You are on page 1of 93

INTRODUCTION OF RADIO

ACCESS NETWORK 4G

ASRI WULANDARI ST., MT


Agenda
 Radio Interface Technique in 3GPP System
 Cellular Frequency Allocation
 OFDM dan SC-FDMA
 Cyclic Prefix (CP)
 TDD, FDD, Radio FRAME, SUBFRAME &
SLOT
 RESOURCE ELEMENT & RESOURCE
BLOCK
 SC-FDMA
 4G RADIO CHANNEL

2
RADIO INTERFACE
TECHNIQUE IN 3GPP
SYSTEM

3
Teknik Radio Interface
Terdapat 4 macam akses transmisi yang
digunakan berdasar dari 3GPP system
yaitu :
1. Frequency Division Multiple Access
(FDMA)
2. Time Division Multiple Access (TDMA)
3. Code Division Multiple Access ( CDMA)
4. Orthogonal Frequency Division Multiple
Access (OFDMA)
Frequency Division Multiple Access
(FDMA)
Dalam rangka mengakomodasi berbagai perangkat di
jaringan wireless yang melakukan akses secara bersama-
sama, FDMA membagi ketersediaan spektrum dalam sub-
band atau saluran frekuensi.
 Dengan menggunakan teknik ini, saluran khusus dapat
dialokasikan ke pengguna, sedangkan pengguna lain
menempati saluran atau frekuensi lain
 Saluran FDMA dapat berpotensi mengalami gangguan
interference tidak bisa terlalu dekat bersama-sama
karena energi dari satu transmisi mempengaruhi saluran
lain yang berdekatan
 diberikan tambahan guard band antara saluran sehingga
akan mampu mengurangi interference

5
Frequency Division Multiple Access
(FDMA)

6
Time Division Multiple Access (TDMA)
 Bandwidth saluran dibagi dalam domain waktu. Ini
memberikan alokasi spektrum sempit untuk setiap
pengguna. Penyaluran dari pengguna di band yang sama
dicapai dengan pemisahan frekuensi dan waktu
 Jumlah timeslots dalam bingkai TDMA tergantung pada
sistem.
 Sistem TDMA adalah digital dan menawarkan fitur
keamanan seperti pengkodean dan integritas. Selain itu,
dapat digunakan deteksi dan skema koreksi kesalahan
seperti FEC (Forward Error Correction)
 Hal ini memungkinkan sistem untuk lebih tahan terhadap
noise dan gangguan dan memiliki efisiensi spektrum yang
lebih besar daripada sistem FDMA.

7
Time Division Multiple Access (TDMA)

8
Code Division Multiple Access
(CDMA)
 CDMA menggunakan sistem pada saat yang sama
menggunakan frekuensi dan waktu secara bersamaan.
 setiap transmisi dipisahkan menggunakan kode
penyaluran unik yang direpresentasikan oleh power.
 penggunaan kode dan bandwidth yang digunakan oleh
beberapa teknologi berbeda. Misal : UMTS/WCDMA
menggunakan saluran bandwidth 5 MHz, sedangkan
cdmaOne menggunakan 1.25 MHz ; HSDPA pada
WCDMA, saluran membawa data ke pengguna memiliki
total 16 kode di code tree
 Penggunaan voice dan signalling mendapatkan prioritas
tertinggi dalam kode, dan kemudian data memanfaatkan
sisa code tree

9
Code Division Multiple Access
(CDMA)

10
Orthogonal Frequency Division
Multiple Access (OFDMA)
 OFDMA pada dasarnya adalah FDM, tapi pada sistem FDM
konvensional, jarak antara saluran cukup lebar sehingga
jumlah saluran kurang efisien
 OFDMA Jarak antara saluran didesain lebih rapat dengan
metode orthogonal frequency atau frekuensi yang saling
tegak lurus, sehingga mampu meningkatkan jumlah saluran,
sehingga membuat spektrum frekuensi lebih efisien
 Dapat diimplementasikan pada berbagai spektrum frekuensi
dengan sedikit saja modifikasi pada sistem
 Dapat mengurangi efek dari Multipath Fading yang
merugikan
 semakin banyak pengguna terhubung dengan sistem, ukuran
sel tidak akan mengempis seperti pada CDMA

11
Orthogonal Frequency Division
Multiple Access (OFDMA)

12
CELLULAR
FREQUENCY
ALLOCATION

13
900 MHz & 1800 MHz Frequency Allocation

900 Mhz

1800 Mhz
3G Frequency Allocation in Indonesia
Frequency & Wavelength
Panjang
gelombang ()
adalah jarak yang
di ukur dari satu
titik dari sebuah
gelombang ke titik
yang sama di
gelombang
selanjutnya.

