You are on page 1of 30

Invaginasi

Pembimbing :
dr.Leecarlo Millano LG, SpBA
Identitas Pasien

 Nama : An. MNF


 Tanggal Lahir : 4 maret 2018 ( 4 bulan )
 Jenis Kelamin : Laki - laki

 Nama Ayah : Tn. D


 Umur : 38 tahun
 Pekerjaan : Karyawan

 Nama Ibu : Ny. DR


 Umur : 33 tahun
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan antropometri

BB: 7 kg
PB : 61cm
Anamnesis

 Keluhan Utama
 Tidak bisa BAB
 Keluhan tambahan
 -
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Alloanamnesis kepada ibu tanggal 22 / 6 / 2018
 Pasien datang dari RSIA Budi kemuliaan, pasien datang sendiri
tanpa konfirmasi, dengan suspect volvulusu / invaginasi. Pasien di
urut perut 1 hari SMRS. Pasien BAB terakhir tanggal 21 malam. BAB
pasien sedikit kehitamam. BAB cair disangkal oleh ibu pasien. Ibu
pasien mengeluhkan pasien muntah. Muntah kurang lebih 3x
perhari. Pasien terlihat lemas dan sering menangis tidak seperti
biasanya. Demam disangkal oleh ibu pasien.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 -

 Riwayat Imunisasi
 Ibu pasien mengatakan pasien telah mengikuti imunisasi dasar lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : tampak sakit berat,


 Kesadaran : apatis
 Tanda-tanda vital
 HR : 120 - 130 x / menit
 RR : 50 x / menit
 Suhu : 36,7 o C
PEMERIKSAAN SISTEMATIS

 Kepala
 Bentuk dan ukuran : Normocephali, simetris, tidak tampak kelainan
 Rambut & kulit kepala: warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
 Mata : bentuk normal, simetris, mata cekung (-), konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-) , reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya
tidak langsung (+/+)
 Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-)
 Hidung : bentuk normal, sekret (-), napas cuping hidung (-)
 Mulut : mukosa kering, tampak bibir pecah pecah.
 Lidah : Normal, tidak ada kelainan
 Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
 Faring : Normal, tidak hiperemis
 Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran tiroid, tidak ada massa
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
 Thoraks
 Dinding thorax
 Bentuk : Normal, simetris, retraksi sela iga (-)
 Pembuluh darah : Tidak terlihat
 Paru
 Inspeksi : Jenis pernapasan thorako-abdominal, bentuk dada normal,
simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi iga (-).
 Palpasi : simetris, nyeri tekan (-)
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : tidak dilakukan
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur dan gallop tidak ada
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
 Abdomen
 Inspeksi : Perut membesar
 Auskultasi : bising usus menurun.
 Palpasi : distensi, turgor sulit dinilai , lingkar perut : 40cm
 Perkusi : timpani di seluruh lapang perut, nyeri ketuk CVA negatif
 Anus dan Rektum: tidak dilakukan
 Genitalia : tidak dilakukan
 Ekstremitas
 Ekstremitas superior : akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2
sec
 Ekstremitas Inferior : akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2
sec
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah rutin
 Hb : 12,4
 Ht : 38,4
 Eri : 4,98
 Leko : 8645
 Trom : 475.800
 Kimia Klinik
 Na / K / Cl : 137 / 5.3 / 97
 GDS : 107
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
 Telah diperiksa seorang anak berusia 3 bulan. Pasien datang dari
RSIA Budi kemuliaan, pasien datang sendiri tanpa konfirmasi,
dengan suspect volvulus / invaginasi. Pasien di urut perut 1 hari
SMRS. Pasien BAB terakhir tanggal 21 malam. BAB pasien sedikit
kehitamam. Ibu pasien mengeluhkan pasien muntah. Muntah
kurang lebih 3x perhari. Pasien terlihat lemas dan sering menangis
tidak seperti biasanya. Pada pemeriksaan abdomen terlihat perut
membesar, bising usus menurun dan terjadi distensi pada perut
pasien. Dari usg terlihat ada dilatasi usus – usus sampai ke distal di
proyeksi rectosigmoid.
DIANOSIS

 Invaginasi
PENATALAKSANAAN
 Non-medikamentosa
 Rawat Picu
 NGT
 Foto abdomen 3 posisi
 Medikamentosa
 Kaen 3B 700cc / 24 jam
 Cefotaxime 3 x 300 mg iv
 Metronidazole 3 x 50 mg iv
 Ranitidine 3 x 5 mg iv
PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad malam
 Ad functionam : dubia ad malam
 Ad sanationam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Invaginasi
 suatu keadaan gawat darurat akut dibidang ilmu
bedah dimana suatu segmen usus masuk kedalam
lumen usus bagian distalnya sehingga dapat
menimbulkan gejala obstruksi dan pada fase lanjut
apabila tidak segera dilakukan reposisi dapat
menyebabkan strangulasi usus yang berujung pada
perforasi dan peritonitis
Epidemiologi

 Insiden 70% terjadi pada usia < 1 tahun tersering usia


6-7 bulan
 Anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak
perempuan
Etiologi

 infantile idiopathic intussusception


 Peradangan virus
 Tumor
 Anti Spasmolitik
 Pijat perut
Patofisiologi
Diagnosis

Trias invaginasi pada anak:


 Nyeri perut kolik, anak mendadak kesakitan
episodik, menangis dan mengangkat kaki (Craping
pain)
 Muntah warna hijau
 Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa)
atau darah (lapisan dalam)  currant jelly stool
Pemeriksaan fisik

Abdomen:
Sausage shape, massa dengan lekukan mengikuti
garis usus colon ascendens sampai sigmoid-rektum
Sekum teraba kosong  dance’s sign
Perkusi  suatu rongga kosong
Auskultasi  BU saat serangan kolik, normal di luar
serangan
RT  tonus sfingter ani melemah, teraba massa
seperti portio/pseudo portio, bila jari di tarik akan
keluar darah bercampur lendir (Currant jelly stool’s)
Pemeriksaan penunjang

Foto polos abdomen 3


posisi  tanda obstruksi
yaitu “air-fluid levels” dan
distribusi udara dalam usus
tidak rata
Obstruksi usus bagian distal
Barium enema
Diagnostik: gambaran
“cupping” dan “coilspring”
Terapi: tekanan hidrostatik untuk mendorong usus
yang masuk ke arah proksimal
 berhasil bila rectal tube ditarik dari anus, barium
keluar + massa feses dan udara (menyemprot)
sedangkan pada fluoroskopi tampak reflux barium ke
dalam ileum terminal dan massa tumor hilang
USG
gambaran seperti ginjal (pseudo kidney
appearance) atau seperti kue donat (doughnut’s
sign)
Penatalaksanaan

 Perbaikan keadaan umum dikerjakan sebelum


melakukan tindakan pembedahan
 NGT  dekompresi dan mencegah aspirasi
 Rehidrasi cairan elektrolit, atasi asidosis bila ada
 Antibiotika profilaksis dan analgetika bila diperlukan
Operative

 Indikasi:
Peritonitis
Obstruksi usus komplit
Reduksi hidrostatik yang gagal
 Reposisi manual=milking
 Reseksi usus bila terjadi perforasi/gangren pada
invaginat  anastomosis bila memungkinkan, bila
tidak dilakukan “eksteriorisasi” atau ileostomy
Prognosis

 Angka kekambuhan: 5% bila dilakukan reduksi


hidrostatik dan 2% bila dilakukan pembedahan

You might also like