Professional Documents
Culture Documents
Cluster B
Pembimbing :
Dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
Disusun oleh:
Abdul Rahman Nasution
1102013001
Cluster B : orang dengan perilaku yang terlalu dramatis, emosional atau eratik (tidak menentu)
• Antisosial
• Bordeline
• Histrionik
• Narsistik
• Tidak dapat dipercaya untuk melakukan setiap tugas dan patuh pada standar
moral konvesional
• Ciri yang menonjol : kurangnya kecemasan saat berhadapan dengan situasi
yang mengancam, kurangnya rasa bersalah dan penyesalan atas kesalahan
yang mereka perbuat
• Sering tampak normal dan bahkan berkharisma dan memesona dalam
penampilan mereka
• Sebelumnya disebut “psikopat” patologis pada fungsi psikis
• Lalu “Sosiopat” patologis pada fungsi sosial
Cluster B
1. Gangguan Kepribadian antisosial
Epidemiologi
Lanjutan..
(6) Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti yang ditunjukkan dengan
kegagalan berulang untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghargai
kewajiban keuangan
(7) Tidak ada rasa menyesal, seperti yang ditunjukkan dengan bersikap acuh terhadap
atau merasionalisasi perilaku menyakiti, salah memperlakukan, atau mencuri dari orang
lain
B. Orang tersebut sedikitnya berusia 18 tahun
C. Terdapat bukti gangguan tingkah laku dengan onset sebelum usia 15 tahun
D. Adanya perilaku antisosial tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan skizofrenia
atau episode manik.
Cluster B
1. Gangguan Kepribadian antisosial
Terapi
A. Psikoterapi
Jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial yang tidak dapat
pergi kemana-mana (misalnya, ditempatkan di rumah sakit), mereka
sering menjadi setuju untuk psikoterapi
Sebelum terapi dimulai, batasan yang tegas penting diberikan. Terapis
harus menemukan cara untuk berurusan dengan perilaku pasien yang
merusak diri sendiri.
Cluster B
1. Gangguan Kepribadian antisosial
Terapi
B. Farmakoterapi
Psikostimulan Jika pasien menunjukkan bukti gangguan atensi atau
gangguan hiperaktif. (contoh: methylphenidate (Ritalin)
Antiepilepsi Untuk mengontrol perilaku impulsif dengan obat. (contoh :
carbamazepine, valproate
Selain itu, farmakoterapi digunakan untuk mengatasi gejala yang
memberatkan seperti ansietas, kemarahan dan depresi, tetapi karena
pasien sering merupakan penyalahguna obat obat harus digunakan
secara bijaksana dan berhati-hati
Cluster B
1. Gangguan Kepribadian antisosial
Berdiri pada batas antara neurosis dan psikosis serta ditandai dengan afek, mood,
perilaku, hubungan objek, dan citra diri yang sangat tidak stabil
Diperkirakan ada pada kira-kira 1-2% populasi dan dua kali lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria
Sering pergesaran mood Pasien dapat bersifat argumentatif di satu waktu dan depresif
di lain waktu serta selanjutanya mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya
Mereka kesulitan dalam mengendalikan kemarahan dan rentan terhadap perkelahian
Perilakunya seringkali impulsif, misalnya kawin lari dengan orang yang baru dikenal,
aktivitas seksual sembarangan, penyalahgunaan obat, konsumtif dalam belanja, berjudi,
dsb
Perilaku impulsif ini seringkali bersifat self destructive seperti self mutilation, isyarat-isyarat
bunuh diri serta percobaan bunuh diri yang aktual misalnya berusaha mengiris
pergelangan tangan atau menyundut tubuhnya dengan rokok
Cluster B
2. Gangguan Kepribadian Bordeline (ambang)
Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek dan
impulsivitas yang jelas pada masa dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
(1) Upaya ‘gila’ untuk menghindari pengabaian khayalan ataupun sebenarnya.
Catatan: tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam
kriteria (5)
(2) Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh
perubahan antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem
(3) Gangguan identitas: citra diri atau perasaan diri sendiri yang secara menetap dan
nyata tidak stabil
Cluster B
2. Gangguan Kepribadian Bordeline (ambang)
Diagnosis
(4) Impulsivitas pada sedikitnya dua area yang berpotensi merusak diri (misalnya
berbelanja, seks,penyalahgunaan zat,ngebut gila-gilaan,pesta, makan berlebihan).
Catatan:tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam
kriteria 5
(5) Perilaku, sikap atau ancaman bunuh diri yang berulang, atau perilaku mutilasi diri
(6) Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang nyata (misalnya disforia
episodik kuat, iritabilitas,atau ansietas biasanya berlangsung beberapa jam dan
jarang lebih dari beberapa hari)
(7) Perasaan kosong yang kronis
(8) Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam
mengendalikan kemarahan(misalnya sering menunjukkan tempramental,marah
terus menerus,perkelahian fisik berulang)
(9) Gagasan paranoid terkait-stress yang terjadi sementara atau gejala disosiatif berat
Cluster B
2. Gangguan Kepribadian Bordeline (ambang)
Terapi
Psikoterapi
• Terapi prilaku untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarah pasien serta
mengurangi sensitivitas mereka terhadap kritik dan penolakan
• Bentuk khusus dari psikoterapi yang disebut terapi perilaku dialektis (dialectical
behavior therapy - DBT) telah digunakan untuk pasien dengan gangguan ini, terutama
mereka dengan perilaku parasuicidal, seperti sering memotong.
