You are on page 1of 32

VI.

KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN


HIPOTESIS, DEFENISI OP.`
KERANGKA KONSEP
Konsep adalah merupakan abstraksi yang
terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal
khusus.
Oleh karena itu merupakan abstraksi, maka
konsep tidak dapat langsung diamati atau
di ukur
Konsep hanya dapat diamati atau diukur
melalui konstruk atau yang lebih dikenal
dengan nama variabel
Jadi variabel adalah simbol atau lambang
yang menunjukkan nilai atau bilangan dari
konsep.
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.
Contoh 1; Sehat adalah konsep, istilah ini
mengungkap sejumlah observasi tentang
hal-hal atau gejala-gejala yang
mencerminkan kerangka keragaman
kondisi kesehatan seseorang.
Untuk mengetahui seseorang itu sehat atau
tidak sehat maka pengukuran konsep
“sehat” tersebut harus melalui konstruk
atau variabel-variabel
Misalanya : tekanan darah, denyut nadi, Hb
darah, dsb
Ini adalah variabel – variabel yang
digunakan untuk mengobservasi atau
mengukur apakah seseorang itu sehat
atau tidak sehat
Contoh 2: status gizi adalah konsep. istilah
ini mengungkap sejumlah obesevasi
tentang hal-hal atau gejala-gejala yang
mencerminkan kerangka keragaman
kondisi gizi seseorang.
Untuk mengetahui seseorang itu status
gizinya normal atau tidak normal maka
pengukuran konsep “status gizi” tersebut
harus melalui konstruk atau variabel-
variabel
Misalanya : berat badan menutut umur
(BB/U), Tinggi badan menurut umur
(TB/U), berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB), indks massa tubuh (IMT) dsb
Kerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian
– penelitian yang akan dilakukan :
Contoh sederhana :
Skema : Kerangka konsep penelitian
beberapa faktor yang berhubungan
dengan perilaku pemberian ASI :
Fakator predisposisi :
-Pendidikan
-Pegetahuan
-Sikap
-presepsi
Faktor pendukung : Perilaku
-Pendapatan keluarga Pemberian ASI
-Kertersediaan waktu

