You are on page 1of 18

LAPKAS NEFROLITIASIS DAN DEMAM DENGUE

DISUSUN OLEH :

Jefri Rahmat Phalepi


Julian Renaldo

Pembimbing :
Dr. Alwinsyah Abidin, SP.PD
Gambar ginjal dan saluran kemih
NEFROLITIASIS
 Nefrolitiasis (batu ginjal)
merupakan salah satu penyakit
ginjal, dimana ditemukannya batu
yang mengandung komponen kristal
dan matriks organik yang
merupakan penyebab terbanyak
kelainan saluran kemih. Lokasi batu
ginjal khas dijumpai di kaliks, atau
pelvis dan bila keluar akan terhenti
dan menyumbat pada daerah
ureter (batu ureter) dan kandung
kemih (batu kandung kemih).
EPIDEMIOLOGI
 Di Amerika Serikat, kejadian batu ginjal dilaporkan
sekitar 7-10 pasien untuk setiap 1000 pasien rumah
sakit dan 7-21 pasien untuk setiap 10.000 orang
dalam setahun
 Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002
berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit
di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus
baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang.
Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah
sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian
adalah sebesar 378 orang.
PATOGENESIS
-Usia -Profesi -Konstitusi -Musim
Keturunan
-Jenis Kelamin -Mentalitas Nutrisi -Ras

Kelainan Gangguan Infeksi saluran Kelainan


Faktor genetik
morfologi aliran air keruh kemih metabolik

Eksresi bahan pembentuk


Eksresi inhibitor menurun
batu meningkat

Perubahan fisiko-kimiawi
supersaturasi
 Kelainan kristaluria
 Agregalasi kristal
 Pertumbuhan kristal

BATU SALURAN KEMIH


FAKTOR RISIKO PENYEBAB BATU
 Hiperkalsiuria
 Hipositraturia
 Hiperurikosuria
 Penurunan jumlah air kemih
 Jenis cairan yang diminum
 Hiperoksaluria
 Faktor diet
Klasifikasi Nefrolitiasis

 Batu kalsium
 Batu asam uric
 Batu struvite
 Batu cystine
Diagnosa
 Nyeri pada pinggang ke arah bawah dan depan.
 Nyeri dapat bersifat kolik atau non kolik. Nyeri
dapat menetap dan terasa sangat hebat
 Mual dan muntah
 Demam
 Hematuria
 Pada pemriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan
nyeri ketok CVA, spasme otot-otot abdomen, testis
hipersensitif, dan skrotum hipersensitif
Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium-oksalat)
b. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk
batu
c. Pengaturan diet
Lanjutan
2. Pemberian obat
a. Hiperkalsiuria idiopatik : batasi pemasukan garam
dan batu ≤5 mm berikan obat diuretik
b. Hiperurikosuria : alopurniol 100-300 mg/hari
c. Hipositraturia : diberikan kalium sitrat
d. Analgetik
3. Pengambilan batu
Komplikasi
1. Komplikasi Akut Kematian, kehilangan fungsi ginjal,
kebutuhan transfusi dan tambahan invensi sekunder
yang tidak direncanakan.
2. Komplikasi Jangka Panjang Striktura, obstruksi,
hidronefrotis, berlanjut dangan atau tanpa
pionefrosis, dan berakhir dengan kegagalan faal
ginjal yang terkena.
Demam Dengue
a. Demam dengue adalah penyakit infeksi tropis
yang disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam genus flavivirus.
b. 4 serotipe virus dari genus flavivirus, yaitu
DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4.
a. Virus ini ditularkan dari gigitan vektor nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Manifestasi klinis
 Anamnesis:
 demam mendadak tinggi (390C-400C) terus
menerus, selama 2-7 hari
 nyeri kepala, nyeri otot (myalgia) dan sendi
(atralgia), nyeri retro-orbital
 nyeri perut, sakit tenggorokan
 Pemeriksaan fisik :
 Demam: 39-40°C, berakhir 2-7 hari
 Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit
makulopapular/rubeolliform
 Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie
pada kaki bagian dorsal, lengan atas, dan tangan
 Manifestasi perdarahan :
 Uji bendung positif dan/atau petekie.
 perdarahan saluran cerna (jarang terjadi, dapat
terjadi pada DD dengan trombositopenia).
Derajat DBD berdasarkan klasifikasi
WHO 2011
DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium

DD Demam disertai minimal dengan 2 gejala  Leukopenia (jumlah leukosit

≤4000 sel/mm3)
 Nyeri kepala
 Trombositopenia (jumlah
 Nyeri retro-orbital
trombosit <100.000
 Nyeri otot
sel/mm3)
 Nyeri sendi/ tulang
 Peningkatan hematokrit (5%-
 Ruam kulit makulopapular
10%)
 Manifestasi perdarahan
 Tidak ada bukti perembesan
 Tidak ada tanda perembesan plasma
plasma

DBD I Demam dan manifestasi perdarahan (uji bendung Trombositopenia <100.000

positif) dan tanda perembesan plasma sel/mm3; peningkatan hematokrit

≥20%
DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium

DBD II Seperti derajat I ditambah perdarahan Trombositopenia <100.000

spontan sel/mm3; peningkatan hematokrit

≥20%

DBD* III Seperti derajat I atau II ditambah kegagalan Trombositopenia <100.000

sirkulasi (nadi lemah, tekanan nadi ≤ 20 sel/mm3; peningkatan hematokrit

mmHg, hipotensi, gelisah, dieresis menurun ≥20%

DBD* IV Syok hebat dengan tekanan darah dan nadi Trombositopenia <100.000

yang tidak terdeteksi sel/mm3; peningkatan hematokrit

≥20%

*DBD derajat III dan IV juga disebut Dengue Shock Syndrome(DSS)

Diagnosis infeksi dengue:

Gejala klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi, dikonfirmasi dengan deteksi antigen virus dengue (NS-

1) atau dan uji serologi anti dengue positif (IgM anti dengue atau IgM/IgG anti dengue positif
Penatalaksanaan
 Prinsip utama terapi demam dengue adalah terapi
suportif. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan harus terus
dipertahankan, terutama asupan oral. Apabila
asupan oral tidak dapat dilakukan, maka
dibutuhkan penambahan cairan intravena untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
bermakna.
Prognosis
 Terapi yang cepat, tepat dan adekuat memberikan
prognosis yang baik. Angka kematian penyakit DBD
masih tergolong tinggi. Perjalanan penyakit pada
anak-anak umumnya lebih berat dibandingkan
dengan orang dewasa.

You might also like