjadi pada ovarium
• Pada umur < 20 tahun terbanyak ditemukan jenis germinal , usia lebih tua
biasanya jenis epitel.
• Kelompok non epitel lainya adalah , sel tumor granulosa tumor sex coral
stroma.
Etiologi kanker ovarium
• Hipotesa incessant ovulation
• Saat ovulasi terjadi kerusakan sel sel epitel ovarium
• Apabila pertumbuhan luka ovulasi terjadi lagi ovulasi penyembuhan tidak
sempurna transformasi jadi sel sel tumor.
• Hipoksia androgen :
• Androgen punya peranan penting untuk terjadinya kanker ovarium
• Epitel ovarium berhubungan dengan reseptor androgen paparan androgen
memicu kanker ovarium
• Paritas :
• Wanita paritas tinggi memiliki resiko terjadinya kanker ovarium lebih rendah dari
multipara
• Wanita yang menjalani 4 atau lebih kehamilan aterm resiko terjadinya kanker
ovarium berikutnya 40%
• TALK :
• Pemakaian talk ( hydrous magnesium silikat ) pada perineum meningkatkan
terjadinya kanker ovarium
• Pemakaian hormon pengganti pada menopause :
• Pemakaian hormon esterogen pada menopause selama 10 tahun meningkatkan
resiko relatif 2,2 , pemaikaian elama 20 tahun atau lebih resko relatif meningkjadi
3,2
• Obat – obat yang meningkatkan kesuburan :
• Obat klomifen sitrat secara oral dan obat gonadotropin seperti folikel stimulating
hormon meningkatkan terjadinya kanker ovarium
• Faktor Herediter :
• Saudara perempuan penderita kanker ovarium resko relatif 3,8 , pada anak penderita
kanker ovarium resiko relatif
Gejala Kanker ovarium
• Gejala tidak khas
• Lebih dari 70% ditemukan stadium lanjut
• Terdapat pada masa perimenopause haid tidak teratur
• Gangguan berkemih dan konstipasi
• Adanya asites
Tanda kanker ovarium
• Ada masa tumor di daerah pelvis , terutama tumor – padat dan
pegerakan terbatas .
• Massa dengan adanya ascites lebih di curigai keganasan , terutama
ukuran tumor > 5cm
• Pada usia menopause ovarium akan atrofi bila ada masa curigai
keganasan
Penatalaksanaan
• Konsep dasar :
• Sangat ditentukan oleh stadium , derajat diferensiasi , fertilitas dan keadaan
umum penderita.
• Penyebab utama :
• Kegiatan tumor primer dan metastasis
• Pemberian kemoterapi :
• Baik sebelum operasi atau sesudah operasi