You are on page 1of 27

1

TENSION TIPE
HEADACHE
2

• Definisi
Nyeri kepala tipe tegang adalah rasa nyeri dalam seperti
tertekan atau terikat erat, umumnya bilateral yang awalnya
timbul secara episodik dan terkait dengan stress tetapi
kemudian nyaris setiap hari muncul dalam bentuk kronis,
tanpa ada kaitan psikologik yang jelas lagi.

• Patofisiologi
Tidak ada patofisiologi yang dapat menjelaskan terjadinya
nyeri kepala tipe tegang secara tuntas; sejauh ini di duga
terkait dengan kejang berlebihan pada otot, ditemukan
juga ada hubungan yang erat dengan faktor psikofisiologik.
3

FAKTOR PENCETUS
• Stress
• Kebiasaan makan yang tidak teratur
• Sleep disorder
• Bad posture
• Eyestrain
4

GEJALA KLINIS
• Perasaan tidak enak, kemeng, seakan-akan ada sesuatu
yang menekan kepala, kepala seperti diikat
• Leher terasa kaku
• Keluhan kontinyu dan derajatnya sama (tidak naik-turun)
• Tidak bertambah kalau pasien mengejan atau
menundukkan kepala
• Tidak dapat tidur, tegang pada otot leher, otot pundak, dan
otot seluruh tubuh
• Tidak didapatkan kelainan neurologis
• Tekanan darah meningkat oleh karena pasien tegang
5
6

TTH EPISODIK INFREQUENT


• Paling tidak 10 episode serangan dengan rata-rata < 1
hari/bulan (<12 hari/tahun)
• Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
• Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan/sedang
4. Tidak diperberat dengan aktivitas (misal: berjalan, naik tangga)
• Tidak didapatkan :
1. Mual muntah (bisa anoreksia)
2. Lebih dari satu keluhan : fotofobia/fonofobia
• Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
7

TTH EPISODIK FREQUENT


• Paling tidak 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/thn)
• Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
• Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan/sedang
4. Tidak diperberat dengan aktivitas (misal: berjalan, naik tangga)
• Tidak didapatkan :
1. Mual muntah (bisa anoreksia)
2. Lebih dari satu keluhan : fotofobia/fonofobia
• Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
8

TTH KRONIK
• Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan. Berlangsung > 3 bulan
(≥180 hr/thn)
• Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus
• Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan/sedang
4. Tidak diperberat dengan aktivitas (misal: berjalan, naik tangga)
• Tidak didapatkan :
1. Lebih dari satu : fotofobia, fonofobia atau mual yang ringan
2. Mual yang sedang atau berat, maupun muntah
• Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
9

TERAPI
• Farmakologikal
• Non Farmakologikal
• Preventif
10

FARMAKOLOGIS
• Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2hari/minggu
• Analgesik
• Aspirin 1000 mg/hari
• Acetaminophen 1000 mg/hari
• NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari,
Tolfenamic 200-400 mg/hari, Asam mefenamat, Fenoprofen,
Ibuprofen 800 mg/hari, Diklofenak 50-100 mg/hari)
• Jangka panjang : iritasi GI, penyakit ginjal dan hepar,
gangguan funsi platelet
• Caffein (analgesik ajuvan) 65 mg
• Kombinasi : 325 aspirin, acetaminophen + 40 mg caffein
11

FARMAKOLOGIS
• Tipe kronik
• Anti depresan
• Jenis trisiklik : amitriptilin
• Efek antikolinergik : mulut kering, mata kabur, tremor,
disuria, retensi urin, konstipasi
• Anti ansietas
• Benzodiazepin, butalbutal
• Obat bersifat adiktif
12

NON FARMAKOLOGIS
• Kontrol diet
• Terapi fisik : latihan postur dan posisi, massage,
ultrasound, manual terapi, kompes panas/dingin,
akupuntur.
• Hindari pemakaian harian obat analgesik, sedatif, dan
ergotamin
• Behaviour treatment
• Biofeedback, stress management terapi, reassurance,
konseling, relaxation terapi, kognitif behaviour terapi)
13

PREVENTIF FARMAKOLOGIS
• Perlu diberikan pada penderita yang sering mendapatkan
nyeri kepala dan serangan > 15 hari /bulan.
• Prinsip :
• Obat berdasarkan lini (first line) efektivitas, efek samping dan
komorbid penderita
• Mulai dosis rendah dinaikkan sampai dosis efektif atau tercapai
dosis maksimal
• Obat diberikan dalam jangka waktu seminggu/lebih
• Bisa diganti dengan obat yang lain bila obat pertama gagal
• Sedapat mungkin monoterapi
• Pilihan pertama : amitriptilin mulai 10-25 mg pada malam hari
 125 mg, sodium valproat, venlafaxine, atau topiramat
14

CLUSTER
HEADACHE
15

DEFINISI
Cluster headache adalah sindrom nyeri primer
stereotip yang ditandai dengan nyeri parah yang
sangat unilateral, terlokalisasi di atau di sekitar mata
dan disertai dengan gejala otonom ipsilateral. Nyeri
kepala ini berulang secara regular tiap hari selama
periode waktu 6 sampai 12 minggu, yang diikuti
dengan priode bebas nyeri selama berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun.