= kecepatan
cahaya / frekuensi
( c = 3 x 108 m/s)

Perilaku Gelombang Radio :


• Semakin panjang panjang gelombang, semakin jauh gelombang radio merambat.
• Semakin panjang panjang gelombang, semakin mudah gelombang radio melalui atau mengitari
penghalang.
• Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data yang dapat di kirim.
Alokasi Spektrum UMTS dan LTE
 Salah satu faktor utama dalam sistem selular adalah
spektrum frekuensi yang digunakan. Sistem 2G, 3G, dan 4G
menawarkan beberapa pilihan band frekuensi. Hal ini
tergantung pada regulator di masing-masing Negara dan
ketersediaan spektrum yang dibagi antara operator
jaringan di suatu negara.
 Dukungan perangkat dengan band frekuensi yang berbeda
didorong oleh kemampuan hardware. Oleh karena itu,
tidak semua band yang didukung oleh satu perangkat.
Tergantung kebutuhan pasar, mana perangkat atau service
yang sedang dikomersilkan

17
Alokasi Spektrum UMTS dan LTE
 LTE menggunakan saluran variabel bandwidth
1,4, 3, 5, 10, 15, atau 20 MHz. Yang paling umum
digunakan di seluruh dunia adalah 5 atau 10MHz. LTE
20 MHz mulai digunakan, terutama di band seperti 2,6
GHz serta 1,8 GHz setelah frekuensi re-farming
 LTE FDD-membutuhkan dua frekuensi, satu untuk
downlink dan satu lagi untuk uplink. Frekuensi carrier ini
masing-masing dinamakan frekuensi radio EARFCN (E-
UTRAN Absolute Frequency Channel Number).
Sebaliknya, LTE TDD-hanya memiliki satu EARFCN

18
E-UTRA Band/Channel bandwidth
Quiz 1 : 4G Frequency Allocation
Apabila operator-operator di bawah ini ingin migrasi ke jaringan
LTE pada frequency berapa sajakah operator tersebut dapat
mengimplementasikan jaringan LTE ?
Jaringan
Operator Frequency LTE Bandwidth LTE TDD/FDD
Sebelumnya
Bakrie Telecom CDMA 800MHz
GSM1800, UMTS
Hutchison 2100
GSM900, GSM1800,
UMTS 2100
Indosat CDMA 800MHz
Sampoerna
Telekom CDMA 450MHz
Smart Telecom CDMA 1.900MHz
Telkom Flexi CDMA 800MHz
GSM900, GSM1800,
Telkomsel UMTS 2100
GSM900, GSM1800,
XL Axiata UMTS 2100
PENGENALAN RADIO 4G
OFDMA

21
OFDM dan SC-FDMA

 Dalam LTE, akses downlink didasarkan


pada Orthogonal Frequency Division Multiple
Access (OFDMA) dan akses uplink
didasarkan pada Single Carrier Frequency
Division Multiple Access (SC-FDMA)

22
Background of LTE Multiple Access
 Single Carrier Transmission (e.g.SC-FDMA)

 Single carrier (SC) berarti bahwa informasi dimodulasi hanya


untuk satu carrier, menyesuaikan fase atau amplitudo
pembawa atau keduanya
 Semakin tinggi kecepatan data, semakin tinggi tingkat
symbol dalam sistem digital dan dengan demikian
bandwidth juga lebih tinggi.
Misalnya dengan menggunakan Quadrature Amplitude
Modulation (QAM) pemancar menyesuaikan sinyal untuk
membawa jumlah yang diinginkan dari bit per simbol modulasi.
Background of LTE Multiple Access

Gambar 1. SC- FDMA

Dengan prinsip Frekuensi Division Multiple Access


(FDMA), pengguna yang berbeda akan kemudian akan
menggunakan carrier yang berbeda atau sub-carrier, seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2 berikut:

24
Background of LTE Multiple Access

Gambar 2. SC- FDMA dengan 2 Pengguna

Penggunaan prinsip multi-carrier ditunjukkan pada Gambar


3, dimana data dibagi pada sub-carrier yang berbeda dari
satu pemancar. Contoh pada Gambar 3 memiliki filter Bank
yang untuk solusi praktisnya biasanya diganti denganInverse
Fast Fourier Transform (IFFT) dimana jumlah subcarrier
banyak.