Paktor pendorong :
-Sikap petugas
-Orang tua
Dari contoh kerangka konsep penelitian
diatas dapat dilihat bahwa ada 4 konsep
yaitu konsep tentang faktor predisposisi,
faktor pendukung, faktor pendorong
terhadap terjadinya perilaku, dan konsep
faktor perilaku pemberian ASI sendiri.
Tiap konsep masing-masing mempunyai
variabel-variabel sebagai indikasi
pengukuran masing-masing konsep
tersebut
Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi
maka dapat melalui variabel pengetahuan,
pendidikan, sikap dan persepsi.
Konsep perilaku pemberian ASI sebagai
variabel dependen (variabel tergantung)
Ini dapat diukur melalui variabel “perilaku
menyusui” Artinya perilaku pemberian ASI
oleh ibu-ibu ini dapat dioservasi atau
diukur dari praktik ibu-ibu dalam
memberikan ASI (air susu ibu) kepada
anak atau bayi mereka.
Apakah mereka memberikan ASI kepada
bayi-bayi mereka atau tidak, bila
memberikan bagaimana frekuensinya,
caranya dsb.
VARIABEL
Variabel mengandung pengertian ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok yang
lain.
Definisi lain mengatakan bahwa variabel
adalah sesuatu yang digunakan sebagai
ciri, sifat atau ukuran yangt dimiliki atau
didapatkan oleh suatu penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu.
misalnya : umur, jenis kelamin,
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan,penyakit dsb.
Berdasarkan hubungan fungsional antara
variabel-variabel satu dengan yang
lainnya, variabel dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Variabel tergantung, akibat, terpengaruh
atau variabel dependent.
2. Variabel bebas, sebab, mempengaruhi
atau variabel independent.
Disebut variabel tergantung atau dependent
karena variabel ini dipengaruhi oleh
veriabel independent.
Misalnya variabel jenis pekerjaan
(dependent) dipengaruhi oleh variabel
pendidikan (independent), variabel
pendapatan (dependent) dipengaruhi oleh
pekerjaan (independent variabel) dsb.
Pengukuran variabel :
Berdasarkan kriterianya, variabel
dikelompokkan menajadi 4 kelas atau
kelompok, pengolomokan ini berdasarkan
kepada skala pengukuran variabel
tersebuit yaitu:
a). Skala nominal
b). Skala ordinal
c). Skala interval
d). Skala ratio
1. Skala nominal, adalah suatu himpunan
yang terdiri dari anggota-anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya,
memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain(sederajat).
Misalnya; jenis kelamin, dibedakan antara
laki-laki dan perempuan, pekerjaan
dapat dibedakan petani, pegawai, dan
pedagang. Suku bangsa dapat
dibedakan antara jawa, sunda, batak,
ambon dsb
Pada skala nominal, kita menghtung
banyaknya subyek dari setiap kategori
gejala,
Misalnya :
Jumlah wanita dan pria masing-masing
sekian orang.
Jumlah pegawai dan bukan pegawai
sekian orang dsb
2. Skala ordinal, adalah himpunan yang
beranggotakan menurut rangking,
urutan, pangkat, atau jabatan.(tingkat)
Dalam skala oridinal tiap himpunan tidak
hanya dikategorikan kepada persamaan
atau perbedaan dengan himpunan yang
lain, tetapi juga berangkat dari
pernyataan lebih besar atau lebih kecil.
Misalnya ; variabel pendidikan dikategorikan
SD, SLP dan SLA. Variabel pendapatan
dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah
variabel umur dikategorikan anak-anak,
muda dan tua dsb
3. Skala interval, seperti pada skala ordinal,
tetapi himpunan tersebut dapat
memberikan nilai interval atau jarak
antara urutan kelas yang bersangkutan.
Kelebihan dari skala ini adalah bahwa jarak
nomor yang sama menunjukkan juga
jarak yang sama dari pada sifat yang
diukur.
Contoh :
a b c d e
1 2 3 4 5
Interval a sampai d adalah 4 – 1 = 3
Interval d dan e adalah 5 – 4 = 1
Dalam hal ini tiap anggota dalam kelas
mempunyai persamaan nilai interval.
Contoh lain ; tentang skala pengukuran
suhu dengan fahrenhit dan celsius,
dimana masing-masing mampunyai aturan
skala yang berdeda letak dan jaraknya,
meskipun masing-masing memulainya dari
nol (0)
Contoh lain; adalah skala waktu tahun
Masehi dan tahun Hijrah, dimana masing-
masing mulai dari 1
4. Skala rasio adalah variabel yang
mempunyai perbandingan yang sama,
lebih besar atau lebih kecil. Variabel
seperti panjang, berat dan angka
agregasi adalah variabel ratio.
Misalnya apabila 1 karung beras beratnya 1
kwintal, maka 5 karung beras keratnya 5
kwintal.
HIPOTESIS
Hasil suatu penelitian pada hakekatnya adalah
suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan didalam perencanaan
penelitian.
Untuk mengarahkan kengarahkan kepada hasil
penelitian ini maka didalam perencanaan
penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara
dari penelitian ini.
Jadi hipotesis didalam suatu penelitian berarti
jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dalil sementara yang sebenarnya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini dapat benar
atau salah, dapat diterima atau ditolak
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian
