You are on page 1of 17

INFLASI

Jefri Ilham Rachmawan


H3
13
Pengertian
 Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi
juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
Penyebab
a. Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull
Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan
untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini, permintaan
masyarakat meningkatkan secara agregat (aggregate
demand). Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena
peningkatan belanja pada pemerintah, peningkatan
permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan
permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan
permintaan masyarakat (aggregate demand) ini
mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran
tetap.
b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan
biaya produksi. Kenaikan pada biaya produksi
terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan
baku, misalnya karena keberhasilan serikat buruh
dalam menaikkan upah atau karena kenaikan
harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya
produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah
inflasi.
Jenis jenis Inflasi
 Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
1. Inflasi Rendah (Creeping Inflation) > 10%
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation) 10%-
30%
3. Inflasi Berat (High Inflation) 30%-100%
4. Inflasi sangat Tinggi (Hyperinflation) 100% <
Jenis Inflasi Berdasarkan Sebabnya

Demand Pull Inflation


 Merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya sebuah permintaan
(demand) yang tidak imbang dengan peningkatan jumlah
penawaran produksi. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga
barang sesuai dengan hukum permintaan yakni apabila permintaan
tinggi sdangkan penawaran tetap maka harga akan naik.
Cost Push Inflation
 Merupakan inflasi yang penyebabnya adalah kenaikan biaya
produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya
faktor produksi.
Bottle Neck Inflasi
 Merupakan inflasi yang penyebabnya adalah faktor permintaan
atau faktor penwaran.
Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya

Inflasi Domestik
 Merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya defisit
dalam pembiayaan dan belanja negara yang tampak
pada APBN
Inflasi di Impor
 Merupakan inflasi yang berasal dari luar negeri yang
timbul karena negara yang menjadi partner dagang
negara tertentu sedang mengalami inflasi yang cukup
tinggi. Kenaikan harga diluar negeri yang menjadi
rekan dagang utama secara langsung ataupun tidak
akan menaikkan biaya produksi dalam negeri.
Dampak
 1) Dampak inflasi terhadap hasil produksi (output)
a) Hasil produksi meningkat
 Terjadi jika kenaikan harga barang-barang lebih cepat daripada
kenaikan gaji atau upah sehingga keuntungan pengusaha lebih
meningkat. Peningkatan keuntungan, mendorong pengusaha
memproduksi lebih banyak sehingga hasil produksi pun meningkat.
b) Hasil produksi menurun
 Terjadi jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiperinflasi). Dalam
hiperinflasi masyarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai
riilnya yang semakin merosot. Karena tidak memegang uang tunai,
pertukaran cenderung dilakukan dengan cara barter. Hal ini
membuat produsen tidak bersemangat memproduksi sebab hasil
produksi akan kurang laku, dan akibat selanjutnya hasil produksi
pun turun.
 2) Dampak inflasi terhadap bentuk penanaman modal
 Pada masa inflasi, para pemilik modal (uang) lebih
suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian
harta-harta tetap seperti tanah dan rumah serta
benda-benda berharga lain seperti emas dan mutiara.
Mengapa demikian? Karena pada masa inflasi, nilai
barang akan terus naik (semakin mahal), sedangkan
nilai uang akan semakin turun. Oleh karena itu, pada
masa inflasi para pemilik modal menyelamatkan uang
mereka dengan cara membeli harta-harta tetap dan
benda-benda berharga.
 3) Dampak inflasi terhadap perdagangan internasional
 Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-
barang produksi dalam negeri akan lebih mahal
dibandingkan produksi luar negeri sehingga
barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing
dengan produksi luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor
akan lebih kecil daripada nilai impor sehingga neraca
perdagangan kita mengalami defisit, dan defisit ini
bisa menghabiskan cadangan devisa negara.
 4) Dampak inflasi terhadap efisiensi
Pertama-tama, inflasi mengakibatkan perubahan pada
daya beli masyarakat. Bagi masyarakat yang
dirugikan oleh inflasi (seperti pegawai yang
berpendapatan tetap), inflasi telah menurunkan daya
beli. Bagi masyarakat yang diuntungkan oleh inflasi
(seperti pedagang yang persentase pendapatannya
naik melebihi persentase inflasi), inflasi telah menaikkan
daya beli. Adanya daya beli yang turun dan naik,
membuat produsen sulit meramalkan struktur
permintaan. Ketidakpastian struktur permintaan yang
harus dipenuhi bisa mengakibatkan inefisiensi
(pemborosan) dalam proses produksi.
 5) Dampak inflasi terhadap penghitungan harga
pokok
Inflasi bisa menyulitkan para produsen dalam
menghitung harga pokok produksi. Sebab,
persentase kenaikan inflasi sering tidak teratur.
Akibatnya, penghitungan harga pokok menjadi
tidak tepat (terlalu kecil atau terlalu besar).
Penghitungan harga pokok yang tidak tepat pada
akhirnya menyulitkan produsen dalam menetapkan
harga jual produk.
Kebijakan Moneter