25
Background of LTE Multiple Access

Gambar 3. Prinsip Multicarrier

 Salah satu contoh pendekatan multi-carrier adalah dual


carrier WCDMA (dual cell HSDPA), yang mana menggunakan
dual carrier WCDMA namun tidak menggunakan prinsip-
prinsip pemanfaatan spektrum tinggi.
 Untuk mengatasi-nya, digunakan pendekatan orthogonality
diantara transmisi yang berbeda,untuk menciptakan sub-
carrier yang tidak mengganggu satu sama lain, meskipun
spektrum masih tumpang tindih dalam domain frekuensi.
26
Background of LTE Multiple Access
 Sistem multicarrier diatas kemudian dicapai dengan
prinsip Orthogonal Frequency Division Multiple Access
(OFDMA), di mana masing-masing frekuensi sub-carrier ini
memiliki perbedaan dalam domain frekuensi, kemudian sub-
carrier yang berdekatan memiliki nilai nol saat itulah
dilakukan sampling dari sub-carrier yang diinginkan, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4 berikut:

Gambar 4. Sub-carrier Ortogonally 27


Background of LTE Multiple Access
 Untuk LTE, perbedaan frekuensi antara sub-operator telah
dipilih yaitu 15 kHz di Release 8 (alternatif dari 7,5 kHz
direncanakan akan didukung dalam rilis yang akan datang
sehubungan dengan aplikasi siaran seperti mobile TV).
 Teknologi OFDMA diadopsi secara luas di banyak sistem
seperti di TV digital (DVB-T dan DVB-H) serta seperti dalam
aplikasi Wireless Local Area Network (WLAN).

 Orthogonal Frequency Division Multiplexing

28
OFDM Concept: Mengapa OFDM
 Sinyal OFDM (Orthogonal Frequency Division
Multiplexing) dapat mendukung kondisi NLOS
(Non Line of Sight) dengan mempertahankan
efisiensi spektral yang tinggi dan memaksimalkan
spektrum yang tersedia.
 Mendukung lingkungan propagasi multi-path.
 Scalable bandwidth : menyediakan fleksibilitas
dan potensial mengurangi CAPEX (capital
expense).

29
OFDM Concept: NLOS Performance

30
OFDM Concept : Mutipath Propagation

 Sinyal-sinyal multipath datang pada waktu yang berbeda dengan amplitudo dan pergeseran
fasa yang berbeda, yang menyebabkan pelemahan dan penguatan daya sinyal yang diterima.
 Propagasi multipath berpengaruh terhadap performansi link dan coverage.
 Selubung (envelop) sinyal Rx berfluktuasi secara acak.
31
OFDM Concept
 OFDM berlandaskan pada operasi IFFT (Invers Fast Fourier
Transform) yang merupakan kebalikan dari FFT (Fast Fourier
Transform).
 FFT sendiri merupakan pengembangan dari DFT (Discrete
Fourier Transform) yaitu algoritma tertentu dalam ilmu
pemrosesan sinyal digital yang mengubah suatu sinyal dalam
domain waktu ke dalam domain frekuensi, sehingga IDFT
merupakan teknik komputasi yang mengubah suatu sinyal
dalam domain frekuensi ke dalam domain waktu.
 Suatu sinyal yang ditransmisikan dapat dipetakan kedalam
beberapa domain, baik domain waktu maupun domain
frekuensi.