atau analisis data dalam menguji rumusan
jawaban sementara atau hipotesis itulah
hasil akhir suatu penelitian
Hasil pembuktian hiposis atau hasil akhir
penelitian ini juga sering disebut THESIS
Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang
muncul sehubungan dengan masalah
yang diteliti.
Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu
dengan yang lain dan membentuk suatu
konsep, yang merupakan abstraksi dari
hubungan antara berbagai fakta.
Hipotesis sangat penting bagi suatu
penelitian karena dengan hipotesis ini
maka penelitian diarahkan.
Hipotesis dapat membimbing
(mengarahkan) dalam pengumpulan fakta.
Secara garis besar hipotesis dalam
penelitian mempunyai peranan sebagai
berikut :
1. Memberikan batasan dan memperkecil
jangkauan penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka
pengumpulan data
3. Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta atau data.
4. Membantu mengarahkan dalam
mengidentifikasi variabel-variabel yang
akan diteliti (diamati).
Dari Hipotesis peneliti menarik kesimpulan
dalam bentuk yang masih sementara dan
harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis)
sebagai titik tolak atau arah daripada
pelaksanaan penelitian
Memperoleh fakta untuk perumusan
hipotesis dapat dilakukan antara lain
dengan :
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya,
yaitu dari pengalaman langsung
dilapangan, Rumah sakit, puskesmas atau
laboratorium. Dalam pengumpulan fakta
ini kita tidak berusaha untuk melakukan
perubahan atau penafsiran dari keaslian
fakta yang diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara
menggambarkan atau menafsirkannya
dari sumber yang asli, tetapi masih berada
ditangan orang yang mengidentifikasi
tersebut, sehingga masih dalam bentuk
yang asli.
3. Fak yang diperoleh dari orang yang
mengidentifikasi dengan jalan
menyusunnya dalam bentuk penalaran
abstrak, yang sudah merupakan simbol
berfikir sebagai generalisasi dari
hubungan antara berbagai fakta atau
variabel.
Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain sebagai
berikut :
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam
bentuk pernyataan (stetement), bukan
dalam bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu
pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hendaknya berkaitan dengan
lapangan ilmu pengetahuan yang
sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji. Hal ini berarti
bahwa suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang
dapat diukurdan dapat dibanding-
bandingkan . Hipotesis yang tidak jelas
pengukuran variabelnya akan sulit
mencapai hasil yang obyektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas.
Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan
perbedaan-perbedaan pengertian, serta
tidak terlalu luas sifatnya.
7.3 Definisi operasional (D.O) variabel
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel diamati/terliti, perlu sekali
variabel –variabel tsb diberi batasan atau
“definisi operasional”
Defenisi operasional adalah
Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel – variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrumen
(alat ukur)
Contoh D.O
1. Sarana air bersih
Bangunan atau alat yang digunakan untuk
mendapata air bersih, berupa sumur
pompa tangan, sumur gali, PAM, dsb
2. Diare
Gangguan /penyakit perut yang ditandai
dengan mencret / berak-berak encer lebih
dari 3 kali sehari
3. Anemia ibu hamil
Keadaan kadar hemoglobin di dalam darah
ibu hamil yang lebih rendah daripada nilai
normal, yaitu 11 gram %
8. Metode penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang metode atau
cara yang akan digunakan dalam penelitian.
Oleh sebab itu, dalam uraian itu telah tercermin
langkah-langkah teknis dan operasional
penelitian yang akan dilaksanakan.
Beberapa peneliti menggunakan istilah “desain
penelitian” (research design) karena dari situ
akan tampak rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan.
Beberapa peneliti lain menggunakan istilah
“bahan dan cara “ (material and method)
Dalam metode penelitian atau “bahan dan
cara” ini mencakup :
a). Jenis penelitian, menjelaskan
termasuk ke dalam jenis pendekatan
atau metode yang mana, penelitian
yang diusulkan tersebut. Mis : penelitian
itu menggunakan metode survei,
dengan pendekatan “Cross Sectional”
dimana data yang menyangkut variabel
bebas atau risiko dan variabel terikat
atau variabel akibat, akan dikumpulkan
dalam waktu yang bersama
b) Populasi dan sampel
Dalam bagian ini diuraikan populasi penelitian
dan sampel. Dalam populasi dijelaskan
secara spesifik tentang siapa atau
golongan mana yang menjadi sasaran
penelitian tersebut
1) Mis: populasi dalam penelitian adalah ibu-
ibu yang berdominsili di kecamatan
manggala, modya makassar
2) Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja yang berumur antara 12 tahun –
18 tahun, yang bertempat tinggal di kota
makassar dan sebagainya.

You might also like