You are on page 1of 13

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN PENGALAMAN


PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN BANTUAN HIDUP DASAR
DI RUANG IRD RSUD SYEKH YUSUF GOWA

OLEH:
JORDAN PURNOMO
NIM: S2014039

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA JAYA
MAKASSAR
2018
Pertolongan yang tepat dalam
menangani kasus kegawatdaruratan
adalah Basic Life Support atau
yang dikenal dengan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) yang merupakan
dasar guna menyelamatkan nyawa
ketika terjadi henti jantung (AHA,
2015)
Prevalensi Kejadian
oWorld Health Organitation (WHO) mencatat pada
tahun 2016, ada sebanyak 17,9 juta kematian (80%)
di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler
o Di Eropa henti jantung merupakan salah satu penyebab
kematian dengan angka kejadian sekitar 700.000 kasus
setiap tahunnya
o Di Amerika Serikat, sekitar 330.000 orang yang menjadi
korban meninggal secara mendadak karena henti jantung
o Di Indonesia diperkirakan sekitar 10.000 warga per tahun
yang berarti 30 orang per hari mengalami henti jantung
o Di Sulawesi selatan, prevalensi jantung koroner 2,9%,
gagal jantung 0,5% (Dinkes Sulsel, 2014). Selain itu, pada
tahun 2016 di Indonesia tercatat 661 kejadian bencana
yang menimbulkan krisis kesehatan. Di Sulawesi selatan
terjadi sebanyak 29 kejadian bencana (Ditjen P2P,
Kemenkes RI, 2017).
Alasan Memilih Judul
Berdasarkan pengalaman peneliti selama
melakukan praktek observasi lapangan pada
bulan Febuari 2018 di ruang Intensif Rawat
Darurat (IRD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Syekh Yusuf Gowa, peneliti
mengamati pelaksanaan BHD yang diberikan
perawat kepada klien yang membutuhkan
masih rendah sehingga menyebabkan klien
tidak tertolong. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu perawat jaga
di ruang IRD mengatakan bahwa hal itu
dikarenakan oleh masih kurangnya
pengalaman perawat dalam memberikan
bantuan hidup dasar.
Data Awal
Jumlah kunjungan klien masuk ke IRD dari tiga tahun
terakhir sebanyak 20.538 orang pada tahun 2015,
sebanyak 22.838 orang pada tahun 2016 dan
sebanyak 22. 452 orang pada tahun 2017 (Rekam
Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa, 2018).
 Jumlah klien yang meninggal di ruang IRD pada tiga
tahun terakhir sebanyak 266 orang pada tahun
2016, sebanyak 244 orang pada tahun 2017
sedangkan pada tahun 2018 (Januari-April)
sebanyak 78 orang
 Jumlah tenaga perawat di ruang IRD sebanyak 31
orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 17
orang perempuan. Jenjang pendidikan perawat di
IRD meliputi Diploma III keperawatan sebanyak 9
orang sedangakan profesi ners sebanyak 22 orang.
RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah “apakah ada hubungan
antara pelatihan dan pengalaman
perawat dengan pelaksanaan
Bantuan Hidup Dasar di ruang IRD
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Syekh Yusuf Gowa?”
KERANGKA TEORI
PELATIHAN PENGALAMAN:
1. Lama waktu atau masa kerja
2. Tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki
3. Pengusaan terhadap pekerjaan
Faktor faktor yang dan peralatan
mempengaruhi pelatihan: 4. Jenis pekerjaan
1. Dukungan manajemen
puncak
2. Komitmen para spesialis
dan generalis dalam PERAWAT
pengolahan Sumber Daya
Manusia (SDM)
3. Perkembangan teknologi PELAKSANAAN BHD:
4. Kompleksitas organisasi 1) Defenisi BHD
5. Gaya belajar 2) Tujuan BHD
6. Kinerja fungsi-fungsi 3) Indikasi BHD
manajemen SDM lainnya. 4) Langkah-langkah BHD
KERANGKA KONSEP

PELATIHAN
BANTUAN
HIDUP DASAR
PENGALAMAN

Keterangan ::
: VARIABEL INDEPENDEN

: VARIABEL DEPENDEN

: PENGHUBUNG ANTARVARIABEL
HIPOTESIS PENELITIAN

H0:
1. Tidak ada hubungan antara pelatihan perawat dengan
pelaksanaan bantuan hidup dasar di ruangan IRD
RSUD. Syekh Yusuf Gowa.
2. Tidak ada hubungan antara pengalaman perawat
dengan pelaksanaan bantuan hidup dasar di ruangan
IRD RSUD. Syekh Yusuf Gowa.
Ha:
1. Adanya hubungan antara pelatihan dengan
pelaksanaan bantuan hidup dasar di ruangan IRD
RSUD. Syekh Yusuf Gowa.
2. Adanya hubungan antara pengalaman perawat
dengan pelaksanaan bantuan hidup dasar di ruangan
IRD RSUD. Syekh Yusuf Gowa.
METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN : DESKRIPTIF-ANALITIK


dengan pendekatan “CROSS SECTIONAL”

POPULASI = 31 ORANG
SAMPEL = 31 ORANG
SAMPLING = TOTAL SAMPLING
DEFINISI OPERASIONAL
N VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL ALAT SKALA HASIL UKUR
o. UKUR UKUR
INDEPENDEN
Kuesioner Ordinal
1. PELATIHAN Yang dimaksud dengan Baik:
(LIKERT)
pelatihan pada penelitian ini Apabila responden menjawab
adalah kuisioner dengan skor nilai ≥ 30
sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian Kurang:
tentang pelaksanaan Bantuan Apabila responden menjawab
Hidup Dasar serta sikap agar kuisioner dengan skor nilai ˂ 30
seorang perawat semakin
terampil mampu
melaksanakan tanggung
jawab dengan semakin baik,
sesuai standar.
2. PENGALAMAN Pengalaman dapat diartikan Kuesioner Ordinal Baik:
sebagai sekumpulan (LIKERT) Apabila responden menjawab
kemampuan terkait sesuatu kuisioner dengan skor nilai ≥ 30
yang didapat dari aktivitas,
Kurang:
Apabila responden menjawab
kuisioner dengan skor nilai
˂ 30
Lanjutan…
N VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL ALAT SKALA HASIL UKUR
o. UKUR UKUR
DEPENDEN

o BANTUAN Yang dimaksud dengan Baik:


Kuesioner Ordinal
HIDUP DASAR Apabila responden menjawab
Bantuan Hidup Dasar (GUTTMAN)
kuisioner dengan skor nilai ≥ 15
pada penelitian ini
adalah tindakan dini Kurang:
yang dilakukan pada Apabila responden menjawab
kuisioner dengan skor nilai ˂ 15
seseorang dengan
keadaan gawat
darurat, apabila tidak
dilakukan BHD dengan
segera dapat
menyebabkan
kematian biologis.

You might also like