You are on page 1of 21

Bab I Pendahuluan

• Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23.-) adalah


gangguan yang ditandai adanya satu atau lebih onset
gejala-gejala, seperti delusi, halusinasi, perilaku dan
postur tubuh yang aneh, serta perkataan yang kacau.
Gangguan ini terjadi secara tiba-tiba dan berdurasi
relatif singkat (<1 bulan), serta kembali normal secara
total.1
• Berdasarkan penelitian internasional epidemiologis,
angka kejadian psikosis akut nonafektif remisi yang
berbeda dari skizofrenia, lebih tinggi 10 kali lipat pada
negara berkembang daripada negara industry.4

1
• Gangguan Psikotik Akut dan Sementara ini
merupakan salah satu gangguan mental.2
• Gangguan metal tersebut dapat berkaitan dengan
hendaya.6
• Hendaya adalah keterbatasan atau kekurangan
kemampuan untuk melaksanakan suatu aktivitas
pada tingkat personal, yaitu melakukan kegiatan
hidup sehari-hari yang biasa dan diperlukan
untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri,
buang air besar dan kecil).12 Oleh sebab itu,
gangguan psikotik akut dan sementara ini
membutuhkan penatalaksanaan yang tepat.

2
Definisi
• Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23.-)
adalah gangguan yang ditandai adanya satu
atau lebih onset gejala-gejala, seperti delusi,
halusinasi, perilaku dan postur tubuh yang
aneh, serta perkataan yang kacau. Gangguan
ini terjadi secara tiba-tiba dan berdurasi relatif
singkat (<1 bulan), serta kembali normal
secara total.1

3
Klasifikasi
• F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
tanpa Gejala Skizofrenia
• F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
dengan Gejala Skizofrenia
• F23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia
(schizophrenia-like) Akut
• F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan
Predominan Waham

4
Epidemiologi
• Berdasarkan penelitian internasional
epidemiologis, angka kejadian psikosis akut
nonafektif remisi yang berbeda dari skizofrenia,
lebih tinggi 10 kali lipat pada negara
berkembang daripada negara industry.4
• Gangguan ini lebih banyak terjadi pada pasien di
akhir umur 30-an hingga awal umur 40-an.
Sebuah penelitian internasional epidemiologis
menemukan angka kejadian gangguan menjadi 2
kali lebih tinggi pada wanita daripada pada laki-
laki.4

5
Etiologi & Patofisiologi
• Penyebab episode gangguan psikotik akut dan
sementara ini sebagian besar masih belum
diketahui. Pasien dengan gangguan kepribadian
bisa memiliki kerentanan baik secara biologis
maupun secara psikologi yang mengarah pada
perkembangan gejala-gejala psikotik. Satu atau
lebih factor-faktor stress berat, seperti kejadian
traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan,
kecelakaan, sakit berat, kematian orang yang
dicintai, dan status imigrasi yang tidak jelas,
dapat mengakibatkan psikosis reaktif singkat. 1

6
• Teori psikodinamik menyarankan bahwa
gejala-gejala psikotik timbul karena “coping
mechanism” yang inadequate, sebagai
sebuah pertahanan terhadap fantasi yang
seharusnya tidak boleh terjadi, atau sebagai
sebuah pelarian dari sebuah situasi psikologis
spesifik atau sebuah keadaan stress yang luar
biasa. 1

7
Gambaran Klinis
Gangguan psikotik akut dan sementara ditandai
oleh adanya 1 atau lebih gejala-gejala seperti
berikut ini:1
• Delusi-Topik delusi yang sering berubah
• Halusinasi
• Perilaku dan postur tubuh yang aneh
• Perkataan yang kacau

8
Pemeriksaan Fisik
• Perilaku yang aneh
• Tidak kooperatif
• Agresi secara fisik atau verbal
• Perkataan yang kacau
• Berteriak atau muteness
• Labil atau mood depresi
• Pikiran atau perilaku bunuh diri
• Kegelisahan
• Halusinasi
• Delusi
• Disorientasi
• Gangguan perhatian, konsentrasi, atau memori
• Poor insight

9
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium secara spesifik
untuk gangguan psikotik akut dan sementara
ini tidak ada.

10
Pedoman Diagnostik
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23.-)

Pedoman Diagnostik:

 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini.

Urutan prioritas yang dipakai ialah:

a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya

beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri

khas yang menentukan seluruh kelompok;

b. Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat, atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang

khas);

c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter ke 5; x0=Tanpa penyerta stress akut;

x1=Dengan penyerta stress akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam

konteks ini;

d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;

 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-), walaupun

perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu-waktu.

 Tidak ada penyebab organic, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol

atau obat-obatan. 11
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

Pedoman Diagnostik:

 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:

a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik yang jelas

dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);

b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam jenis dan

intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama;

c. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragam;

d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup

konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau episode manik (F30.-) atau

episode depresif (F32.-).

12
F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia

Pedoman Diagnostik:

 Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) di atas yang khas untuk

gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0);

 Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis

skizofrenia (F20.-) yang harus sudah ada untuk sebagian besar

waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas;

 Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan,

maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-) 13


F23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia (schizophrenia-like) Akut

Pedoman Diagnostik:

 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:

a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan non

psikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik);

b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada

untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas

psikotik;

c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.

 Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan

lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-). 14


F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham

Pedoman Diagnostik:

 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:

a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan non psikotik menjadi

keadaan yang jelas psikotik);

b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya keadaan

psikotik yang jelas; dan

c. Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.-) tidak

terpenuhi.

 Kalau untuk waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah

menjadi Gangguan Waham Menetap (F22.-). Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari

3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya (F28).

15
Diagnosis Banding
• Delirium
• Gangguan delusi
• Gangguan dissosiatif
• Gangguan skizoafektif
• Gangguan skizofreniform
• Skizofrenia

16
Penatalaksanaan
• Pasien mengalami serangan psikotik akut harus
dirawat inap secepatnya sehingga pasien tersebut
dapat dievaluasi dan keselamatan mereka terjamin.
Jika seorang pasien menjadi agresif dan melawan,
mungkin diperlukan pengasingan atau penahanan
secepatnya.1
• Jika gejala hanya mengganggu fungsi pasien secara
minimal dan stress spesifik teridentifikasi,
menghilangkan stress akan memberikan keberhasilan
penatalaksanaan episode psikotik singkat. Jika gejala-
gejala mengganggu fungsi kehidupan pasien, obat
antipsikotik harus diberikan, tetapi tidak boleh lebih
lama daripada 1 bulan.1
17
Obat Anti Psikosis
• Golongan obat anti psikosis terbagi menjadi dua, yaitu:11
1. Obat Anti Psikosis Tipikal
• Phenothiazine
• Rantai Aliphatic: Chlorpromazine (300-1000mg/hari)
• Rantai Piperazine: Perphenazine (8-48mg/hari)
Trifluoperazine (15-50mg/hari)
Fluphenazine (12,5-25mg/IM setiap2-4 minggu)
• Rantai Piperidine: Thioridazine (100-900mg/hari)
• Butyrophenone: Haloperidol (5-20 mg/hari)
• Diphenyl-butyl-piperidine: Pimozide (2-6mg/hari)
2. Obat Anti Psikosis Atipikal
• Benzamide: Sulpiride (300-600mg/hari)
• Dibenzodiazepine: Clozapine (150-600mg/hari)
Olanzapine (10-30mg/hari)
Quetiapine (300-800mg/hari)
Zotepine (75-150mg/hari)
• Benzisoxazole: Risperidon (2-8mg/hari)
Aripiprazole (10-30mg/hari)

18
Prognosis
• Secara umum, gangguan psikotik akut dan
sementara memiliki prognosis yang baik dan
gangguan ini hanya berlangsung kurang dari 1
bulan. 1

19
20
Referensi
• Memon MA. 2015. Brief Psychotic Disorder: Practice Essentials, Background, Pathophysiology and Etiology.
Medscape [online 29 Juni 2017].
• Maslim R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Nuh Jaya.
• Susser E, Fennig S, Jandorf L, Amador X, Bromet E. Epidemiology, diagnosis, and course of brief psychoses.
American Journal Psychiatry. 1995 Dec. 152(12):1743-8 [online 29 Juni 2017].
• Susser E, Wanderling J. Epidemiology of nonaffective acute remitting psychosis vs schizophrenia. Sex and
sociocultural setting. Arch Gen Psychiatry. 1994 Apr. 51(4):294-301 [online 29 Juni 2017].
• Jorgensen P, Bennedsen B, Christensen J, Hyllested A. Acute and transient psychotic disorder: comorbidity with
personality disorder. Acta Psychiatr Scand. 1996 Dec. 94(6):460-4 [online 29 Juni 2017].
• American Psychiatric Association. Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition. Washington,
DC: American Psychiatric Association; 2013 [online 29 Juni 2017].
• Karagianis JL, Dawe IC, Thakur A, et al. Rapid tranquilization with olanzapine in acute psychosis: a case series. J Clin
Psychiatry. 2001. 62 Suppl 2: 12-6 [online 29 Juni 2017].
• Brook S, Lucey JV, Gunn KP. Intramuscular ziprasidone compared with intramuscular haloperidol in the treatment of
acute psychosis. Ziprasidone I.M. Study Group. J Clin Psychiatry. 2000 Dec. 61(12): 933-41 [online 29 Juni 2017].
• Jorgensen P, Mortensen PB. Reactive psychosis and mortality. Acta Psychiatr Scand. 1990 Mar. 81(3): 277-9 [online
29 Juni 2017].
• Correl CU, Smith CW, Auther AM, Mclaughlin D, Shah M, Foley C, et al. Predictors of remission, schizophrenia, and
bipolar disorder in adolescent with brief psychotic disorder or psychotic disorder not otherwise specified considered
at very high risk for schizophrenia. J Child Adolesc Psychopharmacol. 2008 Oct. 18(5): 475-90 [online 29 Juni 2017].
• Maslim R. 2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Nuh Jaya.
• World Health Organization. 1992. The ICD-10 Classsification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World
Health Organization.

21

You might also like