32
OFDM Concept

FFT dengan Berbagai Input

33
OFDM Concept: FFT

• Multi-carrier modulation/multiplexing technique


• Available bandwidth is divided into several subchannels
• Data is serial-to-parallel converted
• Symbols are transmitted on different subcarriers
34
OFDM Concept: IFFT

Basic ideas valid for various multicarrier techniques:


• OFDM: Orthogonal Frequency Division Multiplexing
• OFDMA: Orthogonal Frequency Division Multiple Access

35
OFDM Concept: Single-Carrier Vs. OFDM

Single-Carrier Mode: OFDM Mode:


• Serial Symbol Stream Used to Modulate a • Each Symbol Used to Modulate a Separate
Single Wideband Carrier Sub-Carrier
• Serial Datastream Converted to Symbols
(Each Symbol Can Represented 1 or More
Data Bits) 36
OFDM Concept: Single-Carrier Vs. OFDM

Single-Carrier Mode OFDM Mode


• Dotted Area Represents Transmitted Spectrum
• Solid Area Represents Receiver Input

• OFDM mengatasi delay spread, multipath dan ISI (Inter Symbol Interference) secara efisien
sehingga dapat meningkatkan throughput data rate yang lebih tinggi.
• Memudahkan ekualisasi kanal terhadap sub-carrier OFDM individual, dibandingkan terhadap
sinyal single-carrier yang memerlukan teknik ekualisasi adaptif lebih kompleks.
37
OFDM Concept:
Motivation for Multi-carrier Approaches
 Multi-carrier transmission offers various
advantages over traditional single carrier
approaches:
◦ Highly scalable (Kinerja yang baik di frekuensi Selektif)
◦ Simplified equalizer design in the frequency domain, also
in cases of large delay spread (Sifat spektral yang baik
dan bisa menghandle multiple bandwidth
◦ High spectrum density (dengan kompleksitas rendah
pada base-band penerima)
◦ Simplified the usage of MIMO (kompabilitas dengan
teknologi canggih receiver dan antena)

38
OFDM Concept:
Motivation for Multi-carrier Approaches
 Weakness of multi-carrier systems:
o Toleransi terhadap frekuensi offset. Hal ini ditangani dalam
desain LTE dengan memilih subcarrier dengan jarak 15 kHz,
yang memberikan toleransi yang cukup besar untuk
pergeseran Doppler
o Increased peak to average power ratio (PAPR) (PAPR dari
sinyal yang ditransmisikan membutuhkan tinggi linearitas
pada pemancar. Amplifier linear memiliki efisiensi konversi
daya rendah dan oleh karena itu tidak ideal untuk uplink
mobile
Dalam LTE ini disolusikan dengan menggunakan SC-
FDMA untuk uplink, karena memungkinkan efisiensi
daya amplifier yang lebih baik.
39
OFDM Concept: Peak to Average Power Ratio
(PAPR)
OFDM Symbol
 Dalam komunikasi OFDMA suatu informasi dibawa
oleh suatu symbol yang berisikan bit-bit informasi
 Symbol tersebut didefinisikan menurut diagram
konstelasi berdasarkan skema modulasi yang
digunakannya, bisa berupa QPSK, 16QAM, atau
64QAM.
 Penggunaan transmisi data berupa bit rate rendah
dengan pita sempit akan sangat rentan terhadap variasi
daya yang terjadi antar carrier yang disebabkan noise
 Jumlah bits per symbol dari masing-masing skema
modulasi adalah :
o QPSK = 2 bits per symbol
o 16 QAM = 4 bits per symbol
o 64 QAM = 6 bits per symbol
41
Tipe Sub-Carrier OFDM

Data Sub-carriers : untuk transmisi data dan mengurangi interferensi


• Membawa simbol BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM
Pilot Sub-carriers (ada untuk berbagai tujuan estimasi atau referensi selama transmisi)
• Untuk memudahkan estimasi kanal dan demodulasi koheren pada receiver.
Null Subcarrier : tidak digunakan sebagai transmisi (tidak memuat symbol atau data)
• Guard Sub-carriers
• DC Sub-carrier
42
OFDM Transceiver

43
OFDM & OFDMA
OFDM OFDMA
• Semua subcarrier dialokasikan untuk satu • Subcarrier dialokasikan secara fleksibel
user untuk banyak user tergantung pada kondisi
• Misal : 802.16-2004 radio.
• Misal : 802.16e-2005 dan 802.16m