Farmakoterapi
• Antipsikotik telah digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan, dan
episode psikotik singkat Antidepresan meningkatkan mood depresi umum pada
pasien dengan gangguan kepribadian ini.
• MAO inhibitor (MAOI) dapat digunakan pada beberapa pasien dengan perilaku
impulsif. Benzodiazepin, khususnya alprazolam (Xanax), membantu kecemasan dan
depresi
• Antikonvulsan, seperti carbamazepine, dapat meningkatkan fungsi global untuk
beberapa pasien
Cluster B
2. Gangguan Kepribadian Bordeline (ambang)
Ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstovert pada orang yang
meluap-luap dan emosional, seringkali terdapat ketidakmampuan
untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama
Prevalensi gangguan sekitar 2-3% dan lebih sering didiagnosis pada wanita daripada pria
Mencari perhatian yang tinggi
Haus akan pujian dan penghargaan
Marah/emosi berlebih, ketakutan bahkan menuduh, apabila mereka tidak menjadi pusat
perhatian
Asyik dengan diri sendiri serta plin-plan
Akibat ketergantungan mereka yang kuat mudah mempercayai orang lain dan
mudah tertipu
Cluster B
3. Gangguan Kepribadian Histrionik
(4) Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian
kepada dirinya
(5) Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak rinci
(6) Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal dan ekspresi emosi yang berlebihan
(7) Mudah disugesti yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain dan situasi
(8) Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya
Cluster B
3. Gangguan Kepribadian Histrionik
Terapi
A. Psiokoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan
mereka sendiri yang nyata; klarifikasi dari perasaan batin mereka adalah proses terapeutik
penting
Psikoterapi dengan orientasi psikoanalitik, baik kelompok atau individu, mungkin adalah
pilihan perawatan untuk gangguan kepribadian histerik
B. Farmakoterapi
Antidepresan untuk depresi da keluhan somatik
Anti ansietas untuk kecemasan
Antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi
Cluster B
3. Gangguan Kepribadian Histrionik
Diagnosis
Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), kebutuhan untuk dipuji, dan tidak
ada empati, dimulai pada dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
(1) Memiliki rasa kebesaran dan pentingnya diri (misalnya pencapaian dan bakat yang
dilebih-lebihkan, berharap terkenal sebagai yang superior tanpa usaha yang sepadan)
(2) Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantiakn atau
cinta ideal yang tidak terbatas
(3) Yakin bahwa ia adalah “spesial” dan unik serta hanya dapat dimengerti oleh, atau harus
dikaitkan dengan orang (atau insitusi) yang juga spesial atau juga memiliki status tinggi
(4) Membutuhkan kebanggan yang berlebihan
Cluster B
4. Gangguan Kepribadian Narsistik
Diagnosis
(5) Memiliki rasa berhak; yaitu harapan yang tidak berasalan untuk mendapatkan perlakuan
khusus yang menyenangkan atau kepatuhan automatis terhadap pengharapannya
tersebut
(6) Eksploitatif secara interpersonal; yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk
mendapatkan tujuannya sendiri
(7) Tidak memiliki empati: tidak ingin mengenali atau mengidentifikasi perasaan dan
kebutuhan orang lain
(8) Sering iri dengan orang lain atau yakin orang lain iri padanya
(9) Menunjukkan sikap atau perilaku arogan dan tinggi hati alias ‘sombong’
Cluster B
4. Gangguan Kepribadian Narsistik
Terapi
A. Psikoterapi
Beberapa dokter menganjurkan terapi kelompok bagi pasien mereka sehingga mereka
dapat belajar bagaimana berbagi dengan orang lain dan, dalam keadaan yang ideal,
dapat mengembangkan respon empatik kepada orang lain.
Untuk memperoleh perbaikan pasien harus benar-benar meninggalkan narsismenya
B. Farmakoterapi
Lithium (Eskalith) pada pasien yang gambaran klinisnya mencakup ‘mood swing’
Antidepressan kepribadian narsistik tidak dapat menoleransi penolakan sehingga rentan
terhadap depresi
Serotonergik fluxetine pada kompulsive
Cluster B
4. Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan kepribadian narsisistik adalah kronis dan sulit untuk diobati. Pasien dengan
gangguan terus-menerus harus berurusan dengan pukulan narsisme mereka yang
dihasilkan dari perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup.
Proses penuanan dihadapi dengan buruk; pasien mengahargai kecantikan, kekuatan,
dan perangkat kemudaan, yang mereka pegang teguh tidaklah tepat. Akibatnya
mereka mungkin lebih rentan terhadap krisis usia setengah baya (midlife crises) daripada
kelompok lain.