Goorlah, R., Buture, A., & Ahmed, F. 2015. Evidence-based Treatments for Cluster
Headache. Therapeutics and Clinical Risk Management, 1687-1696.
16

KLASIFIKASI
• Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode
remisi, International Headache Society :
1. Tipe episodic, dimana terdapat setidaknya dua fase
cluster yang berlangsung selama 7 hari hingga 1
tahun, yang diantarai oleh periode bebas nyeri
selama 1 bulan atau lebih lama
2. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali
dalam setahun, tanpa disertai remisi, atau dengan
priode bebas nyeri yang kurang dari 1 bulan

Goorlah, R., Buture, A., & Ahmed, F. 2015. Evidence-based Treatments for Cluster
Headache. Therapeutics and Clinical Risk Management, 1687-1696.
17

ETIOLOGI
1. Injeksi subkutan histamine memprovokasi serangan pada 69% pasien.
2. Serangan yang dipicu pada beberapa pasien karena stres, alergi,
perubahan musiman, atau nitrogliserin.
3. Perokok berat.
4. Gangguan dalam pola tidur normal.
5. Keabnormalan kadar hormon tertentu.
6. Alkohol menginduksi serangan selama cluster tetapi tidak selama remisi.
Pasien dengan cluster headache, 80% adalah perokok berat dan 50%
memiliki riwayat penggunaan etanol berat.
7. Faktor resiko
• Laki-laki.
• Usia lebih dari 30 tahun
• Vasodilator dengan jumlah kecil (misalnya, alcohol).
• Trauma kepala sebelumnya atau operasi (kadang-kadang
18

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan
jelas. Pola periode serangan menunjukkan adanya
keterlibatan jam biologis yang diatur oleh hipotalamus (yang
mengendalikan ritme sikardian), yang disertai dengan
disinhibisi jalur nosisepif dan otonomik – secara spesifik, jalur
nosiseptif nervus trigeminus.

Goorlah, R., Buture, A., & Ahmed, F. 2015. Evidence-based Treatments for Cluster
Headache. Therapeutics and Clinical Risk Management, 1687-1696.
19

GEJALA KLINIS
1. Sakit (digambarkan sebagai sakit pedih dan berat )
 Onset mendadak ( Puncaknya dalam 10-15 menit), biasanya timbul pada malam hari
 Nyeri mengenai separuh dari kepala, terutama berkisar di sekitar mata (orbitofrontal), kemudian
meluas ke rahang dan pelipis (masih pada sisi yang sama selama periode cluster)
 Durasi (10 menit sampai 3 jam per episode)
 Karakter (membosankan dan sakit pedih, seolah-olah mata didorong keluar)
 Distribusi (divisi pertama dan kedua dari saraf trigeminal, sekitar 18-20% pasien mengeluh sakit di
daerah ekstratrigeminal, misalnya, beelakang leher, di ssepanjang arteri carotid)
 Periodesitas (keteraturan sirkadian di 47%)
 Remisi (panjang interval bebas gejala terjadi pada beberapa pasien. Rata-rata selama 2 tahun
tetapi berkisar antara 2 bulan sampai 20 tahun)
2. Lakrimasi (84-91%) atau injeksi konjungtiva.
3. Hidung tersumbat (48-75%) atau rinore.
4. Edema kelopak mata ipsilateral.
5. Miosis atau ptosis ipsilateral.
6. Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral (26%).
7. Letih/ lemas (90%)
8. Bisa diikuti dengan sindrom horner (ptosis, enofthalmus, anhidrosism flushing, dan miosis
20
21
22

KRITERIA DIAGNOSTIK
A. Paling sedikit 5 serangan pada kriteria B-E
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supra orbital dan/atau
temporal yang unilateral, berlangsung 15-180 menit bila tak
diobati.
C. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari sbb.
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral.
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral.
3. Edema palpebra ipsilateral.
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral.
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral.
6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.
D. Serangan-serangan mempunyai frekuensi: dari 1 kali setiap 2 hari
sampai 8 kali per hari.
E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
23

TATALAKSANA AKUT

23 Agostoni, J. W. 2014. CLuster Headache. Indian Journal of Clinical Practice, Vol. 24, No. 9.
TATALAKSANA KRONIK

24 Agostoni, J. W. 2014. CLuster Headache. Indian Journal of Clinical Practice, Vol. 24, No. 9.
25

TATALAKSANA
• Terapi profilaksis
• Kalsium kanal bloker
• Kortikosteroid
• Lithium
• Methysergide
• Terapi pembedahan
Pembedahan di rekomendasikan pada orang-orang
dengan cluster headache kronik yang tidak merespon
dengan baik dengan pengobatan atau pada pasien
yang memiliki kontraindikasi pada obat-obatan yang
digunakan.

Goorlah, R., Buture, A., & Ahmed, F. 2015. Evidence-based Treatments for Cluster
Headache. Therapeutics and Clinical Risk Management, 1687-1696.
26
27

TERIMAKASIH

You might also like