44
Difference between OFDM and OFDMA

 OFDM allocates users in time  OFDMA allocates users in


domain only time and frequency domain
46
47
48
PENGENALAN RADIO 4G
CYCLIC PREFIX

49
Cyclic Prefix (CP)
 Salah satu keunggulan OFDM/OFDMA adalah tahan
terhadap ISI dan ICI akibat multipath delay untuk
meningkatkan level QoS
 Cara yang digunakan selain mengirim data secara
paralel, adalah dengan menyisipkan suatu data khusus
yang digunakan seperti Guard Periode (GP)
 Teknik ini disebut sebagai Cyclic Prefix
 Pada Guard Periode (GP) transmitter tidak mengirimkan
data apapun, tapi CP menggunakan teknik duplikasi
bagian akhir pada sebuah symbol untuk diletakkan pada
bagian awal symbol tersebut.
 Teknik ini mempermudah processing sinyal pada kondisi
multipath, yaitu saat beberapa sinyal datang pada
penerima antena dengan amplitudo dan fase yang
berbeda-beda. 50
Guard Interval (Cyclic Prefix)

• Untuk mengatasi multipath delay spread


• Contoh pada WiMAX Guard Interval (cyclic prefix) : 1/4, 1/8, 1/16 or 1/32 51
Cyclic Prefix Configuration

Normal CP dapat membawa 7 symbols, sedangkan


pada Extended CP symbols yang dibawa 6 bahkan
kadang hanya 3 symbols.

52
PENGENALAN RADIO 4G
TDD, FDD, RADIO FRAME,
SUBFRAME & SLOT

53
Frame Radio Structure
Dalam suatu transmisi radio dikenal istilah Frame
Radio Structure

• Frame Radio Structure merupakan suatu susunan


data dalam domain waktu yang memuat signalling
informasi yang dikirim Tx ke Rx melalui kanal radio
• Pada LTE suatu frame radio yang berbeda-beda
tergantung pada mode duplexing yang digunakan
• Satu Radio Frame pada OFDM terdiri dari 10 ms
dengan 10 sub frame dan 20 slot yang
menyusunnya.

54
Operasi Radio Access Mode
Akses radio 3GPP untuk UMTS dan sistem LTE dirancang
untuk beroperasi dalam dua mode operasi utama yaitu FDD
(Frequency Division Duplex) dan TDD (Time Division Duplex).
1. Frequency Division Duplex (FDD)
 Frekuensi FDD, uplink terpisah dan downlink yang
digunakan, yang memungkinkan perangkat untuk
mengirimkan dan menerima data pada saat yang sama.
 Jarak antara uplink dan downlink saluran disebut
sebagai jarak duplex.
 Saluran uplink beroperasi pada frekuensi yang lebih
rendah. Hal ini dilakukan karena frekuensi yang lebih
tinggi mengalami redaman lebih besar dari frekuensi
yang lebih rendah , oleh karena itu, memungkinkan
ponsel untuk memanfaatkan tingkat pengiriman lebih
rendah.
55
Uplink: : the transmission from the UE or user equipment to the eNodeB or
base station.
Downlink : the transmission from the eNodeB or base station to the UE or
user equipment.

Uplink and downlink transmission directions


56
II.Time Division Duplex (TDD)
 Modus TDD memungkinkan operasi full duplex
menggunakan pita frekuensi tunggal dan pembagian waktu
multiplexing uplink dan downlink sinyal.
 Salah satu keuntungan dari TDD adalah kemampuannya
untuk memberikan asimetris uplink dan downlink alokasi.
 Keuntungan lainnya termasuk alokasi dinamis, peningkatan
efisiensi spektral, dan meningkatkan penggunaan teknik
beamforming. Hal ini disebabkan memiliki uplink dan
downlink yang sama karakteristik frekuensinya.