 Kebijakan Pasar Terbuka


 Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan
cara menjual SBI ( Surat Bank Indonesia ).Dengan menjual SBI, Bank Sentral
akan menerima uang dari masyarakat dengan artinyan jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi.
 Kebijakan Diskonto
 Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah ng yang beredar dengan
cara menaikan suku bunganya. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan
masyarakat akan menabung dibank lebih banyak. Dengan demikian,
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
 Kebijakan Cadangan Kas
 Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan
cara menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga bank umum harus
menahan uang lebih banyka dibak sebagai cadangan, dengan demikian
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
 Kebijakan Kredit Selektif
 Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan
mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit, dengan demikian
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi
 Sanering
 Kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah
mengalami hiperinflasi ( inflasi diatas 100% ), dengan memotong nilai mata uang
maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.
 Menarik Atau Memusnahkan Uang Lama
 Kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menarik atau memusnahkan uang yang lama seperti uang logam pecahan Rp 5,00
Rp 10,00 dan Rp 25,00 serta uang kertas Rp 100,00.
 Membatasi Pencetakan Uang Baru
 Untuk mengatasi inflasi pemerintah harus membatasi pencetakan uang baru agar
jumlah uang yang beredar tidak semakin bertambah.
Kebijakan Fiskal
Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
 Untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat mengurangi
pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang
dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat
menurunkan harga-harga.
Menaikkan Tarif Pajak
 Untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menaikkan
tarif pajak, kenaikan tarif pajak akan mengurangi
tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat
konsumsi akan mengurangi permintaan terhadap
barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan
harga-harga.
Kebijakan Bukan Moneter Dan Bukan
Fiskal
 Menambah Hasil Produksi
Untuk menambah hasil produksi pemerintah dapat memberikan subsidi dan premi atau
membuat peraturan yang mendorong pengusaha-pengusaha menjadi lebih
produktif sehingga mampu menambah hasil produksi. Dengan bertambahnya hasil
produksi berupa barang dan jasa diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang
yang beredar.
 Mempermudah Masuknya Barang Impor

Dengan masuknya barang impor jumlah barang yang masuk ke dalam negeri menjadi
lebih banyak dan diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar.
Untuk mempermudah masuknya barang impor dapat melalui penurunan bea masuk
impor dan mempermudah aturan impor.
 Tidak Mengimpor Barang-Barang Dari Negara Yang Sedang Mengalami Inflasi

Untuk mencegah menularnya imported inflation ( inflasi dari luar negeri ) sebaiknya
pemerintah tidak mengimpor barang-barang dari negara yang sedang mengalami
inflasi yang umumnya menjual barang dengan harga lebih mahal.
 Dengan Menetapkan Harga Maksimum
 Agar harga tidak terus-menerus naik, pemerintah dapat
menerapkan harga maksimum sehingga produsen ( penjual ) tidak
bisa menjual melebihi harga maksimum.
 Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
 Penimbunan barang dapat menyebabkan langkanya barang
dipasaran sehingga memicu kenaikan harga-harga. Dengan
melarang penimbunan berarti mencegah kenaikan harga-harga.
 Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
 Dengan menjaga kestabilan tingkat upah ( tidak membiarkan upah
naik terus-menerus ) maka kenaikan biaya produksi dapat ditekan.

You might also like