Professional Documents
Culture Documents
Petalaksanaan Ameloblastoma - Isu Terkini-Bandung Dentistry 2017
Petalaksanaan Ameloblastoma - Isu Terkini-Bandung Dentistry 2017
AMELOBLASTOMA
ISU TERKINI
Ameloblastoma (berasal dari bahasa Inggris yaitu amel berarti email dan bahasa Yunani
blastos yang berarti benih), merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel odontogenik
Tumor ini pertama kali diperkenalkan oleh Cusack tahun 1827, disebut sebagai
adamantinoma oleh Louis-Charles Malassez tahun 1885 dan pada tahun 1930 oleh Ivey dan
Churchill disebut sebagai ameloblastoma
Tumor ini lebih sering ditemukan pada mandibula dibandingkan maksila dengan frekuensi
relatif bervariasi dari 80-20% sampai 99-1%
Penampilan lesi ini berupa pembengkakan yang tumbuh lambat, tanpa rasa sakit,
menyebabkan ekspansi tulang kortikal, perforasi bagian lingual dan/atau bukal dan infiltrasi
ke jaringan lunak.
Sifat tumbuh lambat ini seringkali mengakibatkan terlambat di diagnosis
Pendahuluan
Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling sering ditemukan di Afrika dan Asia dan
jenis kedua yang paling sering ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Selatan
Rata-rata rekurensi berkisar antara 55% - 90% untuk jenis solid atau multikistik yang diterapi dengan
cara konservatif (enukleasi atau kuretase)
Ameloblastoma juga dikatagorikan sebagai suatu katagori tumor border line atau low grade
malignancy karena mempunyai kemampuan invasif, rekurensi yang tinggi dan bermetastasis
(walaupun amat jarang) terutama ke paru dan saraf pusat
Etiologi
Ameloblastoma berasal dari jaringan odontogenik sebelum terjadinya pembentukan kalsifikasi struktur gigi
Pre functional lamina dentalis (epithelium odontogenik yang mempunyai kemampuan menghasilkan gigi) terutama yang
terletak pada gigi molar tiga rahang bawah
Post functional lamina dentalis, termasuk sisa epitel Serre, sisa epitel didalam jaringan gusi, sisa epitel Malassez pada ligament
periodontal, dan epitel organ email yang menutupi permukaan email sampai erupsi gigi
Lapisan sel basal epitel gusi
Papila dentalis yang merupakan asal pulpa gigi, mempunyai kemampuan menginduksi produksi odontoblas dan sintesis dentin
dan atau material dentinoid
Folikel gigi
Ligamentum periodontal yang mempunyai kemampuan memproduksi material material fibrous dan cement osseous
Klasifikasi
Ameloblastoma diklasifikasikan berdasarkan perbedaaan gambaran klinis dan radiologis menjadi tiga
katagori yaitu jenis solid atau multikistik, intraosseous klasik (86%), jenis unikistik (13%) dan jenis periferal
(1%)
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi bio molekuler, maka ameloblastoma diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik perilaku dan prognostiknya menjadi :
Ameloblastoma tipe solid ditemukan pada rentang usia yang cukup luas, dan prevalensi terbanyak
ditemukan pada dekade tiga sampai tujuh kehidupan, tanpa predileksi pada gender tertentu
Perilaku biologis bervariasi dari ekspansi kistik sampai infiltrasi agresif ke jaringan sekitar
Berbeda dengan karsinoma, ameloblastoma dibatasi oleh membran basalis yang utuh dan
menyebar ke jaringan sekitar melalui ekspansi volume tumor
Pola arsitektur suatu ameloblastoma menunjukkan bahwa tepi tumor dalam tulang kanselous
terletak diluar permukaan makroskopis dan batas gambaran radiologis yang tampak
Tumor ini seringkali asimptomatik dan lesi kecil hanya terdeteksi dengan pemeriksaan radiografis.
Gejala klinis yang menyertainya adalah pembengkakan keras dan ekspansi pada tulang rahang
tanpa disertai rasa sakit serta jarang terjadi parestesia.
Lokasi tersering adalah pada mandibula terutama pada daerah posterior dan ramus asendens
mandibula serta dan maksila posterior
Karakteristik molekuler dan genetik ameloblastoma masih belum dapat dipahami dengan baik.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya ekspresi gen ameloblastin dan amelogenin pada
ameloblastoma yang mendukung hipotesis bahwa tumor ini berasal dari lamina dentalis, epitel
email luar atau epitel email dalam
Ketidak seimbangan kromosom pada ameloblastoma dilaporkan berkaitan dengan kelainan pada
kromosom 22 dan kromosom 10
Terjadinya aneuploidi yang dapat memprediksi potensi keganasan, jarang ditemukan pada
ameloblastoma
Terapi
Sampai sat ini metode terapi bedah ameloblastoma masih diperdebatkan dan belum
ditemukan konsensus dan bervariasi dari terapi konservatif (kuretase, enukleasi, bedah
krio) sampai radikal (reseksi marginal, segmental dan komposit)
Jenis terapi ameloblastoma didasarkan pada tipe histologis, usia, penyakit sistemik
yang menyertai, lokasi, ukuran tumor serta keterlibatan struktur anatomi dan juga
kepatuhan pasien untuk kontrol
Opini yang berkembang saat ini pada terapi ameloblastoma pada hakekatnya
berdasarkan laporan kasus, anecdotal evidence, tinjauan restrospektif dan gambaran
histopatologis
Tidak banyak dilakukan penelitian dalam skala besar dengan follow up jangka
panjang
Pendekatan konservatif atau radikal?
Lesi besar tanpa perforasi korteks tulang diterapi secara konservatif sedangkan yang sudah terjadi
perforasi diterapi dengan reseksi yang meliputi jaringan lunak sekitarnya.