57
TDD & FDD

• Time Division Duplex (TDD)


• Frequency Division Duplex (FDD)
• Durasi Frame : 2.5 - 20ms 58
Generic LTE Frame Structure type 1 (dan TDD)
Tf = 307200 x Ts = 10 ms

Tslot = 15360 x Ts = 0.5 ms

• Untuk struktur generik, frame radio 10 ms dibagi dalam 20 slot yang sama berukuran 0.5 ms.
• Suatu sub-frame terdiri dari 2 slot berturut-turut, sehingga satu frame radio berisi 10 sub-
frame.
• Ts menunjukkan unit waktu dasar yang sesuai dengan 30.72 MHz.
• Struktur frame tipe-1 dapat digunakan untuk transmisi FDD dan TDD. 59
LTE Frame Structure type 1 (FDD)

• 2 slots form one subframe = 1 ms


• For FDD, in each 10 ms interval, all 10 subframes are available for downlink transmission and uplink
transmissions.
• For TDD, a subframe is either located to downlink or uplink transmission.The 0 th and 5th subframe in a
radio frame is always allocated for downlink transmission. 60
Generic LTE Frame Structure type 2 (TDD)

• Struktur frame tipe-2 hanya digunakan untuk transmisi TDD.


• Slot 0 dan DwPTSdisediakan untuk transmisi DL, sedangkan slot 1 dan UpPTS disediakan
untuk transmisi UL.
61
LTE Frame Structure type 2 (TDD)
D : subframe for downlink
S : “spesial”subframe for
guard time
U : subframe for uplink

62
LTE Frame Structure type 2 (TDD)
TDD Special Subframe Configuration
One subframe, 14 symbols (1 ms)

3 10 1

9 4 1

10 3 1

11 2 1

12 1 1

3 9 2

9 3 2

10 2 2

11 1 2

DwPTS GP UpPTS
TDD Special Subframe Configuration
In the special subframe, the first one or two symbols are used for DL
control signaling. The P-SS is transmitted in the third symbol. The UpPTS
contains RACH preamble or the sounding reference signal (SRS).

P-SS SRS

Control DwPTS GP UpPTS


LTE Radio Frame - Sub Frame - Slot

• Suatu RB (resource block) terdiri dari 12 subcarrier pada


suatu durasi slot 0.5 ms.

• Satu subcarrier mempunyai BW 15 kHz, sehingga menjadi 180


kHz per RB.

66
Perbedaan TDD dan FDD :

• Pada mode TDD frame nomor 0 dan nomor 5


dipergunakan untuk operasi downlink
• Pada mode TDD frame nomor 1 dan nomor 6
dipergunakan untuk operasi sinkronisasi
• Pada mode TDD alokasi frame yang dipergunakan
dapat dirubah tergantung setting konfigurasi yang
dipergunakan

67
PENGENALAN RADIO 4G
RESOURCE ELEMENT &
RESOURCE BLOCK

68
Resource Block (RB)
Dalam sistem OFDMA-SCFDMA dikenal dengan istilah
resource block atau RB. Resource Block adalah suatu blok
transmisi pada OFDM yang disusun dari domain waktu dan
frekuensi.

Dimana satu resource block terdiri dari 12 subcarriers dengan


masing-masing subcarrier sebesar 15 kHz dan terdapat 7
OFDM symbol atau satu slot sebesar 0.5 ms. Sehingga dalam
1 resource block badwidthnya sebesar 15 kHz x 12
subcarriers = 180 kHz. Bagian terkecil resource block
adalah resource element atau RE. Dalam satu resource
block terdapat 12 subcarriers x 7 OFDM symbol = 84
resource element.

69
OFDMA time-frequency multiplexing
LTE Downlink Physical Layer Design: Physical
Resource
The physical resource can be seen as
a time-frequency grid

• LTE uses OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) as its radio technology in
downlink
• In the uplink LTE uses a pre=coded version of OFDM, SC-FDMA (Single Carrier Frequency
Division Multiple Access) to reduced power consumption
71
Time Transmision Interval (TTI)
Dalam domain waktu dikenal dengan istilah Time Transmision
Interval atau TTI,yang merupakan unit dasar pada domain
waktu saat penjadwalan transmisi data pada kanal fisik. Untuk
lebih jelasnya mengenai konsep TTI tersebut, berikut
ilustrasi Frame Structure pada LTE:

