You are on page 1of 12

PROSUDER PEMBUATAN

PROSTHETIC FEDING
AIDS PADA BAYI YANG
MENDERITA cleft lip
Labioskizis atau cleft lip atau bibir sumbing
adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah
pada bibir atas diantara mulut dan hidung.
Celah bibir adalah keadaan terbelahnya bibir
sehingga bibir tidak dapat bersatu.
Feeding aids adalah alat bantu minum agar bayi
tidak tersedak dan bayi dapat memperoleh
nutrisi yang baik sehingga kesehatan dan
pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan baik.
Menurut Damayati (2009), Obturator dibagi
menjadi dua :
a.Treatment obturator
b.Definitif obturator
Indikasi feeding aids yaitu pada bayi yang
mengalami kelainan labiopalatoschizis baik itu
unilateral, bilateral, complete, dan incomplete.
Macam-macam feeding aids di tinjau dari segi
ortopedik yaitu :
a. Tipe aktif
b.Tipe pasif
Keutungan prosthetic feeding aids :
Alat ini dibuat untuk menutupi celah pada langit-
langit dengan tujuan :
a. Agar bayi dapat memperoleh nutrisi yang baik
sehingga kesehatan dan pertumbuhan /
perkembangan bayi dapat berjalan dengan baik.
b.Sebagai alat bantu minum sehingga bayi tidak
tersedak.
c. Membuat kondisi optimal dari segmen rahang
atas untuk berkembang dan tumbuh.
d.Posisi lidah lebih terkontrol sehingga penelanan
menjadi lebih baik.
Tujuan pemasangan feeding aids antara lain :
a. membantu perkembangan rahang.
b.mencegah infeksi.
c. mencegah masuknya makanan ke paru-paru.
d.Supaya tidak tersedak pada saat makan dan
minum.
e. Mencegah infeksi sekunder.
Klasifikasi menurut Kernahan dan Stark dianggap paling
baik dibanding dengan sistem klasifikasi lain karena
mengklasifikasi berdasarkan teori embriologi
perkembangan wajah dan mekanisme perkembangan
anterior dan posterior dan foramen insisif (Smith,
1983).
Berdasarkan organ yang terlibat, terdiri dari :
a. celah di bibir (labioschizis).
b. celah di gusi (gnatoschizis).
c. celah di langit (palatoschizis).
d. celah dapat terjadi bila satu organ, misalnya terjadi di
bibir dan langit-langit (labiopalatoschizis ).
Prosedur pembuatan prosthetic feeding aids
A. Pembuatan plat melalui beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap pemeriksaan bayi saat kunjungan pertama
1. penjelasan kepada orang tua tentang cacat bayi.
2. memastikan kesehatan bayi.
3. pemeriksaan kondisi mulut bayi untuk melihat :
a. jenis celah.
b. adanya infeksi pada rongga mulut.
c. adanya ulkus yang biasanya terdapat pada septum
nasal yang terbuka.
d. adanya pembengkakan.
A. Tahap pembuatan sendok cetak pribadi.
Di klinik spesialis prostodontia untuk sendok
cetak pribadi telah disediakan dengan berbagai
ukuran dengan pertimbangan bahwa bayi
dicetak hanya sekali.
B. Tahap pekerjaan laboratorium
Dimulai tahap pencetakan berupa :
persiapan alat bantu napas berupa oksigen dan
suction dengan berkoordinasi ahli anestesi.
bayi dipuaskan 2-3 jam sebelum pencetakan
untuk mencegah muntah pada waktu
pencetakan.
bahan :
a. bahan cetak elastomer.
b. gips batu.
c. resin akrilik cold curing.
d. Tissue conditioner atau soft liner
alat :
a. sendok cetak bayi dengan berbagai ukuran.
b. Bowl dan spatula.
c. straight handpiece dan table engine.
d. bor batu dan poles.
Tahap pencetakan sebagai berikut :
Pencetakan dilakukan pada bayi dalam keadaan sadar tanpa
pembiusan maupun pemberian sodasi. Pencetakan dilakukan
dengan menggunakan bahan cetak elastomer, kemudian hasil
cetakan dicor dengan gips batu untuk mendapatkan model cetakan.
a. Pembuatan pola lilin / malam.
Bagian defek dari model kerja di blok dengan gips untuk menutupi
daerah yang terlalu gerong. Kemudian di buat pola malam, pada
bagian langit-langit diberi tambahan lapisan malam untuk bagian
akrilik keras.
b. Pemendaman dalam kuvet
Proses penggantian malam dengan akrilik lunak dan keras.
c. Penghalusan dan pemolesan akrilik.
d. Pemasangan Prosthetic Feeeding Aids.
Bayi dipuasakan 2-3 jam sebelumnya agar bayi mau
mencoba dengan alat ini, waktu insersi harus hati-hati dan
perhatikan :
1. Bagian posterior di daerah perbatasan antara palatum durum
sering mengalami
distorsi.
2. Bagian perluasan ke arah hidung harus dikurangi untuk membebaskan jalan
napas.
3. Setelah alat beradaptasi dengan baik, dicoba minum susu dengan
menggunakan dot. Waktu minum, posisi bayi tegak agar bayi tidak tersedak dan
posisi yang tepat adalah 45o (Evy, 2007).
Bagian atas dilihat dari sisi yang menghadap ke hidung & bagian
bawah dilihat dari sisi yang menghadap ke mukosa mulut (Damayanti, 2009).
a. Instruksi kepada orang tua bayi
b. Cara pemasangan, alat dipakai 24 jam dan di lepas hanya pada waktu
dibersihkan
setiap habis minum dan di rendam dalam air matang yang dingin pada tempat
tertutup.
c. Setelah 24 jam pemasangan, dilakukan kontrol apakah ada iritasi, bila ada
harus dikurangi dan dihaluskan kembali.
d. Kontrol dilakukan 2 minggu sekali untuk melihat pertumbuhan alveolus.
e. Melakukan koordinasi dengan dokter anak untuk pengontrolan nutrisi,
imunisasi dan perawatan lainnya (Damayanti, 2009)
f. Setelah obturator dilepas pada usia 18 bulan, disarankan
melakukan proses operasi
pada bayi usia 18-24 bulan. Pertimbangan bila dilakukan
terlalu dini dapat menghambat pertumbuhan wajah
sedangkan bila terlalu lama proses bicara sudah terekam di
otak sehingga suara sengau tidak bisa dikoreksi meski
telah dilakukan tindakan palatoplasty (Damayanti, 2009).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cleft lip
a. Faktor keturunan
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan embiro

You might also like