Beberapa ahli melakukan reseksi luas pada ameloblastoma kecil sedikitnya 1 cm dari tulang
normal pada tepi tumor
Untuk ameloblastoma jenis solid-multikistik pada mandibula, reseksi sebaiknya 1.5 sampai 2 cm
diluar batas tepi gambaran radiologis dalam upaya meyakinkan bahwa semua mikro kista dan
kista anak (daughter cysts) terbuang
Terapi radikal berhubungan dengan masalah serius pada kosmetik, fungsi dan rekonstruksi.
Dengan kemajuan dibidang bedah mikro, maka masalah rekonstruksi setelah reseksi bukan
menjadi masalah lagi pada terapi ameloblastoma.
Metode dredging
Prognosis tumor pada bagian anterior mandibula lebih baik dari bagian posterior mandibula
karena tulang kortikal di bagian anterior mandibula lebih tebal dbandingkan bagian posterior
sehingga lebih tahan terhadap infiltrasi tumor
Prognosis ameloblastoma tipe unikistik dan tipe periferal lebih baik dibandingkan ameloblastoma
tipe solid dan tipe desmoplastik karena mempunyai karakteristik biologis yang kurang agresif.
Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa prognosis ameloblastoma lebih bergantung
pada metode bedah dibandingkan dengan jenis histologis.
Reseksi dengan tepi bebas tumor (safe margin) seperti reseksi marginal, segmental atau komposit
bergantung pada tempat dan ukuran lesi merupakan metode terbaik untuk terapi
ameloblastoma jenis solid/multikistik untuk mencegah rekurensi
Kesimpulan
Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang menunjukkan perilaku invasif lokal dengan
rekurensi tinggi yang dapat menyebabkan destruksi jaringan yang luas sehingga menyebabkan
deformitas berat
Ameloblastoma merupakan tumor jinak odontogenik yang sampai saat ini masih menjadi
perhatian utama para pakar klinik maupun patologi karena banyaknya variasi gambaran
klinikopatologi dan radiologi.
Terapi ameloblastoma sampai saat ini masih dalam perdebatan, karena baik terapi konservatif
maupun radikal mempunyai keuntungan dan kerugiannya sehingga perlu dilakukan penelitian
yang komprehensif
Kepustakaan
Malassez L. "Sur Le role des debris epitheliaux papdentaires". Arch Physiol Norm Pathol 1885;(5): 309–340 (6):379–449.
Sapp JP, Eversole LR, Wysocki GP. Contemporary oral and maxillofacial pathology, 2nd ed, 2004, Mosby, St Louis.
Neville BM, Damm DD, Allen CH, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial Pathology. 2009. 3rd ed. Philadelphia. WB Saunders Co.
Cawson RA and Odell EW. 2002. Essential of Oral Pathology and Oral Medicine. 7 th ed. Churchill Livingstone, Edinburg, 121-4.
Mosqueda-Taylor A. New findings and controversies in odontogenic tumors. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2008 ,1;13(9):E555-8.
Phillips SD, Corio RL, Brem H, Mattox D. Ameloblastoma of the mandible with intracranial metastasis. A case study. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. 1992;118:861–863.
Avery JK. Oral development and histology. 3rd ed. 2002. Stuttgart. Thieme.
Stoelinga P. Clinical Management of Oral and Maxillofacial Pathology. IAOMS Lecture Programe. Hat Yai. Thailand. 2003. h.1-20.
Eversole LR. Benign tumors of the oral cavity in Burket’s oral medicine, diagnosis and treatment. 10 th ed. Spain. BC Decker Inc. 2003. h 137-193.
Laxmidevi BL, Kohita G, Mahadesh J. Ameloblastoma-Adding perspectives. J of Dental Sciences and Research. Vol 1;2;2010;11-22.
Zhi-Jun Sun, Yan-Ru Wu, Ning Chen, Roger A Zwahlen, Yi-Fang Zha. Desmoplastic ameloblastoma. Oral Pathology. 2009;45(9),752-759.
Hong J, Yun PY, Cung IH, Myong H, Suh JD, Seo BM, Lee JH, Choung PH. Long-term follow up on recurrence of 305 ameoblastoma cases. Int J Oral Maxillofac Surg. 2007. 36 (4), 283-288.
Wato M, Chen Y, Fang YR, He ZX, Wu LY, Bamba Y, Hida T, Hayashi H, Ueda M, Tanaka A. Immuhistochemical expression of various cytokeratin in ameloblastoma. Oral Med Pathol ,2006, 11, 67.
Zhong Y. Molecular markers of tumor invasiveness in ameloblastoma: An update. Annals Oral Maxillofacial Surgery. 2011. 1(2);145-149.
Dinaz G, Ashraf A, Pogrel AM, Gordon M, Laetitia BM, Khursheed MF. Ameloblastoma: A Surgeon's dilemma. J Oral Max Fac Surg . 2006 ;64(7), 1010-1014.
Adeyemo WL, Bamgbose BO, Ladeinde AL, Ogunlewe MO . Surgical management of ameloblastomas: conservative or radical approach? A critical review of the literature. Oral Surgery . ISSN: 1752-248X (Online) . Volume 1, Issue 1, 2008. 22–27.
Li W, Liu F, Xu Z, Huang S, Zhu W, Sun C. Treatment of ameloblastoma in children and adolescent. J Hard Tissue Pathology, 2012, 21 (2);121-126.
Kawamura M, Nobuo I, Ichiko K and Mohiuddin A. 1991. Dredging Method- A New Approach for treatment of Ameloblastoma, Asian J of Oral Maxillofac Surg 3:81-88.