LTE Structure Frame

72
Time Transmision Interval (TTI)

• Radio frame merupakan waktu terpanjang pada sistem


frame di LTE. 1 Radio frame besarnya 10 ms atau 20 slot.
• Bagian terkecil dari frame LTE adalah 1 slot dengan waktu
0.5 ms.
• 1 subframe terdiri 2 slot dengan waktu sebesar 1 ms. Jadi 1
subframe inilah yang dijadikan TTI pada LTE.
• Dari penjelasan sebelumnya disinggung bahwa dalam
1 resource block terdiri dari 7 OFDM symbol merupakan 1
slot sebesar 0.5 ms, sehingga dalam 1 TTI yang waktunya 1
ms, dapat ditransmisikan data sebesar 2 resource block

73
Time Transmision Interval (TTI)
Berikut resume terkait resource block untuk mempermudah
pemahaman:

 Banyaknya jumlah resource block tergantung


pada bandwidth (BW) yang digunakan.
 Semakin besar BW, semakin besar pula resource block yang
tersedia. Dengan begitu, semakin besar sistem memiliki
resource block, semakin besar pula maksimal throughput
yang dihasilkan.
74
LTE – Spectrum Flexibility
 LTE physical layer supports any bandwidth from 1.4
MHz to 20 MHz in steps of 180 kHz (resource block).
 Current LTE specification supports a subset of 6
different system bandwidths.
 All UEs must support the maximum bandwidth of 20
MHz.
Case Study
LTE Signal Spectrum (20 MHz case)

• The LTE standard uses an over-sized LTE. The actual used bandwidth is controlled by the
number of used subcarriers. 15 kHz subcarrier spacing is the constant factor!
• 18 MHz out of 20 MHz is used for data, 1 MHz on each side is used as guard band.
• LTE used spectrum radio = 90%
• WiMAX used spectrum radio = 82%
76
Quiz 2 : LTE DL Peak Rate
Hitunglah maksimum Peak untuk cell eNodeB dengan
Bandwith 1.4 MHz dengan modulasi QPSK, normal/short CP

14 OFDM symbols per 1 ms subframe


QPSK = ..... bits per symbol
..... X ..... = ..... bits per 1 ms subframe

..... bits / ..... ms = ..... Kbps per subcarrier


...... X ..... kbps = ...... Mbps per Resource Block
...... Resource Block in ..... Mhz
....... X ...... Mbps = ...... Mbps per antenna
Quiz 3 (Post Test) : LTE DL Peak Rate
Hitunglah maksimum Peak Rate dari masing-masing Konfigurasi
Lte dibawah ini dengan menggunakan normal/short CP.

Modulation
Bandwidth (MHz)
QPSK 16 QAM 64 QAM
1.4 2.016
3
5
10
15
20
Quiz 4 : LTE TDD Peak Rate
Hitunglah maksimum Peak Rate UL dan DL dari masing-masing
Konfigurasi LTE TDD dibawah ini dengan menggunakan
normal/short CP.
DL / UL Ratio
1 :3
1 :1
3 :1
2 :1
7 :2
8 :1
3 :5

Bandwidth Modulation
(MHz) QPSK 16 QAM 64 QAM
1.4
3
5
10
15
20
PENGENALAN RADIO 4G
SC-FDMA

80
LTE Uplink Transmission Scheme: SC-FDMA
 Pemilihan OFDMA dianggap optimum untuk memenuhi persyaratan
LTE pada arah downlink, tetapi OFDMA memiliki properti yang
kurang menguntungkan pada arah Uplink.
 Hal tsb terutama disebabkan oleh lemahnya peak-to-average power
ratio (PAPR) dari sinyal OFDMA, yang mengakibatkan buruknya
coverage uplink.
 Oleh karena itu, skema transmisi Uplink LTE untuk mode FDD
maupun TDD didasarkan pada SC-FDMA, yang mempunyai properti
PAPR lebih baik.
 Pemrosesan sinyal SC-FDMA memiliki beberapa kesamaan dengan
pemrosesan sinyal OFDMA, sehingga parameter-parameter DL dan
UL dapat diharmonisasi.
 Untuk membangkitkan sinyal SC-FDMA, E-UTRA telah memilih
DFT-spread-OFDM (DFT-s-OFDM).

