You are on page 1of 33

LAPORAN KASUS SKABIES

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA
RST DR.SOEDJONO MAGELANG
2018
Pembimbing : Letkol CKM (K)
dr. Susilowati, SpKK
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Skabies adalah infeksi parasit umum yang disebabkan oleh


tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis, arthropoda ordo
Acarina

Skabies terjadi baik pada laki-laki Skabies mudah menyebar baik secara
maupun perempuan, di semua daerah, langsung atau melalui sentuhan langsung
semua kelompok usia, ras, dan kelas dengan penderita maupun secara tak
sosial. langsung melalui baju, seprai, handuk
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. MF
• Tanggal Lahir : 12-Mei-2013 / 5 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• No RM :1689**
• Alamat : Dusun Selurah RT 24/ RW 10, Krincing, Secang,
Magelang
• Tanggal Pemeriksaan : 24-05-2018
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

Bintil-bitil gatal pada seluruh tubuh


terutama pada kedua tangan dan kedua kaki
RIWAYAT
PENYAKIT Pasien datang ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RST dr. Soedjono
SEKARANG Magelang pada tanggal 24 Mei 2018 dengan keluhan bintil-bintil yang terasa
gatal kurang lebih sejak 1 bulan pada seluruh tubuhnya terutama di kedua
kaki dan tangan. Bintil sebesar biji jagung dirasakan berawal dari kedua kaki
yang kemudian semakin banyak dan meluas ke seluruh bagian tubuh dan
munculnya seperti estafet. Keluhan gatal dirasakan sepanjang hari dan
semakin parah pada malam hari sehingga membuat pasien menggaruk
kulitnya sehingga timbul luka akibat garukan dan mengeluarkan nanah.
Oleh sebab itu ayah pasien membawa pasien ke puskesmas setempat
untuk mendapatkan obat, tetapi pasien tidak kunjung sembuh sehingga
ayah pasien membawa pasien ke poli kulit RST dr Soedjono.
Pasien tinggal di lingkungan pondok pesantren. Jarak antara pondok
pesantren hanya 20 meter. Pasien bersekolah di PAUD yang merupakan
satu yayasan dengan pondok pesantren tersebut. Menurut pengakuan ayah
pasien, teman-teman di satu paud pasien juga ada yang mengalami keluhan
hal serupa seperti pasien.
RIWAYAT
belum pernah mengalami keluhan
PENYAKIT
serupa sebelumnya
DAHULU

RIWAYAT Ibu pasien mengalami hal serupa.


PENYAKT Kencing manis dan darah tinggi
KELUARGA disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Kompos mentis
• Tanda vital
Tekanan darah : Tidak di evaluasi
Denyut nadi : Tidak di evaluasi
Pernapasan : Tidak di evaluasi
Suhu tubuh : Tidak di evaluasi
Saturasi Oksigen : Tidak di evaluasi
Status Generalis
• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-,
mata cekung -/-
• Hidung : Sekret -/-
• Telinga : Sekret -/- , Membran timpani intak
• Mulut : mukosa bibir lembab (+)
• Leher : tidak ada pembesaran KGB
Pemeriksaan Thoraks :
Paru
Inspeksi : tidak diperiksa
Palpasi : tidak diperiksa
Perkusi : tidak diperiksa
Auskultasi : tidak diperiksa
Jantung
Inspeksi : tidak diperiksa
Palpasi : tidak diperiksa
Perkusi : tidak diperiksa
Auskultasi : tidak diperiksa
• Pemeriksaan Abdomen: 

Inspeksi : tidak diperiksa
Auskultasi : tidak diperiksa
Perkusi : tidak diperiksa
Palpasi : tidak diperiksa
• Ekstremitas : akral hangat
STATUS DERMATOLOGIS
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING KERJA

• Prurigo
• Pedikulosis korporis • Skabies
TATALAKSANA

Medikamentosa Non Medikamentosa

• Kasur, karpet, selimut, bantal, guling dijemur dibawah sinar


matahari
Scabimite • Pakaian dicuci bersih dan disetrika atau dapat dipanaskan dengan
Dexametason air panas
• Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit dan cara
penularannya
• Bila gatal sebaiknya jangan menggaruknya terlalu kencang karena
dapat menimbulkan luka dan risiko infeksi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan


sensitisasi terhadap terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan
produknya

• Sinonim : The itch, gudik, budukan, atau gatal agogo


EPIDEMIOLOGI

• Angka kejadian skabies tinggi di negara dengan iklim panas dan tropis.
Skabies endemik terutama di lingkungan padat penduduk dan miskin.

• Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: higiene


buruk, salah diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologi.
Penyakit ini dapat termasuk PHS (Penyakit akibat Hubungan Seksual).
ETIOLOGI
• Sarcoptes Scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida,
ordo Ackarima, super family Sarcoptes. Pada manusia disebut
Sarcoptes scabiei var.hominis
• tungau kecil berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian
perutnya rata. Ukurannya yang betina lebih besar dibanding
yang jantan
• Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki
didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua
pada betina berakhir dengan rambut,
• sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
SIKLUS HIDUP
CARA PENULARAN

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG


KLASIFIKASI

SKABIES NORWEGIA
SKABIES NODULAR
(SKABIES BERKRUSTA)

1. Dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki


2. Kuku disforik Skabies dapat berbentuk nodular bila
3. Skuama generalisata tidak diterapi, sering terjadi pada bayi
4. Sangat menular tapi rasa gatalnya sedikit dan anak atau pada pasien dengan
5. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang imunokompromise
banyak
MANIFESTASI KLINIS

Terdapat 4 tanda cardinal sebagai berikut:

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau

lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab

2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya

seluruh anggota keluarga terkena infeksi.


3. Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau

keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata- rata panjang 1 cm, pada ujung

terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.

4. 4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau

lebih stadium hidup tungau ini


DIAGNOSIS

• Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4


tanda cardinal yaitu pruritus nocturna, mengenai
sekelompok orang, adanya terowongan, dan
ditemukan Sarcoptes scabiei
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa cara untuk menemukan tungau:

1. Kerokan kulit dapat dilakukan di daerah sekitar papula yang lama maupun yang baru.

2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung pada kertas putih 
kemudian dilihat
dengan kaca pembesar.

3. Tes tinta pada terowongan (burrow ink test)

4. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy).

5. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin 



TATALAKSANA

Adapun syarat obat yang ideal adalah yang efektif terhadap


semua tungau, tidak menimbulkan iritasi, tidak bersifat toksik,
tidak berbau, tidak kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya pun relatif murah
1. Permethrin

• Merupakan pilihan pertama, tersedia dalam bentuk krim 5%, yang diaplikasikan selama
8-12 jam dan setelah itu dicuci bersih

• Obat membuat ion Cl masuk ke dalam sel secara berlebihan, membuat sel saraf sulit
depolarisasi dan parasit akan paralisis/ lumpuh.

• Obat ini efektif membunuh parasit, tapi tidak efektif untuk telur

2. Presipitat Sulfur 4-20%

• Preparat sulfur tersedia dalam bentuk salep dan krim.

• Tidak efektif untuk stadium telur


3. Benzyl benzoate

• Benzyl benzoate efektif untuk semua stadium, bersifat neurotoksik pada tungau scabies.

• Digunakan dalam bentuk emulsi 25% dengan periode kontak 24 jam, diberikan setiap malam
selama 3 hari

• Obat ini sulit diperoleh, sering menimbulkan iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah
dipakai.

4. Gamma benzene heksaklorida (Gammexane)

• Merupakan insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) tungau.

• Tersedia dalam bentuk 1% krim, lotion, gel, tidak berbau, dan tidak berwarna

• Obat ini efektif untuk semua jenis stadium


5. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O- Toluidine)

• Sebagai krim 10% atau lotion.

• Hasil terbaik diperoleh jika diaplikasikan dua kali sehari setelah mandi
selama lima hari berturut-turut.

6. Ivermectin

• Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh Streptomyces


avermitilis, anti-parasit yang strukturnya mirip antibiotik makrolid, namun
tidak mempunyai aktivitas antibiotik, diketahui aktif melawan ekto dan
endo parasit.

You might also like