81
OFDMA and SC-FDMA
 The symbol mapping
in OFDM happens in
the frequency
domain.
 In SC-FDMA, the
symbol mapping is
done in the time
domain.
 Appropriate
subscriber mapping in
the frequency domain
allows to control the
PAPR.
 SC-FDMA enable
frequency domain
equalizer approaches
like OFDMA

82
How does a SC-FDMA signal look like?
 Similar to OFDM signal, but…
◦ …in OFDMA, each sub-carrier only carries
information related to one specific symbol,
◦ …in SC-FDMA, each sub-carrier contains information
of ALL transmitted symbols.
SC-FDMA parameterization (FDD and
TDD)
LTE FDD
•Same as in downlink

TD-LTE
•Usage of UL depends on the selected UL-DL configuration (1 to 8), each
configuration offers a different number of subframes (1ms) for uplink
transmission,
•Parameterization for those subframes, means number of SC-FDMA symbols
same as for FDD and depending on CP,

84
Improved UL Performance
SC-FDMA compared to ordinary OFDM

Single-carrier transmission in uplink enables low PAPR that gives more 4 dB


better link budget and reduced power consumption compared to OFDM

85
LTE Uplink SC-FDMA Physical Layer
Parameters

86
4G RADIO CHANNEL

87
LTE Logical Channel

Control Channels (CCH) Traffic Channels (TCH)


• BCCH Broadcast Control Channel • MTCH MBMS point-to-multipoint Traffic
• PCCH Paging Control Channel Channel
• MCCH MBMS (Multimedia Boadcast / Multicast • DTCH Dedicated Traffic Channel
Service) point-to-multipoint Control Channel RRC_CONNECTED RRC state in E-UTRA
• CCCH Common Control Channel. FACH
(Forward Access Channel) dan RACH (Random
Access Channel) yang terdapat pada sistem 3G
tidak terdapat lagi pada sistem 4G LTE.
• DCCH Dedicated Control Channel
LTE Transport Channel

Common
• RACH Random Access Channel
• UL-SCH Uplink Shared Channel
• BCH Broadcast Channel
• PCH Paging Channel
• MCH Multicast Channel
• DL-SCH Downlink Shared Channel
LTE Physical Channel
LTE Physical Channel (cont.)
Physical Channels

• PRACH Physical Random Access Channel


• PUCCH Physical Uplink Control Channel. PUCCH membawa CQI, MIMO
feedback, ACK/NACK dan permintaan scheduling.
• PUSCH Physical Uplink Shared Channel. Membawa data UL. Menggunakan AMC
dari QPSK,16 QAM sampai 64 QAM.
• PBCH Physical Broadcast Channel. PBCH menggunakan modulasi QPSK dan
selalu menggunakan 72 subcarrier (sharing dengan physical channel yang lain)
didalam DC carrier. Hanya membawa Master Information Block (MIB).
• PDCCH Physical Downlink Control Channel. PBCH membawa format transport,
alokasi resource, informasi HARQuntuk PCH, UL-SCH dan DL-SCH. Termasuk
informasi power control untuk UL.
• PCFICH Physical Control Format Indicator Channel.
• PHICH Physical HARQ Acknowledgement Indicator Channel.
• PDSCH Physical Downlink Shared Channel. Membawa data DL.Menggunakan
AMC dari QPSK,16 QAM sampai 64 QAM.
• PMCH Physical Multicast Channel. Membawa DL multicast data didalam transmisi
multiple cell.
LTE Physical Channel (cont.)

Physical Signals

 Primary and Secondary Synchronization Signal (Primary SCH dan


Secondary SCH) Synchronization signal mengidentifikasikan 168 cell grup ID
dengan 3 anggota masing-masing grup.
 Downlink Reference Signal (DL RS) dilokasikan pada subcarrier-subcarrier
tertentu pada symbol OFDM.
 Uplink Reference Signal (UL RS) atau UL Pilot Symbol Uplink reference
signal dialokasikan pada blok yang keempat simbol SC-FDMA pada slot UL
PUSCH. PUCCH dapat memiliki 2 atau 3 reference signal. Reference signal adalah
kepanjangan dari sequence Zadoff-Chu.
 Random Access Preamble Random Access Preamble adalah bagian dari
PRACH dan digenerate dari sequence Zadoff-Chu.
 Sounding Signal Sounding Signal ditransmisikan di bagian akhir simbol PUSCH.
Direquest oleh eNB untuk mengakses radio channel quality dari UE.
LTE Radio Channel Mapping

You might also like